Posted in
Fan Fiction :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nelve berjalan ke sebuah halaman kecil yang berada cukup tersembunyi di belakang . Disana , dia melihat ada sebuah rumah kaca yang tampak sudah lama tak terpakai , karena kaca-kacanya tampak usang . Tetapi , terlihat ada sekelebat warna hijau . Mungkin itu tanaman yang ada disana .
Merasa tak pernah melihat rumah itu sebelumnya , Nelve pun memutuskan untuk memasukinya .
" Nelve ! Tunggu ! "
Dari arah belakang , tampak Iza berlari mengikuti Nelve . Dia pun menghentikan langkahnya
" Ada apa za ? " Tanya Nelve heran .
" Aku daritadi manggil-manggil kamu , kamu ga noleh-noleh nih " Sungut Iza manyun . Nelve meringis . Mungkin karena terlalu memikirkan letak dimana orang yang akan dia tuju , membuat dia melupakan sekelilingnya .
" Yasudahlah , sekarang mau kemana ? " Tanya Iza sambil memandangi surat-surat di tangan Nelve .
" Sekarang sih aku maunya ke rumah itu , " Ujar Nelve sambil menunjuk ke rumah kaca . Iza mengernyitkan alisnya .
" Aku belum pernah melihat rumah itu sebelumnya " Kata Iza heran .
" Aku juga . Jadi bagaimana kalau kita memasukinya ? " Usul Nelve , membuat Iza terdiam .
" Kalau ternyata isinya mata-mata desa petir bagaimana ? " Tanya Iza pelan ,
Nelve tertawa
" Tak mungkinlah , kan ini masih di dalam basecamp , jadi tak mungkin mereka bisa menembusnya . Pintu gerbangnya saja mereka tidak tahu " Ujar Nelve menenangkan . Iza hanya tersenyum tipis .
" Sudahlah , daripada berprasangka yang bukan-bukan , bagaimana kalau kita memasukinya ? " Ujar Nelve lagi dan berjalan meninggalkan Iza . Iza hanya mengangkat bahu , lalu mengikuti Nelve .
Saat akan memegang knop pintu , tampak terdengar suara berisik . Samar-samar terdengar suara Vigo dan beberapa orang disana . Meski awalnya sedikit takut , Nelve pun memutuskan untuk tetap membukanya .
Tampak aroma herbal pun langsung terasa , dan hawanya terasa sejuk . Dimana-mana , penuh dengan tanaman-tanaman (herbal sepertinya) dengan bentuk dan warna daun yang tak biasa diletakkan didalam pot . Di sisi lain , tampak ada botol-botol antik yang disusun sedemikian rupa dengan kertas nama didepannya . Tampak rata-rata botol itu berisi dengan cairan berwarna cokelat atau kehijauan , meski ada beberapa larutan bening juga .
Tak jauh dari botol-botol itu , tampak ada Mariposa sedang sibuk meracik berbagai macam daun . Tak jauh dari sana , tampak Vigo tengah merapikan beberapa pot tanaman yang sepertinya mungkin tadi dia jatuhkan .
Sementara di tempat pot-pot tanaman yang lain , tampak Coco tengah sibuk mengamati sambil sesekali mencatat sesuatu .
Mungkin karena tenggelam dengan kesibukannya masing-masing , membuat mereka tak memperdulikan kehadiran Nelve dan Iza .
Merasa tak dipedulikan , Nelve pun akhirnya bersuara
" Kayanya aku mengganggu nih " Ujarnya, membuat ketiga orang itu terhenti sejenak dari kegiatannya masing-masing .
" Wah Nel, za , ketuk pintu dulu dong kalo mau masuk ! " Sahut Coco
" Mereka mau ngetuk pintu sampai seratus kali pun percuma , karena kita lagi kaya begini " Timpal Vigo , membuat Coco meringis . Mungkin dalam hati dia mengiyakan ucapan Vigo itu .
" Kok kalian gak latihan seperti yang lainnya ? " Tanya Iza heran . Mariposa menghela nafas
" Aku bosan latihan terus , lagian selama aku ga ada pun , tanaman-tanaman disini ga ada yang ngerawat , " Keluhnya . Coco mencibir
" Salah siapa lu pake menyegel ruangan ini segala , jadinya mana kelihatan kalau ada rumah kaca di belakang basecamp " Sindirnya membuat Vigo tertawa . Mariposa meringis mendengarnya .
" Ini isinya tanaman obat semua ya ? " Tanya Iza sambil memegangi beberapa lembar daun didekatnya .
" Yap , dan semua ini koleksinya si Mariposa " Ujar Vigo .
" Yang bener nih ? " Tanya Nelve tak percaya . Melihat banyaknya tanaman obat disini , rasanya mustahil kalau hanya diurus oleh seorang cewe .
