Follow me on Twitter RSS FEED

Just A Simple Story From Someone Who Had Unrequited Love


Andai kau tahu , kalau sebenarnya inginku bukan hanya untuk jadi temanmu ,
Tapi aku terlalu pengecut untuk mengatakan itu ,
karena aku adalah seseorang yang takut bila rasa cinta yang ku rasakan ini sampai mengalahkanku.

Sebenarnya , aku ingin mendekatimu secara terang-terangan ,
sayangnya, di masa lalu aku pernah mengalami kegagalan , dan sampai sekarang, aku masih terluka karena trauma itu.
Orang bilang padaku cinta itu adalah sebuah pilihan ,
tapi pada masa itu aku merasa , baginya aku terlalu sayang untuk "dibuang"
dan aku tidak mau hal itu terjadi untuk kedua kalinya.

Tidak tidak , aku tak pernah bermaksud untuk menyamakan kau dengan dia
Kau bahkan jauh lebih baik daripada dia
Hanya saja, sepertinya otak.ku belum mau mengakuinya.

Aku juga mengakui , aku memang cemburu, setiap kali aku dengar namanya kau sebut.
Tapi aku tidak pernah bisa melakukan apa yang seharusnya ku inginkan,
karena memang saat ini kau bukan milikku
TwT

Karena kau adalah tema saat ku rasakan galau ,
seperti apapun keadaannya , sebisa mungkin kuusahakan agar perasaanku tidak akan berubah ,
seperti rumput yang takkan tumbang oleh topan ,
kapanpun, akan selalu aku lindungi "bunga" itu .
Karena bagiku , hanya kau yang terindah diantara "bunga-bunga" yg ada .

=)

Ini sudah benar dari awalnya :)


Kau tahu mengapa aku menuliskan ini ?
Karena aku tak ingin semua ini berakhir hanya karena kau salah mengerti.

Apa kau tahu bagaimana sulitnya mengendalikan perasaan ?
Seperti ketika kau berada dekat dengan dia,
Aku tau, kau selalu ingin berada dekat dengannya
Atau mungkin hanya sekedar menepuk punggungnya.
Percayalah, aku yakin kau selalu ingin mencuri-curi kesempatan hanya untuk bisa menyentuhnya.
Tak apa itu wajar. Selama masih dalam batas kewajaran.

Karena bisa memandanginya dari jauh itu tak akan pernah cukup untukmu.

Kau tahu apa bedanya setia dan egois ?
Setia adalah saat kau tengah menyukai seseorang, kau takkan terpengaruh dengan orang lain, walaupun orang itu jauh lebih baik dari orang yang kau sukai.
Kau akan tetap pada pendirianmu, karena dimatamu, hanya orang yang kau sukailah yang terbaik.
(Mungkin inilah yang dinamakan cinta buta)

Egois sendiri berarti terlalu memaksakan kehendaknya. Tak peduli dengan orang lain, yang penting keinginannya tercapai.
Lihat ?
Perbedaannya sangatlah tipis.
Atau mungkin bahkan hampir tidak ada.

Sebut aku egois, tapi aku memang hanya menginginkanmu.
Begitu kuatnya perasaan itu, sehingga terasa menakutkan.
Karena itu Tuhan, tolong bantulah aku untuk mengendalikan perasaan ini.
Karena kadang kala, aku tak sanggup menahannya sendirian.

Tunggu, bukannya aku tak merasa nyaman bersamamu.
Ketahuilah, aku selalu menyukai saat kita berbicara dan menghabiskan waktu bersama.
Percayalah, aku selalu menikmati setiap detiknya.
Tetapi maaf, dia memberikanku kebahagiaan yang lain.
Dan itu adalah kebahagiaan yang selama ini aku cari.
Rasa bahagia karena bisa dekat dengan orang yang kita sukai :)
Dan bukan karena dicintai oleh orang lain yang tak pernah kita duga sebelumnya ..

Dan untukmu, yang merupakan sumber dari segala inspirasi catatanku selama ini,
aku hanya ingin menyimpulkan satu hal.

Ini sudah benar dari awalnya.
Aku mencintaimu tanpa tanda tanya.

:)

Tujuan dari semua ini =)


Suatu hari, temanku berkata padaku
" Sampai kapan kamu akan terus menunggunya seperti ini ? "

Jujur saja, itu bukan pertama kalinya dia bertanya seperti itu. Harusnya aku tidak merasa kesulitan untuk menjawabnya.
Tetapi pada saat aku akan menjawabnya, dia langsung menambah pertanyaannya,

" Memangnya kamu yakin dia akan memilihmu ? "

Aku pun terdiam.
Benar juga, kalau dipikir lagi, bisa saja penantianku ini akan berakhir sia-sia.
Bisa saja saat aku tengah bersamamu, kau sedang memikirkan orang lain.
But, who knows ?
Aku tidak berani untuk berfikir negatif.
Jangankan untuk berfikir demikian, untuk berharap saja aku masih takut.
Walaupun kau telah memberikan pertanda positif sekalipun, tetap saja masih ada rasa ragu dihatiku.
Pada saat inilah aku menyadari

