Posted in
Fan Fiction :)
" Dimana jalan keluarnya ? "
" Tetap terus saja , susuri jalan ini sampai menemui sebuah pohon cemara besar ! "
" Kau yakin ini jalannya ? "
" Tentu saja , karena gue sudah mengeceknya melalui satelit ! "
Di tengah rimbunnya semak-semak , tampak Nelve , Kazuhiro , dan Vigo berlarian dengan tergesa-gesa . Mereka seakan-akan tengah diburu oleh sesuatu , karena di belakang mereka terdengar suara gemerisik yang cepat mengejar mereka .
Tetapi karena hutan itu terlalu gelap , mereka tak bisa memastikan siapakah yang mengejar mereka saat itu , dan hanya bisa berlari menghindarinya sampai menemukan cahaya untuk memastikan musuh yang tengah mengejar mereka sekarang .
" Bagaimana dengan yang lainnya ? Aku tak melihat Iza dan siapapun disini ! " Tanya Nelve sambil berlari
" Entahlah , tetapi semoga mereka selamat " Jawab Vigo penuh harap .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lho ? Mengapa tiba-tiba ceritanya bisa seperti ini ?
Begini cerita awalnya
Ketika Phil , Neo dan Luwhiie berada di depan , tiba-tiba saja dari arah semak-semak itu terlihat ada sebuah bola besar yang meluncur . Ketika Nelve berada di depan dan menangkisnya , justru membuat bol itu meledak dan menimbulkan kepulan asap hitam pekat , yang membuat mereka semua berpencar seperti saat ini .
Untunglah sebelum mereka terpisah , Kazuhiro sempat mengatakan agar untuk bertemu lagi di sebuah pohon Cemara tua di pinggir hutan .
Tak jauh dari tempat Nelve dkk berada , terdengar suara ledakan .
Rupanya , ledakan itu berasal dari bom buatan Coco .
Sambil menutupi matanya dari kepulan asap , dia menggandeng erat lengan Chansey yang berada di sampingnya .
" Sudahlah co , lebih baik kita pergi menuju pohon Cemara itu ! " Ajak Luwhiie sambil menariknya pergi.
Dibelakang Coco, Chansey, Reihn dan Luwhiie , tampak ada segerombol besar kelelawar tengah mengejar mereka . Sesekali , Luwhiie tampak melemparkan bomnya kebelakang karena merasakan kalau kelelawar itu hampir mengejarnya , mengakibatkan ada jarak antara dia dengan Coco juga Chansey ,sehingga sulit untuk mereka agar bisa tetap bersama .
" Gue bakalan berhenti , kalo lo juga berhenti ngelempar bom elo ke belakang ! " Seru Coco sambil menarik Chansey untuk menghindari lemparan bom Luwhiie yang langsung mengenai telak seekor kelelawar yang hampir menggigitnya .
" Oke oke , gue bakalan berhenti , tapi yang pasti , ayo cepat kita keluar dari hutan ini ! " Seru Luwhiie lagi sambil melemparkan bomnya kedepan untuk menghilangkan sebuah batang pohon tua yang baru saja rubuh dan menghalangi jalan mereka .
" Bisa berhenti bertengkar ? Situasi lagi gawat tau ! " Seru Reihn kesal
" Suasana disini mengerikan , aku tak tahan lama-lama disini " Gumam Chansey ketakutan .
" Lalu bagaimana kau bisa disini bersama MyChan ? " Tanya Coco heran .
" Ceritanya nanti saja " Jawab Chansey pendek .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang beberapa kilometer dari sana , terasa ada aura dingin menusuk disana , walau auranya tak seperti aura hutan ini .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebongkah es meluncur dan melenyapkan kelelawar-kelelawar yang tengah berterbangan di sekitar sana , walau tak mengenai semuanya , karena masih ada banyak sekali kelelawar yang menghalangi mereka semua.
" Gen , kau terlalu banyak memakai tenaga , tenanglah sedikit " Ujar Netha . Gen mebgusap keringatnya
" Mau bagaimana lagi ? Kalau tidak begini , maka kita tidak akan bisa melintas " Jawabnya
" Menyingkir ! "
Dari arah belakang , tampak ada bayangan besar yang akan menimpa Gen dan Netha . Mereka pun dengan sigap menghindar , dan terdengar suara batang pohon terjatuh yang juga mengenai segerombol besar kelelawar itu .
