Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 45

Posted in
Setelah terjadi drama , reuni , dan peristiwa terjatuhnya Neo dari atap , kini terlihat mereka sedang mengelilingi Neo yang sedang terlentang di lantai sambil memeluk gadis di sampingnya.
Wajah dan lengannya terlihat penuh luka dan memar , akibat melindungi gadis itu saat terjatuh tadi.
Sementara itu, raut wajah teman-temannya tampak cemas .
Iza pun terlihat duduk disamping Neo, berusaha menyembuhkan luka-lukanya.

" Gue ga apa-apa , mending kalian segera masuk, disini biar gue yang urus " ujar Neo sambil menolak uluran tangan dari Iza.

" Tapi neo , luka lo itu .. "

" Gue bilang MASUK ! " Bentaknya tidak sabar, membuat Iza dan teman-temannya terkejut.
Satria pun menghela nafas.

" Ya sudah kalau itu maumu " Sahut Satria sambil menarik lengan Iza, membuat teman-temannya terdiam.

" Lo serius mau ninggalin neo disini ? " bisik Juki.

" Mau gimana lagi kalau itu memang keinginannya , lagipula, kita memang sudah diburu waktu " balasnya, sambil berbalik arah , dan berjalan menuju gerbang yang berada di depannya.

Mau tak mau , semua pun mengikutinya. Walau sesekali, mereka masih melirik Neo dengan tatapan cemas.
Terlihat Neo menunduk sambil memandang gadis itu.

" Aku baru pertama kali melihat Neo seperti itu " bisik Iza kepada Nelve sambil berlari. Nelve mengangguk kecil.

" Ya, biasanya di basecamp, dia terlihat sebagai orang yang paling pendiam "

Setelah itu , terdengar suara Juki memanggil mereka agar mendekati pintu gerbang yang telah terbuka.
------------------------------------------------------------------------------------

Setelah berhasil membuka gerbang, bukannya cahaya lampu yang mereka dapat, melainkan kegelapan pekat, karena rupanya mereka disambut oleh lorong - lorong yang kedap cahaya dan dingin.
Sejenak, mereka terdiam.
Merasa ragu apakah harus terus berjalan atau tidak.

" Tunggu apalagi? Ayo cepat ! " Seru Satria .

Aitor tampak masih ragu.

" lo yakin mau masuk sat ? " Tanyanya meyakinkan.

" Ga ada waktu buat yakin-yakinan, emang lo ga tau waktu kita kurang berapa jam lagi sebelum jam 6 malam heh ? "

Mendengar itu, refleks semua pun mengecek jam tangannya masing-masing.

Tepat pukul 15.30

Itu berarti masih tersisa 2 setengah jam lagi.

" Bukannya masih cukup lama sat ? " Tanya Coco tak mengerti.

" Emang lo pikir , kita bakalan memerlukan waktu yang singkat untuk menggeledah menara air ini ? "

" Hah ? Menara air ? Jadi ini menara air ? " Ulang Philo bingung.

Mendengar itu , Satria hanya menghela nafasnya, sambil menggaruk kepalanya.
Pertanda kalau dia sedang mencoba bersabar.

" Phil, lo udah berapa lama bareng kita, sampe lo ga tau kalo ini menara air ? " Tanya Juki heran.
Philo hanya celingukan sambil sesekali menggaruk lengannya

"Lah serius , gue emang ga tau apa-apa soal ini "

" Kalo soal Iza ? " Celetuk Reihn usil.

" Sial lo Re " sahut Philo cepat, disusul suara tertawa oleh teman-temannya. Sementara Iza hanya tersenyum malu.

" Makanya jangan suka bolos waktu ada rapat dodol " sahut Rian sambil cekikikan

" Kalo Nelve sama Iza ga tau sih wajar, tapi kalo lo yg udah setengah tahun bareng kami ga tau , itu dodol namanya " Tambah Bima , membuat muka Philo semakin berwarna merah.

" Ah udah deh , daripada mojokin gue mulu, mending sekarang lo lo pada cerita soal itu ! " Sembur Philo kesal.

" Oke oke, jadi gini .. "

"Yang Kazuhiko katakan soal senjata rahasia desa Petir, ya menara air ini " potong Celeste tiba-tiba.

" Mereka bakalan meledakkan menara ini dengan sebuah bom kecil yang sudah mereka tanam di dalam tabung air "

" Dan begitu air-air ini meluap, maka dia akan meratakan semua desa yang ada di wilayah ini "

" Dengan begitu , mereka bisa membuat kerajaan baru "

" Emangnya ini lomba maraton sampe kalian ceritanya bersahut-sahutan begitu ? " Seru Juki kesal, karena perannya dalam bercerita direbut oleh teman-temannya.

" Bukannya air bisa dikendalikan oleh angin ? " tanya Phil tidak mengerti.

" Kau lupa, kalau para ketua desa sudah diculik oleh desa petir ? "

Oh iya ya


" Jadi intinya , hanya Satria yang bisa menghentikan rencana mereka , begitu ? " sahut Iza yang sepertinya mulai mengerti dengan rencana desa petir. 
Juki mengangguk.


" Eng, sebenarnya bukan hanya Satria, tapi juga kalian bertiga " Tambah Juki sambil menunjuk ke arah Nelve , Iza dan Reihn .


" Lah , kok gue juga kena ? Bukannya cuma Nelve sama Iza doang ? " Tanya Reihn bingung.


" Ya iyalah tembem , emang siapa lagi diantara kita yang punya skil penyerap kekuatan selain lo ? " Jawab Bima .


" Si Vigo ? " 


" Gue cuma bisa membalikkan serangan dodol " Sahut Vigo kesal.


" Oh, yaudahlah. Gue ngikut aja deh " Jawab Reihn pasrah.


" Oke , cukup acara ceramahnya, sekarang ayo kita masuk ! " Seru Rian mantap.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------