Follow me on Twitter RSS FEED

Manusia Setengah Salmon Quote :D

Posted in
Karena saya orangnya ga suka ( atau lebih tepatnya ga bisa ) basa-basi , jadi langsung to the point aja ya ,

berikut penampakan bukunya


dan ini penampakan penulisnya

eh salah ding bukan yg ini , kalo ini mah masa kecilnya si penulis 


Ini baru yang bener :D
Tepatnya pada tanggal 25 Desember , gue baru aja selesai namatin buku bang Radit yang satu ini ,
( yang cara mendapatkannya juga melalui jalan yang lumayan ekstrim , yaitu : menyerobot 3 emak-emak yang juga mengincar 3 buah novel bang Dika yang tersisa di meja Gramedia , lalu latihan otot kaki dengan antri selama setengah jam di kasi Gramedia yang sebagian besar pada lagi membayar novel ini) gue langsung suka , terutama komik mininya , lucu abis dan ga bikin bosen ngebacanya :D

Anyway , seperti MMJ , dibalik sejuta kata konyolnya, komik (eh salah) novel ini ini juga memiliki ribuan quote menarik yang tersembunyi .

Berikut yang menurut gue paling menarik :D

" Hidup penuh dengan ketidak pastian , tetapi perpindahan adalah sesuatu yang pasti " #Manusia Setengah Salmon

" Waktu mungkin obat yg paling baik untuk menyembuhkan semua luka " #Manusia Setengah Salmon

" Perjuangan untuk pindah adalah perjuangan untuk melupakan " #Mencari Rumah Sempurna



" Cinta datang dari mata ke hati . Selanjutnya dari hati ke air mata " #Penggalauan


" Jatuh cinta sama kamu kaya naik Histeria . Dibawa naik pelan-pelan lalu dijatuhkan tiba-tiba " #Penggalauan


"Mungkin itu masalahnya, pikir gue. Seperti rumah ini yang terlalu sempit buat kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yang (dirasa) cocok untuk dirinya." 


" Tujuan sesungguhnya dari PDKT : agar kita bisa membedakan antara orang yang kita mau dengan orang yang kita butuhkan "#Tarian Kawin


" The more I turn away , the more I find myself walking one step closer to you . Yes you " #Tarian Kawin


" Sesungguhnya , terlalu perhatian orang tua adalah gangguan terbaik yg pernah kita terima "  #Kasih Ibu Sepanjang Belanda


" Orang yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati pasti belum pernah ngerasain sakit gigi . Dan orang yang belum pernah sakit gigi , belum tahu rasanya jadi dewasa " #Lebih Baik Sakit Hati


" Salah satu tanda orang sudah dewasa adalah ketika dia sudah pernah patah hati " #Lebih Baik Sakit Hati


" Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan , tak peduli siapa yang memulai , tetapi ujungnya selalu sama : Kita harus bisa maju , meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong " #Sepotong Hati di dalam kardus cokelat

Yah sebenarnya kalau untuk quote bisa didapatkan di halaman 205 dan 21 , tepatnya bab Penggalauan dan Sepotong Hati Di Dalam Kardus Cokelat , karena di bab-bab itu banyak sekali quote yang bisa kita ambi ( dan bsa bikin gue galau tentunya)

akhir kata , enjoy ! ;)

Chapter 41

Posted in
" Tenang , ini gue ! "

Aitor menurunkan jaringnya . " Nelve ? Iza ? Mana yang lainnya ? "

Dari semak-semak , Nelve keluar sambil menggandeng tangan Iza .

" Entahlah , tadi kami sempat bersama Satria , tapi tiba-tiba dia menghilang " Jawab Iza sambil membersihkan bajunya .

Baju mereka semua terlihat lusuh dan terkoyak sedikit , mungkin karena terkena duri-duri kecil dari semak-semak itu .

" Jadi , sekarang ada masalah apalagi ? " Tanya Nelve

Aitor menoleh ke arah gerbang .

" Apa kau tau cara untuk meruntuhkan gerbang ini ? " Tanyanya .

Iza memutar otaknya , sementara Nelve mendekati gerbang itu dan menyentuhnya .

" Gerbang ini terbuat dari baja , tak bisa diruntuhkan semudah itu " Ujar Nelve .
Aitor menggaruk kepalanya

" Kalau sudah begini harus bagaimana ? " Tanya Iza bingung

" Entahlah , kau sendiri juga tau , aku hanya memiliki keahlian dalam hal skill jaring " Jawab Aitor pasrah .