" Tak perlu pakai tenaga juga bisa kan ? " Ujar Kazuhiko sambil tersenyum . Di sampingnya terlihat ada Celesta dan juga Philo . Rupanya mereka sengaja menumbangkan pohon itu untuk mengurangi sebagian besar kelelawar-kelelawar itu .
" kalau begitu , ayo kita lanjutkan perjalanan ! " Seru Mariposa sambil menarik Iza untuk berlari .
" Apakah pohon Cemara itu masih jauh ? " tanya Phil sambil berlari .
" Harusnya sih tidak begitu jauh lagi , lebih baik kita ikuti saja jalan ini " Jawab Kazuhiko .
" Memangnya ada apa dengan pohon itu ? " Tanya Netha heran .
" Hiro bilang , disana ada sesuatu yang penting ," Jawab Kazuhiko sambil meluncurkan serangan angin untuk menghancurkan batang pohon tua yang tiba-tiba hendak mengenainya .
" Terserahlah , yang penting aku sudah muak dengan hutan ini ! " Seru Celesta
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya dibatasi dengan sebuah tebing kecil , tak jauh dari sana terdengar suara petir yang menyambar .
Rupanya itu ulah Neo untuk mengurangi jumlah kelelawar dihadapannya .
" Lama-lama gue bisa alergi sama kelelawar kalo kaya gini terus " Gumam Nao sambil meluncurkan serangan angin untuk melenyapkan kelelawar yang hendak menyerangnya .
" Entahlah , aku malah berpikir untuk merebus kelelawar-kelelawar ini di markas ketika kita pulang nanti" Ujar Aitor sambil memandangi setumpuk kelelawar yang terkena jaringnya .
" Baiklah tor , ucapan lo itu berhasil bikin gue merinding " Ujar Celeste sambil membanting kelelawar-kelelawar itu . Aitor tertawa mendengarnya ..
" Lupakan kelelawar itu , kita harus tetap maju ke depan ! " Seru Satria setelah dia melemparkan sebuah bola api ke setumpuk pohon-pohon tua yang menghalangi mereka , dan memang membuat pohon-pohon itu berlubang sehingga membuat jalan , tetapi pohon itu juga terbakar .
Untunglah efek dari hujan buatan Neo masih ada , sehingga api itu dapat dipadamkan dengan cepat . sehingga mereka bisa langsung melewatinya .
" Baru kali ini gue mengalami peristiwa kucing-kucingan seperti ini " Gumam Neo sambil meluncurkan serangan angin kepada sebuah kelelawar yang tiba-tiba datang dari arah depan .
" Mau bagaimana lagi , kita semua diburu waktu ! " Seru Juki sambil menendang jauh sebatang pohon tua yang tiba-tiba tumbang dan nyaris mengenai Satria .
" Memangnya kapan senjata itu akan diaktifkan ? " Tanya Nao penasaran . Juki mengangkat bahunya
" Entahlah , tapi semakin cepat kita menghancurkannya , maka semakin aman kan ? " Jawabnya .
" Juk ! Awas ! " Seru Satria sambil menarik Juki ke belakang . Karena terlalu tiba-tiba , Juki pun terjatuh ke belakang dan mengenai Satria .
Ketika mereka terjatuh , mereka hampir mengenai segerombol kelelawar yang tengah mengejar mereka , tetapi sebelum itu terjadi , Celeste sudah terlebih dahulu menebas nya dengan menggunakan bonekanya .
" Kalian tidak apa-apa ? " Tanya Celeste . Satria mengangguk , sementara Juki hanya memegangi kepalanya .
" Apa-apaan sih Sat ! " Seru Juki kesal karena ditarik kasar secara tiba-tiba
" Mending lo liat sendiri " Ujar Satria sambil menunjuk ke arah depan .
Terlihar ada sebuah jurang yang cukup lebar disana , dan memisahkan daratan tempat mereka berada sekarang dengan daratan di depannya .
Melihat hal itu , Neo hanya bisa melotot , Nao menghela nafas , Aitor menggaruk kepalanya , sementara Celeste hanya bisa terdiam .
" Apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Neo panik .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tetap terus saja , susuri jalan ini sampai menemui sebuah pohon cemara besar ! "
" Kau yakin ini jalannya ? "
" Tentu saja , karena gue sudah mengeceknya melalui satelit ! "
Di tengah rimbunnya semak-semak , tampak Nelve , Kazuhiro , dan Vigo berlarian dengan tergesa-gesa . Mereka seakan-akan tengah diburu oleh sesuatu , karena di belakang mereka terdengar suara gemerisik yang cepat mengejar mereka .
Tetapi karena hutan itu terlalu gelap , mereka tak bisa memastikan siapakah yang mengejar mereka saat itu , dan hanya bisa berlari menghindarinya sampai menemukan cahaya untuk memastikan musuh yang tengah mengejar mereka sekarang .
" Bagaimana dengan yang lainnya ? Aku tak melihat Iza dan siapapun disini ! " Tanya Nelve sambil berlari
" Entahlah , tetapi semoga mereka selamat " Jawab Vigo penuh harap .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lho ? Mengapa tiba-tiba ceritanya bisa seperti ini ?
Begini cerita awalnya
Ketika Phil , Neo dan Luwhiie berada di depan , tiba-tiba saja dari arah semak-semak itu terlihat ada sebuah bola besar yang meluncur . Ketika Nelve berada di depan dan menangkisnya , justru membuat bol itu meledak dan menimbulkan kepulan asap hitam pekat , yang membuat mereka semua berpencar seperti saat ini .
Untunglah sebelum mereka terpisah , Kazuhiro sempat mengatakan agar untuk bertemu lagi di sebuah pohon Cemara tua di pinggir hutan .
Tak jauh dari tempat Nelve dkk berada , terdengar suara ledakan .
Rupanya , ledakan itu berasal dari bom buatan Coco .
Sambil menutupi matanya dari kepulan asap , dia menggandeng erat lengan Chansey yang berada di sampingnya .
" Sudahlah co , lebih baik kita pergi menuju pohon Cemara itu ! " Ajak Luwhiie sambil menariknya pergi.
Dibelakang Coco, Chansey, Reihn dan Luwhiie , tampak ada segerombol besar kelelawar tengah mengejar mereka . Sesekali , Luwhiie tampak melemparkan bomnya kebelakang karena merasakan kalau kelelawar itu hampir mengejarnya , mengakibatkan ada jarak antara dia dengan Coco juga Chansey ,sehingga sulit untuk mereka agar bisa tetap bersama .
" Gue bakalan berhenti , kalo lo juga berhenti ngelempar bom elo ke belakang ! " Seru Coco sambil menarik Chansey untuk menghindari lemparan bom Luwhiie yang langsung mengenai telak seekor kelelawar yang hampir menggigitnya .
" Oke oke , gue bakalan berhenti , tapi yang pasti , ayo cepat kita keluar dari hutan ini ! " Seru Luwhiie lagi sambil melemparkan bomnya kedepan untuk menghilangkan sebuah batang pohon tua yang baru saja rubuh dan menghalangi jalan mereka .
" Bisa berhenti bertengkar ? Situasi lagi gawat tau ! " Seru Reihn kesal
" Suasana disini mengerikan , aku tak tahan lama-lama disini " Gumam Chansey ketakutan .
" Lalu bagaimana kau bisa disini bersama MyChan ? " Tanya Coco heran .
" Ceritanya nanti saja " Jawab Chansey pendek .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang beberapa kilometer dari sana , terasa ada aura dingin menusuk disana , walau auranya tak seperti aura hutan ini .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebongkah es meluncur dan melenyapkan kelelawar-kelelawar yang tengah berterbangan di sekitar sana , walau tak mengenai semuanya , karena masih ada banyak sekali kelelawar yang menghalangi mereka semua.
" Gen , kau terlalu banyak memakai tenaga , tenanglah sedikit " Ujar Netha . Gen mebgusap keringatnya
" Mau bagaimana lagi ? Kalau tidak begini , maka kita tidak akan bisa melintas " Jawabnya
" Menyingkir ! "
Dari arah belakang , tampak ada bayangan besar yang akan menimpa Gen dan Netha . Mereka pun dengan sigap menghindar , dan terdengar suara batang pohon terjatuh yang juga mengenai segerombol besar kelelawar itu .
