Posted in
Fan Fiction :)
Setelah terjadi drama , reuni , dan peristiwa terjatuhnya Neo dari atap , kini terlihat mereka sedang mengelilingi Neo yang sedang terlentang di lantai sambil memeluk gadis di sampingnya.
Wajah dan lengannya terlihat penuh luka dan memar , akibat melindungi gadis itu saat terjatuh tadi.
Sementara itu, raut wajah teman-temannya tampak cemas .
Iza pun terlihat duduk disamping Neo, berusaha menyembuhkan luka-lukanya.
" Gue ga apa-apa , mending kalian segera masuk, disini biar gue yang urus " ujar Neo sambil menolak uluran tangan dari Iza.
" Tapi neo , luka lo itu .. "
" Gue bilang MASUK ! " Bentaknya tidak sabar, membuat Iza dan teman-temannya terkejut.
Satria pun menghela nafas.
" Ya sudah kalau itu maumu " Sahut Satria sambil menarik lengan Iza, membuat teman-temannya terdiam.
" Lo serius mau ninggalin neo disini ? " bisik Juki.
" Mau gimana lagi kalau itu memang keinginannya , lagipula, kita memang sudah diburu waktu " balasnya, sambil berbalik arah , dan berjalan menuju gerbang yang berada di depannya.
Mau tak mau , semua pun mengikutinya. Walau sesekali, mereka masih melirik Neo dengan tatapan cemas.
Terlihat Neo menunduk sambil memandang gadis itu.
" Aku baru pertama kali melihat Neo seperti itu " bisik Iza kepada Nelve sambil berlari. Nelve mengangguk kecil.
" Ya, biasanya di basecamp, dia terlihat sebagai orang yang paling pendiam "
Setelah itu , terdengar suara Juki memanggil mereka agar mendekati pintu gerbang yang telah terbuka.
------------------------------------------------------------------------------------
Setelah berhasil membuka gerbang, bukannya cahaya lampu yang mereka dapat, melainkan kegelapan pekat, karena rupanya mereka disambut oleh lorong - lorong yang kedap cahaya dan dingin.
Sejenak, mereka terdiam.
Merasa ragu apakah harus terus berjalan atau tidak.
" Tunggu apalagi? Ayo cepat ! " Seru Satria .
Aitor tampak masih ragu.
" lo yakin mau masuk sat ? " Tanyanya meyakinkan.
" Ga ada waktu buat yakin-yakinan, emang lo ga tau waktu kita kurang berapa jam lagi sebelum jam 6 malam heh ? "
Mendengar itu, refleks semua pun mengecek jam tangannya masing-masing.
Tepat pukul 15.30
Itu berarti masih tersisa 2 setengah jam lagi.
" Bukannya masih cukup lama sat ? " Tanya Coco tak mengerti.
" Emang lo pikir , kita bakalan memerlukan waktu yang singkat untuk menggeledah menara air ini ? "
" Hah ? Menara air ? Jadi ini menara air ? " Ulang Philo bingung.
Mendengar itu , Satria hanya menghela nafasnya, sambil menggaruk kepalanya.
Pertanda kalau dia sedang mencoba bersabar.
" Phil, lo udah berapa lama bareng kita, sampe lo ga tau kalo ini menara air ? " Tanya Juki heran.
Philo hanya celingukan sambil sesekali menggaruk lengannya
"Lah serius , gue emang ga tau apa-apa soal ini "
" Kalo soal Iza ? " Celetuk Reihn usil.
" Sial lo Re " sahut Philo cepat, disusul suara tertawa oleh teman-temannya. Sementara Iza hanya tersenyum malu.
" Makanya jangan suka bolos waktu ada rapat dodol " sahut Rian sambil cekikikan
" Kalo Nelve sama Iza ga tau sih wajar, tapi kalo lo yg udah setengah tahun bareng kami ga tau , itu dodol namanya " Tambah Bima , membuat muka Philo semakin berwarna merah.
" Ah udah deh , daripada mojokin gue mulu, mending sekarang lo lo pada cerita soal itu ! " Sembur Philo kesal.
" Oke oke, jadi gini .. "
"Yang Kazuhiko katakan soal senjata rahasia desa Petir, ya menara air ini " potong Celeste tiba-tiba.
" Mereka bakalan meledakkan menara ini dengan sebuah bom kecil yang sudah mereka tanam di dalam tabung air "
" Dan begitu air-air ini meluap, maka dia akan meratakan semua desa yang ada di wilayah ini "
" Dengan begitu , mereka bisa membuat kerajaan baru "
" Emangnya ini lomba maraton sampe kalian ceritanya bersahut-sahutan begitu ? " Seru Juki kesal, karena perannya dalam bercerita direbut oleh teman-temannya.
" Bukannya air bisa dikendalikan oleh angin ? " tanya Phil tidak mengerti.
" Kau lupa, kalau para ketua desa sudah diculik oleh desa petir ? "
Oh iya ya
" Jadi intinya , hanya Satria yang bisa menghentikan rencana mereka , begitu ? " sahut Iza yang sepertinya mulai mengerti dengan rencana desa petir.
Juki mengangguk.
" Eng, sebenarnya bukan hanya Satria, tapi juga kalian bertiga " Tambah Juki sambil menunjuk ke arah Nelve , Iza dan Reihn .
" Lah , kok gue juga kena ? Bukannya cuma Nelve sama Iza doang ? " Tanya Reihn bingung.
" Ya iyalah tembem , emang siapa lagi diantara kita yang punya skil penyerap kekuatan selain lo ? " Jawab Bima .
" Si Vigo ? "
" Gue cuma bisa membalikkan serangan dodol " Sahut Vigo kesal.
" Oh, yaudahlah. Gue ngikut aja deh " Jawab Reihn pasrah.
