" Dia sempurna ,
Kau tahu ? Dia benar-benar gadis yang aku cari selama ini "
" Kau sudah sering mengatakan itu , Yogi "
Yogi menggelengkan kepalanya
" Kau tidak mengerti dri " ujar Yogi pelan .
Adri menghela nafas . Dia kembali merapatkan jaketnya , karena udara pagi yang semakin tidak bersahabat.
Dia memandangi hamparan kebun teh yang ada di hadapannya .
Tatapannya menerawang .
Entah sejak kapan , Adri memiliki kegemaran untuk menyusuri kebun teh milik keluarganya ini setiap malam . Tepatnya pukul 1 dinihari . Bukan karena dia memiliki penyakit insomnia , tetapi karena dia selalu merasa gerah untuk tetap berada di villanya saat jam 1 pagi . Sekalipun dia telah tertidur pun , selalu ada hawa panas yang akan membangunkannya . Dan hal ini cukup aneh , mengingat villa milik keluarganya ini berada di daerah pegunungan yang cukup tinggi .
" Kau masih ingat dengan pertemuan pertama kita ? " Tanya Yogi , yang langsung membuyarkan lamunannya . Adri mendecak
" Serasa jadi homo deh gue kalo lo ngomong kaya gitu " Ujar Adri sambil bergidik , membuat Yogi tertawa
" Yaelah , elonya aja yang nanggapinnya terlalu lebay ! " Ujarnya di sela-sela tawanya sambil meninju pundak Adri . Adri meringis , karena tonjokan Yogi rupanya cukup kuat .
" Eh rese ! Sakit bego ! Ga usah make nonjok kenapa ! " Seru Adri sewot , membuat tawa Yogi semakin kencang .
" Serius ah , lo inget atau ga sih ? " Tanya Yogi kembali , sambil mengusap air matanya . Adri tersenyum
" Ya iyalah , gue masih inget bahkan sampai ke detail terkecilnya " Jawab Adri mantap , sambil mengubah senyumannya menjadi senyuman licik . Melihat itu , Yogi mendengus .
" Kampret lo , giliran gue menderita aja hafal bener " Keluhnya .
Setelah Yogi berkata demikian , mereka berdua pun tertawa lepas . Tawa mereka terdengar sangat renyah dan bebas , seakan mereka adalah sahabat sejak lama . Padahal , mereka baru saja 30 hari berteman .
Sesaat , setelah puas tertawa , Adri kembali tersenyum kecil . Dia masih ingat sekali , bagaimana pertemuan pertamanya dengan Yogi .
--------------------------------------------------------------------------
Malam itu , Adri yang baru saja menempati villa barunya itu , kebingungan karena hawa panas yang tiba-tiba memenuhi seluruh kamar tidurnya . Dia mendesah kecil sambil melirik ke arah jam .
Tepat pukul 1 dinihari .
" Gila , padahal di pegunungan , tapi kenapa hawanya sepanas ini " Keluhnya kesal .
Dan karena situasi yang tidak memungkinkan untuk tidur , dia pun memilih untuk berjalan-jalan di luar.
Setelah mematikan laptopnya , dia pun mengganti T-shirt abu-abu nya menjadi T-shirt putih dan sebuah jaket abu-abu tipis . Tak lupa , dia mengambil sebuah senter.
Perlahan , dia membuka pintu rumahnya . Terasa hawa sejuk menyambutnya dari sana .
" Oke , mari kita lihat , apa yang akan kita dapatkan hari ini " Ujar Adri penuh semangat .
Setelah mengunci pintu Villanya , dia pun kembali menoleh ke arah halaman . Terlihat , ada hamparan kebun teh disana . Dia menjadi sedikit terkejut , karena melihat hamparan kebun luas yang biasanya dipenuhi oleh para pekerja , kini terlihat kosong dan sedikit berkilauan , karena daun-daun teh memantulkan cahaya bulan .
Tetapi anehnya , dia sama sekali tak merasa takut . Dengan tanpa ragu , dia pun menyusuri kebun teh milik keluarganya itu .
