Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 35

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terlihat Vigo , Kazuhiro dan Nelve tengah mati-matian berlari menembus kegelapan . Suara gemerisik dari belakang ditambah suara pohon yang tiba-tiba terjatuh pun semakin menambah ketegangan mereka .

" Masih jauhkah ? " Tanya Nelve sambil melompati batang pohon yang baru saja jatuh di hadapannya .

" Harusnya sudah tak lama lagi " Seru Vigo sambil menendang batang pohon yang baru saja dilewati Nelve ke arah belakang , lalu menarik lengan Nelve dan Kazuhiro untuk mempercepat langkah mereka .

" Tangan gue uda gatel pengen ngehajar mereka " Gumam Kazuhiro sambil meremas tangannya .

" Gue juga uda lama ga liat lo tanding Hiro , biasanya lo mah stand by di laptop mulu sih " Ujar Vigo .

" Lihat saja nanti " Ujar Kazuhiro sambil tersenyum misterius .

" Hei lihat ! Apa itu pohon yang kau maksud Hiro ? " Seru Nelve sambil menunjuk ke arah depan .

Mendengar hal itu , mereka berdua pun refleks menoleh ke sana . Tampak ada seberkas cahaya terang yang mencoba menembus hutan gelap yang kini tengah mereka tempati sekarang . Melihat itu , mata Kazuhiro pun menjadi berbinar-binar .

" Ya tak salah lagi ! Ayo cepat ! " Serunya sambil menarik lengan Vigo dan Nelve . Tampak dia sangat antusias , mungkin sudah tak sabar untuk memukuli musuh ?
Terdengar Vigo beberapa kali mengaduh kesakitan karena kakinya beberapa kali membentur akar-akar pohon . Dia sempat protes kepada Kazuhiro , tetapi sepertinya hal itu percuma , karena dia tengah fokus ke arah depan .

" Hiro , awas depan ! " Seru Vigo panik ,
Terlihat ada sebuah batang pohon tua yang cukup besar turun . Dilihat dari ukurannya , sepertinya tidak mungkin untuk menendangnya seperti batang pohon yang baru saja dia tendang tadi .
Melihat itu , Nelve pun langsung mengarahkan tangan kirinya ke atas dan memunculkan sebuah pelindung . Batang pohon itu tampak mengenai pelindung Nelve dnegan cukup kuat , sehingga menimbulkan retakan kecil .

" Nelve , gue ga yakin tentang hal ini " Ujar Vigo panik . Nelve tersenyum mendengarnya

" Lihat dulu baru komentar " Sahut Nelve sambil tersenyum . Tampak dia mengayunkan tangannya dan mengakibatkan pelindung itu menghilang , dan melontarkan batang pohon itu jauh ke tempat lain .

" Keren ! Darimana lu mempelajarinya Nelve ? " Puji Vigo . Nelve tertawa

" Baru-baru ini sih , udahlah , ayo cepat ! Musuh-musuh itu sudah semakin mendekat ! " Ujar Nelve . Kazuhiro pun kembali menarik lengan mereka berdua dan kembali berlari gila-gilaan , hingga akhirnya mereka bertiga melompat menuju ke arah cahaya itu .

" Akhirnya kita ngelihat cahaya juga " Ujar Vigo sambil menghela nafas lega

" Jangan senang dulu , lihat itu " Sahut Nelve sambil menunjuk ke arah hutan .
Tampak ada segerombol kelelawar yang muncul dalam jumlah yang sangat banyak .
Melihat jumlah kelelawar yang sangat tak masuk akal itu , nyali siapapun pasti akan langsung menciut .

" Jadi daritadi kita kejar-kejaran sama kelelawar dengan jumlah sebanyak itu ? " Seru Vigo shock .

" Lalu bagaimana ini ? Tenaga ku masih belum pulih sepenuhnya " Sergah Nelve tak kalah panik .

" Tenanglah , mereka tak akan bisa mengikuti kita sampai ke sini " Ujar Kazuhiro tenang .

" Apa maksudmu ? " Tanya Vigo tak mengerti . Kazuhiro hanya menunjuk ke arah gerombolan kelelawar itu berada . Ketika mereka hampir menembus cahaya itu , tampak tubuh mereka langsung hancur menjadi debu . Melihat temannya menjadi debu , kelelawar yang lainnya pun segera berbalik arah dan kembali ke dalam gelapnya hutan itu .

Melihat hal itu , Nelve dan Vigo pun kembali menghela nafas lega , dan langsung terduduk lemas .

" Berarti sekarang kita bisa lega " Ujar Vigo sambil tiduran di bawah pohon itu .

Sejenak , mereka pun bersantai disana . Nelve pun memandang ke sekeliling . Tampak suasana disini sangat berbeda dengan hutan yang tadi mereka lewati .
Hawanya sangat sejuk , dan penuh dengan cahaya . Ada beberapa burung berkicau dan mengelilingi pohon itu .
Agak aneh memang , karena kalau di tepi pohon itu suasananya sangat kelam dan suram , disini justru sebaliknya . Sangat terang dan hangat , membuat siapapun pasti akan betah berada di sana .

" Disini kayanya nyaman banget ya " Ujar Vigo sambil memainkan burung-burung yang kini mulai memutarinya .

" Tentu saja , karena inilah satu-satunya tempat yang tak bisa dimasukin oleh para warga desa petir " Ujar Kazuhiro . Vigo dan Nelve pun menoleh dengan penuh rasa heran , karena tak mengerti oleh ucapannya .

" Maksud lo ? " Tanya Vigo tak mengerti

" Mending gue lanjutin nanti , karena sebentar lagi bakalan ada tamu " Ujar Kazuhiro sambil beranjak dari tempat duduknya .

Tak lama kemudian , terdengar suara ledakan yang cukup hebat , dan suara teriakan . Mendengar itu , mereka pun refleks menoleh ke arah sumber suara .
Terlihat , Coco dan Luwhiie terlempar dari arah hutan , sementara Reihn dan Chansey sempat berpegangan sehingga mereka tak terlempar cukup jauh seperti yang dialami oleh Coco dan Luwhiie .
Coco pun dengan sukses menabrak Vigo , sementara Luwhiie mendarat di pelindung yang dibuat oleh Nelve .

" Ledakan yang hebat Co ! " Seru Kazuhiro sambil memberikan jempolnya . Coco meringis .

" Lu ini sebenarnya muji gue ato apaan ? " Ujarnya . Kazuhiro hanya tertawa .

" Sebelum kita berdebat , lebih baik lo liat siapa yg lagi lo timpa Co " Ujar Kazuhiro sambil menunjuk ke bawah . Coco pun menoleh . Dia pun langsung melompat berdiri dan membatu Vigo untuk berdiri

" Sori banget vig ! Gue ga ngeliat lo tadi " Ujar Coco . Vigo hanya terdiam sambil memegangi kepalanya . Sepertinya dia masih lelah setelah berlari-lari menembus semak-semak tadi .

" Coba gue ga pusing co , udah gue lumat lo daritadi " Dumel Vigo kesal . sementara Coco hanya meringis .

" Mana yang lain ? " Tanya Reihn setelah duduk di samping Nelve bersama Chansey .

" Entahla h , mungkin sedang dalam perjalanan " Jawab Nelve sambil membantu Luwhiie bangun .

" Semoga saja mereka selamat " gumam Chansey penuh harap
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 34

Posted in
" Dimana jalan keluarnya ? "

" Tetap terus saja , susuri jalan ini sampai menemui sebuah pohon cemara besar ! "

" Kau yakin ini jalannya ? "

" Tentu saja , karena gue sudah mengeceknya melalui satelit ! "

Di tengah rimbunnya semak-semak , tampak Nelve , Kazuhiro , dan Vigo berlarian dengan tergesa-gesa . Mereka seakan-akan tengah diburu oleh sesuatu , karena di belakang mereka terdengar suara gemerisik yang cepat mengejar mereka .
Tetapi karena hutan itu terlalu gelap , mereka tak bisa memastikan siapakah yang mengejar mereka saat itu , dan hanya bisa berlari menghindarinya sampai menemukan cahaya untuk memastikan musuh yang tengah mengejar mereka sekarang .

" Bagaimana dengan yang lainnya ? Aku tak melihat Iza dan siapapun disini ! " Tanya Nelve sambil berlari

" Entahlah , tetapi semoga mereka selamat " Jawab Vigo penuh harap .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lho ? Mengapa tiba-tiba ceritanya bisa seperti ini ?
Begini cerita awalnya

Ketika Phil , Neo dan Luwhiie berada di depan , tiba-tiba saja dari arah semak-semak itu terlihat ada sebuah bola besar yang meluncur . Ketika Nelve berada di depan dan menangkisnya , justru membuat bol itu meledak dan menimbulkan kepulan asap hitam pekat , yang membuat mereka semua berpencar seperti saat ini .
Untunglah sebelum mereka terpisah , Kazuhiro sempat mengatakan agar untuk bertemu lagi di sebuah pohon Cemara tua di pinggir hutan .

Tak jauh dari tempat Nelve dkk berada , terdengar suara ledakan .
Rupanya , ledakan itu berasal dari bom buatan Coco .
Sambil menutupi matanya dari kepulan asap , dia menggandeng erat lengan Chansey yang berada di sampingnya .

" Sudahlah co , lebih baik kita pergi menuju pohon Cemara itu ! " Ajak Luwhiie sambil menariknya pergi.

Dibelakang Coco, Chansey, Reihn dan Luwhiie , tampak ada segerombol besar kelelawar tengah mengejar mereka . Sesekali , Luwhiie tampak melemparkan bomnya kebelakang karena merasakan kalau kelelawar itu hampir mengejarnya , mengakibatkan ada jarak antara dia dengan Coco juga Chansey ,sehingga sulit untuk mereka agar bisa tetap bersama .

" Gue bakalan berhenti , kalo lo juga berhenti ngelempar bom elo ke belakang ! " Seru Coco sambil menarik Chansey untuk menghindari lemparan bom Luwhiie yang langsung mengenai telak seekor kelelawar yang hampir menggigitnya .

" Oke oke , gue bakalan berhenti , tapi yang pasti , ayo cepat kita keluar dari hutan ini ! " Seru Luwhiie lagi sambil melemparkan bomnya kedepan untuk menghilangkan sebuah batang pohon tua yang baru saja rubuh dan menghalangi jalan mereka .

" Bisa berhenti bertengkar ? Situasi lagi gawat tau ! " Seru Reihn kesal

" Suasana disini mengerikan , aku tak tahan lama-lama disini " Gumam Chansey ketakutan .

" Lalu bagaimana kau bisa disini bersama MyChan ? " Tanya Coco heran .

" Ceritanya nanti saja " Jawab Chansey pendek .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang beberapa kilometer dari sana , terasa ada aura dingin menusuk disana , walau auranya tak seperti aura hutan ini .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebongkah es meluncur dan melenyapkan kelelawar-kelelawar yang tengah berterbangan di sekitar sana , walau tak mengenai semuanya , karena masih ada banyak sekali kelelawar yang menghalangi mereka semua.

" Gen , kau terlalu banyak memakai tenaga , tenanglah sedikit " Ujar Netha . Gen mebgusap keringatnya

" Mau bagaimana lagi ? Kalau tidak begini , maka kita tidak akan bisa melintas " Jawabnya

" Menyingkir ! "

Dari arah belakang , tampak ada bayangan besar yang akan menimpa Gen dan Netha . Mereka pun dengan sigap menghindar , dan terdengar suara batang pohon terjatuh yang juga mengenai segerombol besar kelelawar itu .

" Tak perlu pakai tenaga juga bisa kan ? " Ujar Kazuhiko sambil tersenyum . Di sampingnya terlihat ada Celesta dan juga Philo . Rupanya mereka sengaja menumbangkan pohon itu untuk mengurangi sebagian besar kelelawar-kelelawar itu .

" kalau begitu , ayo kita lanjutkan perjalanan ! " Seru Mariposa sambil menarik Iza untuk berlari .

" Apakah pohon Cemara itu masih jauh ? " tanya Phil sambil berlari .

" Harusnya sih tidak begitu jauh lagi , lebih baik kita ikuti saja jalan ini " Jawab Kazuhiko .

" Memangnya ada apa dengan pohon itu ? " Tanya Netha heran .