" Bagaimana kalau kita runtuhkan bersama ? "

Dari arah hutan semak itu , terlihat Satria muncul bersama seorang lelaki asing . Nelve terdiam karena dia merasa pernah melihatnya .

" Satria ? dan Rian ? Kok lo bisa disini ? " Tanya Aitor terkejut .
Cowo yang dipanggil Rian itu pun tersenyum kecil

" Sudah lama ya " Ujarnya .

" Jangan-jangan , kau cowo yg waktu itu ya ? " Tukas Nelve . Rian hanya tersenyum

" Kau ingat juga . Kau cewe yang waktu itu berlatih skill perlindungan itu kan ? " Sahut Rian sambil tertawa .

" Jadi bagaimana ? Apa kita runtuhkan bersama ? " Tanya Satria lagi . Aitor mengangkat bahu , sementara Nelve dan Iza hanya saling berpandangan .

" Baik , skill apa saja yang kalian kuasai ? "

" Api "

" Pelindung "

" Penyembuhan "

" Jaring "

" Nah bagus , sementara gue hanya menguasai tehnik angin " Ujar Rian sambil menggaruk kepalanya .

" Ga begtu buruk kok , coba kita satukan aja dulu " Sahut Satria .

Mereka pun lalu menyerang gerbang itu bersamaan . Tetapi hasilnya nihil .
Hanya tersisa kepulan asap karena terkena gerbang itu .

" Tidak mungkin , skill gue ga mempan " Ujar Satria kaget .

" Yah , gue uda mengira dari awal sih " Sahut Rian sambil merenggangkan kedua tangannya ke atas .

" Sori deh , skill yang gue kuasai cuma jaring " sungut Aitor .

Nelve memandang jaring yang dipegang oleh Aitor . Lalu dia menjentikkan jarinya .

" Itu dia ! " Serunya membuat semua menoleh ke arahnya

" Apanya ? " Tanya Aitor tak mengerti .

" Jaring lo ! Kita bisa gunakan itu ! " Serunya antusias .

" Hah ? Gimana caranya ? " Tanya Iza tak mengerti .

" Jadi begini , kamu lempar aja jaring kamu yg lebar ke atas , sementara itu Satria mengeluarkan serangan bola apinya . Kalo terkena lubang-lubang jaring kamu , kan otomatis bisa terbagi sendiri ! " Jelas Nelve . Aitor menepuk jidatnya

" Iya juga ya , kenapa ga terpikirkan daritadi ! " Serunya senang

" Ayo kita lakukan sekarang ! " Seru Satria tak sabar .

Mereka pun melakukannya sesuai dengan apa yang dikatakan Nelve . Dan walau sedikit , gerbang itu pun mulai terbuka .

" Ah kampret , nih gerbang belagu amat sih " Seru Rian kesal sambil menendangnya . Dan ajaib , gerbang itu pun terbuka .
Walau sepertinya Rian terlihat sedikit kepanasan .

" Waw "

" Tendangan yang mematikan "

" Udah tau tadi habis terkena serangan apinya si Sat-sat masih aja lo tendang " Ujar Reihn yang tiba-tiba muncul dari semak-semak . Rian hanya mendengus .

" Baiklah , ayo kita masuk ! " Seru Satria antusias
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 40

Posted in
Di tengah kegelapan malam , terlihat Aitor berlari terengah-engah menembus semua semak belukar yang menghalanginya .
semak itu terlihat basah , karena terkena hujan buatan milik Neo .
Setelah berhasil melewati , dia menyeka keringatnya sebentar , lalu mendongak .
Terlihat ada sebuah pintu gerbang yang kokoh dan besar di hadapannya
" Yang bener aja , masa gue harus ngerubuhin gerbang ini sendirian ? "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengapa bisa begini ? Mari kita lihat keadaan sebelumnya .

Setelah berhasil menembus hutan , terlihat ada padang rumput yang luas , 
dan di ujungnya terlihat ada sebuah kastil .
Kecil sekali memang kelihatannya
atau karena kastil itu saja yang jaraknya terlalu "dekat"

" Mampus gue , jangan bilang tujuan berikutnya ke sana ! " Ujar Celeste sambil menunjuk ke arah kastil itu . 
Satria menggaruk kepalanya , bimbang . Melihat itu , Nao menjadi curiga
" sepertinya doamu tidak terkabulkan cel " Ujar Reihn sambil menunjuk ke arah belakang . Tampak ada sepasukan frostbore yang siap mengejar mereka .

" Kalau begitu sih , mau ga mau kita harus ke sana ! " Seru Kazuhiko panik ,
Setelah berkata demikian , mereka pun segera berlari menuju kastil itu .