Baru beberapa langkah dia memasuki kebun itu , dia mendengar ada suara jeritan seseorang . Mendengar itu , refleks dia pun menuju ke arah sumber suara .
Dan disanalah , terlihat ada Yogi yang duduk di tepi sungai kecil yang berada di tengah-tengah kebun teh itu . Dia tampak memegangi sebelah kakinya dan tak jauh darinya terlihat juga ada sebuah sepatu berwarna abu-abu disana .
Melihat itu , Adri pun mendekatinya
" Lo kenapa ? " Tanya Adri heran . Yogi yang tampaknya terkejut dengan kehadiran Adri pun terdiam sejenak , lalu menunjuk ke arah kakinya . Dengan bantuan senter , Adri pun melihat kondisi kaki Yogi . Terlihat berwarna sedikit biru dan agak pucat . Adri mengangguk-angguk .
" Lo keseleo ? Makanya hati-hati , banyak gundukan kecil di kebun ini . Salah-salah , lo bisa nyebur ke kolam itu " Ujar Adri santai sambil membalut kaki Yogi menggunakan perban kecil yang selalu dia bawa kemana-mana .
Setelah selesai , dia pun menatap wajah Yogi . Terlihat raut mukanya sedikit pucat , rambutnya lurus bergelombang dan sedikit sasak .
" Thanks , oh iya , nama gue Yogi " Ucap Yogi pelan .
---------------------------------------------------------------------------
Semenjak itu , Adri dan Yogi pun sering bertemu di kebun ini tepat pada jam 1 pagi . Dan karena itulah , mereka sering janjian di tempat ini , tepatnya di sebuah gardu mungil di tengah-tengah kebun teh dan berada di dekat sebuah sungai kecil tempat Yogi terpeleset kala itu , sambil bercengkrama . Dan kebanyakan , Yogi selalu menceritakan mengenai gadis impiannya itu kepada Adri .
" Suer , kelakuan lo dulu tu persis banget kaya cewe . " Ujar Adri sambil kembali tergelak, sambil meminum tehnya . Yogi hanya bisa manyun melihatnya
" Ya abisnya , gue ga nyangka kalau bakalan ada yang nolongin gue , jam segitu pula . Gue kira awalnya lo itu setan " Sahut Yogi blak-blakan , membuat Adri tersedak .
" Ga kebalik ? Harusnya gue yang ngomong kaya gitu ! Lagian , elo juga ngapain muter-muter ke kebun teh , jam segini pula ? " Tanya Adri heran . Mendengar itu , Yogi hanya tersenyum dingin sambil mengaduk tehnya .
" Yah , udah gue bilang , gue lagi mencari dia " Jawab Yogi pelan . Mendengar itu Adri kembali mendengus
" Maksud lo , gadis khayalan elo itu ? " Tanya Adri sinis , membuat Yogi kembali tersenyum dingin .
" Udah gue bilang , dia itu gadis yg nyata . Dia hidup dan gue selalu melihatnya melintasi kebun teh ini" Jawab Yogi , membuat Adri sedikit bergidik .
" Maksud lo , dia selalu melewati kebun teh gue pada jam segitu ? " Tanya Adri heran . Yogi mengangguk pelan .
" Jangan bilang kalo cewe yang lo taksir itu . . "
" Kampret , gue ga doyan sama kuntilanak setan " Potong Yogi sewot . Sepertinya , dia sudah mampu menebak apa yang difikirkan oleh temannya*itu . Jawaban Yogi pun kembali membuat Adri tergelak .
" Elo sih , bilangnya selalu melintasi kebun teh ini pada jam 12 malam . Mana ada cewe yg kurang kerjaan , melewati kebun teh ini setiap jam 12 malam kecuali kuntilanak ? Eh ada ding , sundel bolong mungkin " Cerocos Adri membuat Yogi semakin manyun .
" Kayanya imajinasi lo terlalu gede deh . Dia itu anak dari salah satu pekerja di sini " Ujar Yogi sambil bersender ke salah satu tiang gardu yang didudukinya . Mendengar itu , Adri pun manggut-manggut .