" Gue juga ikut menyumbang tau "
Dari arah pintu , tampak Netha datang sambil membawa beberapa pot tanaman bunga yang berdaun putih dan hitam . Bunganya berwarna abu-abu , membuatnya menjadi unik .
" Ini tanaman legenda yang lo cari-cari Pos " Ujar Netha sambil meletakkan pot-pot kecil itu di depan Mariposa . Dia tersenyum senang melihatnya .
" Thanks banget Neth ! Lo emang the best deh ! " Puji Mariposa senang .
" Bayarannya apa nih ? Demi ngambil tanaman ini gue sampe bolos latihan dari si Juki " Ujar Netha sambil terkekeh .
" Berani bener lo Neth " Ujar Vigo , Netha hanya tertawa mendengarnya .
" Cuma Juki aja ditakutin , toh dia manusia juga kaya gue . Dia juga ga bisa ngatur-ngatur gue " Ujar Netha di sela tawanya .
" Ini tanaman apa ? " Tanya Nelve , tertarik melihat tanaman di depannya itu . Mariposa pun menunduk dan mengambil beberapa botol bening kecil dari dalam kolong . Tampak isinya berwarna seperti tanaman yang ada di hadapannya , yaitu sinar perpaduan hitam dan putih .
Sebut saja abu-abu .
" Ini tanaman mitos , yang katanya bisa menghidupkan orang yang sudah mati " Ujar Mariposa.
" Oh ya ? Bagaimana caranya ? " Tanya Iza tertarik . Mariposa mengangkat bahunya .
" Entahlah , aku sendiri belum menemukan caranya . " Jawabnya lagi .
" Bolehkah aku minta satu? " Tanya Nelve sambil mengambil satu botol kecil itu . Mariposa mengangkat bahunya .
" Terserah , aku masih punya cukup banyak kok " Ujarnya lagi .
" Setau gue sih , tanaman itu hanya bisa terlihat khasiatnya bila menggunakan semacam skill penggabungan " Ujar Coco . Mariposa menghela nafasnya lagi , dan mendengus " Aku bukan anak dalam surat itu , jadi mana bisa memakainya " Ujar Mariposa kesal .
" Lalu mengapa kau memintaku untuk mencari tanaman ini ? " Tambah Netha tak kalah kesal . Mariposa meringis mendengarnya . " Buat koleksi sih " Jawabnya , membuat Netha menggelengkan kepalanya .
" Padahal kalo lo tau cara memakainya asik banget kayanya . Misal Juki, kita kirimkan ke desa Petir untuk menghancurkan desa itu. Bila dia mati tinggal kita berikan tanaman itu , lalu dia hidup lagi dan kembali menggila di sana . Gitu terus sampai desa itu hancur " Ujar Netha sambil terkekeh . Teman-temannya hanya tertawa mendengarnya .
" Sayangnya gue bukan kelinci percobaan Neth "
Dari arah pintu , tampak ada Juki disana , sedang bersender di pintu . Melihat orang yang sedang dibicarakan datang , membuat semuanya langsung berpura-pura sibuk . Meninggalkan Netha yang kebingungan mencari bantuan .
" Pada ga setia kawan nih , sial " Ujar Netha kesal .
" Satu, kalo lo mau memerlukan kelinci percobaan , lo bisa make orang bego , contohnya si Bima . Tapi berhubung dia ga ada disini , lo bisa make si Satria . Dan kedua , saatnya kembali latihan ~♬ " Ujar Juki sambil menarik Netha keluar dari rumah kaca itu dengan paksa . Tak peduli walau Netha memakai seribu alasan untuk menolak , dia tetap menyeretnya sampai mereka menghilang dari balik pintu . Melihat hal itu , mereka semua pun tertawa .
" Oh ya , memang kalian kesini mau ngapain ? " Tanya Vigo penasaran . Nelve menepuk kepalanya , lalu menyerahkan sepucuk surat ke arah Mariposa .
" Aku cuma mau nganterin surat ini aja . " Ujarnya lagi .
" Kurang siapa aja Nelve ? " Tanya Iza .
" Phil dan Neo doang " Jawab Nelve sambil membaca amplop surat yang dipegangnya .
" Kalau Phil gue lihat lagi latihan bareng Gen , Duo kembar Celeste dan si Luwhiie . Kalau Neo , kayanya sih tadi lagi ada di lapangan bersama si Nao dan Aitor " Ujar Vigo .
" Makasih infonya Vig ! Kami mencari mereka dulu ya ! " Ujar Nelve sambil menarik tangan Iza keluar dari rumah kaca itu .
Sambil memandangi botol tanaman obat yang dia minta dari Mariposa , membuat Nelve menjadi berfikir tentang macam-macam hal . Dia merasa ingin segera memastikannya dengan membaca dokumen tua pemberian Juki , setelah dia mengantarkan surat-surat itu .