" Hiro bilang , disana ada sesuatu yang penting ," Jawab Kazuhiko sambil meluncurkan serangan angin untuk menghancurkan batang pohon tua yang tiba-tiba hendak mengenainya .

" Terserahlah , yang penting aku sudah muak dengan hutan ini ! " Seru Celesta
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya dibatasi dengan sebuah tebing kecil , tak jauh dari sana terdengar suara petir yang menyambar .
Rupanya itu ulah Neo untuk mengurangi jumlah kelelawar dihadapannya .

" Lama-lama gue bisa alergi sama kelelawar kalo kaya gini terus " Gumam Nao sambil meluncurkan serangan angin untuk melenyapkan kelelawar yang hendak menyerangnya .

" Entahlah , aku malah berpikir untuk merebus kelelawar-kelelawar ini di markas ketika kita pulang nanti" Ujar Aitor sambil memandangi setumpuk kelelawar yang terkena jaringnya .

" Baiklah tor , ucapan lo itu berhasil bikin gue merinding " Ujar Celeste sambil membanting kelelawar-kelelawar itu . Aitor tertawa mendengarnya ..

" Lupakan kelelawar itu , kita harus tetap maju ke depan ! " Seru Satria setelah dia melemparkan sebuah bola api ke setumpuk pohon-pohon tua yang menghalangi mereka , dan memang membuat pohon-pohon itu berlubang sehingga membuat jalan , tetapi pohon itu juga terbakar .
Untunglah efek dari hujan buatan Neo masih ada , sehingga api itu dapat dipadamkan dengan cepat . sehingga mereka bisa langsung melewatinya .

" Baru kali ini gue mengalami peristiwa kucing-kucingan seperti ini " Gumam Neo sambil meluncurkan serangan angin kepada sebuah kelelawar yang tiba-tiba datang dari arah depan .

" Mau bagaimana lagi , kita semua diburu waktu ! " Seru Juki sambil menendang jauh sebatang pohon tua yang tiba-tiba tumbang dan nyaris mengenai Satria .

" Memangnya kapan senjata itu akan diaktifkan ? " Tanya Nao penasaran . Juki mengangkat bahunya

" Entahlah , tapi semakin cepat kita menghancurkannya , maka semakin aman kan ? " Jawabnya .

" Juk ! Awas ! " Seru Satria sambil menarik Juki ke belakang . Karena terlalu tiba-tiba , Juki pun terjatuh ke belakang dan mengenai Satria .
Ketika mereka terjatuh , mereka hampir mengenai segerombol kelelawar yang tengah mengejar mereka , tetapi sebelum itu terjadi , Celeste sudah terlebih dahulu menebas nya dengan menggunakan bonekanya .

" Kalian tidak apa-apa ? " Tanya Celeste . Satria mengangguk , sementara Juki hanya memegangi kepalanya .

" Apa-apaan sih Sat ! " Seru Juki kesal karena ditarik kasar secara tiba-tiba

" Mending lo liat sendiri " Ujar Satria sambil menunjuk ke arah depan .
Terlihar ada sebuah jurang yang cukup lebar disana , dan memisahkan daratan tempat mereka berada sekarang dengan daratan di depannya .

Melihat hal itu , Neo hanya bisa melotot , Nao menghela nafas , Aitor menggaruk kepalanya , sementara Celeste hanya bisa terdiam .

" Apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Neo panik .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar Nick beserta spesialisasinya :D

Posted in

Mau cek ulang aja  karena sebentar lagi mau Final Battle , biar waktu pertempuran skillnya g ada yang salah nulis #8#

Nelve : skill pelindung : panah : 
Izayoi : skill penyembuh : inori : rebirth
Reihn : skill penyerap serangan : kawarimi no jutsu

Philoshoper : Skill assasinate 

Generiodan : Crystal Blade

Aitor : 

Luwhiie : Bomb : Doroku Gaeshi

Coco : Detonating Clay

Vigo : Mudwall

Celeste dan Celesta : Puppet

Kazuhiro dan Kazuhiko :

Netha : Dai Kyodo

Mariposa : Windstorm Array

Naotoo : Dead Demon Consuming Seal : Mist Hide

Neoairrr : Thunderfall

Satria.Net : Fire Release : Fireball : Balsam : Sunset 

Juki : Lotus Skill :

Bima : Skill teleportasi : 

Chansey : Shikon No Jutsu

MyChan : Giant Waterfall

Bagi yang belum keisi , silakan koment di grup, makasih :)

Chapter 33

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Pagi hari )

" Buruan abisin makanannya ! "

" Ya ampun , cuma tinggal minum air doang ! "

" G ada waktu , durasi durasi ! "

" Gimana gue bisa bertarung dengan baik kalo perut lagi kosong ! "

" Siapa suruh lo bangunnya telat Vig ! "

Pagi itu , entah karena terlalu tegang atau terlalu bersemangat , mereka tampak terburu-buru menghabiskan makanannya masing-masing .

Yah , kecuali Satria , Juki , Netha ,Celeste, Coco, Reihn , Iza dan juga Nelve . Mereka tampak sangat santai melahap sarapannya masing-masing , sembar melihat teman-temannya yang sibuk sendiri .

" Sat ! Kok lo bisa tenang gitu sih ! " Seru Phil heran .

" Kalo sekarang aja tegang , gimana nanti mau di sananya ? Bisa-bisa makin hilang nyali gue " Jawab Satria tenang .

" Elu juga co ! Perasaan kemarin lu yang paling brutal , kenapa giliran makan malah kalem ? " Tanya Neo membuat Coco terbatuk-batuk .

" Dia mah kalo urusan makan nomor satu " Ledek Gen sambil menyikut Coco .

" Eh sial , kalo urusan makan tuh ga boleh terburu-buru ! Nanti yang ada energinya ga masuk ! " Sergah Coco kesal sambil meminum airnya .

" Inget Chansey co " Bisik Nao , membuat Coco menyemburkan minumannya ke arah Luwhiie .

" ANJRIT ! PAGI-PAGI UDAH APES GUE ! " Seru Luwhiie kesal , diikuti gelak tawa semuanya .

" Gue bingung " Ujar Netha sambil melahap makanannya .

" Bingung kenapa Neth ? " Tanya Reihn .

" Ini mau Final Battle kan ? Kenapa situasinya malah santai begini ? " Jawab Netha . Satria tertawa

" Justru ini yang menarik . Kalau dari awal malah diam-diaman justru ga seru " Ujar Satria sambil menyenggol Juki yang hendak meminum airnya hingga membuatnya sedikit tumpah ke bajunya .

" SATRIA !! " Seru Juki kesal . Satria hanya tertawa melihatnya .

" Habisnya lo daritadi diam mulu . G usah terlalu tegang kenapa , kaya baru pertama kali bertarung aja " Ujar Satria sambil menepuk bahunya .

Juki tetap terdiam , lalu melanjutkan meminum airnya . Melihat itu , Satria menjadi curiga .

" Jangan bilang lo lagi rencana yang aneh-aneh " Tebak Satria , membuat Juki menyemburkan airnya ke arah Luwhiie , tetapi ditepis olehnya dengan menggunakan piringnya .

" Refleks yang bagus ! " Ujar Celeste sambil menepuk bahunya . Luwhiie mendengus

" Sepertinya begitu sat " Ujar Juki sambil terkekeh , membuat temannya menjadi semakin curiga .
Tapi belum sempat dia bertanya lagi , Netha sudah memotong omongannya

" Sudahlah , mengobrolnya nanti saja , cepat dihabiskan makanannya ! " Seru Netha kesal .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( setengah jam kemudian )

" Sudah mengerti perannya masing-masing kan ? " Tanya Satria , diikuti anggukan teman-temannya

" Buat yang belum mengerti , nanti gue ulangi kalo kita uda sampai di sana . By the way , gerbangnya lo pindah kemana Juk ? " Tanya Satria . Juki tersenyum misterius

" Kau akan mengetahuinya nanti " Ujar Juki sambil berjalan memimpin bersama Neo . Netha dan Reihn hanya berpandangan , sementara Nelve dan Iza hanya bisa saling mengangkat kedua bahunya , lalu mengikuti Juki.

Setelah menyusuri jalan yang dipenuhi pepohonan seperti yang dilewati oleh Nelve saat pertama kali sampai disana , mereka menemukan pintu gerbang yang cukup besar disana . Juki pun berhenti disana

" Siapa yang mau membuka ? " Tawarnya , membuat situasi menjadi hening .

" Biar aku saja " Ujar Celeste sambil berjalan ke arah depan .
Dia pun lalu memegang engsel pintu tersebut , dan membukanya perlahan .
Aura yang menusuk pun langsung keluar darisana .

" Ya ampun ,memang ni gerbang lo taruh dimana sih Juk ? " tanya Nao terheran merasakan suasana yang begitu mencekam itu . Juki hanya terdiam .

Tak lama kemudian , pintu itu pun terbuka lebar . Tampak kabut-kabut tebal langsung muncul disana , mengakibatkan mereka tak bisa melihat keluar . Aura dingin yang cukup menusuk , membuat sebagian besar dari mereka menjadi menggigil kedinginan.

" Firasat gak enak nih " Kata Vigo sambil mencoba melihat ke depan . Situasi pun kembali menjadi ribut.

" Siapa yang mau keluar duluan ? " Tawar Neo membuat situasi menjadi kembali tenang .

" Aku saja " Ucap Netha sambil berjalan kedepan . Dia pun langsung melompat keluar untuk menghilangkan kabut-kabut itu .

Tak lama kemudian , kabut-kabut itu pun menghilang . Dan aura menusuk itu semakin terasa .
Perlahan , terlihat suasana sebuah hutan yang berwarna hitam kelam , dan sangat tua , karena semua batang pohon disana berwarna kehitaman .

" Ini hutan yang dimaksud si Hiro kan ? " Tanya Kazuhiko . Juki mengangguk

" Kebetulan kami menaruhnya disana " Jawab Neo .

" Ini desa petir kan ? " Tanya Satria lagi , membuat situasi kembali menjadi tegang .

" Kau gila Juk ? Meletakkan gerbang kita di daerah musuh ? " Ujar Celeste heran .

" Tenanglah , hutan ini termasuk hutan terlarang , karena itu mereka takkan bisa memasukinya " Sahut Neo .

" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Celesta heran

" Tanah kalah oleh air , angin kalah oleh petir , api kalah oleh air , lalu petir ? Dia kalah oleh air " Ujar Juki menjelaskan , membuat teman-temannya terkejut .

" Benar , mengapa slama ini kita tak sadar ? Desa itu kalah oleh air , dan anehnya walaupun kita berasal dari desa air , tak ada satupun yang menguasai skill air kecuali Nelve dan Iza " Ucap Juki .

" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Netha heran

" Skill pelindung dan penyembuh , semua itu sifat dari skill air , dan kalau gue lihat , hanya mereka yang bisa menggunakannya , jadi intinya , merekalah yang paling ditakuti oleh desa petir " Jawab Juki lagi .

" Intinya , selama perjalanan kita harus melindungi mereka berdua kan ? " Tanya Satria , Juki hanya mengangguk .

Disaat mereka tengah berdiskusi , tiba-tiba terdengar suara ranting kayu terinjak , membuat semuanya refleks memasang kuda-kuda , kalau-kalau itu adalah mata-mata desa petir .

" Siapa itu ? " Seru Netha yang memang berada di daerah hutan itu .

" Tolong , "

Dari arah semak-semak , keluar sesosok cewe yang berusaha berjalan keluar dari sana . Tampangnya lusuh sekali , seperti telah bertarung sengit dengan seseorang .
Melihat cewe itu , Coco pun refleks berlari mendekatinya

" Chansey ! Mengapa kamu bisa ada disini ! " Seru Coco panik sambil membantunya bangun .

" Tolong MyChan , dia diserang oleh segerombol makhluk aneh disana " Ujar Chansey lagi ,

" Dimana dia ? " Seru Juki panik .

Belum sempat Chansey menjawab , tiba-tiba terdengar suara berisik dari semak-semak yang berada tak jauh dari tempat mereka berada .

" Mundur ! " Seru Juki sambil menyeret Netha kembali ke pintu gerbang .
Mendengar itu , Coco pun langsung mengangkat Chansey menjauh dari sana dan membawanya ke Iza .

" Tolong za , obati dia " Pinta Coco . Iza mengangguk dan langsung menyembuhkan Chansey .

