Posted in
Fan Fiction :)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Juki dan yang lainnya tampak berlari dengan terburu-buru , mengabaikan ucapan terima kasih dari para warga desa , dan menembus beberapa hutan . Walau sebenarnya mereka tak mengerti dengan apa yang terjadi , tetapi mereka hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Satria . Dia sendiri tidak mau mengatakan apakah alasan sebenarnya
" Sat , memang kenapa sama basecamp kita ? " Bisik Reihn pelan . Satria hanya terdiam , matanya fokus menatap ke depan , tetapi pandangannya tampak kosong . Melihat itu , Reihn hanya bisa terdiam . Apapun alasannya , pastilah itu sangat gawat , karena melihat kondisi Satria yang seperti itu .
Mendekati kota tua , tampak ada kepulan asap hitam , yang semakin membuat perasaan mereka menjadi tidak enak . Mereka pun buru-buru mempercepat langkahnya
Dan ketika mereka sampai di kota tua , tampak sekeliling sudah menjadi lebih parah . Kerusakan dimana-mana , dan dinding bangunan tampak hancur .
Melihat hal itu , mereka pun menjadi panik .
" Astaga ! Bagaimana dengan pintu masuk gerbang kita ! " Ujar Neo tertahan , melihat kerusakan yang ada di hadapannya .
" Disini ! Disini ! "
Dari kejauhan , tampak ada Nelve yang sedang melambaikan tangannya . Membuat teman-temannya bergegas mendekat ke arahnya . Tampak tangan Nelve penuh dengan luka , membuat perasaan teman-temannya semakin khawatir .
" Nelve ? Apa yang terjadi ? " Tanya Netha curiga melihat tangan Nelve yang penuh dengan luka itu .
" Itu , itu nanti saja . Tapi , tolong urusi dia dahulu . ."
Di dekat Nelve , tampak ada Gen yang tengah terbaring . Tubuhnya dipenuhi oleh luka .
" Ya ampun Gen ! Ulah siapa ini ! " Seru Coco panik melihat kondisi sahabatnya itu . Gen tersenyum getir .
" Ulah siapa lagi kalau bukan dari desa satu itu ? " Ujar Gen sambil mencoba untuk berdiri , tetapi langsung ditahan oleh Coco .
" Udah udah , lo ga usah duduk . Luka lo bisa jadi makin parah " Cegah Coco . Gen hanya mengangkat bahu , lalu kembali tidur
" Berasa lumpuh gue kalo terus"an tidur kaya gini " Ujar Gen lagi .
" Gerbangnya bagaimana ? " Tanya Satria .
Gen menunjuk ke arah belakangnya . Tampak ada sebuah rumah yang masih utuh berdiri , di antara tumpukan puing-puing bangunan rumah yang lain . Melihat itu , membuat perasaan mereka semua pun menjadi lega .
" Gue jadi ga enak , melihat kalian berdua sampai mati-matian untuk melindungi rumah ini " Ucap Juki sambil menggaruk kepalanya .
" Ga usah dipikirin juk , udah tugas gue juga kan . Lagipula lebih baik lo pindah gerbang rahasia itu sekarang . Sepertinya keberadaan basecamp kita sudah mulai diketahui oleh musuh " Ujar Gen lagi .
Juki mengacungkan jempolnya .
" Memindahkan ? Emang lo mau pindahin kemana ? " Tanya Satria . Juki hanya tersenyum misterius .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di dalam basecamp)
" Itu dia mereka ! "
" Astaga , luka kalian parah sekali ! "
Melihat Juki dkk pulang dengan penuh luka , membuat teman-temannya yang menunggui basecamp menjadi khawatir . Iza yang baru saja sembuh pun langsung bergantian mengobati mereka semua . Gen pun buru-buru dibawa ke kamar oleh Coco dan Celeste .
" Juki sama Neo mana ? " Tanya Nao heran .
" Mereka mencari tempat untuk menyembunyikan gerbang yang baru . Karena gerbang kita yg sekarang sudah diketahui oleh desa itu " Jawab Satria .
" Basecamp bagaimana ? aman-aman saja kan ? " Tanya Netha khawatir . Mariposa mengacungkan jempolnya
" Untungnya begitu dan sama sekali tak ada tanda-tanda kalau ada mata-mata yang berhasil ke sini " Ujar seorang cowo yang keluar dari dalam bersama Kazuhiko .
" Wah , rupannya mata-mata kembar kita dari desa tanah sudah kembali " Ujar Celesta sambil terkikik .
" Kalau begini , jumlah kita sudah lengkap, kecuali Bima dengan Ica " Seru Reihn .
" Bima , bagaimana dengan dia ? Apa kalian menemukan kabar ? " Tanya Coco yang baru saja kembali dari belakang . Kazuhiko mengangkat bahunya .
" Si Kazuhiro bilang , kalau dia mendapat pesan , jika Bima sedang dalam perjalanan ke sini . Sedangkan Ica sudah kembali ke dunia nyata " Jawab Kazuhiko .
" Ica ? Mengapa dia kembali ? " Tanya Satria heran . Kazuhiro hanya mengangkat bahu , tanda tidak tahu .
" Yang jelas , situasi sekarang sudah tak seperti dulu lagi " Ucap Juki , yang tiba-tiba sudah muncul dari teras .