Nelve berjalan ke sebuah halaman kecil yang berada cukup tersembunyi di belakang . Disana , dia melihat ada sebuah rumah kaca yang tampak sudah lama tak terpakai , karena kaca-kacanya tampak usang . Tetapi , terlihat ada sekelebat warna hijau . Mungkin itu tanaman yang ada disana .
Merasa tak pernah melihat rumah itu sebelumnya , Nelve pun memutuskan untuk memasukinya .
" Nelve ! Tunggu ! "
Dari arah belakang , tampak Iza berlari mengikuti Nelve . Dia pun menghentikan langkahnya
" Ada apa za ? " Tanya Nelve heran .
" Aku daritadi manggil-manggil kamu , kamu ga noleh-noleh nih " Sungut Iza manyun . Nelve meringis . Mungkin karena terlalu memikirkan letak dimana orang yang akan dia tuju , membuat dia melupakan sekelilingnya .
" Yasudahlah , sekarang mau kemana ? " Tanya Iza sambil memandangi surat-surat di tangan Nelve .
" Sekarang sih aku maunya ke rumah itu , " Ujar Nelve sambil menunjuk ke rumah kaca . Iza mengernyitkan alisnya .
" Aku belum pernah melihat rumah itu sebelumnya " Kata Iza heran .
" Aku juga . Jadi bagaimana kalau kita memasukinya ? " Usul Nelve , membuat Iza terdiam .
" Kalau ternyata isinya mata-mata desa petir bagaimana ? " Tanya Iza pelan ,
Nelve tertawa
" Tak mungkinlah , kan ini masih di dalam basecamp , jadi tak mungkin mereka bisa menembusnya . Pintu gerbangnya saja mereka tidak tahu " Ujar Nelve menenangkan . Iza hanya tersenyum tipis .
" Sudahlah , daripada berprasangka yang bukan-bukan , bagaimana kalau kita memasukinya ? " Ujar Nelve lagi dan berjalan meninggalkan Iza . Iza hanya mengangkat bahu , lalu mengikuti Nelve .
Saat akan memegang knop pintu , tampak terdengar suara berisik . Samar-samar terdengar suara Vigo dan beberapa orang disana . Meski awalnya sedikit takut , Nelve pun memutuskan untuk tetap membukanya .
Tampak aroma herbal pun langsung terasa , dan hawanya terasa sejuk . Dimana-mana , penuh dengan tanaman-tanaman (herbal sepertinya) dengan bentuk dan warna daun yang tak biasa diletakkan didalam pot . Di sisi lain , tampak ada botol-botol antik yang disusun sedemikian rupa dengan kertas nama didepannya . Tampak rata-rata botol itu berisi dengan cairan berwarna cokelat atau kehijauan , meski ada beberapa larutan bening juga .
Tak jauh dari botol-botol itu , tampak ada Mariposa sedang sibuk meracik berbagai macam daun . Tak jauh dari sana , tampak Vigo tengah merapikan beberapa pot tanaman yang sepertinya mungkin tadi dia jatuhkan .
Sementara di tempat pot-pot tanaman yang lain , tampak Coco tengah sibuk mengamati sambil sesekali mencatat sesuatu .
Mungkin karena tenggelam dengan kesibukannya masing-masing , membuat mereka tak memperdulikan kehadiran Nelve dan Iza .
Merasa tak dipedulikan , Nelve pun akhirnya bersuara
" Kayanya aku mengganggu nih " Ujarnya, membuat ketiga orang itu terhenti sejenak dari kegiatannya masing-masing .
" Wah Nel, za , ketuk pintu dulu dong kalo mau masuk ! " Sahut Coco
" Mereka mau ngetuk pintu sampai seratus kali pun percuma , karena kita lagi kaya begini " Timpal Vigo , membuat Coco meringis . Mungkin dalam hati dia mengiyakan ucapan Vigo itu .
" Kok kalian gak latihan seperti yang lainnya ? " Tanya Iza heran . Mariposa menghela nafas
" Aku bosan latihan terus , lagian selama aku ga ada pun , tanaman-tanaman disini ga ada yang ngerawat , " Keluhnya . Coco mencibir
" Salah siapa lu pake menyegel ruangan ini segala , jadinya mana kelihatan kalau ada rumah kaca di belakang basecamp " Sindirnya membuat Vigo tertawa . Mariposa meringis mendengarnya .
" Ini isinya tanaman obat semua ya ? " Tanya Iza sambil memegangi beberapa lembar daun didekatnya .
" Yap , dan semua ini koleksinya si Mariposa " Ujar Vigo .
" Yang bener nih ? " Tanya Nelve tak percaya . Melihat banyaknya tanaman obat disini , rasanya mustahil kalau hanya diurus oleh seorang cewe .
