Posted in
Ketika Galau Berbicara (KGB),
Serpihan angin
Suatu hari, temanku berkata padaku
" Sampai kapan kamu akan terus menunggunya seperti ini
? "
Jujur saja, itu bukan pertama kalinya dia bertanya seperti
itu. Harusnya aku tidak merasa kesulitan untuk menjawabnya.
Tetapi pada saat aku akan menjawabnya, dia langsung menambah
pertanyaannya,
" Memangnya kamu yakin dia akan memilihmu ? "
Aku pun terdiam.
Benar juga, kalau dipikir lagi, bisa saja penantianku ini
akan berakhir sia-sia.
Bisa saja saat aku tengah bersamamu, kau sedang memikirkan
orang lain.
But, who knows ?
Aku tidak berani untuk berfikir negatif.
Jangankan untuk berfikir demikian, untuk berharap saja aku
masih takut.
Walaupun kau telah memberikan pertanda positif sekalipun,
tetap saja masih ada rasa ragu dihatiku.
Pada saat inilah aku menyadari
Kalau trauma di masa lalu memang sulit untuk dihilangkan
Dengan sedikit doa, aku pun tersenyum dan menjawab
" Walaupun aku tidak tahu perasaan dia saat ini
berpihak kepada siapa, tapi selama perasaan ini masih ada, aku akan selalu
mencoba untuk tetap setia menunggunya "
Mendengar jawabanku, telanku terdiam sejenak. Lalu bertanya
sekali lagi untuk meyakinkanku
" Apa kamu tidak takut dengan perasaanmu sendiri ?
"
Kalau boleh jujur, pada saat tertentu ada masanya aku takut
dengan perasaanku ini. Entah mengapa, ada kalanya dia begitu menginginkanmu,
sampai membuatku kelelahan untuk mengendalikannya.
Tapi, namanya juga sudah "telanjur jauh", aku pun
tidak bisa berhenti di tengah jalan.
Aku hanya bisa mencoba untuk terus berjalan mengikuti alur
yang telah disusun oleh Tuhan, sambil berharap untuk hasil yang terbaik.
Setelah memikirkan semua itu, dengan mantap aku pun menjawab
" Tidak, karena aku mampu mengendalikannya "
Mendengar jawaban itu, temanku pun tersenyum sambil menepuk
pundakku.
" Aku kagum padamu. Semoga suatu saat, aku bisa
melihatmu berjalan bersama dengannya sebagai sepasang kekasih "
Mendengar itu, aku pun tertawa.
Bukan karena lucu, tapi karena dia mengatakan sebagian kecil
dari impianku.
Sebagian besarnya ?
Hmm, baiklah,
Sebenarnya, hal yang selalu aku impikan adalah pada saat ada
temanmu yang bertanya kepadamu sambil menunjukku
" Dia temanmu ya ? "
Kau akan tersenyum sambil menjawab
" Dia orang yang aku sayangi .. "