Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 38

Posted in
" Tolong . . "

Dari arah tebing itu , muncul seorang perempuan . Tampaknya dia telah dikejar-kejar oleh sesuatu .
Melihatnya , Juki pun lagsung berlari mendekatinya

" MyChan ! Akhirnya ketemu juga " Serunya sambil mendekatinya . Begitu dia tiba di hadapannya , tiba-tiba tubuh cewe itu ambruk dan menimpa Juki . Chansey terkejut melihatnya , dan langsung berlari mendekatinya

" Chan , lo knapa chan ? " Serunya sambil menggoyang-goyangkan tubuh temannya itu , tapi tetap tak ada reaksi .
Melihat kondisi seperti itu , membuat mereka semua pun mengelilingi Juki

" Coba kulihat " Ujar Iza sambil mengusap tangannya dan memunculkan sinar putih yang langsung mengelilingi tubuh MyChan . Tak lama kemudian , Iza tampak kebingungan .

" Ada apa za ? " Tanya Juki heran

" Dia menderita luka dalam yang cukup parah , aku tak yakin mampu untuk mengobatinya " Jawabnya pelan .

" Cobalah untuk mengobatinya , tolong ! Sembuhkan dia ! " Ujar Chansey sambil menarik lengan Iza . Melihat itu , Coco langsung menarik mundur Chansey .

" Aku akan mencoba semampu yang kubisa " Sahut Iza ragu .
Tiba-tiba , Satria berbalik dan tampak meluncurkan bola api ke arah MyChan datang. Melihat itu , tentu saja teman-temannya bingung melihatnya .

" Ada apa sat ? " Tanya Reihn heran

" Gue ngerasa ada yang ngeliatin kita dari sana " Jawabnya .

Mendengar itu , Vigo dan Luwhiie yang kebetulan letaknya paling dekat ke arah itu pun , mendekatinya dan membuka semak-semak yang sebagian telah terbakar .
Tak ada seorang pun disana .

" Ga ada tuh sat " Ujar Vigo heran .

" Ke geeran doang kali " Timpal Phil lagi .

" Tapi gue ngerasa feeling ga enak tadi disana " Sahut Satria lagi .

Selama teman-temannya berdebat , terlihat Nao mendekati lokasi itu dan berjongkok untuk mengamatinya

" Mungkin dia benar " Ujar Nao , membuat teman-temannya pun langsung melihatnya .

" Bagaimana kau tahu itu ? " Tanya Netha sambil mendekati Nao

Nao memperlihatkan sebuah daun yang berukuran cukup besar . Tampak ada bekas pijakan sepatu disana . Melihat itu , suasana pun kembali menjadi hening

" Gue makin ngerasa ga enak aja nih " Ujar Celesta sambil menggigil . Sementara Kazuhiro hanya menggaruk kepalanya .

" Jahatnya , begitukah cara kalian menyambut tamu? "

Tiba - tiba , terdengar suara yang tak jelas darimana asalnya , membuat semuanya pun langsung bersiap siaga dan memasang posisi . Mereka tampak mengelilingi Iza yang tengah mengobati MyChan.

" Siapa itu ? " Seru Satria sambil memandangi sekelilingnya

" Kalau ingin temanmu itu sembuh , sebaiknya gunakan obat ini " Sahut suara itu lagi .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebuah botol terlempar dari arah selatan yang langsung ditangkap leh Netha . Botol itu tampak berwarna kebiruan .

" Kau kira bisa menipu kami ? " Seru Celeste .

" Tidak , mungkin dia memang benar " Ujar Mariposa sambil memegangi botol itu ,

" Bagaimana kau tahu Mar ? " Tanya Kazuhiro tak percaya

" Aku tau obat ini . Aku pernah mempelajarinya dulu waktu aku dan Netha berada di desa Petir . Lo ingat ga ? " Tanya Mariposa sambil menyerahkan botol itu kepada Netha . Netha menerimanya dan mengamatinya .

" Oh iya , inikan obat langka yang katanya hanya di desa petir . " Serunya sambil menjentikkan jari . Mariposa mengangguk

" Jadi , kita bisa menggunakannya ? " Tanya Juki . Mariposa dan Netha mengangguk .

" Cobalah " Ujar Netha sambil melemparkannya kepada Juki . Juki menangkapnya dan meminumkannya kepada MyChan . Sesekali tangannya terlihat gemetaran , mungkin karena dia masih ragu tentang khasiat obat itu . Tak lama , terlihat MyChan terbatuk kecil .