" Siapa itu Juk ? " Tanya Satria .

" Entahlah sat , tapi kalau dari auranya , kelihatannya bukan manusia sat " Jawab Juki .

" Ingat , giliran siapa sekarang ? " Ucap Satria .

" Serahkan pada kami ! " Seru Neo , Phil dan Luwhiie . Mereka pun langsung melompat ke arah depan , walau masih tak terlalu dekat dari semak-semak itu ,.

Terlihat ada sosok bayangan tinggi disana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 32

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang itu , suasana masih sepi , karena sebagian besar orang-orang keluar untuk berlatih bersama . Hanya ada Kazuhiro , Neo , dan Vigo disana yang kebetulan sedang berlatih di teras belakang . Sementara Juki tetap berada di ruangannya .
Tak lama kemudian , datanglah Kazuhiko dan Celesta . Sepertinya mereka pulang lebih cepat karena mendapat kabar pemberitahuan dari Satria .

Jadi , mana informasi yang lo maksud hiro ? " Tanya Kazuhiko yang baru datang dari latihan bersama Celesta .

" Baca saja sendiri " Jawab Kazuhiro sambil menjauhkan diri dari laptopnya . Kazuhiko melihatnya , sesaat kemudian dia mengernyitkan alisnya .

" Lo yakin mau lewat jalan ini ? " Tanya Kazuhiko ragu . Kazuhiro mengangguk mantap

" Apa ga ada jalan lain ? " Tanya Celesta yang tiba-tiba sudah berada di samping Kazuhiko .

" Ada sih ada , tapi kalo ditinjau dari waktu dan keamanan lebih bagus lewat sini . Kalau lewat jalan lain , mungkin jalurnya terlihat aman , tapi sebenarnya banyak jebakan disana " Jawab Kazuhiro .

" Darimana kau tahu ? " Tanya Neo heran karena melihat Kazuhiro sepertinya mengetahui banyak tentang jalan rahasia . Kazuhiro hanya tersenyum misterius .

" Inilah kelebihannya , dalam hal informasi sekecil apapun , dia pasti tahu karena ketelitiannya jauh di atas rata-rata melebihi kita " Jelas Kazuhiko sambil menepuk bahu kembarannya itu .

" Jadi , mana informasinya ? " Tanya Phil sambil menyeka keringatnya .

Di belakang Phil , tampak yang lain sudah datang sambil sibuk menyeka keringatnya . Mungkin karena cuaca yang panas , membuat mereka kelelahan di jalan .

" Lihat saja sendiri " Jawab Kazuhiro sambil menyerahkan laptopnya kepada mereka semua . Mereka pun berebutan melihatnya .

" Jalur hutan ? " Ujar Nao heran .

" Lo ga salah kan ? " Tanya Gen . Kazuhiro menggelengkan kepalanya

" Setau gue , jalur yang akan kita lalui itu melewati tebing lalu menyebrangi sungai " Jelas Satria .

" Gue akuin emang akan lebih cepat lewat sana ,  tapi sejauh ini yang gue lihat , banyak jebakan yang diletakkan disana " Ujar Kazuhiro sambil membetulkan letak kacamatanya

" Memangnya kita diburu waktu ya sat ? " Tanya Vigo heran , karena selama ini sepertinya Satria terus menerus mempercepat waktu . Satria mengangguk

" Gue dengar , mereka akan menggunakan senjata jaman dahulu untuk mengendalikan ke 4 desa ini " Jawab Satria membuat teman-temannya menjadi semakin tidak mengerti . Satria menggaruk kepalanya

" Tuh kan , makanya gue milih buat ga cerita dulu , karena pasti nanti kalian bakalan bingung " Keluh Satria .

" Memang namanya senjata apa sat ? " Tanya Luwhiie .

" Gue juga ga tau pastinya , tapi bila mesin itu cepat-cepat kita rusak sebelum mereka aktifkan , maka pasti rencana mereka akan gagal kan ? " Jawab Satria .

" Soal kapan diaktifkan serahkan pada gue , gue punya teman yang bisa dipercaya disana " Ujar Netha.

" Jadi kita buru-buru kesini cuma buat info kaya gini ? " Ujar Mariposa sebal , karena merasa informasi ini tak penting .

Tak lama kemudian , disusul oleh pertanyaan dari yang lain bersahut-sahutan , membuat Satria menjadi bingung akan menjawab yang mana .

" WTF ! "

Tiba-tiba terdengar suara seruan Juki dari ruang kerjanya . Tak lama kemudian terdengar suara bantingan pintu , membuat situasi menjadi hening kembali .

" Bisa diam gak ? Gue lagi konsentrasi nih ! " Seru Juki kesal .

" Memang lo lagi ngapain Juk ? " Tanya Reihn heran .

" Gue lagi mengingat ingat apa arti kata-kata terakhir dalam dokumen sialan ini ! " Jawab Juki sambil menunjukan kertas tua itu kepada mereka semua  .

" Kata-kata terakhir ? Berarti . ."

" Iya ! Dokumennya hampir selesai gue terjemahin ! Jadi jangan berisik ! " Seru Juki sambil kembali menutup pintu ruang kerjanya keras-keras .

" Baru kali ini gue lihat Juki marah " Ujar Gen heran .

" Kalo uda menyangkut MyChan , pasti kaya gitu deh " Sambung Satria sambil menggaruk kepalanya .

" Lebih baik gue kembali berlatih kalo kaya gini " Ujar Coco kesal sambil berlari keluar . Mungkin kembali ke lapangan .

" Kenapa kalo menyangkut cewe jadi pada gini sih ? Emang apa pentingnya seorang cewe ? " Keluh Satria kesal .

" Oh begitu ya ? " Ujar Reihn membuat Satria terkejut . Sepertinya dia lupa kalau ada Reihn di dekatnya.

" Eh bukan begitu , " Ujar Satria sambil sesekali menggaruk kepalanya . Reihn hanya mendengus kesal .

" Eh pak kepala desa , ojok pacaran tok , ayo kembali ke permasalahane " Tegur Aitor . Sementara yang lain hanya tertawa meledek .

" Jadi , kita besok berangkat jam berapa ? " Tanya Celeste .

" Mungkin sekitar pagi hari , dan kita akan memakai jalur yang dimaksud oleh Kazuhiro ini " Jawab Satria .

" Yakin ? Jarak hutan ini cukup jauh dari letak basecamp kita sekarang " Tanya Kazuhiro

" Itukan dulu , kalian kan tidak tahu letak basecamp kita sekarang ada dimana " Ujar Neo membuat teman-temannya heran .

" Memang lo pindah kemana Neo ? " Tanya Satria heran .

" Kalian akan tahu besok . " Jawabnya sambil tersenyum misterius .

" Udahan ah , gue mau latihan dulu . " Ujar Vigo sambil berlari ke teras .

" Aku juga mau mempersiapkan bahan obat-obatan " Tambah Mariposa sambil berlari mengikuti Vigo .

" Yasudah kalau begitu , segera kembali berlatih . Karena besok pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai " Ujar Satria menutup diskusi mereka hari itu .

" Pertempuran ? Maksudnya Final battle ? " Tanya Nelve kepada Iza . Iza menganggkat kedua bahunya .

" Mungkin begitu " Jawabnya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 31

Posted in
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang itu , ketika semua orang tengah sibuk berlatih , terlihat ada bunyi-bunyi berisik dari arah ruang kerja Juki . Vigo yang kebetulan sedang melintas di dekat sana pun mendekatinya .
Terlihat Juki tengah sibuk menulis sesuatu di dalam selembar kertas , sementara ada setumpuk kertas di sampingnya , yang walau tak terlalu tinggi .

" Juki ? " Panggil Vigo pelan , membuat Juki tersentak . Tumpukan kertasnya pun berterbangan dan berserakan ke seluruh ruangan itu . Vigo menggelengkan kepalanya .

" Lu sih bikin gue kaget vig " Ujar Juki kesal sambil memunguti kertas-kertas itu . Vigo mengangkat kedua bahunya , lalu membantu Juki memungguti kertas-kertas itu . Dia membaca salah satu kertas yang tengah dipegangnya . Juki tampak panik dan langsung merebut kertas itu dari tangan Vigo .

" Juk ? Lo ga bakalan make cara itu kan ? " Tanya Vigo khawatir .

" Keluar ! " Seru Juki . Vigo terdiam . Tak biasanya Juki seperti ini

" Gue bilang keluar ! " Seru Juki sambil mendorong Vigo keluar dari ruangan itu . Belum sempat Vigo bertanya , Juki sudah keburu membanting pintu ruangan kerjanya .

Mendengar ada suara keributan , Kazuhiro yang berada di ruang tamu pun menutup laptopnya dan berjalan mendekati Vigo " ada apa ? " Tanyanya . Vigo menggaruk kepalanya . Sepertinya dia bingung ingin bercerita atau tidak .

Tetapi karena takut suasana akan menjadi semakin runyam , dia pun memilih untuk tutup mulut dan hanya menjawab pertanyaan hiro dengan mengangkat kedua bahunya seperti biasa .

" Entahah . Oh iya kok lu ga latihan ? " Tanya Vigo curiga . Kazuhiro membetulkan kacamatanya

" Gue menemukan sesuatu yang menarik " Ujarnya . Vigo mengangkat alisnya

"' Mengenai apa ? " Tanya Neo yang tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah mereka , membuat Vigo terkejut dan refleks memukul Neo .

" Mengenai letak markas rahasia " Jawab Kazuhiro . Mendengar itu, Neo tampak tertarik , dia pun melanjutkan

" Kau mengetahui dimana letaknya ? " Tanyanya antusias .

" Presentasenya hanya 90% " Jawab Kazuhiro . Neo menghela nafasnya , kecewa

" Lihat saja ini " Kazuhiro menunjukan sebuah data riset di laptopnya kepada kedua temannya itu .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu, di lapangan )

Tampak ada Iza dan Nelve yang tengah duduk di bawah pohon . Sesekali , Iza meminum air mineral yang dibawanya . Keringat mereka bercucuran , dan muka mereka tampak lelah .

" Aku mau coba lagi " Ujar Nelve sambil beranjak dari tempat duduknya .

" Lagi ? Sudahlah Nelve , kau sudah mencobanya sepuluh kali , tapi skill itu belum berhasil juga " Ujar Iza sambil berbaring di bawah pohon , menikmati semilir angin yang melewati wajahnya .

Nelve mengacuhkannya , lalu mencobanya . Dia mengambil sedikit dari daun-daun kering dari botol pemberian Mariposa , menggenggamnya , lalu berkonsentrasi mencoba mengarahkan tangannya ke arah berlawanan . Tampak ada sinar putih disana . Tapi sebelum rentangan tangan Nelve mencapai batas , sinar itu berpijar, lalu menghilang .
Nelve langsung menendang kerikil yang ada di hadapannya dengan kesal .

" Susah sekali menguasai jurus ini " Keluhnya sambil kembali duduk di dekat Iza . Iza tertawa

" Kalau gampang ga akan ditulis sebagai 'skill istimewa' kan ? Ujarnya . Nelve menggaruk kepalanya . Dalam hati dia membenarkan kata-kata Iza itu .

Dari kejauhan , tampak ada seseorang berlari mendekati mereka .
Rupanya Netha, Reihn dan Mariposa .

" Hei , yang ini bukannya latihan malah enak-enakan tidur " Tegur Reihn sambil tertawa kecil . Iza tertawa , sementara Nelve hanya tersenyum kecil menanggapinya . Mariposa ikut duduk disamping Iza sambil sibuk mengipasi dirinya sendiri .

" Cuaca panas gini disuruh latihan di tanah terbuka . Gila banget dah " Keluhnya .

" Mau bagaimana lagi , karena sebentar lagi penyerangan kedua akan segera dimulai " Ujar Netha sambil membelai rambutnya . Dia hanya menggerutu karena merasa diperlakukan seperti anak kecil .

" Kalian sendiri mengapa kesini ? " Tanya Iza heran .  Netha mendengus .

" Bosan latihan sama cowo . Sesekali kita kan ingin latihan dengan sesama cewe juga " Jawab Netha. Tampak Reihn dan Mariposa mengangguk setuju .

" Apalagi latihan sama Satria , ga nahan bawelnya . Dikit-dikit protes , ampun " Timpal Reihn . Netha tertawa mendengarnya .

