Posted in
Fan Fiction :)
" Err , lo yakin mau masuk sat ? " tanya Reihn ragu , melihat suasana yang mulai tidak enak
" Gue juga ngerasa ada yg ga beres " Tukas Aitor sambil merapikan jaringnya
dan ternyata , kecurigaan mereka terbukti .
Dari arah gerbang , terlihat ada kepulan asap yg sangat tebal keluar , hingga menutupi mereka semua .
Sesaat , mereka menjadi kebingungan karena saling tak bisa melihat satu sama lain .
" Gue juga ngerasa ada yg ga beres " Tukas Aitor sambil merapikan jaringnya
dan ternyata , kecurigaan mereka terbukti .
Dari arah gerbang , terlihat ada kepulan asap yg sangat tebal keluar , hingga menutupi mereka semua .
Sesaat , mereka menjadi kebingungan karena saling tak bisa melihat satu sama lain .
" Sial , asap apa ini " seru Aitor kebingungan .
Disaat mereka hampit terpisah , terlihat ada tangan-tangan misterius yang hendak meraih Iza yang tengah berpegangan kepada Nelve, tetapi sebelum itu terjadi , Rian telah terlebih dulu mengeluarkan serangan angin miliknya hingga mengakibatkan semua kepulan asap itu menghilang .
Dan pemilik tangan itu pun diketahui ternyata adalah sesosok bloodbat .
" Anjrit kelelawar lagi " ujar Satria yang langsung menendang jauh kelelawar itu dari Iza .
" Lebih baik kita masuk sekarang , keadaan mulai ga aman " saran Reihn
" Gue juga berfikir begitu " sahut Vigo yang tiba-tiba muncul dari arah semak-semak .
Karena kemunculannya yang terlalu mendadak , sempat membuat Reihn menjerit kecil .
Hal itu sukses membuat mereka semua menutup telinganya masing-masing .
" Ampun , teriakannya si mbem ini dahsyat juga " Keluh Satria sambil membuka telinganya .
" Siapa suruh si kunyuk ini ngagetin gue ! " Seru Reihn sambil menjitak kepala Vigo .
" Ya sori , gue mana tau kalo kemunculan gue akan ngebuat lo ketakutan kaya gitu ! " Balas Vigo sambil memegangi kepalanya .
" Ada yang datang " Bisik Chansey sambil keluar dari semak-semak .
Mendengar itu , refleks kami pun menoleh ke belakang .
Tampak ada bayangan disana .
Melihat itu , mereka pun mengambil tindakan , dengan berlari kembali menuju semak-semak yang berada tak jauh dari pintu gerbang .
" Siapa itu ? " Tanya Reihn .
" Bodo ah , yang penting , sembunyi ! " Bisik Satria sambil membenamkan kepala Reihn ke dalam semak-semak .
Dari dalam semak-semak , kami melihat ada seseorang yang keluar .
Terlihat , dia mengenakan pakaian mata-mata desa petir .
Dia tampak terkejut melihat pintu gerbang itu terbuka .
" Untung deh , gue udah bosen ketemu sama monster melulu " Bisik Aitor sambil menghela nafas lega.
" Ssst , lihat ke depan ! " Bisik Rian sambil menunjuk ke arah gerbang .
Tampak mata-mata itu sedang berdiskusi dengan seseorang . Tak lama kemudian , mereka pun saling mengarahkan tangannya ke depan , dan membuat pintu gerbang itu kembali ke tempatnya .
" Tak akan kami biarkan ! "
Tiba-tiba , saat gerbang itu akan kembali ke tempatnya semula , terlihat ada Neo dan Kazuhiro disana . Kazuhiro tampak langsung mendorong gerbang itu dengan badannya , sementara Neo sibuk mengeluarkan mantra-mantra cuaca untuk menyibukkan mata-mata itu .
" Kalau begitu , aku juga ! " Seru Vigo . Dia segera melemparkan bom-bom andalannya ke arah musuh.
Hingga akhirnya membuat musuh kerepotan , dan berpencar .
Melihat itu , Satria dan yang lain hanya bisa saling berpandangan .
" Ya sudahlah , kalau begitu , ayo kita segera masuk " Ujar Satria sambil berdiri dari tempat persembunyiannya .
" Sial lo bertiga , beraksi ga ngajak-ngajak " Sungut Aitor kesal . Mendengar itu , Neo dan Kazuhiro hanya terkekeh geli .
" Yee , lagian gue mana tau kalau ada kalian ! Gue sih tadi buru-buru kesini setelah musuh disana berhasil gue selesain ! " Ujar Neo .
" Maksud lo , kumpulan frostbore itu udah berhasil lo panggang semua ? " Tanya Reihn tak percaya .
" Ya iyalah , gue gitu lo ! " Sahut Neo sambil menepuk dadanya , bangga .
" Mereka mati juga gak cuma gara-gara lo doang kali , " Bisik Kazuhiro , yang langsung disenggol oleh Neo .
" Tunggu apalagi ? ayo sekarang kita . ."