" Rencana ! Kita butuh sebuah Rencana ! " Seru Coco sambil berlari .

" Hanya ada satu di otak gue " sahut Gen

" Apa ? "

" Lari atau mati "

" Mati aja deh lo sana -.- " 

" Udah udah , dia benar , kita memang membutuhkan sebuah rencana " Ujar Chansey menengahi .

" Bagaimana ? Ada rencana ? " Tanya Luwhiie balik kepada Satria . Yang ditanya hanya diam . sepertinya dia sibuk dengan pikirannya sendiri .

Dari kejauhan terdengar suara jeritan Vigo , membuat mereka semua berhenti berlari . Tampak Vigo dibawa oleh naga-naga itu .
Tampak Neo dan Celesta berusaha mati-matian merebut dia kembali , tetapi hasilnya sia-sia saja .

" Sini biar aku yang coba " ujar Aitor sambil melempar jaringnya ke arah naga itu .
Karena merasa diincar , naga itu pun berkelit dengan membelokkan diri ke arah kanan , menghindari jaring Aitor .
Sekilas sepertinya meleset , tetapi ternyata dia tidak membidik naga itu , melainkan Vigo yang berada di kaki naga itu .

" Bagus ! " Seru Reihn 

" Tarik Tor ! " Seru Luwhiie 

Ketika Vigo berhasil ditangkap oleh Aitor , tampak naga itu seperti tidak terima , dia pun mencoba merebut Vigo kembali .
Tetapi sebelum naga itu sempat kembali menerkam Vigo , Luwhiie pun mencoba mengusirnya dengan bom-bom buatannya , hingga akhirnya Vigo berhasil kembali .

" Lo ga apa-apa kan vig ? " Tanya Nao . Vigo hanya terdiam sambil mengatur nafas . Raut mukanya terlihat pucat
" Kupikir aku akan mati " Ujarnya sambil mengatur nafas .

" Itu dia ! " Seru Satria membuat semua orang menoleh kepadanya .

" Apanya ? "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satria pun menjelaskan rencananya . Mereka akan terbagi menjadi 2 tim .

" Phil , Gen , Neo , Coco , Luwhiie dan Nao mengalihkan perhatian para naga . Sementara sisanya ikut gue ke kastil itu ! " Ucap Satria mantap .
Phil menoleh ke arah para naga itu sekilas .

" Ya lumayanlah buat latihan . " Ujarnya sambil melepas sarung tangannya . Terlihat ada semacam aura disana .

Reihn menggaruk kepalanya " Si kunyuk itu udah main lepas segel aja " Ujarnya kesal .
Iza menoleh dengan bingung " melepas segel ? "
" Ya , sarung tangan yang kami kenakan ini digunakan untuk menyegel separuh kekuatan kami " Jelas Celeste sambil menunjukkan sarung tangan yang dia kenakan

" Bila dilepas satu , maka kekuatan akan bertambah 10 kali lipat . Bila dilepas 2 , bertambah 20 kali lipat , tetapi efeknya berbahaya " Tambah Satria .

" Sudahlah , penjelasannya nanti saja , yang penting sekarang , ayo kita segera menembus semak-semak itu ! " Seru Kazuhiro sambil menunjuk ke arah semak-semak yang menjulan tinggi dihadapannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan setelah mereka menembus semak-semak itu , yang terjadi malah mereka terpisah .
Tetapi sebelum mereka terpisah , Satria sempat berkata " Siapapun yang sampai di kastil itu pertama , hancurkan gerbangnya ! Agar kita semua bisa langsung memulai penyerangan ! "

Dan inilah yang terjadi .
Hanya Aitor seorang diri yang sampai disana .
Dia pun hanya berdiri di hadapan pintu gerbang itu dengan bimbang .

" Kalo gue dorong ga mungkin . Gue hancurin make jaring itu lebih bodoh lagi " gumam Aitor .
Tiba-tiba , disaat dia tengah sibuk berfikir , terdengar suara berisik dari arah semak-semak .
Dia pu segera berbalik dan memasang posisi
" siapa itu ? "
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 39

Posted in
" Iya lah , emang siapa lagi ? " Sahut Bima sambil menggaruk kepalanya .

" Gimana caranya lo bisa lolos ? " Tanya Netha heran . Bima tertawa 

" Sebego-begonya gue , gue ga bakalan bisa ditangkap oleh orang yang bahkan lebih bego dari gue ! " Jawab Bima bangga . Sementara Vigo kebingungan

" Kenapa lu vig ? " Tanya Neo heran

" Bentar , gue masih ga paham sama omongannya si bima " Jawab Vigo sambil menggaruk kepalanya

" Itu maksudnya , Bima ga bisa ditangkap oleh orang yang lebih bego dari dia ! " Seru Reihn .