" Untunglah " seru Chansey sambil memeluk MyChan

Sejenak , suasana mulai kembali normal , karena melihat kondisi MyChan yang mulai membaik .
Tetapi , suasana itu tak bertahan lama , karena tiba-tiba muncullah seseorang yang menggunakan jubah turun di antara mereka .
Melihat itu , mereka pun refleks menjauh sambil tetap memasang posisi .

" Siapa kau ? " Seru Juki . Orang itu tertawa .

" Kayanya gue emang benar-benar dilupain " keluh orang itu sambil mengangkat tudung kepalanya . Melihat itu , suasana pun menjadi hening .

" Bima ? " Seru Reihn , tak percaya 

Chapter 37

Posted in
Pepohonan tempat sumber suara itu pun bergerak . Semakin lama semakin kuat , hingga muncul seseorang memakai baju mata-mata dengan membawa sebuah kipas . Melihat kipas itu , muka Kazuhiko pun memucat .

" Mata-mata ? " Ujar Netha heran .

" Tunggu apalagi ? Ayo cepat serang dia ! " Seru Phil

" Cepat menyingkir dari sini ! " Seru Kazuhiko mencegah teman-temannya .

Namun , tampaknya ucapan Kazuhiko itu percuma , karena mata-mata itu sudah mengangkat kipasnya dan bersiap untuk mengayunkannya . Melihat itu , Kazuhiko pun segera membisikkan sesuatu kepada Aitor . Aitor yang semula keheranan , lalu mencoba untuk mengangguk . Dia pun mengarahkan tangannya ke belakang .

Tak lama kemudian , kipas itu pun terayun , mengakibatkan serangan angin yang cukup kuat , sehingga membuat pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi roboh . Sementara yang lainnya tampak berusaha untuk tetap berdiri dengan tegap karena angin yang ditimbulkan cukup untuk membuat mereka goyah .

" Anginnya terlalu kencang ! Aku tak bisa berjalan ! " Seru Nao sambil memegangi Kazuhiro dan Celeste . Mereka bertiga , begitu juga dengan yang lainnya , kelihatannya berusaha mati-matian untuk tetap berdiri .

Seakan belum puas , mata-mata itu pun kembali mengangkat kipasnya dan mengayunkannya kembali . Terasa tiupan angin itu semakin kencang , mengakibatkan beberapa pohon berterbangan di udara . Reihn yang ngeri melihat pemandangan itu hanya bisa bersembunyi di belakang Satria , sementara Mariposa hanya terdiam sambil memegangi lengan Netha .
Tetapi , semakin lama , hembusan angin itu terasa semakin tidak wajar , karena semakin kencang , mengakibatkan Nao mulai melayang terbawa angin .

" Gawat ! Nao ! " Seru Celesta panik melihat Nao mulai terbang terbawa angin . Celeste yang kebetulan saat itu tengah berada di dekatnya pun langsung memegangi tangannya untuk menariknya kembali . Tetapi dia juga justru ikut terbang terbawa .

" Bah , kok lo malah jadi ikutan melayang ! " Seru Kazuhiro sambil memegangi lengan Celeste .

" Percuma ! " Seru Kazuhiko . Netha menoleh kepadanya dengan tatapan heran .

" Maksudmu ? " Tanyanya lagi .

Belum sempat Kazuhiko menjawabnya , mata-mata itu sepertinya akan mengayunkan kipasnya lagi . Menyadari kalau tak mungkin untuk menghindar ataupun menyerangnya , Satria pun berbalik arah dan berteriak .

" Semuanya , berpegangan ! " Seru Satria sambil memegang lengan Reihn dan Phil .

Tak lama setelah Satria berkata demikian , hembusan angin yang lebih kuat pun datang , mengakibatkan mereka semua terbawa oleh hembusan angin .

" Sekarang ! " Seru Kazuhiko kepada Aitor . Aitor pun langsung mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke belakang . Terbentuklah jaring-jaring raksasa yang melilit beberapa pohon besar yang masih tetap tegak berdiri . Karena ukurannya yang cukup besar , membuat semuanya langsung mendarat di jaring-jaring itu . Sementara Kazuhiko pun mengucapkan semacam mantra , mengakibatkan lubang-lubang jaring buatan Aitor pun menjadi mengecil , sehingga mirip seperti sebuah kain . Melihat semua itu, Juki pun menjentikkan jarinya .