" Oke , cukup acara ceramahnya, sekarang ayo kita masuk ! " Seru Rian mantap.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wajah dan lengannya terlihat penuh luka dan memar , akibat melindungi gadis itu saat terjatuh tadi.
Sementara itu, raut wajah teman-temannya tampak cemas .
Iza pun terlihat duduk disamping Neo, berusaha menyembuhkan luka-lukanya.
" Gue ga apa-apa , mending kalian segera masuk, disini biar gue yang urus " ujar Neo sambil menolak uluran tangan dari Iza.
" Tapi neo , luka lo itu .. "
" Gue bilang MASUK ! " Bentaknya tidak sabar, membuat Iza dan teman-temannya terkejut.
Satria pun menghela nafas.
" Ya sudah kalau itu maumu " Sahut Satria sambil menarik lengan Iza, membuat teman-temannya terdiam.
" Lo serius mau ninggalin neo disini ? " bisik Juki.
" Mau gimana lagi kalau itu memang keinginannya , lagipula, kita memang sudah diburu waktu " balasnya, sambil berbalik arah , dan berjalan menuju gerbang yang berada di depannya.
Mau tak mau , semua pun mengikutinya. Walau sesekali, mereka masih melirik Neo dengan tatapan cemas.
Terlihat Neo menunduk sambil memandang gadis itu.
" Aku baru pertama kali melihat Neo seperti itu " bisik Iza kepada Nelve sambil berlari. Nelve mengangguk kecil.
" Ya, biasanya di basecamp, dia terlihat sebagai orang yang paling pendiam "
Setelah itu , terdengar suara Juki memanggil mereka agar mendekati pintu gerbang yang telah terbuka.
------------------------------------------------------------------------------------
Setelah berhasil membuka gerbang, bukannya cahaya lampu yang mereka dapat, melainkan kegelapan pekat, karena rupanya mereka disambut oleh lorong - lorong yang kedap cahaya dan dingin.
Sejenak, mereka terdiam.
Merasa ragu apakah harus terus berjalan atau tidak.
" Tunggu apalagi? Ayo cepat ! " Seru Satria .
Aitor tampak masih ragu.
" lo yakin mau masuk sat ? " Tanyanya meyakinkan.
" Ga ada waktu buat yakin-yakinan, emang lo ga tau waktu kita kurang berapa jam lagi sebelum jam 6 malam heh ? "
Mendengar itu, refleks semua pun mengecek jam tangannya masing-masing.
Tepat pukul 15.30
Itu berarti masih tersisa 2 setengah jam lagi.
" Bukannya masih cukup lama sat ? " Tanya Coco tak mengerti.
" Emang lo pikir , kita bakalan memerlukan waktu yang singkat untuk menggeledah menara air ini ? "
" Hah ? Menara air ? Jadi ini menara air ? " Ulang Philo bingung.
Mendengar itu , Satria hanya menghela nafasnya, sambil menggaruk kepalanya.
Pertanda kalau dia sedang mencoba bersabar.
" Phil, lo udah berapa lama bareng kita, sampe lo ga tau kalo ini menara air ? " Tanya Juki heran.
Philo hanya celingukan sambil sesekali menggaruk lengannya
"Lah serius , gue emang ga tau apa-apa soal ini "
" Kalo soal Iza ? " Celetuk Reihn usil.
" Sial lo Re " sahut Philo cepat, disusul suara tertawa oleh teman-temannya. Sementara Iza hanya tersenyum malu.
" Makanya jangan suka bolos waktu ada rapat dodol " sahut Rian sambil cekikikan
" Kalo Nelve sama Iza ga tau sih wajar, tapi kalo lo yg udah setengah tahun bareng kami ga tau , itu dodol namanya " Tambah Bima , membuat muka Philo semakin berwarna merah.
" Ah udah deh , daripada mojokin gue mulu, mending sekarang lo lo pada cerita soal itu ! " Sembur Philo kesal.
" Oke oke, jadi gini .. "
"Yang Kazuhiko katakan soal senjata rahasia desa Petir, ya menara air ini " potong Celeste tiba-tiba.
" Mereka bakalan meledakkan menara ini dengan sebuah bom kecil yang sudah mereka tanam di dalam tabung air "
" Dan begitu air-air ini meluap, maka dia akan meratakan semua desa yang ada di wilayah ini "
" Dengan begitu , mereka bisa membuat kerajaan baru "
" Emangnya ini lomba maraton sampe kalian ceritanya bersahut-sahutan begitu ? " Seru Juki kesal, karena perannya dalam bercerita direbut oleh teman-temannya.
" Bukannya air bisa dikendalikan oleh angin ? " tanya Phil tidak mengerti.
" Kau lupa, kalau para ketua desa sudah diculik oleh desa petir ? "
Oh iya ya
" Jadi intinya , hanya Satria yang bisa menghentikan rencana mereka , begitu ? " sahut Iza yang sepertinya mulai mengerti dengan rencana desa petir.
Juki mengangguk.
" Eng, sebenarnya bukan hanya Satria, tapi juga kalian bertiga " Tambah Juki sambil menunjuk ke arah Nelve , Iza dan Reihn .
" Lah , kok gue juga kena ? Bukannya cuma Nelve sama Iza doang ? " Tanya Reihn bingung.
" Ya iyalah tembem , emang siapa lagi diantara kita yang punya skil penyerap kekuatan selain lo ? " Jawab Bima .
" Si Vigo ? "
" Gue cuma bisa membalikkan serangan dodol " Sahut Vigo kesal.
" Oh, yaudahlah. Gue ngikut aja deh " Jawab Reihn pasrah.
" Oke , cukup acara ceramahnya, sekarang ayo kita masuk ! " Seru Rian mantap.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------