Belum sempat Satria menyelesaikan kata-katanya , tiba-tiba terlihat ada petir yang hendak menyambarnya . Refleks dia pun menghindar .
" Neo ! Lo apa-apaan sih ! " Seru Satria kesal . Mendengar itu , Neo hanya bisa terdiam . Tampak dari raut mukanya dia sangat kebingungan .
" Itu bukan ulah gue ! Sumpah ! " Seru Neo .
" Emang selain lo siapa lagi yang bisa mengendalikan cuaca disini ? " Tanya Reihn heran .
" Tentu saja gue "
Mendengar itu , spontan mereka pun menoleh ke arah sumber suara . Terlihat ada seseorang yang memakai jubah dan kepalanya ditutupi oleh tudung jubah itu .
" Bagus , sekarang apalagi ini ? " Keluh Rian kesal
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karena kemunculannya yang terlalu mendadak , sempat membuat Reihn menjerit kecil .
Hal itu sukses membuat mereka semua menutup telinganya masing-masing .
" Ampun , teriakannya si mbem ini dahsyat juga " Keluh Satria sambil membuka telinganya .
" Siapa suruh si kunyuk ini ngagetin gue ! " Seru Reihn sambil menjitak kepala Vigo .
" Ya sori , gue mana tau kalo kemunculan gue akan ngebuat lo ketakutan kaya gitu ! " Balas Vigo sambil memegangi kepalanya .
" Ada yang datang " Bisik Chansey sambil keluar dari semak-semak .
Mendengar itu , refleks kami pun menoleh ke belakang .
Tampak ada bayangan disana .
Melihat itu , mereka pun mengambil tindakan , dengan berlari kembali menuju semak-semak yang berada tak jauh dari pintu gerbang .
" Siapa itu ? " Tanya Reihn .
" Bodo ah , yang penting , sembunyi ! " Bisik Satria sambil membenamkan kepala Reihn ke dalam semak-semak .
Dari dalam semak-semak , kami melihat ada seseorang yang keluar .
Terlihat , dia mengenakan pakaian mata-mata desa petir .
Dia tampak terkejut melihat pintu gerbang itu terbuka .
" Untung deh , gue udah bosen ketemu sama monster melulu " Bisik Aitor sambil menghela nafas lega.
" Ssst , lihat ke depan ! " Bisik Rian sambil menunjuk ke arah gerbang .
Tampak mata-mata itu sedang berdiskusi dengan seseorang . Tak lama kemudian , mereka pun saling mengarahkan tangannya ke depan , dan membuat pintu gerbang itu kembali ke tempatnya .
" Tak akan kami biarkan ! "
Tiba-tiba , saat gerbang itu akan kembali ke tempatnya semula , terlihat ada Neo dan Kazuhiro disana . Kazuhiro tampak langsung mendorong gerbang itu dengan badannya , sementara Neo sibuk mengeluarkan mantra-mantra cuaca untuk menyibukkan mata-mata itu .
" Kalau begitu , aku juga ! " Seru Vigo . Dia segera melemparkan bom-bom andalannya ke arah musuh.
Hingga akhirnya membuat musuh kerepotan , dan berpencar .
Melihat itu , Satria dan yang lain hanya bisa saling berpandangan .
" Ya sudahlah , kalau begitu , ayo kita segera masuk " Ujar Satria sambil berdiri dari tempat persembunyiannya .
" Sial lo bertiga , beraksi ga ngajak-ngajak " Sungut Aitor kesal . Mendengar itu , Neo dan Kazuhiro hanya terkekeh geli .
" Yee , lagian gue mana tau kalau ada kalian ! Gue sih tadi buru-buru kesini setelah musuh disana berhasil gue selesain ! " Ujar Neo .
" Maksud lo , kumpulan frostbore itu udah berhasil lo panggang semua ? " Tanya Reihn tak percaya .
" Ya iyalah , gue gitu lo ! " Sahut Neo sambil menepuk dadanya , bangga .
" Mereka mati juga gak cuma gara-gara lo doang kali , " Bisik Kazuhiro , yang langsung disenggol oleh Neo .
" Tunggu apalagi ? ayo sekarang kita . ."
Belum sempat Satria menyelesaikan kata-katanya , tiba-tiba terlihat ada petir yang hendak menyambarnya . Refleks dia pun menghindar .
" Neo ! Lo apa-apaan sih ! " Seru Satria kesal . Mendengar itu , Neo hanya bisa terdiam . Tampak dari raut mukanya dia sangat kebingungan .
" Itu bukan ulah gue ! Sumpah ! " Seru Neo .
" Emang selain lo siapa lagi yang bisa mengendalikan cuaca disini ? " Tanya Reihn heran .
" Tentu saja gue "
Mendengar itu , spontan mereka pun menoleh ke arah sumber suara . Terlihat ada seseorang yang memakai jubah dan kepalanya ditutupi oleh tudung jubah itu .
" Bagus , sekarang apalagi ini ? " Keluh Rian kesal
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------