" Dia bener-bener istimewa Dri . Dia satu-satunya cewe yang berhasil buat gue bisa jatuh cinta sampai seperti ini . Dia mungkin tidak terlalu cantik , tetapi kebaikan hatinya itu +, luar biasa " Sambung Yogi dengan tatapan menerawang .
Melihat temannya kembali "mendongeng" membuat Adri sedikit gemas . Dia heran kepada temannya ini , katanya suka , tapi kok kalau diperhatikan dari cerita-ceritanya selama ini , kayanya dia hanya sekedar pengangum dari jarak jauh , yang notebane , bukan Adri banget .
Adri adalah seorang cowo yang ambisius dan cukup blak-blakkan . Dan tentu saja , sifatnya itu berbanding terbalik dengan Yogi yang cukup tertutup dan dingin . Sifat ambisius Adri itu terlihat oleh usahanya yang benar-benar ingin untuk menjadi seorang desainer , dia sampai menghabiskan liburan panjang sma nya di villa milik keluarganya ini , tanpa ditemani oleh siapapun . Sekalipun banyak gosip yang beredar kalau villa itu angker pun , hal itu sama sekali tidak menggoyahkan niatnya untuk tetap menempati rumah mungil nan nyaman itu .
Alasan lain ? Mungkin karena Adri sudah muak dengan kondisi kota yang sudah penuh dengan polusi , dan juga kepalsuan orang-orang kota. Kepalsuan yang dimaksud disini adalah , karena Adri beranggapan , kalau semua orang yang ada di kota htu selalu saja bersikap berdasarkan materi dan juga individualisnya yang tinggi . Sungguh berbanding dengan keadaan di desa yang tenang , ramah dan permai .
" Gue heran deh Yog , kalo lo emang suka sama dia , kenapa ga ngomong aja langsung ke dia ? " Tanya Adri gemas . Mendengar itu , Yogi pun kembali terdiam , dan memperlihatkan senyuman dinginnya .
" Gue ga bisa Dri , " Jawabnya pelan , membuat Adri heran .
" Maksud lo ? "
" Ya maksud gue, gue emang ga bisa , dan ga akan pernah bisa melakukannya " Jawabnya mantap, membuat Adri semakin gemas .
" Yaelah , emang apaan sih masalahnya coba ? Tinggal ngomong doang kan ? daripada lo jadi galau ga jelas kaya gini ? " Ujar Adri lagi . Yogi menggelengkan kepalanya .
" Lo ga akan pernah ngerti Dri " Jawabnya pelan . Setelah berkata demikian , dia melirik jam tangannya .
" Wah sudah jam 4 pagi , gue bisa didamprat nih sama emak gue kalo ga buru-buru pulang " Seru Yogi panik . Adri mencibir mendengarnya .
" Udahan ah , gue cabut dulu ya sob ! " Seru Yogi sambil buru-buru turun dari gardu itu dan berlari ke arah kebun teh . Adri hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya . Disaat dia melihat punggung Yogi yang semakin menjauh , entah mengapa , ada perasaan aneh yang menyelimuti dirinya
Seperti dia merasa , kalau saat itu adalah saat terakhir dia bertemu dengannya .
Dia pun langsung menepuk kedua pipinya dengan keras .
" Apaan sih dri ,sejak kapan lo jadi parno kaya gini " Ujar Adri sambil menggaruk kepalanya . Dia pun berbalik arah dan berjalan pulang menuju rumahnya .
Saat itu dia belum mengetahui , kalau saat itu adalah saat terakhir dia bertemu dengan Yogi .
-----------------------------------------
Pagi itu , seperti biasa , Adri tengah sibuk mengerjakan konsep desain sepatu yg tengah dia kerjakan di laptop kesayangannya .