" Tau gitu masih aja mau lo sama dia " Ujar Netha disela-sela tawanya . Reihn lalu menimpuknya dengan kerikil kecil .

" Memang rencananya kita akan menyerang kapan ? " Tanya Nelve

" Tepatnya besok , tapi gue sendiri ga tahu jam berapa " Jawab Reihn . Nelve terkejut mendengarnya , lalu kembali beranjak dari tempat duduknya

" Kalau begitu ga ada waktu untuk bersantai-santai ! " Ujarnya sambil kembali mencoba jurus barunya . Reihn dan Netha berpandangan , lalu tersenyum

" Benar juga , ayo kita kembali latihan ! "
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tak jauh dari situ )

Tampak Phil sedang berlari kecil mengelilingi lapangan itu . Mungkin dia sedang latihan menambah staminanya . Di belakangnya , ada Gen dan Nao yang juga berlari .

" Phil , lo liat si Coco ? " Tanya Gen . Phil menghentikan langkahnya .

" Ada sih disana lagi latihan sama Luwhiie , tapi gue ragu lo bakalan mau nyamperin dia " Ujar Phil . Gen mengangkat alisnya

" Emangnya kenapa ? "

Phil hanya menunjuk ke arah selatan . Tampak ada Coco dan Luwhiie disana sedang berlatih melempar bom ke semua arah secara bersamaan . Bila gerakan Luwhiie terkesan pelan , Coco justru sebaliknya . Tampak gerakannya sangat brutal sehingga tanah liat buatannya terpencar kemana-mana lalu saling meledakkan diri . Melihat hal itu , pantas saja bila Luwhiie menjaga jarak darinya .

" Gimana ? Lo masih mau nyamperin ? " Tanya Phil . Gen dan Nao berpandangan , lalu saling menghela nafas

" Kalo gue sih ogah banget , gue masih sayang nyawa " Ujar Nao .

" Gara-gara menyangkut soal Chansey , dia jadi brutal kaya gitu " Sambung Gen sambil menggaruk kepalanya .
Tak lama kemudian , terdengar suara langkah kaki dari arah depan .

Terlihat ada Satria dan Celeste disana . Mereka memberikan tanda untuk segera kembali ke basecamp .
Melihat hal itu , tentu saja membuat mereka semua penasaran .

" Ada apa lagi Sat ? " Tanya Reihn .

" Kazuhiro menemukan informasi bagus . Kalian harus melihatnya " Jawab Satria .

" Informasi mengenai apa ? " Tanya Luwhiie

" Mengenai letak markas desa petir , " Jawab Celeste

" Bukannya lo udah tau tempatnya sat ? " Tanya Netha heran .

" Sudahlah , lebih baik kalian lihat dulu saja , baru berkomentar " Ujar Satria lagi sambil kembali lari menuju basecamp . Melihat hal itu , mau tak mau mereka semua pun mengikutinya .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 30

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah kegelapan , tampak ada sesosok lelaki yang tengah berjalan menembusnya . Sesekali dia mengusap mukanya , dan berjalan menyusuri lorong-lorong gelap itu .
Dia menguap , dan memandang sekeliling . Terasa dingin dan sepi , tanda kalau belum banyak orang yang terbangun .
Ketika dia melintasi kaca , dia berhenti sejenak lalu membenahi dirinya yang masih berantakan

" Kok tumben belum ada yg latihan ? " Gumam Luwhiie , sambil berkaca .

Tak lama kemudian , terlihat ada cahaya dari arah teras belakang . Penasaran , dia pun mendekatinya .
Tampak ada Satria disana , seorang diri , dan tengah berada di bawah teras sambil berdiri dan mengepal tangannya . Sesekali diarahkan tangannya ke berbagai arah , dan muncullah kilau api di sana

" Rupanya dia sudah mulai menguasai tehnikyang kuajarkan "

Dari belakang Luwhiie , terlihat Juki yang tengah sibuk memakan sebungkus roti . Tampaknya dia juga baru saja terbangun . Luwhiie yang tadinya sedikit terkejut lalu merasa heran

" Itu dari skill elu Juk ? " Tanya Luwhiie tak percaya . Dia hanya tersenyum

" Siapa lagi yang menguasai skill bela diri disini ? " Balasnya . Lalu dia pun memutuskan untuk kembali ke dalam .

Tiba-tiba , arah tangan Satria mengarah ke dalam , dan percikan api itu memasuki ruangan dalam . Luwhiie refleks menghindarinya , tetapi , percikan itu malah mengenai ujung baju belakang Juki , mengakibatkan bajunya sedikit terbakar .

" Juk ! Baju lo ! " Seru Luwhiie panik . Sementara Satria hanya kebingungan , tak menyangka kalau apinya akan mengenai temannya itu .
Juki yang menyadari ada sesuatu yang aneh pun menoleh ke belakang . Matanya melotot melihat api itu mulai sedikit demi sedikit membakar bajunya

" SATRIAAA !!! " Seru Juki kesal sambil berlari ke arah Satria .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( 5 jam setelah itu )

Tampak semua orang yang menghuni basecamp itu telah berada di ruangan tengah .
Juki mondar mandir disana dan sudah mengenakan baju baru . Luwhiie sesekali tampak tersenyum menahan tawa bila mengingat kejadian tadi pagi sambil memandangi baju Juki .

" Kalian pasti tahu mengapa aku kumpulkan disini sekarang " Ujarnya sambil memandangi teman-temannya secara bergantian . Terlihat Celesta dan Celeste berpandangan , Aitor mengangkat bahu , sementara Nao dan Neo tampak cuek .

" Tentang kemajuan hari untuk menyerang desa petir kan ? " Ujar Netha sambil memakan biskuit yang ada di meja . Mariposa terkejut

" Yang benar saja ! Skillku belum cukup sempurna ! " Tolaknya

" Kehancuran sudah di depan mata , jadi gunakan saja skill mu yang ada sebisanya " Ujar Vigo .
Tak lama kemudian , terdengar suara gaduh . Satria menenangkan situasi dengan memukul menja yang ada di depannya dengan mangkuk

" Kembali ke pokok masalah , siap tidak siap , lusa kita akan menyerang desa itu . Bagi yang merasa skillnya belum sempurna , bisa menyempurnakannya maksimal dalam kurun waktu 2 hari . " Putusnya .
Kazuhiko menggaruk kepalanya

" Yaudahlah , kita selesain aja dulu skill kita Hiko " Ujar Kazuhiro menenangkan temannya itu . Dia hanya mengangkat bahu . Pasrah .

" Tapi sepertinya kita terkena sedikit masalah " Ujar Phil sambil menggaruk kepalanya , membuat teman-temannya terkejut .

" Apa lagi ? " Tanya Gen . Phil lalu menatap Juki , sementara dia hanya menanggapinya dengan anggukan bahu . Phil menghela nafas

" Bima diculik " Jelas Phil , membuat situasi menjadi gaduh kembali .

" Kalau dia saja diculik , lalu siapa yang akan menunjukan arah menuju pintu gerbang markas desa Petir ? " Tanya Vigo heran . Satria menenangkannya

" Tenanglah , kami sudah mengetahui letaknya , jadi kita tak perlu khawatir soal itu " Ujar Reihn .

Seementara situasi tampak tegang , tampak Coco tengah diam sambil mengutak-atik hand phonenya dengan tegang . Sesekali dia menghela nafas , lalu menggaruk kepalanya . Sepertinya dia tampak kebingungan .

Gen yang menyadari itu , lalu mendekati Coco

" Lo kenapa co ? " Tanyanya .

Coco menghela nafas " Chansey ga bisa dihubungin dari kemarin " Ujarnya pelan , membuat teman-temannya kembali gaduh

" Bukannya dia berada di perbatasan antara desa api dengan desa petir ? " Tanya Vigo. Coco menganggukkan kepalanya .

Reihn lalu mengutak-atik hanphonenya

" MyChan juga ga bisa dihubungin " Desisnya , membuat Juki terkejut lalu merebut handphone Reihn dan mencobanya sendiri

" Benar . . " Ujarnya pelan . Reihn menepuk bahunya , mungkin mencoba menenangkannya

" WaterHawk dan mata-mata lain juga tak membalas pesanku kemarin malam " Tambah Satria .

" Apa terjadi sesuatu dengan mereka ? " Tanya Netha , membuat situasi menjadi hening . Masing-masing sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri .
Situasi pun kembali gaduh .

" Apapun itu , yang pasti ini sudah menjadi sebuah pertanda awal untuk kita mempercepat hari penyerangan kita . Apa masih ada pertanyaan ? " Tanya Satria , membuat situasi kembali tenang .

" Gue anggap kalian semua setuju . Sekarang , kembalilah berlatih lebih keras. Waktu kita tak banyak " Ujar Satria , menutup diskusi mereka pagi itu .
Mendengar hal itu , Iza dan Neve hanya saling berpandangan lalu saling menghela nafas .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 29

Posted in
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" bisa kau ulangi lagi perkataanmu tadi ? " Tanya Satria tak percaya . Phil mendengus

" G.u.e b.i.l.a.n.g k.a.l.a.u. B.i.m.a d.i.c.u.l.i.k " Ulang Phil lagi .

Hening sejenak

" APA ? " Seru Satria dan Juki bersamaan , sementara Reihn dan Netha hanya saling berpandangan . Phil menganggukkan kepalanya , sementara Celesta dan Celeste hanya diam di belakangnya .

" Bagaimana bisa ? Lalu bagaimana ceritanya ? " Tanya Satria lagi .

" Disaat dalam perjalanan menuju kesini , dia dicegat oleh beberapa mata-mata desa petir , lalu yah , terjadilah " Jawab Phil pelan . Satria hanya mengacak rambutnya ketika mendengar ucapan Phil itu . Tampak sekali kalau dia tengah frustasi .

" Darimana kalian mengetahui kabar itu ? " Tanya Juki sambil menenangkan temannya itu .
Phil menunjukkan kertas di tangannya

" Dari surat ini . Tadi surat ini tergeletak begitu saja di depan " Jawabnya

" Apakah sama dengan surat yg dibawa Nelve ? " Tanya Netha . Phil menggeleng

" Surat ini datang lebih dahulu " Jawab Celeste . Celesta mengiyakan

" Yasudah , hal ini kita rahasiakan dulu dari yang lain . Jangan sampai mereka tahu , kalau mereka mengetahuinya , maka bisa makin runyam masalahnya " Jelas Netha . Mereka semua pun mengangguk

" Termasuk kepada Nelve dan Iza yang sedang berada disana , kalian dengar kan ? " Ujar Juki sambil menunjuk ke arah pintu teras . Mereka yang kepergok sedang menguping pun hanya terdiam dan tersenyum malu .

" Bagaimana nih Nelve ? " Bisik Iza . Nelve mengangkat bahu . Dia sama sekali tak menduga kalau semua masalah ini takkan bertambah runyam seperti ini
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tepat di teras )

Seusai mendengar kabar itu , mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa yaitu : kembali latihan
tapi mungkin karena pikiran mereka terlanjur terganggu oleh surat itu , membuat Nelve dan Iza hanya terduduk diam di sana . Tatapan mereka tampak kosong
Sampai suara handphone Nelve memecah keheningan itu

" Maaf , sebentar " ujar Nelve kepada Iza sambil mengangkat telepon itu .

" KEMANA SAJA KAU ! "

Begitu tombol hijau ditekan , terdengar suara lelaki yang cukup keras langsung keluar dari handphone itu . Membuat Nelve sampai harus menjauhkan telinganya dari handphonenya

" Siapa Nelve ? " Tanya Iza heran , mungkin dia juga ikut mendengar suara lelaki itu . Nelve meringis

" Kakakku " Ujarnya . Lalu kembali mengangkat teleponnya

" Iya ada apa kak ? " Tanya Nelve pelan .

" Dari kemarin" dihubungin tidak bisa , dicari tidak ada , memang sebenarnya kau dimana ? " Tanya kakakknya itu . Nelve menggaruk kepalanya . Tak mungkin kan dia berkata kalau dia lagi ada di dimensi lain ?
Tak lama kemudian , terdengar suara kakaknya itu putus-putus . Rupanya sinyalnya mulai melemah kembali .

