Posted in
Fan Fiction :)
" Tolong . . "
Dari arah tebing itu , muncul seorang perempuan . Tampaknya dia telah dikejar-kejar oleh sesuatu .
Melihatnya , Juki pun lagsung berlari mendekatinya
" MyChan ! Akhirnya ketemu juga " Serunya sambil mendekatinya . Begitu dia tiba di hadapannya , tiba-tiba tubuh cewe itu ambruk dan menimpa Juki . Chansey terkejut melihatnya , dan langsung berlari mendekatinya
" Chan , lo knapa chan ? " Serunya sambil menggoyang-goyangkan tubuh temannya itu , tapi tetap tak ada reaksi .
Melihat kondisi seperti itu , membuat mereka semua pun mengelilingi Juki
" Coba kulihat " Ujar Iza sambil mengusap tangannya dan memunculkan sinar putih yang langsung mengelilingi tubuh MyChan . Tak lama kemudian , Iza tampak kebingungan .
" Ada apa za ? " Tanya Juki heran
" Dia menderita luka dalam yang cukup parah , aku tak yakin mampu untuk mengobatinya " Jawabnya pelan .
" Cobalah untuk mengobatinya , tolong ! Sembuhkan dia ! " Ujar Chansey sambil menarik lengan Iza . Melihat itu , Coco langsung menarik mundur Chansey .
" Aku akan mencoba semampu yang kubisa " Sahut Iza ragu .
Tiba-tiba , Satria berbalik dan tampak meluncurkan bola api ke arah MyChan datang. Melihat itu , tentu saja teman-temannya bingung melihatnya .
" Ada apa sat ? " Tanya Reihn heran
" Gue ngerasa ada yang ngeliatin kita dari sana " Jawabnya .
Mendengar itu , Vigo dan Luwhiie yang kebetulan letaknya paling dekat ke arah itu pun , mendekatinya dan membuka semak-semak yang sebagian telah terbakar .
Tak ada seorang pun disana .
" Ga ada tuh sat " Ujar Vigo heran .
" Ke geeran doang kali " Timpal Phil lagi .
" Tapi gue ngerasa feeling ga enak tadi disana " Sahut Satria lagi .
Selama teman-temannya berdebat , terlihat Nao mendekati lokasi itu dan berjongkok untuk mengamatinya
" Mungkin dia benar " Ujar Nao , membuat teman-temannya pun langsung melihatnya .
" Bagaimana kau tahu itu ? " Tanya Netha sambil mendekati Nao
Nao memperlihatkan sebuah daun yang berukuran cukup besar . Tampak ada bekas pijakan sepatu disana . Melihat itu , suasana pun kembali menjadi hening
" Gue makin ngerasa ga enak aja nih " Ujar Celesta sambil menggigil . Sementara Kazuhiro hanya menggaruk kepalanya .
" Jahatnya , begitukah cara kalian menyambut tamu? "
Tiba - tiba , terdengar suara yang tak jelas darimana asalnya , membuat semuanya pun langsung bersiap siaga dan memasang posisi . Mereka tampak mengelilingi Iza yang tengah mengobati MyChan.
" Siapa itu ? " Seru Satria sambil memandangi sekelilingnya
" Kalau ingin temanmu itu sembuh , sebaiknya gunakan obat ini " Sahut suara itu lagi .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebuah botol terlempar dari arah selatan yang langsung ditangkap leh Netha . Botol itu tampak berwarna kebiruan .
" Kau kira bisa menipu kami ? " Seru Celeste .
" Tidak , mungkin dia memang benar " Ujar Mariposa sambil memegangi botol itu ,
" Bagaimana kau tahu Mar ? " Tanya Kazuhiro tak percaya
" Aku tau obat ini . Aku pernah mempelajarinya dulu waktu aku dan Netha berada di desa Petir . Lo ingat ga ? " Tanya Mariposa sambil menyerahkan botol itu kepada Netha . Netha menerimanya dan mengamatinya .
" Oh iya , inikan obat langka yang katanya hanya di desa petir . " Serunya sambil menjentikkan jari . Mariposa mengangguk
" Jadi , kita bisa menggunakannya ? " Tanya Juki . Mariposa dan Netha mengangguk .
" Cobalah " Ujar Netha sambil melemparkannya kepada Juki . Juki menangkapnya dan meminumkannya kepada MyChan . Sesekali tangannya terlihat gemetaran , mungkin karena dia masih ragu tentang khasiat obat itu . Tak lama , terlihat MyChan terbatuk kecil .
" Untunglah " seru Chansey sambil memeluk MyChan
Sejenak , suasana mulai kembali normal , karena melihat kondisi MyChan yang mulai membaik .
Tetapi , suasana itu tak bertahan lama , karena tiba-tiba muncullah seseorang yang menggunakan jubah turun di antara mereka .
Melihat itu , mereka pun refleks menjauh sambil tetap memasang posisi .
" Siapa kau ? " Seru Juki . Orang itu tertawa .
" Kayanya gue emang benar-benar dilupain " keluh orang itu sambil mengangkat tudung kepalanya . Melihat itu , suasana pun menjadi hening .
