Posted in
Fan Fiction :)
Pepohonan tempat sumber suara itu pun bergerak . Semakin lama semakin kuat , hingga muncul seseorang memakai baju mata-mata dengan membawa sebuah kipas . Melihat kipas itu , muka Kazuhiko pun memucat .
" Mata-mata ? " Ujar Netha heran .
" Tunggu apalagi ? Ayo cepat serang dia ! " Seru Phil
" Cepat menyingkir dari sini ! " Seru Kazuhiko mencegah teman-temannya .
Namun , tampaknya ucapan Kazuhiko itu percuma , karena mata-mata itu sudah mengangkat kipasnya dan bersiap untuk mengayunkannya . Melihat itu , Kazuhiko pun segera membisikkan sesuatu kepada Aitor . Aitor yang semula keheranan , lalu mencoba untuk mengangguk . Dia pun mengarahkan tangannya ke belakang .
Tak lama kemudian , kipas itu pun terayun , mengakibatkan serangan angin yang cukup kuat , sehingga membuat pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi roboh . Sementara yang lainnya tampak berusaha untuk tetap berdiri dengan tegap karena angin yang ditimbulkan cukup untuk membuat mereka goyah .
" Anginnya terlalu kencang ! Aku tak bisa berjalan ! " Seru Nao sambil memegangi Kazuhiro dan Celeste . Mereka bertiga , begitu juga dengan yang lainnya , kelihatannya berusaha mati-matian untuk tetap berdiri .
Seakan belum puas , mata-mata itu pun kembali mengangkat kipasnya dan mengayunkannya kembali . Terasa tiupan angin itu semakin kencang , mengakibatkan beberapa pohon berterbangan di udara . Reihn yang ngeri melihat pemandangan itu hanya bisa bersembunyi di belakang Satria , sementara Mariposa hanya terdiam sambil memegangi lengan Netha .
Tetapi , semakin lama , hembusan angin itu terasa semakin tidak wajar , karena semakin kencang , mengakibatkan Nao mulai melayang terbawa angin .
" Gawat ! Nao ! " Seru Celesta panik melihat Nao mulai terbang terbawa angin . Celeste yang kebetulan saat itu tengah berada di dekatnya pun langsung memegangi tangannya untuk menariknya kembali . Tetapi dia juga justru ikut terbang terbawa .
" Bah , kok lo malah jadi ikutan melayang ! " Seru Kazuhiro sambil memegangi lengan Celeste .
" Percuma ! " Seru Kazuhiko . Netha menoleh kepadanya dengan tatapan heran .
" Maksudmu ? " Tanyanya lagi .
Belum sempat Kazuhiko menjawabnya , mata-mata itu sepertinya akan mengayunkan kipasnya lagi . Menyadari kalau tak mungkin untuk menghindar ataupun menyerangnya , Satria pun berbalik arah dan berteriak .
" Semuanya , berpegangan ! " Seru Satria sambil memegang lengan Reihn dan Phil .
Tak lama setelah Satria berkata demikian , hembusan angin yang lebih kuat pun datang , mengakibatkan mereka semua terbawa oleh hembusan angin .
" Sekarang ! " Seru Kazuhiko kepada Aitor . Aitor pun langsung mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke belakang . Terbentuklah jaring-jaring raksasa yang melilit beberapa pohon besar yang masih tetap tegak berdiri . Karena ukurannya yang cukup besar , membuat semuanya langsung mendarat di jaring-jaring itu . Sementara Kazuhiko pun mengucapkan semacam mantra , mengakibatkan lubang-lubang jaring buatan Aitor pun menjadi mengecil , sehingga mirip seperti sebuah kain . Melihat semua itu, Juki pun menjentikkan jarinya .
" Aku mengerti ! " Seru Juki sambil memegang telapak tangan kirinya seakan sedang berdoa , lalu terasa sebuah aura yang cukup menusuk keluar di sekelilingnya , dan terlihat ada aura berwarna merah mengelilingi kedua tangannya . Lalu , dia pun mengayunkan kedua tangannya ke belakang , lalu kembali mengayunkannya kembali ke depan dengan cepat , mengakibatkan terjadi hembusan angin yang bertolak belakang dengan arah dari hembusan yang dibuat oleh mata-mata itu .
Karena hembusannya cukup kuat , mengakibatkan mereka semua pun kembali terlempar ke arah depan , mengabaikan mata-mata yang tampaknya kesal melihat mereka bisa melewati dia .
Mereka pun tetap terbang dan dengan sekejap , melewati hutan itu dengan mudah .
" Jadi trampolin ? hebat juga ide lo Kazu " Puji Aitor sambil memegangi lengan Mariposa dan Neo . Kazuhiko hanya tertawa .