" Yasudahlah , yang penting sekarang kau bisa dihubungi . Jaga dirimu baik-baik " Ujar kakaknya sebelum sinyalnya sepenuhnya hilang .
Iza tersenyum melihatnya

" Senang ya punya kakak yang perhatian " Ujarnya . Nelve hanya meringis sambil menggaruk kepalanya , dan kembali duduk dengan mata menerawang .
Dia mendongak ke atas . Selama berada disini , dia seakan terlupa kalau mempunyai kehidupan yang lain ,

" Kapan kita kembali ke dunia nyata ya " Ujar Iza sambil duduk bertopang dagu . Nelve menoleh ke arahnya , aneh sekali . Seakan dia bisa membaca pikiran dia saat ini .
Nelve mengangkat bahunya

" Entahlah , selama berada disini , membuatku terlupa dengan dunia sana . " Ujarnya pelan . Iza menghela nafasnya

" Berarti , akan tiba saatnya kita akan berpisah dengan mereka ? " Tanyanya pelan , seakan tak rela . Nelve tertegun . Benar juga , mengapa tak pernah terpikirkan sebelumnya ?

" Rindu dengan dunia nyata ya ? "

Dari arah belakang , tampak ada Juki dan Neo disana , sambil membawa secangkir kopi . Iza meringis , sementara Nelve hanya mengangkat bahu mendengarnya .

" Bila kita kembali kesana , mungkin kita akan terpisah , tak seperti saat ini " Ujar Juki sambil duduk di tengah-tengah mereka dan meminum kopinya . Nelve termenung . Kita ?

" Maksudnya , kalian bukan berasal asli dari sini ? " Tanya Nelve . Satria mendengus

" Yang benar saja , berasal dari dunia kaya gini ? Toh kami awalnya juga berasal dari dunia nyata , sama dengan kalian , kami juga pernah melintasi hutan itu sendirian " Jawab Satria . Juki tertawa mendengarnya

" Masa-masa saat lo lari ketakutan karena dikejar oleh bos itu ya sat ? " Ujarnya disela-sela tawanya .

" Sialan , masih inget aja dia " Jawab Satria sambil menggaruk kepalanya .

" Sebenarnya ini dunia apa sih ? " Tanya Iza , membuat tawa mereka terhenti .

" Kalian tau yang namanya dunia paralel ? " Tanya Neo , yang tiba-tiba sudah berada di belakang mereka sambil membawa setumpuk dokumen tua . Juki  tampak terkejut melihat dokumen" itu dibawa keluar olehnya .

" Eh kampret , ngapain lo keluarin semua ! Masukin lagi sana ! " Ujarnya kesal .

" Eh sebenarnya yang kampret itu elo apa gue ? Jelas-jelas ini sebenarnya tugas lo buat nerjemahin dokumen ini , malah diserahin ke gue ! " Balas Neo . Juki menggaruk kepalanya .

" Ya habis , gue kan harus berlatih buat melawan desa Petir tiga hari lagi . " Jawab Juki membuat mereka terkejut

" Apa lo bilang ? 3 hari ? " Tanya Iza

" Gue ga salah denger kan ? " Tanya Neo . Juki memandangi Satria yang asik meminum kopinya sambil bersenandung

" Jangan bilang kalo elo belum ngasih tau ke mereka sat " Ujar Juki . Satria yang saat itu duduk membelakangi Juki , hanya meletakkan tangan kanannya di belakang , sambil membentuk tanda gunting.
Juki menepuk kepalanya

" Harus kuat mental deh punya temen kaya lo sat " Gumam Juki . Satria tertawa mendengarnya .

" Memangnya ada apa sih ? " Tanya Neo tak sabar .

" Pertempuran dengan desa petir dipercepat , dari 7 hari menjadi 3 hari . " Jawab Juki , membuat Nelve Iza dan Neo tertegun

" APA ?! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 28

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tepat di halaman belakang )

Tampak Phil , Celeste juga Celesta saling berbicara dengan memasang raut muka tegang . Entah apa yang tengah mereka bocarakan , tetapi bila dilihat dari raut mukanya , mungkin sebuah masalah yang cukup serius .

Melihat suasana yang tidak begitu enak , membuat Nelve dan Iza menjadi ragu untuk sekedar memanggil Phil . Untung saja Celesta melihat mereka , dan dia pun menyapa mereka .

" Iza , Nelve , ada apa ? " Sapa Celesta ramah , mencoba menyembunyikan raut muka tegang di mukanya tadi . Dan semuanya pun tampak terlihat demikian .

" Ada apa ?| " Tanya Iza heran, melihat wajah mereka yang sepertinya menyembunyikan sesuatu . Mendengar hal itu , Phil pun tertawa . Kedengarannya memang meyakinkan . Namun , Nelve dan Iza sudah keburu curiga , jadi mereka tak yakin kalau Phil hanya memaksakan diri untuk tertawa . Namun , melihat situasi yang tak meyakinkan , membuat mereka tetap diam .

" Yaudahlah , nih ada surat buat kamu Phil " Ujar Nelve sambil menyerahkan sepucuk surat kepada Phil.

" Dari siapa ? " Tanya Phil heran sambil menerima surat itu . Nelve mengangkat bahunya .

" Entahlah , baca saja sendiri " Jawabnya singkat .

" Oh iya , ada yang tau dimana Neo berada ? " Tanya Iza . Celeste menggaruk kepalanya , mungkin mencoba tuk mengingat sesuatu .

" Kalau ga salah , dia ada di lapangan bareng duo kembar Kazu dan Aitor . " Jawabnya lagi .

" Oh begitu , kalau begitu , kami permisi dulu ya ! " Pamit Nelve sambil buru-buru menarik lengan Iza . Dia sudah terburu merasakan suasana disana sangat tidak enak , membuatnya ingin segera meninggalkan tempat itu .

Sepeninggal Nelve dan Iza , tampak raut muka mereka kembali menegang .

" Apa yang harus kita lakukan ? " Tanya Celeste bingung .

" Untuk sementara , terutama Satria, jangan sampai ada yang tahu dulu . " Putus Phil pelan .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di jalan setapak menuju lapangan )

Tampak Nelve dan Iza berlari kecil menyusuri jalan itu . Tampak sekelilingnya dipenuhi oleh pepohonan , sehingga membuatnya terasa sejuk .
Di tengah perjalanan , mereka bertemu dengan beberapa orang yang tengah sibuk berlatih .
Mengira mereka adalah Neo dan yang lainnya , Nelve dan Iza pun berlari menuju ke sana .
Rupanya bukan Neo , tetapi Satria , Juki , Netha dan Reihn . Tampaknya mereka juga tengah berlatih di lapangan yang agak terpisah dengan lapangan yg biasanya .
Melihat kehadiran Nelve dan Iza , mereka pun menghentikan latihannya sejenak .

" Hei , ada apa ? " Sapa Reihn .

" Kami mencari Neo , kalian melihatnya tidak ? " Tanya Iza .

" Kalau tidak salah , dia berada tak jauh dari sini " Jawab Satria sambil menunjuk ke arah kanan dan lalu meminum air dari botol mineral yang dilempar oleh Juki . Iza mengangguk mengerti .

" Sat , emangnya lagi terjadi sesuatu ya ? " Tanya Nelve , membuat Satria berhenti meminum ,

" Maksudnya ? " Tanya Satria tak mengerti .

" Gak , tadi kami baru aja bertemu dengan Phil dan yg lain , dan mukanya tuh kaya lagi tegang gitu " Jelas Iza . Mendengar itu , Juki langsung menghentikan latihannya .

" Sat ? Gimana tuh ? " Tanya Juki . Satria berfikir sejenak , lalu berkata

" Yasudah , latihan hari ini selesai . " Putusnya , membuat Netha dan Reihn bersorak

" Itudia kata-kata yang gue nanti daritadi ! "Seru Netha senang . Juki mendengus

" Baru aja berhasil nyeret si Netha, uda dibubarin " sungutnya kesal . Reihn tertawa melihatnya .

" Yasudah , kalau begitu kami menemui Neo dulu ya " Ujar Nelve sambil menarik lengan Iza dengan terburu-buru . Sepertinya dia ingin tugasnya ini cepat selesai ,
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Tepat di lapangan)

Sesampainya disana , tampak ada kabut tebal yang mengelilingi lapangan itu . Suasana juga terasa sangat dingin dan suram . Melihat hal itu , membuat mereka menjadin curiga ,
apa benar Neo ada disini ?

" Neooo " Seru Iza sambil memandang di sekeliling .
Tiba-tiba , terdengar suara berisik dari arah samping kanan Iza . Mendengar itu , dia pun langsung berlari ke arahnya dan membentangkan pelindung .
Tampak ada dinding es besar yang hampir mengenai Iza , tetapi langsung terhenti ketika mengenai dinding pelindung Nelve .
Iza yang terlalu terkejut dengan keadaan itu , hanya bisa terdiam .

" Lho ? Itu Nelve dan Iza ya ? "

Seiring dengan datangnya suara itu , kabut pun mulai menipis dan suasana menjadi kembali normal .
Tampak ada Aitor , Neo , Nao , Kazuhiko , Kazuhiro dan Gen disana .

" Wah maaf ! Aku kira si Aitor " Seru Gen panik , dan langsung meruntuhkan dinding es buatannya . Nelve pun langsung jatuh terduduk .

" Tak apa , lagipula aku sudah lama tidak latihan seperti ini " Balas Nelve yang sedang dibantu bangun oleh Iza .

" Lagipula , ngapain kalian kesini ? Memangnya sekarang jadwal kalian kesini ? " tanya Aitor .

" Walah , judes banget si qitor nanyanya " Sindir Nao . Aitor hanya menggaruk kepalanya

" kan gue cuma nanya " Balas Aitor .

" Aku hanya mau memberikan ini ke Neo " Ujar Nelve sambil menyerahkan surat itu kepada Neo . Meski agak bingung , dia pun menerimanya

" Jangan-jangan surat cinta nih ? " Ledek Nao . Neo mendengus .

" Mana ada surat cinta make amplop lusuh begini ." Ujarnya , membuat teman-temannya tertawa

" Kan sesuai dengan wajah yang menerima " Ujar Aitor disela-sela tawanya yang langsung Neo timpuk dengan batu .

" Kalau begitu , kami kembali dulu " Pamit Nelve sambil buru-buru berlari meninggalkan mereka tanpa menarik Iza . Iza pun langsung mengikutinya sambil berteriak memanggilnya dari belakang .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di teras basecamp)

" Kamu ngapain sih daritadi kayanya terburu-buru bgt " Ujar Iza sambil mengatur nafasnya . Nelve hanya tersenyum kecil .

" Aku ingin segera berlatih tentang ini " Jawab Nelve sambil mengeluarkan botol kecil pemberian Mariposa . Iza bingung melihatnya .

" Aku ingin mencoba skill baru " Ujarnya sambil mengeluarkan scrool pemberian Juki dari sakunya . Mendengar itu , Iza pun langsung terdiam . Tampaknya dia tertarik ingin melihat skill yang dimaksud oleh Nelve .

" Jelaskan saja , memangnya ada apa ? "

Dari dalam , tampak ada suara Satria . Mendengar itu , Nelve dan Iza pun mengintip dri pintu teras . Tampak ada Juki , Satria , Reihn , Netha , serta Phil dan Celesta juga Celeste . Mendengar pertanyaan Satria , mereka hanya terdiam .

" Hei ? Aku sedang berbicara dengan manusia kan ? " Tanya Satria ulang . Tetapi , tak merubah keadaan , mereka tetap saja terdiam .

" Ayolah , kalau ada masalah bilang saja , kita teman kan ? " Tanya Juki . Mendengar itu , mereka pun saling berpandangan . Phil menghela nafas

" Ini soal Bima sat , " Jawabnya pelan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 27

Posted in
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nelve berjalan ke sebuah halaman kecil yang berada cukup tersembunyi di belakang . Disana , dia melihat ada sebuah rumah kaca yang tampak sudah lama tak terpakai , karena kaca-kacanya tampak usang . Tetapi , terlihat ada sekelebat warna hijau . Mungkin itu tanaman yang ada disana .
Merasa tak pernah melihat rumah itu sebelumnya , Nelve pun memutuskan untuk memasukinya .

" Nelve ! Tunggu ! "

Dari arah belakang , tampak Iza berlari mengikuti Nelve . Dia pun menghentikan langkahnya
" Ada apa za ? " Tanya Nelve heran .