" Lalu , apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Luwhiie bingung . Satria meletakkan cangkirnya ke meja , lalu berkata dengan tegas
" Perbanyak intensitas latihan, karena dalam waktu seminggu kita akan menyerang desa petir " Ujarnya lagi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Juki dan yang lainnya tampak berlari dengan terburu-buru , mengabaikan ucapan terima kasih dari para warga desa , dan menembus beberapa hutan . Walau sebenarnya mereka tak mengerti dengan apa yang terjadi , tetapi mereka hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Satria . Dia sendiri tidak mau mengatakan apakah alasan sebenarnya
" Sat , memang kenapa sama basecamp kita ? " Bisik Reihn pelan . Satria hanya terdiam , matanya fokus menatap ke depan , tetapi pandangannya tampak kosong . Melihat itu , Reihn hanya bisa terdiam . Apapun alasannya , pastilah itu sangat gawat , karena melihat kondisi Satria yang seperti itu .
Mendekati kota tua , tampak ada kepulan asap hitam , yang semakin membuat perasaan mereka menjadi tidak enak . Mereka pun buru-buru mempercepat langkahnya
Dan ketika mereka sampai di kota tua , tampak sekeliling sudah menjadi lebih parah . Kerusakan dimana-mana , dan dinding bangunan tampak hancur .
Melihat hal itu , mereka pun menjadi panik .
" Astaga ! Bagaimana dengan pintu masuk gerbang kita ! " Ujar Neo tertahan , melihat kerusakan yang ada di hadapannya .
" Disini ! Disini ! "
Dari kejauhan , tampak ada Nelve yang sedang melambaikan tangannya . Membuat teman-temannya bergegas mendekat ke arahnya . Tampak tangan Nelve penuh dengan luka , membuat perasaan teman-temannya semakin khawatir .
" Nelve ? Apa yang terjadi ? " Tanya Netha curiga melihat tangan Nelve yang penuh dengan luka itu .
" Itu , itu nanti saja . Tapi , tolong urusi dia dahulu . ."
Di dekat Nelve , tampak ada Gen yang tengah terbaring . Tubuhnya dipenuhi oleh luka .
" Ya ampun Gen ! Ulah siapa ini ! " Seru Coco panik melihat kondisi sahabatnya itu . Gen tersenyum getir .
" Ulah siapa lagi kalau bukan dari desa satu itu ? " Ujar Gen sambil mencoba untuk berdiri , tetapi langsung ditahan oleh Coco .
" Udah udah , lo ga usah duduk . Luka lo bisa jadi makin parah " Cegah Coco . Gen hanya mengangkat bahu , lalu kembali tidur
" Berasa lumpuh gue kalo terus"an tidur kaya gini " Ujar Gen lagi .
" Gerbangnya bagaimana ? " Tanya Satria .
Gen menunjuk ke arah belakangnya . Tampak ada sebuah rumah yang masih utuh berdiri , di antara tumpukan puing-puing bangunan rumah yang lain . Melihat itu , membuat perasaan mereka semua pun menjadi lega .
" Gue jadi ga enak , melihat kalian berdua sampai mati-matian untuk melindungi rumah ini " Ucap Juki sambil menggaruk kepalanya .
" Ga usah dipikirin juk , udah tugas gue juga kan . Lagipula lebih baik lo pindah gerbang rahasia itu sekarang . Sepertinya keberadaan basecamp kita sudah mulai diketahui oleh musuh " Ujar Gen lagi .
Juki mengacungkan jempolnya .
" Memindahkan ? Emang lo mau pindahin kemana ? " Tanya Satria . Juki hanya tersenyum misterius .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di dalam basecamp)
" Itu dia mereka ! "
" Astaga , luka kalian parah sekali ! "
Melihat Juki dkk pulang dengan penuh luka , membuat teman-temannya yang menunggui basecamp menjadi khawatir . Iza yang baru saja sembuh pun langsung bergantian mengobati mereka semua . Gen pun buru-buru dibawa ke kamar oleh Coco dan Celeste .
" Juki sama Neo mana ? " Tanya Nao heran .
" Mereka mencari tempat untuk menyembunyikan gerbang yang baru . Karena gerbang kita yg sekarang sudah diketahui oleh desa itu " Jawab Satria .
" Basecamp bagaimana ? aman-aman saja kan ? " Tanya Netha khawatir . Mariposa mengacungkan jempolnya
" Untungnya begitu dan sama sekali tak ada tanda-tanda kalau ada mata-mata yang berhasil ke sini " Ujar seorang cowo yang keluar dari dalam bersama Kazuhiko .
" Wah , rupannya mata-mata kembar kita dari desa tanah sudah kembali " Ujar Celesta sambil terkikik .
" Kalau begini , jumlah kita sudah lengkap, kecuali Bima dengan Ica " Seru Reihn .
" Bima , bagaimana dengan dia ? Apa kalian menemukan kabar ? " Tanya Coco yang baru saja kembali dari belakang . Kazuhiko mengangkat bahunya .
" Si Kazuhiro bilang , kalau dia mendapat pesan , jika Bima sedang dalam perjalanan ke sini . Sedangkan Ica sudah kembali ke dunia nyata " Jawab Kazuhiko .
" Ica ? Mengapa dia kembali ? " Tanya Satria heran . Kazuhiro hanya mengangkat bahu , tanda tidak tahu .
" Yang jelas , situasi sekarang sudah tak seperti dulu lagi " Ucap Juki , yang tiba-tiba sudah muncul dari teras .
" Lalu , apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Luwhiie bingung . Satria meletakkan cangkirnya ke meja , lalu berkata dengan tegas
" Perbanyak intensitas latihan, karena dalam waktu seminggu kita akan menyerang desa petir " Ujarnya lagi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------