" Aku mengerti ! " Seru Juki sambil memegang telapak tangan kirinya seakan sedang berdoa , lalu terasa sebuah aura yang cukup menusuk keluar di sekelilingnya , dan terlihat ada aura berwarna merah mengelilingi kedua tangannya . Lalu , dia pun mengayunkan kedua tangannya ke belakang , lalu kembali mengayunkannya kembali ke depan dengan cepat , mengakibatkan terjadi hembusan angin yang bertolak belakang dengan arah dari hembusan yang dibuat oleh mata-mata itu .

Karena hembusannya cukup kuat , mengakibatkan mereka semua pun kembali terlempar ke arah depan , mengabaikan mata-mata yang tampaknya kesal melihat mereka bisa melewati dia .
Mereka pun tetap terbang dan dengan sekejap , melewati hutan itu dengan mudah .

" Jadi trampolin ? hebat juga ide lo Kazu " Puji Aitor sambil memegangi lengan Mariposa dan Neo . Kazuhiko hanya tertawa .

" Baiklah , gue akuin ide lo emang hebat , tapi sekarang bisa jelaskan bagaimana caranya kita mendarat di batu-batu itu ? " Ujar Netha sambil menunjuk ke arah depan .
Tampak ada kumpulan tebing batu curam di hadapan mereka . Melihat itu , suasana yang tadinya tenang menjadi kembali gaduh .

" Ya ampun , gue belum mau mati muda ! " Seru Coco panik .

" Gak lucu nih , kalo kita masuk koran dengan tulisan " MATI KONYOL KARENA BERTABRAKAN DENGAN TEBING " Seru Gen tak kalah paniknya .

" Gue rasa itu lebih baik , karena kenyataanya kita akn MENDARAT dan bukan BERTABRAKAN " Seru Luwhiie sambil menoleh ke bawah .

Tak lama setelah Luwhiie berkata demikian , terasa hembusan angin yang tadi membawa mereka pun menghilang , membuat mereka pun terjun bebas .

" Ampun , gue masih mau hidup ! " Seru Neo yang tampaknya sudah mulai kehilangan ketenangannya.

" Mar , bantu gue ! " Seru Nelve sambil menarik lengan Mariposa , lalu membisikkan sesuatu . Tak lama setelah itu , meski ragu , Mariposa pun mengangguk .

" Siap ? " Ujar Nelve . Mariposa kembali mengangguk .

" Kalian mau apa ? " Tanya Vig heran , tetapi tak dihiraukan oleh mereka berdua .

" Sekarang ! " Seru Nelve . Dia pun langsung mengarahkan tangannya ke semua arah , mengakibatkan semuanya berada di dalam suatu tudung pelindung, kecuali Mariposa. Sementara itu, Mariposa langsung memutar tubuhnya searah jarum jam , mengakibatkan ada hembusan angin yg cukup kuat darinya dan membuat pelindung milik Nelve melayang pelan di atasnya .
Lalu , perlahan tapi pasti , mereka pun mendarat dengan selamat di antara tumpukan bebatuan curam itu.
Melihat hal itu , mereka semua pun bersorak gembira .

" Syukurlah , karena gue masih belum punya niat buat mati " Ujar Juki sambil menghela nafas lega .

Namun , suasana itu tampaknya diusik oleh sebuah suara dari arah tebing batu yg lain . Mendengar itu , mereka semua pun langsung memasang posisi.

" Lagi ? Astaga " Keluh Vigo sambil mempersiapkan senjatanya .

" Siapa itu ? ' Seru Juki sambil memberi isyarat kepada Netha untuk berada di sampingnya .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Chapter 36

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak lama setelah Chansey berkata demikian , terasa hawa dingin mulai menusuk di sana .
membuat Coco dan Luwhiie menggigil kedinginan, Reihn memegangi lengannya , Vigo merapatkan jaketnya , sementara Nelve dan Chansey saling duduk berdekatan untuk menghilangkan rasa dingin .

" Nih kenapa lagi kok tiba-tiba hawanya bikin gue masuk angin " Ujar Coco sambil menggosok kedua tangannya .

" Lihat saja , " Sahut Kazuhiro sambil menunjuk ke arah samping kiri pohon itu .
Tak lama kemudian , terdengar suara berisik dan gemuruh seperti suara batang pohon yang berjatuhan , lalu terlihat ada sebongkah es besar disana , setelah menumbangkan beberapa pohon yang menghalanginya . Coco menyipitkan matanya , mencoba memastikan pandangannya .