" Aku daritadi manggil-manggil kamu , kamu ga noleh-noleh nih " Sungut Iza manyun . Nelve meringis . Mungkin karena terlalu memikirkan letak dimana orang yang akan dia tuju , membuat dia melupakan sekelilingnya .

" Yasudahlah , sekarang mau kemana ? " Tanya Iza sambil memandangi surat-surat di tangan Nelve .

" Sekarang sih aku maunya ke rumah itu , " Ujar Nelve sambil menunjuk ke rumah kaca . Iza mengernyitkan alisnya .

" Aku belum pernah melihat rumah itu sebelumnya " Kata Iza heran .

" Aku juga . Jadi bagaimana kalau kita memasukinya ? " Usul Nelve , membuat Iza terdiam .

" Kalau ternyata isinya mata-mata desa petir bagaimana ? " Tanya Iza pelan ,
Nelve tertawa

" Tak mungkinlah , kan ini masih di dalam basecamp , jadi tak mungkin mereka bisa menembusnya . Pintu gerbangnya saja mereka tidak tahu " Ujar Nelve menenangkan . Iza hanya tersenyum tipis .

" Sudahlah , daripada berprasangka yang bukan-bukan , bagaimana kalau kita memasukinya ? " Ujar Nelve lagi dan berjalan meninggalkan Iza . Iza hanya mengangkat bahu , lalu mengikuti Nelve .

Saat akan memegang knop pintu , tampak terdengar suara berisik . Samar-samar terdengar suara Vigo dan beberapa orang disana . Meski awalnya sedikit takut , Nelve pun memutuskan untuk tetap membukanya .

Tampak aroma herbal pun langsung terasa , dan hawanya terasa sejuk . Dimana-mana , penuh dengan tanaman-tanaman (herbal sepertinya) dengan bentuk dan warna daun yang tak biasa diletakkan didalam pot . Di sisi lain , tampak ada botol-botol antik yang disusun sedemikian rupa dengan kertas nama didepannya . Tampak rata-rata botol itu berisi dengan cairan berwarna cokelat atau kehijauan , meski ada beberapa larutan bening juga .

Tak jauh dari botol-botol itu , tampak ada Mariposa sedang sibuk meracik berbagai macam daun . Tak jauh dari sana , tampak Vigo tengah merapikan beberapa pot tanaman yang sepertinya mungkin tadi dia jatuhkan .
Sementara di tempat pot-pot tanaman yang lain , tampak Coco tengah sibuk mengamati sambil sesekali mencatat sesuatu .
Mungkin karena tenggelam dengan kesibukannya masing-masing , membuat mereka tak memperdulikan kehadiran Nelve dan Iza .
Merasa tak dipedulikan , Nelve pun akhirnya bersuara

" Kayanya aku mengganggu nih " Ujarnya, membuat ketiga orang itu terhenti sejenak dari kegiatannya masing-masing .

" Wah Nel, za , ketuk pintu dulu dong kalo mau masuk ! " Sahut Coco

" Mereka mau ngetuk pintu sampai seratus kali pun percuma , karena kita lagi kaya begini " Timpal Vigo , membuat Coco meringis . Mungkin dalam hati dia mengiyakan ucapan Vigo itu .

" Kok kalian gak latihan seperti yang lainnya ? " Tanya Iza heran . Mariposa menghela nafas

" Aku bosan latihan terus , lagian selama aku ga ada pun , tanaman-tanaman disini ga ada yang ngerawat , " Keluhnya . Coco mencibir

" Salah siapa lu pake menyegel ruangan ini segala , jadinya mana kelihatan kalau ada rumah kaca di belakang basecamp " Sindirnya membuat Vigo tertawa . Mariposa meringis mendengarnya .

" Ini isinya tanaman obat semua ya ? " Tanya Iza sambil memegangi beberapa lembar daun didekatnya .

" Yap , dan semua ini koleksinya si Mariposa " Ujar Vigo .

" Yang bener nih ? " Tanya Nelve tak percaya . Melihat banyaknya tanaman obat disini , rasanya mustahil kalau hanya diurus oleh seorang cewe .

" Gue juga ikut menyumbang tau "

Dari arah pintu , tampak Netha datang sambil membawa beberapa pot tanaman bunga yang berdaun putih dan hitam . Bunganya berwarna abu-abu , membuatnya menjadi unik .

" Ini tanaman legenda yang lo cari-cari Pos " Ujar Netha sambil meletakkan pot-pot kecil itu di depan Mariposa . Dia tersenyum senang melihatnya .

" Thanks banget Neth ! Lo emang the best deh ! " Puji Mariposa senang .

" Bayarannya apa nih ? Demi ngambil tanaman ini gue sampe bolos latihan dari si Juki " Ujar Netha sambil terkekeh .

" Berani bener lo Neth " Ujar Vigo , Netha hanya tertawa mendengarnya .

" Cuma Juki aja ditakutin , toh dia manusia juga kaya gue . Dia juga ga bisa ngatur-ngatur gue " Ujar Netha di sela tawanya .

" Ini tanaman apa ? " Tanya Nelve , tertarik melihat tanaman di depannya itu . Mariposa pun menunduk dan mengambil beberapa botol bening kecil dari dalam kolong . Tampak isinya berwarna seperti tanaman yang ada di hadapannya , yaitu sinar perpaduan hitam dan putih .
Sebut saja abu-abu .

" Ini tanaman mitos , yang katanya bisa menghidupkan orang yang sudah mati " Ujar Mariposa.

" Oh ya ? Bagaimana caranya ? " Tanya Iza tertarik . Mariposa mengangkat bahunya .

" Entahlah , aku sendiri belum menemukan caranya . " Jawabnya lagi .

" Bolehkah aku minta satu? " Tanya Nelve sambil mengambil satu botol kecil itu . Mariposa mengangkat bahunya .

" Terserah , aku masih punya cukup banyak kok " Ujarnya lagi .

" Setau gue sih , tanaman itu hanya bisa terlihat khasiatnya bila menggunakan semacam skill penggabungan " Ujar Coco . Mariposa menghela nafasnya lagi , dan mendengus " Aku bukan anak dalam surat itu , jadi mana bisa memakainya " Ujar Mariposa kesal .

" Lalu mengapa kau memintaku untuk mencari tanaman ini ? " Tambah Netha tak kalah kesal . Mariposa meringis mendengarnya . " Buat koleksi sih " Jawabnya , membuat Netha menggelengkan kepalanya .

" Padahal kalo lo tau cara memakainya asik banget kayanya . Misal Juki, kita kirimkan ke desa Petir untuk menghancurkan desa itu. Bila dia mati tinggal kita berikan tanaman itu , lalu dia hidup lagi dan kembali menggila di sana . Gitu terus sampai desa itu hancur " Ujar Netha sambil terkekeh . Teman-temannya hanya tertawa mendengarnya .

" Sayangnya gue bukan kelinci percobaan Neth "

Dari arah pintu , tampak ada Juki disana , sedang bersender di pintu . Melihat orang yang sedang dibicarakan datang , membuat semuanya langsung berpura-pura sibuk . Meninggalkan Netha yang kebingungan mencari bantuan .

" Pada ga setia kawan nih , sial " Ujar Netha kesal .

" Satu, kalo lo mau memerlukan kelinci percobaan , lo bisa make orang bego , contohnya si Bima . Tapi berhubung dia ga ada disini , lo bisa make si Satria . Dan kedua , saatnya kembali latihan ~ " Ujar Juki sambil menarik Netha keluar dari rumah kaca itu dengan paksa . Tak  peduli walau Netha memakai seribu alasan untuk menolak , dia tetap menyeretnya sampai mereka menghilang dari balik pintu . Melihat hal itu , mereka semua pun tertawa .

" Oh ya , memang kalian kesini mau ngapain ? " Tanya Vigo penasaran . Nelve menepuk kepalanya , lalu menyerahkan sepucuk surat ke arah Mariposa .

" Aku cuma mau nganterin surat ini aja . " Ujarnya lagi .

" Kurang siapa aja Nelve ? " Tanya Iza .

" Phil dan Neo doang " Jawab Nelve sambil membaca amplop surat yang dipegangnya .

" Kalau Phil gue lihat lagi latihan bareng Gen , Duo kembar Celeste dan si Luwhiie . Kalau Neo , kayanya sih tadi lagi ada di lapangan bersama si Nao dan Aitor " Ujar Vigo .

" Makasih infonya Vig ! Kami mencari mereka dulu ya ! " Ujar Nelve sambil menarik tangan Iza keluar dari rumah kaca itu .

Sambil memandangi botol tanaman obat yang dia minta dari Mariposa , membuat Nelve menjadi berfikir tentang macam-macam hal . Dia merasa ingin segera memastikannya dengan membaca dokumen tua pemberian Juki , setelah dia mengantarkan surat-surat itu .

Chapter 26

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Mana sarung tangan gue ? "

" Mana gue tau , kan lo sendiri yang nyimpen kemarin Juk ! "

" Bukannya lo yg kemarin pinjem sat ? "

" Skill gue mana ada yg butuh sarung tangan "

" LAH TERUS SARUNG TANGAN GUE DIMANA ? "

Pagi itu , tampak Juki tengah mondar mandir sambil berkali-kali membuka laci di ruang kerjanya . Sementara Satria hanya memandanginya dari belakang sambil menggaruk kepalanya .
Mendengar kehebohan itu , membuat semua orang yang kebetulan sedang berada di dekat sana pun mendekat .

" Apaan nih , pagi-pagi udah main ribut " Tanya Luwhiie sambil menguap .

" ada yang liat sarung tangan gue gak ? " Tanya Juki tanpa mengalihkan pandangan dari lacinya .

" Kalo ga salah , gue ngelihat si Netha nyuci sarung tangan lo tadi di belakang" Ujar Neo , yang membuat situasi menjadi hening untuk sementara waktu .

" NETNOOOOOT " Seru Juki sambil berlari meninggalkan ruang kerjanya dan berlari menuju tempat yang Neo maksud .

" Serius lu Neo ? " Tanya Vigo heran

" Iyalah , soalnya tadi gue liat si Netha habis bawa beberapa peralatan untuk dicuci gitu , dan kayanya tadi ada sarung tangan " Jawab Neo lagi .

" Udah deh ini kok malah jadi ngebahas sarung tangan , ayo semuanya kembali latihan ! " Seru Satria sambil mendorong mereka semua keluar dari ruangan itu .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di ruangan latihan )

Selang 3 jam dari kejadian itu , tampak Nelve tengah kebingungan sambil berjalan di lorong dan membawa beberapa amplop di tangannya. Kebetulan , dia melintasi ruangan latihan tempat Juki berlatih pada waktu tengah malam lalu . Dan di ruangan itu , tampak ada Juki yang tengah duduk sambil meminum air mineralnya .
Melihat Nelve yang melewati dirinya tanpa melihat dia sedikitpun , membuat Juki heran

" Jangan bilang kalo lo nyasar lagi Nelve " ujar Juki sambil meletakkan botol airnya .
Mendengar suara itu , Nelve pun menoleh sambil meringis kecil .

" Kelihatannya sih begitu " Jawab Nelve . Juki hanya menggelengkan kepalanya .

" Apa itu ? " Tanya Juki sambil menunjuk ke arah amplop-amplop yang dibawa Nelve

" Oh , ini waktu aku latihan di halaman bersama Iza, tadi ada amplop-amplop di teras depan . Makanya aku mau nyerahin dulu " Jawab Nelve sambil melihat amplop-amplop itu .

" Nah ini dia , " Ujarnya lagi sambil menyerahkan sebuah surat ke arah Juki .

" Satria mana ? " Tanya Nelve sambil memegang seamplop surat lagi .
Juki hanya menggelengkan kepalanya ke arah ruangan berlatih . Tampak Satria tengah berlatih keras disana , membuat Nelve menjadi tak enak untuk mengganggunya . Sementara di dekatnya , tampak ada Reihn yang sesekali memberi Satria instruksi .

" Dia berlatih keras bukan ? Saking kerasnya , gue aja ga dikasih lapak buat latihan sama dia " Keluh Juki sambil menggangkat bahunya .

" Kenapa ga latihan di luar aja bareng anak lain ? " Tanya Nelve lagi . Juki menggaruk kepalanya

" Males , yang ada gue malah disuruh buat ngelatih mereka . Terus waktu buat gue latihan mana ada " Jawab Juki . Nelve tertawa mendengarnya .

