Posted in
Fan Fiction :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Pagi hari )
" Buruan abisin makanannya ! "
" Ya ampun , cuma tinggal minum air doang ! "
" G ada waktu , durasi durasi ! "
" Gimana gue bisa bertarung dengan baik kalo perut lagi kosong ! "
" Siapa suruh lo bangunnya telat Vig ! "
Pagi itu , entah karena terlalu tegang atau terlalu bersemangat , mereka tampak terburu-buru menghabiskan makanannya masing-masing .
Yah , kecuali Satria , Juki , Netha ,Celeste, Coco, Reihn , Iza dan juga Nelve . Mereka tampak sangat santai melahap sarapannya masing-masing , sembar melihat teman-temannya yang sibuk sendiri .
" Sat ! Kok lo bisa tenang gitu sih ! " Seru Phil heran .
" Kalo sekarang aja tegang , gimana nanti mau di sananya ? Bisa-bisa makin hilang nyali gue " Jawab Satria tenang .
" Elu juga co ! Perasaan kemarin lu yang paling brutal , kenapa giliran makan malah kalem ? " Tanya Neo membuat Coco terbatuk-batuk .
" Dia mah kalo urusan makan nomor satu " Ledek Gen sambil menyikut Coco .
" Eh sial , kalo urusan makan tuh ga boleh terburu-buru ! Nanti yang ada energinya ga masuk ! " Sergah Coco kesal sambil meminum airnya .
" Inget Chansey co " Bisik Nao , membuat Coco menyemburkan minumannya ke arah Luwhiie .
" ANJRIT ! PAGI-PAGI UDAH APES GUE ! " Seru Luwhiie kesal , diikuti gelak tawa semuanya .
" Gue bingung " Ujar Netha sambil melahap makanannya .
" Bingung kenapa Neth ? " Tanya Reihn .
" Ini mau Final Battle kan ? Kenapa situasinya malah santai begini ? " Jawab Netha . Satria tertawa
" Justru ini yang menarik . Kalau dari awal malah diam-diaman justru ga seru " Ujar Satria sambil menyenggol Juki yang hendak meminum airnya hingga membuatnya sedikit tumpah ke bajunya .
" SATRIA !! " Seru Juki kesal . Satria hanya tertawa melihatnya .
" Habisnya lo daritadi diam mulu . G usah terlalu tegang kenapa , kaya baru pertama kali bertarung aja " Ujar Satria sambil menepuk bahunya .
Juki tetap terdiam , lalu melanjutkan meminum airnya . Melihat itu , Satria menjadi curiga .
" Jangan bilang lo lagi rencana yang aneh-aneh " Tebak Satria , membuat Juki menyemburkan airnya ke arah Luwhiie , tetapi ditepis olehnya dengan menggunakan piringnya .
" Refleks yang bagus ! " Ujar Celeste sambil menepuk bahunya . Luwhiie mendengus
" Sepertinya begitu sat " Ujar Juki sambil terkekeh , membuat temannya menjadi semakin curiga .
Tapi belum sempat dia bertanya lagi , Netha sudah memotong omongannya
" Sudahlah , mengobrolnya nanti saja , cepat dihabiskan makanannya ! " Seru Netha kesal .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( setengah jam kemudian )
" Sudah mengerti perannya masing-masing kan ? " Tanya Satria , diikuti anggukan teman-temannya
" Buat yang belum mengerti , nanti gue ulangi kalo kita uda sampai di sana . By the way , gerbangnya lo pindah kemana Juk ? " Tanya Satria . Juki tersenyum misterius
" Kau akan mengetahuinya nanti " Ujar Juki sambil berjalan memimpin bersama Neo . Netha dan Reihn hanya berpandangan , sementara Nelve dan Iza hanya bisa saling mengangkat kedua bahunya , lalu mengikuti Juki.
Setelah menyusuri jalan yang dipenuhi pepohonan seperti yang dilewati oleh Nelve saat pertama kali sampai disana , mereka menemukan pintu gerbang yang cukup besar disana . Juki pun berhenti disana
" Siapa yang mau membuka ? " Tawarnya , membuat situasi menjadi hening .
" Biar aku saja " Ujar Celeste sambil berjalan ke arah depan .
Dia pun lalu memegang engsel pintu tersebut , dan membukanya perlahan .
Aura yang menusuk pun langsung keluar darisana .