" Rasanya gue kenal sama es itu " Ujar Coco lagi .

Tak lama setelah Coco berkata demikian , terlihat ada Gen dan Netha yang keluar dari tumpukan ranting pohon yang menutupi es itu .

" Gen ! Netha ! " Seru Vigo . Dari kejauhan , mereka hanya menanggapi panggilan Vigo dengan lambaian tangan , sebelum mereka sibuk membersihkan ranting pohon lalu membantu bangun yang lainnya .

" Wah , parah lo gen , tindakan lo ini bener-bener ga cinta bumi banget " Ujar Coco sambil memandangi ranting-ranting dan batang pepohonan yang bergelimpangan disekitar bongkahan es raksasa ciptaan Gen . Dia hanya tertawa

" Toh ga gue giniin pun , mereka pasti bakalan jatuh duluan untuk ngehambat perjalanan , jadi daripada  kelamaan , mending gue rubuhin aja semuanya skalian " Sahut Gen disela-sela tawanya .
Coco hanya menggelengkan kepalanya . Netha hanya melihat sekitar , dan menghitung berapa orang yang telah berkumpul disana .

" Berarti ,kurang kelompoknya si Satria saja ya yang belum ada " gumam Netha sambil memegangi dagunya .

" Iya , dia dimana ya " sahut Reihn sambil menggaruk kepalanya .

" Gue juga heran , harusnya mereka ga bakalan selama ini " Tambah Kazuhiro .

" Atau mungkin ada apa-apa dengan mereka ? " Ujar Phil ragu , membuat semua teman-temannya menoleh ke arahnya .

" Jangan ngomong gitu deh , bikin tambah surem suasana aja " Sahut Coco kesal .

" Hei apa itu ? " Seru Luwhiie sambil menunjuk ke atas

Mendengar itu , mereka pun serempak mendongakkan kepalanya ke atas . Terlihat ada sesuatu yang turun dari langit . Entahlah , seperti bola ? Tapi kok lebih lonjong ya ? Kalau hujan pun tak mungkin , karena tetesan air tak mungkin sebesar itu .
Melihat itu , mereka pun ribut menerka-nerka benda apakah itu .

" Batu ? " Ujar Coco . Teman-temannya menggelengkan kepalanya tanda tak setuju

" Monster ? " Ujar Phil , membuat teman-temannya terdiam tuk sesaat .

" Bisa jadi , siapkan senjata kalian ! " Ujar Vigo . Namun saat mereka akan bersiap -siap , tampak Kazuhiko dan Celesta tetap diam dan menatap ke atas .

" Kalian mau bengong sampai kapan ? Buruan siapkan senjata ! " Seru Luwhiie heran . Celesta dan Kazuhiko hanya saling berpandangan

" Hah ? buat apaan ? " Tanya Kazuhiko heran .

" Bisa saja itu musuh kan ! " Seru Mariposa kesal .

" Kalian gila ? Bukannya itu Juki ? " Ujar Celesta tak kalah kesal , membuat teman-temannya terdiam , lalu kembali menoleh ke atas .
Samar-samar , terdengar suara jeritan seseorang .

" Astaga ! Itu memang mereka ! " Seru Reihn terkejut .

" Siapkan jaring , atau apa saja ! " Seru Coco panik .

" Tak perlu , kalian tangkap saja mereka satu-satu ! " Seru Kazuhiro . Coco sempat ingin memprotes , tetapi sebelum dia sempat mengatakannya , dia sudah ditimpa oleh Celeste yang telah terjun bebas dari atas sana .
Sementara itu , tampak Vigo berhasil menangkap Neo , walau akhirnya ditimpa juga oleh Nao , Luwhiie dan Celesta berhasil menangkap Juki tanpa terjatuh , Netha berhasil menangkap Aitor , sementara Satria terjatuh dengan bebas tanpa ada seorang pun yang menangkapnya .

" Duh pembunuhan masal ini namanya " Keluh Coco . Celeste pun buru-buru terbangun dan membantu Coco bangun .

" Sial , gue g ada yang bantuin " Keluh Satria , yang langsung dibantu bangun oleh Netha

" Kalian , mengapa bisa seperti ini ? " Tanya Netha heran .

Sebelum Satria akan menjawabnya , tampak terdengar suara gemerisik dari arah hutan , membuat mereka langsung memasang posisi

" Siapa itu ? " Seru Neo sambil mendorong Mariposa agar segera berada di belakangnya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------