" Reihn selalu bersama Satria ya " Tanya Nelve sambil memandangi mereka yang tengah berlatih .

" Namanya aja pasangan , ya wajarlah " Jawab Juki dengan mata menerawang . Dari nada bicaranya tampak ada sedikit rasa iri . Nelve tersenyum melihatnya

" Kangen sama MyChan ya ? " Tebak Nelve , yang langsung membuat muka Juki memerah .
Dia tak menjawab apapun , tetapi hanya menggaruk kepalanya .

" Kadang aku ngerasa capek juga kalo harus latihan tiap hari dari pagi sampai malam . Tapi kalo ngelihat Satria yang lagi latihan kaya gitu , rasanya malah jadi semangat buat latihan juga " Ujar Nelve lagi . Juki tertawa kecil

" Begitulah , gue sendiri juga ngerasa kalau si Satria ngasih ultimatum rese. Belum lagi nerjemahin dokumen sialan itu , tapi yah , mau gimana lagi , situasinya udah kaya gini " Ujar Juki lagi .

Tiba-tiba , terdengar suara benda patah , dan langsung mengenai kepala belakang Juki . Dia pun langsung duduk sambil meringis dan memegangi kepala belakangnya . Nelve yang terkejut melihat kejadian itu hanya bisa menggaruk kepalanya . Dia mengambil potongan kayu yang tadi mengenai Juki.

" Ulah siapa nih ? " Tanya Nelve heran . Di belakang , tampak Reihn yang tertawa , dan Satria yang bersiul-siul .
Mendengar itu , Juki langsung terbangun kembali dan mengejar Satria yang udah keburu keluar dari ruangan itu dengan cepat .

" ANJRIT ! AWAS LO SAT ! " Seru Juki sambil mengejarnya . Dari kejauhan , tampak Satria berulang kali berkata ampun , tetapi tak digubris oleh Juki . Reihn dan Nelve tertawa melihatnya dari kejauhan .

" Bener-bener deh , kaya anak kecil aja . Oh iya , Nelve ada perlu disini ? " Tanya Reihn heran . Nelve menepuk kepalanya , lalu menyerahkan seamplop surat ke arah Reihn .

" Cuma buat nganterin surat buat Juki dan Satria . Udah ya Reihn , aku titip surat buat si Satria , aku mau nyerahin surat-surat ini kepada yang lain dulu " Ujar Nelve sambil buru-buru berlari keluar dari lorong .

Tampaknya perjalanan dalam memberikan surat ini , akan membuat Nelve menjadi semakin mengenali lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Chapter 25

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Juki dan yang lainnya tampak berlari dengan terburu-buru , mengabaikan ucapan terima kasih dari para warga desa , dan menembus beberapa hutan . Walau sebenarnya mereka tak mengerti dengan apa yang terjadi , tetapi mereka hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Satria . Dia sendiri tidak mau mengatakan apakah alasan sebenarnya

" Sat , memang kenapa sama basecamp kita ? " Bisik Reihn pelan . Satria hanya terdiam , matanya fokus menatap ke depan , tetapi pandangannya tampak kosong . Melihat itu , Reihn hanya bisa terdiam . Apapun alasannya , pastilah itu sangat gawat , karena melihat kondisi Satria yang seperti itu .

Mendekati kota tua , tampak ada kepulan asap hitam , yang semakin membuat perasaan mereka menjadi tidak enak . Mereka pun buru-buru mempercepat langkahnya

Dan ketika mereka sampai di kota tua , tampak sekeliling sudah menjadi lebih parah . Kerusakan dimana-mana , dan dinding bangunan tampak hancur .
Melihat hal itu , mereka pun menjadi panik .

" Astaga ! Bagaimana dengan pintu masuk gerbang kita ! " Ujar Neo tertahan , melihat kerusakan yang ada di hadapannya .

" Disini ! Disini ! "

Dari kejauhan , tampak ada Nelve yang sedang melambaikan tangannya . Membuat teman-temannya bergegas mendekat ke arahnya . Tampak tangan Nelve penuh dengan luka , membuat perasaan teman-temannya semakin khawatir .

" Nelve ? Apa yang terjadi ? " Tanya Netha curiga melihat tangan Nelve yang penuh dengan luka itu .

" Itu , itu nanti saja . Tapi , tolong urusi dia dahulu . ."

Di dekat Nelve , tampak ada Gen yang tengah terbaring . Tubuhnya dipenuhi oleh luka .

" Ya ampun Gen ! Ulah siapa ini ! " Seru Coco panik melihat kondisi sahabatnya itu . Gen tersenyum getir .

" Ulah siapa lagi kalau bukan dari desa satu itu ? " Ujar Gen sambil mencoba untuk berdiri , tetapi langsung ditahan oleh Coco .

" Udah udah , lo ga usah duduk . Luka lo bisa jadi makin parah " Cegah Coco . Gen hanya mengangkat bahu , lalu kembali tidur

" Berasa lumpuh gue kalo terus"an tidur kaya gini " Ujar Gen lagi .

"  Gerbangnya bagaimana ? " Tanya Satria .

Gen menunjuk ke arah belakangnya . Tampak ada sebuah rumah yang masih utuh berdiri , di antara tumpukan puing-puing bangunan rumah yang lain . Melihat itu , membuat perasaan mereka semua pun menjadi lega .

" Gue jadi ga enak , melihat kalian berdua sampai mati-matian untuk melindungi rumah ini " Ucap Juki sambil menggaruk kepalanya .

" Ga usah dipikirin juk , udah tugas gue juga kan . Lagipula lebih baik lo pindah gerbang rahasia itu sekarang . Sepertinya keberadaan basecamp kita sudah mulai diketahui oleh musuh " Ujar Gen lagi .
Juki mengacungkan jempolnya .

" Memindahkan ? Emang lo mau pindahin kemana ? " Tanya Satria . Juki hanya tersenyum misterius .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di dalam basecamp)

" Itu dia mereka ! "

" Astaga , luka kalian parah sekali ! "

Melihat Juki dkk pulang dengan penuh luka , membuat teman-temannya yang menunggui basecamp menjadi khawatir . Iza yang baru saja sembuh pun langsung bergantian mengobati mereka semua . Gen pun buru-buru dibawa ke kamar oleh Coco dan Celeste .

" Juki sama Neo mana ? " Tanya Nao heran .

" Mereka mencari tempat untuk menyembunyikan gerbang yang baru . Karena gerbang kita yg sekarang sudah diketahui oleh desa itu " Jawab Satria .

" Basecamp bagaimana ? aman-aman saja kan ? " Tanya Netha khawatir . Mariposa mengacungkan jempolnya

" Untungnya begitu dan sama sekali tak ada tanda-tanda kalau ada mata-mata yang berhasil ke sini " Ujar seorang cowo yang keluar dari dalam bersama Kazuhiko .

" Wah , rupannya mata-mata kembar kita dari desa tanah sudah kembali " Ujar Celesta sambil terkikik .

" Kalau begini , jumlah kita sudah lengkap, kecuali Bima dengan Ica " Seru Reihn .

" Bima , bagaimana dengan dia ? Apa kalian menemukan kabar ? " Tanya Coco yang baru saja kembali dari belakang . Kazuhiko mengangkat bahunya .

" Si Kazuhiro bilang , kalau dia mendapat pesan , jika Bima sedang dalam perjalanan ke sini . Sedangkan Ica sudah kembali ke dunia nyata " Jawab Kazuhiko .

" Ica ? Mengapa dia kembali ? " Tanya Satria heran . Kazuhiro hanya mengangkat bahu , tanda tidak tahu .

" Yang jelas , situasi sekarang sudah tak seperti dulu lagi " Ucap Juki , yang tiba-tiba sudah muncul dari teras .

" Lalu , apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Luwhiie bingung . Satria meletakkan cangkirnya ke meja , lalu berkata dengan tegas

" Perbanyak intensitas latihan, karena dalam waktu seminggu kita akan menyerang desa petir " Ujarnya lagi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 24

Posted in
" Awas minggir ! "

Terlihat Celesta yang tengah mengendalikan bonekanya , untuk menebas kelelawar-kelelawar itu . Tampak boneka itu hanya mengepalkan tangannya , dan mengurangi jumlah keleawar itu , walaupun tidak seberapa .

"  Neth , katanya lo abis berguru dari desa petir . Tunjukin dong sekarang ! " Keluh Coco sambil berkali-kali melemparkan tanah liatnya ke arah kelelawar , lalu meledakkannya ketika kelelawar itu sudah saling berdempetan .

" Gue harus dapetin salah satu bagian dari kelelawar ini ! Masalahnya , mereka tidak memiliki bulu ! " Sahut Netha sambil berulang kali menghindari kelelawar-kelelawar itu .

" Ambil aja giginya kek , kepalanya kek , tangannya kek . . "

" Gini-gini gue masih berperikebinatangan tau ! " Potong Netha kesal .

" Ini bukan binatang kali Neth , tapi MONSTER ! " Seru Reihn tak kalah kesal .

" Kalau begitu , lakukan sesuatu ! Apa saja juga boleh ! " Potong Celesta kesal melihat kedua temannya itu bertengkar .

" Kalian semua , minggir ! " Seru Juki .

Tiba-tiba , terasa hempasan angin yang cukup kuat dari Juki . Sementara itu tangannya mengepal dan berwarna merah . Merasa situasi sedikit memburuk , membuat mereka semua pun buru-buru menjauh ,
lalu terlihat , sosok Juki yang langsung berlari kencang dan lalu melompat ke arah kelelawar-kelelawar itu dan memukulinya dengan kecepatan yang tak terlihat . Yang terlihat hanyalah sosok kelelawar itu yang berjatuhan dan menghilang .

" Juki menggilaa " Seru Coco ketika melihat sosok Juki yang bertarung di udara . Baiklah , mungkin dia tidak terbang . tetapi menaiki kelelawar-kelelawar itu secara bergantian agar dia tetap berada di udara .

" Tangkap Neth ! " Seru Juki sambil menendang seekor kelelawar dari atas .
Dan tak lama kemudian , terlihat ada sebuah bulu yang melayang dari salah satu kelelawar itu . Melihat itu Netha pun langsung bertindak . Dia segera melompat dan menangkap bulu itu dan menggenggamnya dengan erat . Lalu dia langsung kembali melompat kembali sambil menghantam tanah dengan tangannya .
Tak lama kemudian , terdengar suara teriakan dari kejauhan , dan samar-samar mendekat lalu tampak seorang mata-mata desa petir sudah berada di tengah-tengah mereka semua .

" Ini bagian gue ! " Seru Reihn sambil langsung mengangkat mata-mata itu dan membantingnya dengan cepat . Membuat teman-temannya terdiam .

" Reihn serem " Ujar Coco pelan sambil bergidik .

" Nice kick Juk " Ujar Netha sambil bertos ria dengan Juki yang baru saja kembali menginjak tanah .

" Lalu ? Apalagi yang harus kita lakukan ? Masa kaya begini aja lalu selesai ? " Ujar Celesta heran .

" Ga tau , gue sih berharap bakalan ada yang lebih seru dari ini " Doa Coco penuh harap .

Tampaknya keinginan Coco terkabul . Tampak ada segerombol kelelawar dengan jumlah yang lebih banyak dari yang tadi berdatangan . Karena terlalu banyak , sampai membuat langit menjadi gelap karena tertutup oleh beberapa gerombol kelelawar yang jumlahnya tidak masuk akal itu dan membuat Juki dkk menjadi panik .

" Juk , lakuin lagi kegilaan lo barusan ! " Seru Reihn panik , melihat jumlah kelelawar yang sangat tidak masuk akal itu .

" Eh , kegilaan gue juga ada batasannya ! Sekali gue ngelakuin ga bisa langsung gue lakuin lagi ! " Balas Juki .

" Emang jurus lo itu cuma sekali pakai gitu ? " Balas Reihn kesal .

" Bukannya gitu , tapi ada jedanya ! " Balas Juki tak kalah kesal .

" Berapa lama ? " Tanya Celesta mencoba melerai .

" Sekitar tiga jam " Ujar Juki sambil menggaruk kepalanya .

" What The Hell ! " Seru Celesta kesal .