" Ya ampun ,memang ni gerbang lo taruh dimana sih Juk ? " tanya Nao terheran merasakan suasana yang begitu mencekam itu . Juki hanya terdiam .
Tak lama kemudian , pintu itu pun terbuka lebar . Tampak kabut-kabut tebal langsung muncul disana , mengakibatkan mereka tak bisa melihat keluar . Aura dingin yang cukup menusuk , membuat sebagian besar dari mereka menjadi menggigil kedinginan.
" Firasat gak enak nih " Kata Vigo sambil mencoba melihat ke depan . Situasi pun kembali menjadi ribut.
" Siapa yang mau keluar duluan ? " Tawar Neo membuat situasi menjadi kembali tenang .
" Aku saja " Ucap Netha sambil berjalan kedepan . Dia pun langsung melompat keluar untuk menghilangkan kabut-kabut itu .
Tak lama kemudian , kabut-kabut itu pun menghilang . Dan aura menusuk itu semakin terasa .
Perlahan , terlihat suasana sebuah hutan yang berwarna hitam kelam , dan sangat tua , karena semua batang pohon disana berwarna kehitaman .
" Ini hutan yang dimaksud si Hiro kan ? " Tanya Kazuhiko . Juki mengangguk
" Kebetulan kami menaruhnya disana " Jawab Neo .
" Ini desa petir kan ? " Tanya Satria lagi , membuat situasi kembali menjadi tegang .
" Kau gila Juk ? Meletakkan gerbang kita di daerah musuh ? " Ujar Celeste heran .
" Tenanglah , hutan ini termasuk hutan terlarang , karena itu mereka takkan bisa memasukinya " Sahut Neo .
" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Celesta heran
" Tanah kalah oleh air , angin kalah oleh petir , api kalah oleh air , lalu petir ? Dia kalah oleh air " Ujar Juki menjelaskan , membuat teman-temannya terkejut .
" Benar , mengapa slama ini kita tak sadar ? Desa itu kalah oleh air , dan anehnya walaupun kita berasal dari desa air , tak ada satupun yang menguasai skill air kecuali Nelve dan Iza " Ucap Juki .
" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Netha heran
" Skill pelindung dan penyembuh , semua itu sifat dari skill air , dan kalau gue lihat , hanya mereka yang bisa menggunakannya , jadi intinya , merekalah yang paling ditakuti oleh desa petir " Jawab Juki lagi .
" Intinya , selama perjalanan kita harus melindungi mereka berdua kan ? " Tanya Satria , Juki hanya mengangguk .
Disaat mereka tengah berdiskusi , tiba-tiba terdengar suara ranting kayu terinjak , membuat semuanya refleks memasang kuda-kuda , kalau-kalau itu adalah mata-mata desa petir .
" Siapa itu ? " Seru Netha yang memang berada di daerah hutan itu .
" Tolong , "
Dari arah semak-semak , keluar sesosok cewe yang berusaha berjalan keluar dari sana . Tampangnya lusuh sekali , seperti telah bertarung sengit dengan seseorang .
Melihat cewe itu , Coco pun refleks berlari mendekatinya
" Chansey ! Mengapa kamu bisa ada disini ! " Seru Coco panik sambil membantunya bangun .
" Tolong MyChan , dia diserang oleh segerombol makhluk aneh disana " Ujar Chansey lagi ,
" Dimana dia ? " Seru Juki panik .
Belum sempat Chansey menjawab , tiba-tiba terdengar suara berisik dari semak-semak yang berada tak jauh dari tempat mereka berada .
" Mundur ! " Seru Juki sambil menyeret Netha kembali ke pintu gerbang .
Mendengar itu , Coco pun langsung mengangkat Chansey menjauh dari sana dan membawanya ke Iza .
" Tolong za , obati dia " Pinta Coco . Iza mengangguk dan langsung menyembuhkan Chansey .
" Siapa itu Juk ? " Tanya Satria .
" Entahlah sat , tapi kalau dari auranya , kelihatannya bukan manusia sat " Jawab Juki .
" Ingat , giliran siapa sekarang ? " Ucap Satria .
" Serahkan pada kami ! " Seru Neo , Phil dan Luwhiie . Mereka pun langsung melompat ke arah depan , walau masih tak terlalu dekat dari semak-semak itu ,.