Tak berapa lama , handphonenya pun berbunyi , dan terlihat ada nama "Rian" di sana
" Alah , kenapa harus si tuyul satu ini sih yang nyari gue " Keluh Adri kesal sambil menekan tombol receive
Rian : " Woi setan , kapan lo pulang ? Anak-anak udah pada kangen sama lo nih "
Adri : " Sampai gue menemukan inspirasi disini :3 "
Rian : " Yaelah , elo udah pergi selama sebulan woi ! Emang belum cukup ? -- "
Adri : " Ekekek belum sob , lagi betah-betahnya gue disini "
Rian : " Ya sudahlah , btw , lo aman-aman aja di villa itu ? "
Adri : " Yoi , emang kenapa ? "
Rian : " Serius ga ada penampakan apapun ? "
Adri : " Maksud lo setan ? Basi tau yan , "
Rian : " Gue serius kampret , jelas-jelas ada beritanya di koran"
Adri : " Maksud lo ? "
Rian : " Jadi gini , katanya ada seorang cowo yang meninggal di kebun teh keluarga lo itu "
Adri : " Hah ? meninggal karena apaan ? "
Rian : " Katanya sih diduga karena terjatuh ke sungai di tengah-tengah kebun teh elo itu "
Adri : " Ah ngarang lo yan , jelas-jelas sungainya kecil, mana bisa mati tenggelam ! "
Rian : " Diduga dia mati karena terbentur bebatuan-bebatuan yang berada di sekeliling sungai itu "
Setelah Rian berkata demikian , Adri menjadi terhenyak . Ada sebuah feeling aneh yang dirasakannya. Mengapa dia jadi teringat dengan Yogi ya ?
Rian : " Dri ? Woi ! Masih hidup kaga lo ! "
Adri : " Sori sori tadi gue ngeberesin piring-piring gue . "
Rian : " Payah lo ! Dan kabarnya sih , sampai sekarang mayatnya belum ketemu "
Adri : " Lalu mengapa lo bisa mengambil kesimpulan kalau dia mati karena terbentur batu ? "
Rian : " Karena di koran tertulis kalau sebuah sepatu yang berada di sungai sana "
Adri : " Sepatu ? Sepatu warna apaan ? "
Rian : " Katanya sih abu-abu "
Setelah Rian berkata demikian , feeling aneh itu pun muncul lagi . Entah mengapa , semua petunjuk yang diberikan oleh Rian seakan mengarah ke Yogi ?
Rian : " Woi ? Masih hidup kaga lo ? "
Adri : " Memang kapan dia meninggal ? '
Rian : " Eh , disini ga ditulis keterangan tentang itu , yang ada cuma ditulis kalau cowo itu menghilang sejak tanggal 30 April "
Refleks Adri melirik ke arah kalender yang berada di sampingnya . Tanggal 1 Mei
Berarti itu sebulan yang lalu ?
"Kalau begitu pasti itu bukan Yogi " Ujar Adri lega .
Rian : " Kampret nih anak , gue ditinggal mulu "
Adri : " wakakak sori sori . Ayo lanjutkan bro "
Rian : " Menurut kabar sih , nama cowo itu . . "
Adri : " Oke ? Namanya adalah ? "
Rian : " Eh sori sori , gue harus pergi dulu nih , cewe gue udah datang soalnya "
Dab klik , telepon itu pun terputus . Dan meninggalkan sebuah tanda tanya besar kepada Adri .
" Monyet nih anak , giliran cewenya aja nomor 1 " Umpat Adri kesal . Padahal tinggal sedikit lagi dia mengetahui kabar mengenai cowo misterius itu . Memikirkan itu , dia menjadi termenung sejenak . Entah mengapa , sepertinya ada feeling aneh yang mengganggunya ,
Dan disaat dia tengah sibuk dengan fikirannya sendiri , tak lama kemudian , terdengar suara bel dari arah teras dan membuyarkan lamunan Adri .
" Iya sebentar " Seru Adri sambil berlari kecil ke arah pintu teras . Dia pun membukanya .
Terlihat , ada seorang gadis disana , membawa sebuah keranjang yang ditutupi sapu tangan .
Mungkin dia salah satu anak dari para pemetik teh .
" Permisi , saya mau mengantarkan makanan khas daerah sini , karena bibi bilang , kamu paling suka dengan ini " Ujar gadis itu sambil tersenyum dan memberikan keranjang itu kepada Adri .