" Baiklah , gue akuin ide lo emang hebat , tapi sekarang bisa jelaskan bagaimana caranya kita mendarat di batu-batu itu ? " Ujar Netha sambil menunjuk ke arah depan .
Tampak ada kumpulan tebing batu curam di hadapan mereka . Melihat itu , suasana yang tadinya tenang menjadi kembali gaduh .
" Ya ampun , gue belum mau mati muda ! " Seru Coco panik .
" Gak lucu nih , kalo kita masuk koran dengan tulisan " MATI KONYOL KARENA BERTABRAKAN DENGAN TEBING " Seru Gen tak kalah paniknya .
" Gue rasa itu lebih baik , karena kenyataanya kita akn MENDARAT dan bukan BERTABRAKAN " Seru Luwhiie sambil menoleh ke bawah .
Tak lama setelah Luwhiie berkata demikian , terasa hembusan angin yang tadi membawa mereka pun menghilang , membuat mereka pun terjun bebas .
" Ampun , gue masih mau hidup ! " Seru Neo yang tampaknya sudah mulai kehilangan ketenangannya.
" Mar , bantu gue ! " Seru Nelve sambil menarik lengan Mariposa , lalu membisikkan sesuatu . Tak lama setelah itu , meski ragu , Mariposa pun mengangguk .
" Siap ? " Ujar Nelve . Mariposa kembali mengangguk .
" Kalian mau apa ? " Tanya Vig heran , tetapi tak dihiraukan oleh mereka berdua .
" Sekarang ! " Seru Nelve . Dia pun langsung mengarahkan tangannya ke semua arah , mengakibatkan semuanya berada di dalam suatu tudung pelindung, kecuali Mariposa. Sementara itu, Mariposa langsung memutar tubuhnya searah jarum jam , mengakibatkan ada hembusan angin yg cukup kuat darinya dan membuat pelindung milik Nelve melayang pelan di atasnya .
Lalu , perlahan tapi pasti , mereka pun mendarat dengan selamat di antara tumpukan bebatuan curam itu.
Melihat hal itu , mereka semua pun bersorak gembira .
" Syukurlah , karena gue masih belum punya niat buat mati " Ujar Juki sambil menghela nafas lega .
Namun , suasana itu tampaknya diusik oleh sebuah suara dari arah tebing batu yg lain . Mendengar itu , mereka semua pun langsung memasang posisi.
" Lagi ? Astaga " Keluh Vigo sambil mempersiapkan senjatanya .
" Siapa itu ? ' Seru Juki sambil memberi isyarat kepada Netha untuk berada di sampingnya .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Mata-mata ? " Ujar Netha heran .
" Tunggu apalagi ? Ayo cepat serang dia ! " Seru Phil
" Cepat menyingkir dari sini ! " Seru Kazuhiko mencegah teman-temannya .
Namun , tampaknya ucapan Kazuhiko itu percuma , karena mata-mata itu sudah mengangkat kipasnya dan bersiap untuk mengayunkannya . Melihat itu , Kazuhiko pun segera membisikkan sesuatu kepada Aitor . Aitor yang semula keheranan , lalu mencoba untuk mengangguk . Dia pun mengarahkan tangannya ke belakang .
Tak lama kemudian , kipas itu pun terayun , mengakibatkan serangan angin yang cukup kuat , sehingga membuat pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi roboh . Sementara yang lainnya tampak berusaha untuk tetap berdiri dengan tegap karena angin yang ditimbulkan cukup untuk membuat mereka goyah .
" Anginnya terlalu kencang ! Aku tak bisa berjalan ! " Seru Nao sambil memegangi Kazuhiro dan Celeste . Mereka bertiga , begitu juga dengan yang lainnya , kelihatannya berusaha mati-matian untuk tetap berdiri .
Seakan belum puas , mata-mata itu pun kembali mengangkat kipasnya dan mengayunkannya kembali . Terasa tiupan angin itu semakin kencang , mengakibatkan beberapa pohon berterbangan di udara . Reihn yang ngeri melihat pemandangan itu hanya bisa bersembunyi di belakang Satria , sementara Mariposa hanya terdiam sambil memegangi lengan Netha .
Tetapi , semakin lama , hembusan angin itu terasa semakin tidak wajar , karena semakin kencang , mengakibatkan Nao mulai melayang terbawa angin .
" Gawat ! Nao ! " Seru Celesta panik melihat Nao mulai terbang terbawa angin . Celeste yang kebetulan saat itu tengah berada di dekatnya pun langsung memegangi tangannya untuk menariknya kembali . Tetapi dia juga justru ikut terbang terbawa .
" Bah , kok lo malah jadi ikutan melayang ! " Seru Kazuhiro sambil memegangi lengan Celeste .
" Percuma ! " Seru Kazuhiko . Netha menoleh kepadanya dengan tatapan heran .