Terlihat ada sosok bayangan tinggi disana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Pagi hari )
" Buruan abisin makanannya ! "
" Ya ampun , cuma tinggal minum air doang ! "
" G ada waktu , durasi durasi ! "
" Gimana gue bisa bertarung dengan baik kalo perut lagi kosong ! "
" Siapa suruh lo bangunnya telat Vig ! "
Pagi itu , entah karena terlalu tegang atau terlalu bersemangat , mereka tampak terburu-buru menghabiskan makanannya masing-masing .
Yah , kecuali Satria , Juki , Netha ,Celeste, Coco, Reihn , Iza dan juga Nelve . Mereka tampak sangat santai melahap sarapannya masing-masing , sembar melihat teman-temannya yang sibuk sendiri .
" Sat ! Kok lo bisa tenang gitu sih ! " Seru Phil heran .
" Kalo sekarang aja tegang , gimana nanti mau di sananya ? Bisa-bisa makin hilang nyali gue " Jawab Satria tenang .
" Elu juga co ! Perasaan kemarin lu yang paling brutal , kenapa giliran makan malah kalem ? " Tanya Neo membuat Coco terbatuk-batuk .
" Dia mah kalo urusan makan nomor satu " Ledek Gen sambil menyikut Coco .
" Eh sial , kalo urusan makan tuh ga boleh terburu-buru ! Nanti yang ada energinya ga masuk ! " Sergah Coco kesal sambil meminum airnya .
" Inget Chansey co " Bisik Nao , membuat Coco menyemburkan minumannya ke arah Luwhiie .
" ANJRIT ! PAGI-PAGI UDAH APES GUE ! " Seru Luwhiie kesal , diikuti gelak tawa semuanya .
" Gue bingung " Ujar Netha sambil melahap makanannya .
" Bingung kenapa Neth ? " Tanya Reihn .
" Ini mau Final Battle kan ? Kenapa situasinya malah santai begini ? " Jawab Netha . Satria tertawa
" Justru ini yang menarik . Kalau dari awal malah diam-diaman justru ga seru " Ujar Satria sambil menyenggol Juki yang hendak meminum airnya hingga membuatnya sedikit tumpah ke bajunya .
" SATRIA !! " Seru Juki kesal . Satria hanya tertawa melihatnya .
" Habisnya lo daritadi diam mulu . G usah terlalu tegang kenapa , kaya baru pertama kali bertarung aja " Ujar Satria sambil menepuk bahunya .
Juki tetap terdiam , lalu melanjutkan meminum airnya . Melihat itu , Satria menjadi curiga .
" Jangan bilang lo lagi rencana yang aneh-aneh " Tebak Satria , membuat Juki menyemburkan airnya ke arah Luwhiie , tetapi ditepis olehnya dengan menggunakan piringnya .
" Refleks yang bagus ! " Ujar Celeste sambil menepuk bahunya . Luwhiie mendengus
" Sepertinya begitu sat " Ujar Juki sambil terkekeh , membuat temannya menjadi semakin curiga .
Tapi belum sempat dia bertanya lagi , Netha sudah memotong omongannya
" Sudahlah , mengobrolnya nanti saja , cepat dihabiskan makanannya ! " Seru Netha kesal .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( setengah jam kemudian )
" Sudah mengerti perannya masing-masing kan ? " Tanya Satria , diikuti anggukan teman-temannya
" Buat yang belum mengerti , nanti gue ulangi kalo kita uda sampai di sana . By the way , gerbangnya lo pindah kemana Juk ? " Tanya Satria . Juki tersenyum misterius
" Kau akan mengetahuinya nanti " Ujar Juki sambil berjalan memimpin bersama Neo . Netha dan Reihn hanya berpandangan , sementara Nelve dan Iza hanya bisa saling mengangkat kedua bahunya , lalu mengikuti Juki.
Setelah menyusuri jalan yang dipenuhi pepohonan seperti yang dilewati oleh Nelve saat pertama kali sampai disana , mereka menemukan pintu gerbang yang cukup besar disana . Juki pun berhenti disana
" Siapa yang mau membuka ? " Tawarnya , membuat situasi menjadi hening .
" Biar aku saja " Ujar Celeste sambil berjalan ke arah depan .
Dia pun lalu memegang engsel pintu tersebut , dan membukanya perlahan .
Aura yang menusuk pun langsung keluar darisana .