" Bima ? " Seru Reihn , tak percaya
Dari arah tebing itu , muncul seorang perempuan . Tampaknya dia telah dikejar-kejar oleh sesuatu .
Melihatnya , Juki pun lagsung berlari mendekatinya
" MyChan ! Akhirnya ketemu juga " Serunya sambil mendekatinya . Begitu dia tiba di hadapannya , tiba-tiba tubuh cewe itu ambruk dan menimpa Juki . Chansey terkejut melihatnya , dan langsung berlari mendekatinya
" Chan , lo knapa chan ? " Serunya sambil menggoyang-goyangkan tubuh temannya itu , tapi tetap tak ada reaksi .
Melihat kondisi seperti itu , membuat mereka semua pun mengelilingi Juki
" Coba kulihat " Ujar Iza sambil mengusap tangannya dan memunculkan sinar putih yang langsung mengelilingi tubuh MyChan . Tak lama kemudian , Iza tampak kebingungan .
" Ada apa za ? " Tanya Juki heran
" Dia menderita luka dalam yang cukup parah , aku tak yakin mampu untuk mengobatinya " Jawabnya pelan .
" Cobalah untuk mengobatinya , tolong ! Sembuhkan dia ! " Ujar Chansey sambil menarik lengan Iza . Melihat itu , Coco langsung menarik mundur Chansey .
" Aku akan mencoba semampu yang kubisa " Sahut Iza ragu .
Tiba-tiba , Satria berbalik dan tampak meluncurkan bola api ke arah MyChan datang. Melihat itu , tentu saja teman-temannya bingung melihatnya .
" Ada apa sat ? " Tanya Reihn heran
" Gue ngerasa ada yang ngeliatin kita dari sana " Jawabnya .
Mendengar itu , Vigo dan Luwhiie yang kebetulan letaknya paling dekat ke arah itu pun , mendekatinya dan membuka semak-semak yang sebagian telah terbakar .
Tak ada seorang pun disana .
" Ga ada tuh sat " Ujar Vigo heran .
" Ke geeran doang kali " Timpal Phil lagi .
" Tapi gue ngerasa feeling ga enak tadi disana " Sahut Satria lagi .
Selama teman-temannya berdebat , terlihat Nao mendekati lokasi itu dan berjongkok untuk mengamatinya
" Mungkin dia benar " Ujar Nao , membuat teman-temannya pun langsung melihatnya .
" Bagaimana kau tahu itu ? " Tanya Netha sambil mendekati Nao
Nao memperlihatkan sebuah daun yang berukuran cukup besar . Tampak ada bekas pijakan sepatu disana . Melihat itu , suasana pun kembali menjadi hening
" Gue makin ngerasa ga enak aja nih " Ujar Celesta sambil menggigil . Sementara Kazuhiro hanya menggaruk kepalanya .
" Jahatnya , begitukah cara kalian menyambut tamu? "
Tiba - tiba , terdengar suara yang tak jelas darimana asalnya , membuat semuanya pun langsung bersiap siaga dan memasang posisi . Mereka tampak mengelilingi Iza yang tengah mengobati MyChan.
" Siapa itu ? " Seru Satria sambil memandangi sekelilingnya
" Kalau ingin temanmu itu sembuh , sebaiknya gunakan obat ini " Sahut suara itu lagi .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebuah botol terlempar dari arah selatan yang langsung ditangkap leh Netha . Botol itu tampak berwarna kebiruan .
" Kau kira bisa menipu kami ? " Seru Celeste .
" Tidak , mungkin dia memang benar " Ujar Mariposa sambil memegangi botol itu ,
" Bagaimana kau tahu Mar ? " Tanya Kazuhiro tak percaya
" Aku tau obat ini . Aku pernah mempelajarinya dulu waktu aku dan Netha berada di desa Petir . Lo ingat ga ? " Tanya Mariposa sambil menyerahkan botol itu kepada Netha . Netha menerimanya dan mengamatinya .
" Oh iya , inikan obat langka yang katanya hanya di desa petir . " Serunya sambil menjentikkan jari . Mariposa mengangguk
" Jadi , kita bisa menggunakannya ? " Tanya Juki . Mariposa dan Netha mengangguk .
" Cobalah " Ujar Netha sambil melemparkannya kepada Juki . Juki menangkapnya dan meminumkannya kepada MyChan . Sesekali tangannya terlihat gemetaran , mungkin karena dia masih ragu tentang khasiat obat itu . Tak lama , terlihat MyChan terbatuk kecil .
" Untunglah " seru Chansey sambil memeluk MyChan
Sejenak , suasana mulai kembali normal , karena melihat kondisi MyChan yang mulai membaik .
Tetapi , suasana itu tak bertahan lama , karena tiba-tiba muncullah seseorang yang menggunakan jubah turun di antara mereka .
Melihat itu , mereka pun refleks menjauh sambil tetap memasang posisi .
" Siapa kau ? " Seru Juki . Orang itu tertawa .
" Kayanya gue emang benar-benar dilupain " keluh orang itu sambil mengangkat tudung kepalanya . Melihat itu , suasana pun menjadi hening .
" Bima ? " Seru Reihn , tak percaya