" Makasih , apa nih ? Kayanya masih hangat " Sahut Adri sambil membuka sapu tangan yang menutupinya . Terlihat ada beberapa bakpao telo yang masih hangat disana . Melihat itu , Adri langsung tersenyum lebar .
" Wah makasih banget , ini memang favorit gue nih daridulu " Ujar Adri senang . Gadis itu hanya tersenyum . Adri memandanginya sejenak . Dia baru sadar , kalau sepertinya gadis ini adalah gadis yang ditaksir setengah mati oleh Yogi . Adri dapat mengetahuinya , karena Yogi sempat memperlihatkan fotonya kepada Adri.
" Oh iya , silakan duduk dulu , " Ujar Adri ramah . gadis itu menggeleng .
" Ah , tidak usah , saya kan hanya ingin mengantarkan makanan ini saja " Tolak gadis itu halus .
" Yah , kan udah jauh-jauh datang , masa cuma memberi ini doang terus pergi ? Temani saya bicara dulu yuk , " Sahut Adri lagi .
Setelah berdebat kecil , akhirnya gadis itu pun mau memasuki rumah Adri . Dia pun tersenyum penuh kemenangan .
" Wah rupanya rasanya masih tetap kaya dulu , enak banget " Puji Adri setelah menggigit salah satu bakpao itu . Gadi itu hanya tersneyum mendengarnya .
" Oh iya , saya mau bertanya satu hal sama kamu " Tanya gadis itu ,
" Hah ? silakan saja , memang kamu mau nanya apa ? " Tanya Adri balik sambil kembali menggigit salah satu bakpao itu .
" Belakangan ini , kamu sering terlihat duduk sendirian di gazebo yang ada di tengah-tengah kebun teh pada waktu subuh . Apa itu benar ? " Tanya gadis itu .
" Memang , tapi gue ga sendirian kok , gue sama temen gue disana " Jawab Adri lagi dengan mulut penuh bakpao .
Mendengar itu , muka gadis itu pun memucat . Melihat ekspresi itu , Adri menjadi heran . Apakah ada yang aneh ?
" Ada apa ? " Tanyanya lagi . Gadis itu menggeleng .
" Teman ? jelas-jelas saya melihatnya , kamu selalu berada di gazebo itu sendirian , sambil berbicara sendiri " Ujar gadis itu lagi*.
" Waduh , masa kamu ga melihat cowo yang satunya lagi ? Jelas-jelas dia ada di samping saya kok " Jawab Adri santai sambil kembali memakan bakpao itu . Setelah mendnegar gadis itu berkata demikian , dia jadi teringat dengan omongan Rian .
Apakah ini ada hubungannya dengan cowo misterius itu ?
" Boleh saya bertanya tentang 1 hal ? " Tanya gadis itu hati-hati .
" Tentu saja , tentang apa ? " Jawab Adri sambil tetap melahap bakpao-bakpao itu . Tampaknya dia sangat menikmatinya .
" Kau bilang , selama ini kau bersama dengan seseorang ? "
" Yah , tapi hanya pada saat malam hari saja "
" Sejak kapan ? "
" Sejak sebulan ini , gue selalu bertemu dengan dia "
" Boleh tau bagaimana ceritanya ? "
Adri pun menjelaskan semuanya kepada gadis itu . Gadis itu langsung memucat setelah mendengarnya .
" Berarti , kamu benar-benar bertemu dengan Yogi ? " Ujarnya lagi . Terlihat matanya berkaca-kaca . Tentu saja hal itu membuat Adri semakin bingung
" Kau bercanda kan ? Orang itu tidak mungkin Yogi ! " Seru gadis itu histeris , yang justru semakin membuat Adri semakin kebingungan . Karena memang dia sama sekali tidak mengerti dengan keadaan ini . Apalagi , dia menyebutkan nama Yogi .
" Harusnya aku yang berkata demikian ? Memangnya apa yang terjadi ? Aku tidak mengerti ! " Seru Adri kalut . Gadis itu terdiam sejenak , lalu menghapus air matanya .
" Sebenarnya , Yogi sudah menghilang sejak sebulan yang lalu " Jawab gadis itu , terbata-bata .