" Gue juga ikut menyumbang tau "
Dari arah pintu , tampak Netha datang sambil membawa beberapa pot tanaman bunga yang berdaun putih dan hitam . Bunganya berwarna abu-abu , membuatnya menjadi unik .
" Ini tanaman legenda yang lo cari-cari Pos " Ujar Netha sambil meletakkan pot-pot kecil itu di depan Mariposa . Dia tersenyum senang melihatnya .
" Thanks banget Neth ! Lo emang the best deh ! " Puji Mariposa senang .
" Bayarannya apa nih ? Demi ngambil tanaman ini gue sampe bolos latihan dari si Juki " Ujar Netha sambil terkekeh .
" Berani bener lo Neth " Ujar Vigo , Netha hanya tertawa mendengarnya .
" Cuma Juki aja ditakutin , toh dia manusia juga kaya gue . Dia juga ga bisa ngatur-ngatur gue " Ujar Netha di sela tawanya .
" Ini tanaman apa ? " Tanya Nelve , tertarik melihat tanaman di depannya itu . Mariposa pun menunduk dan mengambil beberapa botol bening kecil dari dalam kolong . Tampak isinya berwarna seperti tanaman yang ada di hadapannya , yaitu sinar perpaduan hitam dan putih .
Sebut saja abu-abu .
" Ini tanaman mitos , yang katanya bisa menghidupkan orang yang sudah mati " Ujar Mariposa.
" Oh ya ? Bagaimana caranya ? " Tanya Iza tertarik . Mariposa mengangkat bahunya .
" Entahlah , aku sendiri belum menemukan caranya . " Jawabnya lagi .
" Bolehkah aku minta satu? " Tanya Nelve sambil mengambil satu botol kecil itu . Mariposa mengangkat bahunya .
" Terserah , aku masih punya cukup banyak kok " Ujarnya lagi .
" Setau gue sih , tanaman itu hanya bisa terlihat khasiatnya bila menggunakan semacam skill penggabungan " Ujar Coco . Mariposa menghela nafasnya lagi , dan mendengus " Aku bukan anak dalam surat itu , jadi mana bisa memakainya " Ujar Mariposa kesal .
" Lalu mengapa kau memintaku untuk mencari tanaman ini ? " Tambah Netha tak kalah kesal . Mariposa meringis mendengarnya . " Buat koleksi sih " Jawabnya , membuat Netha menggelengkan kepalanya .
" Padahal kalo lo tau cara memakainya asik banget kayanya . Misal Juki, kita kirimkan ke desa Petir untuk menghancurkan desa itu. Bila dia mati tinggal kita berikan tanaman itu , lalu dia hidup lagi dan kembali menggila di sana . Gitu terus sampai desa itu hancur " Ujar Netha sambil terkekeh . Teman-temannya hanya tertawa mendengarnya .
" Sayangnya gue bukan kelinci percobaan Neth "
Dari arah pintu , tampak ada Juki disana , sedang bersender di pintu . Melihat orang yang sedang dibicarakan datang , membuat semuanya langsung berpura-pura sibuk . Meninggalkan Netha yang kebingungan mencari bantuan .
" Pada ga setia kawan nih , sial " Ujar Netha kesal .
" Satu, kalo lo mau memerlukan kelinci percobaan , lo bisa make orang bego , contohnya si Bima . Tapi berhubung dia ga ada disini , lo bisa make si Satria . Dan kedua , saatnya kembali latihan ~♬ " Ujar Juki sambil menarik Netha keluar dari rumah kaca itu dengan paksa . Tak peduli walau Netha memakai seribu alasan untuk menolak , dia tetap menyeretnya sampai mereka menghilang dari balik pintu . Melihat hal itu , mereka semua pun tertawa .
" Oh ya , memang kalian kesini mau ngapain ? " Tanya Vigo penasaran . Nelve menepuk kepalanya , lalu menyerahkan sepucuk surat ke arah Mariposa .
" Aku cuma mau nganterin surat ini aja . " Ujarnya lagi .
" Kurang siapa aja Nelve ? " Tanya Iza .
" Phil dan Neo doang " Jawab Nelve sambil membaca amplop surat yang dipegangnya .
" Kalau Phil gue lihat lagi latihan bareng Gen , Duo kembar Celeste dan si Luwhiie . Kalau Neo , kayanya sih tadi lagi ada di lapangan bersama si Nao dan Aitor " Ujar Vigo .
" Makasih infonya Vig ! Kami mencari mereka dulu ya ! " Ujar Nelve sambil menarik tangan Iza keluar dari rumah kaca itu .
Sambil memandangi botol tanaman obat yang dia minta dari Mariposa , membuat Nelve menjadi berfikir tentang macam-macam hal . Dia merasa ingin segera memastikannya dengan membaca dokumen tua pemberian Juki , setelah dia mengantarkan surat-surat itu .