" Daripada berantem , emang ga ada hal lain yang bisa lo lakuin Cel ? " Tanya Coco panik .

" Andai ada Celeste , gue pasti bisa ngelenyapin tuh kelelawar seberapa pun banyaknya . " Jawab Celesta pendek .

" Celeste ? Emang dia ada dimana ? " Tanya Reihn tak sabar .

" Disini ! "

Tiba-tiba , terlihat sosok Celeste yang tengah terjun bebas dari atas ke arah Celesta , membuat teman-temannya menjadi terkejut .

" Lo ga bisa muncul dengan cara yang lebih normal lagi apa ! " Seru Coco kesal .

" Ta , keluarin boneka lo ! Buruan ! " Seru Celeste lagi .
Celesta yang mengerti akan maksud dia pun , langsung kembali mengeluarkan bonekanya . Celeste pun melemparkan semacam senar dan menempel kepada boneka itu, bergabung dengan senar Celesta .
Tak lama kemudian , boneka itu tampak bersinar .

" Sekarang ,ayo ! " Seru Celesta lagi . Celeste pun langsung mengeluarkan semacam sinar putih kecil yang langsung mengalir dari tangannya , dan melewati senar tipis dari tangannya lalu menuju ke arah boneka milik Celesta . Ketika sinar itu mencapai tubuh boneka itu , mata boneka itu pun langsung bersinar , dan dengan cepat , boneka itu berubah menjadi raksasa . Melihat hal itu , teman-temannya yang menyaksikan hanya bisa terdiam sambil berdecak kagum .
Melihat kehadiran boneka raksasa itu , spontan membuat kelelawar-kelelawar itu menjadi takut dan buru-buru berbalik arah . Dengan cepat , boneka itu menyerang ke arah gerombolan itu, dan membuat kelelawar-kelelawarn itu berjatuhan .
Dari berbagai tubuh kelelawar yang terjatuh itu , ada satu benda yang terlihat ada sesuatu yang bersinar dan melayang-melayang turun.

" Itu dia ! " Seru Netha sambil melompat dan meraih bulu itu , lalu kembali menghantam tanah dengan kepalan tangannya . Dan terlihat ada seorang mata-mata desa petir yang melayang jatuh di tengah-tengah mereka .
Dari kejauhan , tampak ada sebuah jaring melayang dan membungkus mata-mata itu .
Melihat itu , semua orang pun menoleh ke arah sumber terlemparnya jaring-jaring itu .
Tampak Aitor berdiri dari kejauhan .

" Jaring gue juga berguna kan ? " Ujar Aitor sambil tertawa .

" Nice shoot tor ! " Seru Coco sambil memberikan jempol .

" Ya ampun , gue lupa sama desanya ! " Seru Juki panik .

Mendengar itu , mereka pun langsung menoleh ke belakang . Tampak lautan api semakin menjadi-jadi , sehingga membuat jarak yang semakin jauh dari tempat Satria bertarung .

" Ini gawat, kalau begini terus bisa-bisa desa kita malah terbakar habis seluruhnya ! " Ujar Celeste panik.

" Serahkan padaku ! "

Tiba-tiba , dari samping Aitor muncullah Neo . Dia langsung berlari ke arah tempat Juki berada, lalu mengibaskan kedua tangannya menuju arah yang berlawanan . Dan terasa ada hempasan angin yang cukup kuat , lalu muncullah segumpal awan gelap di atas Neo . Neo pun mengarahkan tangannya menuju ke arah lautan api itu , dan menurunkan hujan badai tepat di sana .
Dengan cepat , hujan itu pun melenyapkan api-api itu .

" Nice Neo ! " Seru Juki senang . Neo hanya terkekeh .

" Yang lain pada kemana ? " Tanya Juki heran , melihat hanya ada sebagian kecil orang yang ada di tempat ini .

" Mereka kembali ke basecamp , dan sebagian lagi mengurus para warga desa lainnya " Jawab Aitor sambil mengusap tangannya .

" Satsaat ! Ayo berjuang ! " Seru Reihn lagi .

Terlihat , Satria tengah bertempur dengan sengit oleh salah satu parjurit desa petir .
Berkali-kali orang itu mengeluarkan serangan petir , tetapi selalu bisa dihindari oleh Satria dan dia pun mengeluarkan serangan hujan bola apinya kepada orang itu .
Pada suatu kesempatan , Satria berhasil menyentuh orang itu dan langsung meninjunya , membuat orang itu langsung terpelanting ke arah belakang dan jatuh terjerembab ke tanah dengan keras . Melihat hal itu , teman-temannya pun langsung menyorakinya .

" Satria kereen ! " Seru Coco sambil bersiul .

" Aku padamu Sat ! " Seru Juki sambil tertawa , diikuti teman-temannya .

" Satsat gue emang keren ! " Seru Reihn sambil melambaikan tangannya dan berteriak senang . Sementara Satria hanya tertawa dan melambai dari kejauhan menanggapi sorakan teman-temannya itu.
Tak lama kemudian , mata-mata itu pun bangkit , membuat Satria kembali menjaga jarak .

" Oke , untuk kali ini kami akan mundur , tetapi , apa tidak sebaliknya kalian tidak berfokus menyerang pada satu titik ? " Ujar mata-mata itu sambil tersenyum licik , lalu menghilang .
Mendengar hal itu , raut muka Satria menjadi pucat .

" Kenapa sat ? " Tanya Reihn sambil menepuk pundak Satria .

" Basecamp ! Basecamp  kita dalam bahaya ! " Seru Satria panik .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 23

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu , tepat di depan basecamp)

Tampak Neo dan Nao tengah sibuk berlatih menggunakan skill gabugannya . Dan saat mereka tengah serius , tampak sosok Juki dan Reihn melewati mereka dengan cepat dan menembus kabut buatan Nao . Tentu saja hal itu membuat konsentrasi mereka pecah ,

" Lo apa-apaan sih Juk ! " Seru Neo kesal .

" Sori Neo , ada urusan darurat ! " Balas Juki dari kejauhan , membuat Neo dan Nao menjadi saling bertatapan , tanda tak mengerti

" Apa kau tau maksudnya ? " Tanya Neo bingung , sementara Nao hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti .

" Haruskah kita menyusulnya ? " Tanya Nao balik . Neo pun mengangkat bahunya , lalu bergegas mengejar Juki .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu di lapangan tempat Nelve dan Gen berada )

Di bawah pohon , tampak mereka tengah sibuk mendiskusikan sesuatu dengan serius , Tetapi aktivitas mereka terganggu oleh suara gemerisik dari hutan ,
Mereka pun menghentikan aktivitasnya

" Siapa itu ? " Seru Gen . Namun tak terdengar apapun , melainkan suara gemerisik yang semakin keras , membuat perasaan mereka menjadi semakin tidak enak .

Tak lama kemudian , terlihat sesosok cowo yang terlempar dari arah semak-semak itu menuju ke arah pohon yang berada di samping Gen . Melihat itu , membuat mereka menjadi semakin terkejut .

" Gila nih mata-mata emang minta gue banting " Gumam cowo itu kesal . Gen mengamati cowo itu lalu menjentikkan jarinya

" Kazuhiko ? " Seru Gen heran , membuat cowo itu menoleh ,

" Gen ? Lo lagi ngapain disini ? "

" Justru lo yg lagi apa disini ? Emang lo uda bebas tugas dari desa tanah ? " Tanya Gen balik .

" Eh gila , emang lo ga tau ? " Tanya Kazu balik , membuat Gen menjadi semakin bingung

" Maksud lo ? "

" Desa lo ini uda diserang sama desa sialan itu , dan mulai berhasil membobol pertahanan " Tambah Kazu lagi .

" APA ?! "
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali lagi ke pada Juki dan Reihn)

" Sebenarnya kita mau kemana Juk ? " Tanya Reihn heran , karena mereka daritadi menempuh jarak yang cukup jauh dari basecamp.

" Perbatasan desa " Jawab Juki pendek .

" Mau apa kita kesana ? Emang Satria ada disana ? " Tanya Reihn balik

" Bisa jadi begitu , dan . . "

Belum sempat Juki menyelesaikan kata-katanya , tampak desa yang berada di perbatasan telah menjadi lautan api , dan orang-orang saling berlarian menyelamatkan diri .
Baiklah , mungkin semua ini sudah bisa menjadi alasan mengapa Juki dan Reihn menjadi panik .

" Desa Petir menyerang ! "

" Cepat selamatkan diri kalian ! "

" Utamakan anak kecil terlebih dahulu ! "

Melihat kepanikan itu , membuat Reihn menjadi termenung , dan tak lama kemudian , dia teringat akan seseorang

" Satria ! " Seru Reihn panik sambil berlari menembus api ,

" Reihn tunggu dulu ! " Seru Juki bingung , melihat Reihn langsung menembus api , padahal dia tau persis kalau Reihn tak memiliki skill pertahanan diri ,

" Terpaksa deh " Gumam Juki sambil membuka telapak tangan kanannya yang telah bersinar oleh sesuatu yang berwarna putih, lalu melemparkannya kepada Reihn . Ketika sinar itu mengenai Reihn , sinar itu langsung membentuk semacam perisai putih kecil yang mengelilingi Reihn .
Bagaimana dengan Juki ? Setelah dia melakukan hal itu , dia pun langsung melesat menyusul Reihn dengan memakai skill kecepatannya .

" Gue ngerti kalo lo khawatir tentang Satria , tapi jangan bikin gue jantungan dengan aksi kaya tadi dong ! Bisa-bisa gue dihajar ma dia kalo sampe ngebiarin lo terluka " Omel Juki kesal . Reihn hanya tersenyum kecil  , lalu raut mukanya kembali menjadi panik .

" Satria , dimana dia ? " Ujar Reihn sambil memandang sekeliling . Tampak api dimana-mana sudah meluas , tetapi untungnya warga desa sudah berhasil menyelamatkan diri terlebih dahulu . .
Tunggu sebentar , bagaimana bisa mereka menyelamatkan diri dengan secepat itu ?

" Kalian ga apa-apa ? "

Juki menoleh ke arah sumber suara itu . Tampak Coco dan Celesta berdiri di belakang mereka dengan jarak yang cukup jauh .

" Kami baik-baik saja ! " Jawab Reihn .

" Kalian yang mengevakuasi para warga ? " Tanya Juki lagi .

" Yup , untungnya Celesta pintar memakai skill bonekanya , jadi evakuasi bisa berjalan dengan mudah " Jawab Coco lagi . Mendengar namanya disebut , Celesta hanya tersenyum lebar .

Tak lama kemudian , muncul suara dentingan senjata , disertai dengan suara benda terjatuh . Mendengar itu , mereka semua pun langsung menoleh ke arah sumber suara . Tampak Satria tengah bertarung dengan seseorang yang memakai pakaian desa Petir , dan terlihat kalau senjata Satria terjatuh. Hal itu membuat Reihn menjadi panik .

" Satsat ! " Seru Reihn , membuat Satria mengalihkan pandangannya " Reihn dan yang lainnya , bagaimana kalian bisa kesini ? " Tanya Satria heran .

" Peraturan pertama dalam pertarungan , jangan pernah mengalihkan pandanganmu ! " Seru orang itu sambil hendak melemparkan tombaknya ke arah Satria . Tetapi sebelum itu terjadi , tombak itu sudah ditahan oleh Netha , yang tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah mereka .

" Peraturan kedua dalam pertarungan , jangan hanya memperhatika satu objek saja " Tambah Netha sambil tersenyum licik . Orang itu hanya berteriak marah lalu menarik tombaknya dengan paksa dan hendak mengarahkannya ke arah Netha , tetapi , sudah terlebih dahulu ditahan oleh Satria .

" Peraturan ketiga , lelaki dilarang menyerang wanita terlebih dahulu " Ujar Satria dan mengisyaratkan Netha untuk menjauh . Netha pun menurutinya dan melompat ke arah Juki dan lainnya berada .

" Netha ! Apa yang terjadi ! " Seru Juki bingung

" Pertahanan desa kita mulai dijebol Juk , mungkin sudah ada mata-mata yang berhasil menyelusup ke desa ini " Ujar Netha lagi .
Setelah Netha berkata demikian , tampak segerombol kelelawar terbang menuju ke arah mereka .

" Jadi bisa dibilang "

Netha mengangguk " Awal pertarungan akan dimulai dari sekarang "
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------