Kalau trauma di masa lalu memang sulit untuk dihilangkan

Dengan sedikit doa, aku pun tersenyum dan menjawab
" Walaupun aku tidak tahu perasaan dia saat ini berpihak kepada siapa, tapi selama perasaan ini masih ada, aku akan selalu mencoba untuk tetap setia menunggunya "

Mendengar jawabanku, telanku terdiam sejenak. Lalu bertanya sekali lagi untuk meyakinkanku
" Apa kamu tidak takut dengan perasaanmu sendiri ? "

Kalau boleh jujur, pada saat tertentu ada masanya aku takut dengan perasaanku ini. Entah mengapa, ada kalanya dia begitu menginginkanmu, sampai membuatku kelelahan untuk mengendalikannya.
Tapi, namanya juga sudah "telanjur jauh", aku pun tidak bisa berhenti di tengah jalan.
Aku hanya bisa mencoba untuk terus berjalan mengikuti alur yang telah disusun oleh Tuhan, sambil berharap untuk hasil yang terbaik.

Setelah memikirkan semua itu, dengan mantap aku pun menjawab
" Tidak, karena aku mampu mengendalikannya "

Mendengar jawaban itu, temanku pun tersenyum sambil menepuk pundakku.
" Aku kagum padamu. Semoga suatu saat, aku bisa melihatmu berjalan bersama dengannya sebagai sepasang kekasih "

Mendengar itu, aku pun tertawa.
Bukan karena lucu, tapi karena dia mengatakan sebagian kecil dari impianku.

Sebagian besarnya ?
Hmm, baiklah,

Sebenarnya, hal yang selalu aku impikan adalah pada saat ada temanmu yang bertanya kepadamu sambil menunjukku
" Dia temanmu ya ? "
Kau akan tersenyum sambil menjawab
" Dia orang yang aku sayangi .. "

Chapter 48

Posted in
" LO NYURUH KITA BUNUH DIRI ?! "

Mendengar teriakan histeris itu, cowo itu tersenyum licik.

" Lo jangan main-main ! " Seru Nelve kesal.

" Apakah aku seperti sedang bercanda sekarang ? " jawab cowo itu sambil memeluk Ica lebih kuat. Raut wajah Ica tampak semakin pucat ketika pisau itu semakin dalam menembus kulit lehernya.
Melihat itu, Nelve refleks ingin berlari ke arah cowo itu dan merebut pisaunya,
tetapi ditahan oleh Iza.

" Sudahlah nel, kita ikuti saja kemauan dia "

" Apa ?! Apa lo udah gila Za ? Lo mau nurutin kemauan dia ? " Bantah Nelve histeris.

" Ini memang gila, tapi kita sudah tidak punya pilihan lain . . "

----------------------------------------------------------------
(Sementara itu)

" Oi Nao, lo bisa lebih cepet dikit ga sih ? "

" Ini udah paling cepat kali phil ! "

Di tangga yang meliuk-liuk dan sangat tinggi itu, terlihat Satria dkk tengah berusaha menaikinya sampai ke puncak.
Mungkin karena terlalu memforsir tenaga, kini terlihat ada banyak yang sudah kelelahan.
Hanya Gen, Phil dan Bima yang masih terlihat memiliki tenaga.
Sementara Juki, Rian, Satria, Reihn tampak membantu teman-temannya untuk kembali berlari.

" Udah ah, gue nyerah . Bisa ga kita istirahat dulu ? " Keluh Vigo sambil menghapus keringat di dahinya.

" Yeah, lo bisa istirahat sekarang. Sementara lo duduk, bisa aja mereka berdua sudah tinggal nama di atas sana" Balas Phil jengkel.

" Iya iya gue akuin kalo sekarang keadaannya udah gawat, tapi bisa ga kalian ngerti, kalo kami ini ga memiliki stamina dan kecepatan seperti kalian ? " Ujar Reihn .

" Wah, kalo kaya gini terus bisa lama nih " gumam Rian .

" Terpaksa pakai rencana B "

" Hah ? "
-------------------------------------------------------------
(Kembali lagi kepada Nelve dan Iza)

Kini terlihat Nelve dan Iza sudah berdiri di tepi tabung itu.
Terasa aura panas langsung menerpa wajah mereka berdua.
Ketika mereka melihat ke dalam tabung, terlihat sebuah cairan berwarna kuning transparan beserta letupan-letupan listrik kecil di permukaannya, membuat nyali Nelve semakin ciut.

" Za , lo yakin ini akan berhasil ? " bisik Nelve gelisah. Mendengar itu, Iza hanya tersenyum.

" Pasti, kalo tidak, apa gunanya semua latihan kita saat ini ? " balas Iza.

" Kalian tunggu apalagi ? Ayo cepat terjun ! " Seru cowo itu.

" Siap ? " tanya Iza kepada Nelve.

Nelve hanya menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu menutup matanya.
Perlahan, dia melangkahkan kakinya menuju ujung dari papan yang tengah dia pijak sekarang.
Tepat pada saat dia terjatuh, Satria dan yang lainnya pun datang.
Melihat kejadian itu, mereka pun terkejut sambil berusaha mencegahnya.
------------------------------------------------------------