" Maksudmu ? " Tanyanya lagi .
Belum sempat Kazuhiko menjawabnya , mata-mata itu sepertinya akan mengayunkan kipasnya lagi . Menyadari kalau tak mungkin untuk menghindar ataupun menyerangnya , Satria pun berbalik arah dan berteriak .
" Semuanya , berpegangan ! " Seru Satria sambil memegang lengan Reihn dan Phil .
Tak lama setelah Satria berkata demikian , hembusan angin yang lebih kuat pun datang , mengakibatkan mereka semua terbawa oleh hembusan angin .
" Sekarang ! " Seru Kazuhiko kepada Aitor . Aitor pun langsung mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke belakang . Terbentuklah jaring-jaring raksasa yang melilit beberapa pohon besar yang masih tetap tegak berdiri . Karena ukurannya yang cukup besar , membuat semuanya langsung mendarat di jaring-jaring itu . Sementara Kazuhiko pun mengucapkan semacam mantra , mengakibatkan lubang-lubang jaring buatan Aitor pun menjadi mengecil , sehingga mirip seperti sebuah kain . Melihat semua itu, Juki pun menjentikkan jarinya .
" Aku mengerti ! " Seru Juki sambil memegang telapak tangan kirinya seakan sedang berdoa , lalu terasa sebuah aura yang cukup menusuk keluar di sekelilingnya , dan terlihat ada aura berwarna merah mengelilingi kedua tangannya . Lalu , dia pun mengayunkan kedua tangannya ke belakang , lalu kembali mengayunkannya kembali ke depan dengan cepat , mengakibatkan terjadi hembusan angin yang bertolak belakang dengan arah dari hembusan yang dibuat oleh mata-mata itu .
Karena hembusannya cukup kuat , mengakibatkan mereka semua pun kembali terlempar ke arah depan , mengabaikan mata-mata yang tampaknya kesal melihat mereka bisa melewati dia .
Mereka pun tetap terbang dan dengan sekejap , melewati hutan itu dengan mudah .
" Jadi trampolin ? hebat juga ide lo Kazu " Puji Aitor sambil memegangi lengan Mariposa dan Neo . Kazuhiko hanya tertawa .
" Baiklah , gue akuin ide lo emang hebat , tapi sekarang bisa jelaskan bagaimana caranya kita mendarat di batu-batu itu ? " Ujar Netha sambil menunjuk ke arah depan .
Tampak ada kumpulan tebing batu curam di hadapan mereka . Melihat itu , suasana yang tadinya tenang menjadi kembali gaduh .
" Ya ampun , gue belum mau mati muda ! " Seru Coco panik .
" Gak lucu nih , kalo kita masuk koran dengan tulisan " MATI KONYOL KARENA BERTABRAKAN DENGAN TEBING " Seru Gen tak kalah paniknya .
" Gue rasa itu lebih baik , karena kenyataanya kita akn MENDARAT dan bukan BERTABRAKAN " Seru Luwhiie sambil menoleh ke bawah .
Tak lama setelah Luwhiie berkata demikian , terasa hembusan angin yang tadi membawa mereka pun menghilang , membuat mereka pun terjun bebas .
" Ampun , gue masih mau hidup ! " Seru Neo yang tampaknya sudah mulai kehilangan ketenangannya.
" Mar , bantu gue ! " Seru Nelve sambil menarik lengan Mariposa , lalu membisikkan sesuatu . Tak lama setelah itu , meski ragu , Mariposa pun mengangguk .
" Siap ? " Ujar Nelve . Mariposa kembali mengangguk .
" Kalian mau apa ? " Tanya Vig heran , tetapi tak dihiraukan oleh mereka berdua .
" Sekarang ! " Seru Nelve . Dia pun langsung mengarahkan tangannya ke semua arah , mengakibatkan semuanya berada di dalam suatu tudung pelindung, kecuali Mariposa. Sementara itu, Mariposa langsung memutar tubuhnya searah jarum jam , mengakibatkan ada hembusan angin yg cukup kuat darinya dan membuat pelindung milik Nelve melayang pelan di atasnya .
Lalu , perlahan tapi pasti , mereka pun mendarat dengan selamat di antara tumpukan bebatuan curam itu.
Melihat hal itu , mereka semua pun bersorak gembira .
" Syukurlah , karena gue masih belum punya niat buat mati " Ujar Juki sambil menghela nafas lega .
Namun , suasana itu tampaknya diusik oleh sebuah suara dari arah tebing batu yg lain . Mendengar itu , mereka semua pun langsung memasang posisi.
" Lagi ? Astaga " Keluh Vigo sambil mempersiapkan senjatanya .
" Siapa itu ? ' Seru Juki sambil memberi isyarat kepada Netha untuk berada di sampingnya .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------