" Ya ampun ,memang ni gerbang lo taruh dimana sih Juk ? " tanya Nao terheran merasakan suasana yang begitu mencekam itu . Juki hanya terdiam .
Tak lama kemudian , pintu itu pun terbuka lebar . Tampak kabut-kabut tebal langsung muncul disana , mengakibatkan mereka tak bisa melihat keluar . Aura dingin yang cukup menusuk , membuat sebagian besar dari mereka menjadi menggigil kedinginan.
" Firasat gak enak nih " Kata Vigo sambil mencoba melihat ke depan . Situasi pun kembali menjadi ribut.
" Siapa yang mau keluar duluan ? " Tawar Neo membuat situasi menjadi kembali tenang .
" Aku saja " Ucap Netha sambil berjalan kedepan . Dia pun langsung melompat keluar untuk menghilangkan kabut-kabut itu .
Tak lama kemudian , kabut-kabut itu pun menghilang . Dan aura menusuk itu semakin terasa .
Perlahan , terlihat suasana sebuah hutan yang berwarna hitam kelam , dan sangat tua , karena semua batang pohon disana berwarna kehitaman .
" Ini hutan yang dimaksud si Hiro kan ? " Tanya Kazuhiko . Juki mengangguk
" Kebetulan kami menaruhnya disana " Jawab Neo .
" Ini desa petir kan ? " Tanya Satria lagi , membuat situasi kembali menjadi tegang .
" Kau gila Juk ? Meletakkan gerbang kita di daerah musuh ? " Ujar Celeste heran .
" Tenanglah , hutan ini termasuk hutan terlarang , karena itu mereka takkan bisa memasukinya " Sahut Neo .
" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Celesta heran
" Tanah kalah oleh air , angin kalah oleh petir , api kalah oleh air , lalu petir ? Dia kalah oleh air " Ujar Juki menjelaskan , membuat teman-temannya terkejut .
" Benar , mengapa slama ini kita tak sadar ? Desa itu kalah oleh air , dan anehnya walaupun kita berasal dari desa air , tak ada satupun yang menguasai skill air kecuali Nelve dan Iza " Ucap Juki .
" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Netha heran
" Skill pelindung dan penyembuh , semua itu sifat dari skill air , dan kalau gue lihat , hanya mereka yang bisa menggunakannya , jadi intinya , merekalah yang paling ditakuti oleh desa petir " Jawab Juki lagi .
" Intinya , selama perjalanan kita harus melindungi mereka berdua kan ? " Tanya Satria , Juki hanya mengangguk .
Disaat mereka tengah berdiskusi , tiba-tiba terdengar suara ranting kayu terinjak , membuat semuanya refleks memasang kuda-kuda , kalau-kalau itu adalah mata-mata desa petir .
" Siapa itu ? " Seru Netha yang memang berada di daerah hutan itu .
" Tolong , "
Dari arah semak-semak , keluar sesosok cewe yang berusaha berjalan keluar dari sana . Tampangnya lusuh sekali , seperti telah bertarung sengit dengan seseorang .
Melihat cewe itu , Coco pun refleks berlari mendekatinya
" Chansey ! Mengapa kamu bisa ada disini ! " Seru Coco panik sambil membantunya bangun .
" Tolong MyChan , dia diserang oleh segerombol makhluk aneh disana " Ujar Chansey lagi ,
" Dimana dia ? " Seru Juki panik .
Belum sempat Chansey menjawab , tiba-tiba terdengar suara berisik dari semak-semak yang berada tak jauh dari tempat mereka berada .
" Mundur ! " Seru Juki sambil menyeret Netha kembali ke pintu gerbang .
Mendengar itu , Coco pun langsung mengangkat Chansey menjauh dari sana dan membawanya ke Iza .
" Tolong za , obati dia " Pinta Coco . Iza mengangguk dan langsung menyembuhkan Chansey .
" Siapa itu Juk ? " Tanya Satria .
" Entahlah sat , tapi kalau dari auranya , kelihatannya bukan manusia sat " Jawab Juki .
" Ingat , giliran siapa sekarang ? " Ucap Satria .
" Serahkan pada kami ! " Seru Neo , Phil dan Luwhiie . Mereka pun langsung melompat ke arah depan , walau masih tak terlalu dekat dari semak-semak itu ,.
Terlihat ada sosok bayangan tinggi disana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------