" Tak perlu pakai tenaga juga bisa kan ? " Ujar Kazuhiko sambil tersenyum . Di sampingnya terlihat ada Celesta dan juga Philo . Rupanya mereka sengaja menumbangkan pohon itu untuk mengurangi sebagian besar kelelawar-kelelawar itu .
" kalau begitu , ayo kita lanjutkan perjalanan ! " Seru Mariposa sambil menarik Iza untuk berlari .
" Apakah pohon Cemara itu masih jauh ? " tanya Phil sambil berlari .
" Harusnya sih tidak begitu jauh lagi , lebih baik kita ikuti saja jalan ini " Jawab Kazuhiko .
" Memangnya ada apa dengan pohon itu ? " Tanya Netha heran .
" Hiro bilang , disana ada sesuatu yang penting ," Jawab Kazuhiko sambil meluncurkan serangan angin untuk menghancurkan batang pohon tua yang tiba-tiba hendak mengenainya .
" Terserahlah , yang penting aku sudah muak dengan hutan ini ! " Seru Celesta
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya dibatasi dengan sebuah tebing kecil , tak jauh dari sana terdengar suara petir yang menyambar .
Rupanya itu ulah Neo untuk mengurangi jumlah kelelawar dihadapannya .
" Lama-lama gue bisa alergi sama kelelawar kalo kaya gini terus " Gumam Nao sambil meluncurkan serangan angin untuk melenyapkan kelelawar yang hendak menyerangnya .
" Entahlah , aku malah berpikir untuk merebus kelelawar-kelelawar ini di markas ketika kita pulang nanti" Ujar Aitor sambil memandangi setumpuk kelelawar yang terkena jaringnya .
" Baiklah tor , ucapan lo itu berhasil bikin gue merinding " Ujar Celeste sambil membanting kelelawar-kelelawar itu . Aitor tertawa mendengarnya ..
" Lupakan kelelawar itu , kita harus tetap maju ke depan ! " Seru Satria setelah dia melemparkan sebuah bola api ke setumpuk pohon-pohon tua yang menghalangi mereka , dan memang membuat pohon-pohon itu berlubang sehingga membuat jalan , tetapi pohon itu juga terbakar .
Untunglah efek dari hujan buatan Neo masih ada , sehingga api itu dapat dipadamkan dengan cepat . sehingga mereka bisa langsung melewatinya .
" Baru kali ini gue mengalami peristiwa kucing-kucingan seperti ini " Gumam Neo sambil meluncurkan serangan angin kepada sebuah kelelawar yang tiba-tiba datang dari arah depan .
" Mau bagaimana lagi , kita semua diburu waktu ! " Seru Juki sambil menendang jauh sebatang pohon tua yang tiba-tiba tumbang dan nyaris mengenai Satria .
" Memangnya kapan senjata itu akan diaktifkan ? " Tanya Nao penasaran . Juki mengangkat bahunya
" Entahlah , tapi semakin cepat kita menghancurkannya , maka semakin aman kan ? " Jawabnya .
" Juk ! Awas ! " Seru Satria sambil menarik Juki ke belakang . Karena terlalu tiba-tiba , Juki pun terjatuh ke belakang dan mengenai Satria .
Ketika mereka terjatuh , mereka hampir mengenai segerombol kelelawar yang tengah mengejar mereka , tetapi sebelum itu terjadi , Celeste sudah terlebih dahulu menebas nya dengan menggunakan bonekanya .
" Kalian tidak apa-apa ? " Tanya Celeste . Satria mengangguk , sementara Juki hanya memegangi kepalanya .
" Apa-apaan sih Sat ! " Seru Juki kesal karena ditarik kasar secara tiba-tiba
" Mending lo liat sendiri " Ujar Satria sambil menunjuk ke arah depan .
Terlihar ada sebuah jurang yang cukup lebar disana , dan memisahkan daratan tempat mereka berada sekarang dengan daratan di depannya .
Melihat hal itu , Neo hanya bisa melotot , Nao menghela nafas , Aitor menggaruk kepalanya , sementara Celeste hanya bisa terdiam .
" Apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Neo panik .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------