" Dan walaupun dia emang bego , tapi para musuh disana jauh lebih bego dari dia ! " Tambah Satria .

" Singkatnya , jeruk ga bakalan bisa nangkep jeruk " Timpal Juki sambil tertawa .

" Setan lo semua " Ujar Bima kesal , membuat suara tawa Juki semakin keras .

" Kidding Bim ! selamat datang kembali ! " sahut Juki sambil menepuk bahu Bima .

" Eh ngomong-ngomong lo belum jawab pertanyaan gue " Timpal Netha . 

" Maaf nih , bukan maksudnya gue ga ingin cerita tapi . ." Bima meletakkan sebuah pedang ke belakangnya , membuat Juki terheran

" Mau ngapain lo ? " Tanya Juki heran

Belum sempat Bima menjawab , tiba-tiba terlihat ada sebuah bayangan di atas . Bima dengan cepat melompat dan menangkis pedang mata-mata itu .

" Sebenarnya , gue masih diikutin sama si kunyuk-kunyuk itu ke sini " Ujar Bima sambil terkekeh , sementara Satria hanya menghela nafas

" Ga berubah lu bim , tetep aja bego " Keluh Netha .

" Darimana lo dapat pedang itu ? " Tanya Coco heran

" Gue rampas dari salah satu mata-mata " ujar Bima sambil terkekeh

Ta lama kemudian , tiba-tiba terlihat ada bayangan yang menyelimuti padang batu itu . Dan ketika mereka melihat ke atas ,
terlihat ada segerombol Frostbore .

" WHAT THE ? " Seru Coco panik 

" Gue masih bisa nerima kalo musuh kita kelelawar , nah kalau ini ? " Tambah Luwhiie panik 

" Tunggu apa lagi ? Ayo kita lawan ! " Seru Celeste , tapi Netha menahannya

" Kenapa lu neth ? Biasanya lu paling suka sama pertarungan kaya gini ! " Tanya Celeste heran .
Netha menggelengkan kepalanya

" Tak akan sempat . Bila kita melawan mereka semua , kita hanya akan kehabisan waktu " Ujar Bima .
Satria memandanginya dengan curiga . " Maksud lo bim ? "

" Gue tadi sempat dengar dari kunyuk-kunyuk ini , kalo senjata itu bakalan diaktifkan sore hari nanti tepat jam 6 " 

Mendengar itu , Mariposa segera melirik jam tangannya .

" Astaga , jam 12 siang "

" Berarti kita hanya punya waktu 6 jam dari sekarang ! " Seru Phil .

" Tapi , bagaimana kita bisa pergi tanpa melawan mereka ? " Tanya Nao panik

" Karena itulah gue bilang gue ga tau ! " Seru Celesta tak kalah panik .

" Tenanglah ! Bila kita semua panik , maka kita tidak akan bisa berfikir dengan jernih ! " Seru Gen mencoba menenangkan .

Tanpa disangka , Juki pun maju ke samping Bima .

" Lo mau apa juk ? " Tanya Bima heran .

" Tentu aja bantuin lo " Ujar Juki sambil menendang mata-mata itu jauh-jauh .

" Lo gila ? Ngelawan mereka semua bakalan bikin kita kehabisan waktu ! " Seru Luwhiie panik .

" Karena itu , pergilah duluan ! Nanti biar gue sama Bima nyusul ! " Seru Juki .

" Tapi kita ga bisa ninggalin kalian berdua disini sendirian ! " Balas Satria .

" Slow sat , emang lo pikir gue siapa ? Gue kan lawan tanding latihan lo setiap hari " Ujar Juki sambil tertawa .

" Tapi kan tetap saja . . "

Tiba-tiba , terdengar suara dentuman keras , dan terasa goncangan gempa membuat mereka menjadi susah untuk berdiri

" Ada apa ini ? " seru Nao heran .

" Lihat itu ! "

Dari kejauhan , terlihat gunung api yang tadinya tenang , mulai meletus dan mengeluarkan magmanya , membuat situasi semakin mencekam .

" Ngapain kalian masih disini ? Gue bilang pergi ! " Seru Juki

" Tapi juk , "

" Ga ada tapi-tapian ! Sana cepat ! " seru Bima sambil melemparkan semacam bom ke arah hutan yang tadinya dikelilingi oleh para frostbore , dan mengakibatkan mereka membeku , 

Karena terdesak waktu dan tak ada pilihan , maka mereka pun pergi meninggalkan Bima dan Juki sendirian disana .