Mendengar itu , Adri tentu saja menjadi shock .
" Apa ? Tidak mungkin ! Padahal aku selalu bersama dia selama sebulan ini ! " Ujar Adri . Gadis itu menggeleng
" Mustahil , sebenarnya , Yogi sudah menghilang sejak sebulan lalu , tepat di kebun teh itu . " Jawab gadis itu lagi .
" Itu berarti , aku bertemu dengannya setiap malam ? " Ujar Adri.
" Boleh aku tau , dimana kau bertemu dengannya ? " Tanya gadis itu .
" Tentu saja di gubuk itu "
" Bisa antarkan saya ke sana ? " Pinta gadis itu
Adri pun menyanggupi pertmintaannya , dan mengantarkan gadis itu ke gubuk tempat dia biasa bertemu dengan Yogi .
Sesampainya disana , tampak ada beberapa pekerja yang sedang memetik daun teh disana .
" Disini , aku biasa bertemu dengan dia " Ujar Adri .
Gadis itu terdiam , lalu memandangi sekitar, seperti sedang mencari sesuatu
" Dimana ? dimana dia ? " Tanya gadis itu . Adri pun menggelengkan kepalanya .
" Entahlah , aku tidak bertemu dengannya pada waktu si . . . "
Dan omongan Adri terputus , karena dia melihat ada sesuatu yang janggal di bawah gubuk itu .
" Si ? si apa ? " Tanya gadis itu lagi . Tapi , tidak dihiraukan oleh Adri .
Dia berjalan mendekati gubuk itu , dan menemukan ada sebuah batang yang aneh berada di bawahnya.
" Apa ini ? " Ujar Adri penasaran , dan dia pun menariknya .
Dan ternyata , itu bukan batang
melainkan tangan manusia .
Raut muka Adri pun menjadi pucat seketika
Melihat itu , sontak gadis itu pun menjerit histeris
" YOGI ! "
-----------------------------------------------------------------------------------------
" Makasih ya "
" Untuk ? "
" Kalau bukan karena kamu , mungkin jasad Yogi tidak akan pernah ditemukan "
Ya , dan ternyata , tepat di bawah gubuk yang selalu Adri duduki , terdapat mayat Yogi disana .
Rupanya , pada malam itu Yogi terlalu terburu-buru karena mencari cincin gadis itu di tengah malam .
Dan karena penglihatan yang kurang , serta sepatu Yogi yang memang sudah usang pun , membuatnya tergelincir di tepi sungai , dan mengakibatkan dia tergelincir dan membentur bebatuan kecil yan berada di tepi sungai . Lalu tubuhnya terguling tepat di bawah gubuk itu .
Karena itulah tak ada seorang pun yang menemukannya , sehingga dia dikatakan menghilang .
" Maafkan aku gi , andai aja waktu itu aku ga bilang kalau cincin aku hilang , kamu ga perlu ngalamin kaya gini " Ujar gadis itu sambil terisak. Melihat itu , Adri pun menepuk pundak gadis itu sambil menatap batu nisan Yogi dengan pandangan nanar .
Agaknya , dia menjadi sedikit mengerti , mengapa dia selalu tak bisa tidur tepat jam 1 malam . Rupanya , Yogi hanya ingin dia mengetahui dimana jasadnya berada untuk dikebumikan dengan layak .
" Dasar bego , harusnya lo bilang dari awal , ga perlu make curhat-curhat segala " Kata Adri sambil tersenyum datar . Sekilas kemudian , semua pertemuannya dengan Yogi pun menjadi berputar-putar di otaknya .
Dari pada saat Yogi menjerit , berjabat tangan dengannya , saat dia meninju pundaknya , dan saat mereka tertawa bersama di gubuk itu , juga tatapan matanya yang tampak sendu setiap dia bercerita mengenai gadis ini ,. .
Tak terasa , ada sesuatu yang hangat mengalir di pipi Adri . Dia pun mengusapnya , lalu mengusap batu nisan Yogi sambil tersenyum sendu .
" Selamat jalan kawan . . "