Sepeninggal mereka , yg terlihat hanya ada Juki dan Bima yang bertarung dengan puluhan Frostbore .

" Gue ga nyangka lo berani ngambil pilihan kaya gini " Ujar Bima kagum .

" Yah , kalo gue pikir-pikir , sudah saatnya gue melemaskan tangan gue setelah sekian lama berkutat dengan dokumen-dokumen sialan itu " Jawab Juki sambil tersenyumn

" Kalian bodoh , berfikir untuk melawan para frostbore itu dengan ? mengandalkan kecepatan kalian ? "

Tiba-tiba , mata-mata yang tadinya sudah dihajar oleh Juki itu terbangun ,dan kini terlihat sedang menaiki seeekor frostbore .

" Apa kalian lupa ? Kalau frostbore itu kebal terhadap kecepatan ? Sayang sekali ya " Ujar Mata-mata itu sambil tertawa . Juki hanya tersenyum

" Sayangnya kau salah mengenai satu hal , kalau gue bukan hanya seorang speedster " Sahut Juki sambil  melepas sarung tangannya , dan terasa ada aura menusuk disana .

" Let's battle ! " Seru Bima sambil mempersiapkan pedangnya
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 38

Posted in
" Tolong . . "

Dari arah tebing itu , muncul seorang perempuan . Tampaknya dia telah dikejar-kejar oleh sesuatu .
Melihatnya , Juki pun lagsung berlari mendekatinya

" MyChan ! Akhirnya ketemu juga " Serunya sambil mendekatinya . Begitu dia tiba di hadapannya , tiba-tiba tubuh cewe itu ambruk dan menimpa Juki . Chansey terkejut melihatnya , dan langsung berlari mendekatinya

" Chan , lo knapa chan ? " Serunya sambil menggoyang-goyangkan tubuh temannya itu , tapi tetap tak ada reaksi .
Melihat kondisi seperti itu , membuat mereka semua pun mengelilingi Juki

" Coba kulihat " Ujar Iza sambil mengusap tangannya dan memunculkan sinar putih yang langsung mengelilingi tubuh MyChan . Tak lama kemudian , Iza tampak kebingungan .

" Ada apa za ? " Tanya Juki heran

" Dia menderita luka dalam yang cukup parah , aku tak yakin mampu untuk mengobatinya " Jawabnya pelan .

" Cobalah untuk mengobatinya , tolong ! Sembuhkan dia ! " Ujar Chansey sambil menarik lengan Iza . Melihat itu , Coco langsung menarik mundur Chansey .

" Aku akan mencoba semampu yang kubisa " Sahut Iza ragu .
Tiba-tiba , Satria berbalik dan tampak meluncurkan bola api ke arah MyChan datang. Melihat itu , tentu saja teman-temannya bingung melihatnya .

" Ada apa sat ? " Tanya Reihn heran

" Gue ngerasa ada yang ngeliatin kita dari sana " Jawabnya .

Mendengar itu , Vigo dan Luwhiie yang kebetulan letaknya paling dekat ke arah itu pun , mendekatinya dan membuka semak-semak yang sebagian telah terbakar .
Tak ada seorang pun disana .

" Ga ada tuh sat " Ujar Vigo heran .

" Ke geeran doang kali " Timpal Phil lagi .

" Tapi gue ngerasa feeling ga enak tadi disana " Sahut Satria lagi .

Selama teman-temannya berdebat , terlihat Nao mendekati lokasi itu dan berjongkok untuk mengamatinya

" Mungkin dia benar " Ujar Nao , membuat teman-temannya pun langsung melihatnya .

" Bagaimana kau tahu itu ? " Tanya Netha sambil mendekati Nao

Nao memperlihatkan sebuah daun yang berukuran cukup besar . Tampak ada bekas pijakan sepatu disana . Melihat itu , suasana pun kembali menjadi hening

" Gue makin ngerasa ga enak aja nih " Ujar Celesta sambil menggigil . Sementara Kazuhiro hanya menggaruk kepalanya .

" Jahatnya , begitukah cara kalian menyambut tamu? "

Tiba - tiba , terdengar suara yang tak jelas darimana asalnya , membuat semuanya pun langsung bersiap siaga dan memasang posisi . Mereka tampak mengelilingi Iza yang tengah mengobati MyChan.

" Siapa itu ? " Seru Satria sambil memandangi sekelilingnya

" Kalau ingin temanmu itu sembuh , sebaiknya gunakan obat ini " Sahut suara itu lagi .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebuah botol terlempar dari arah selatan yang langsung ditangkap leh Netha . Botol itu tampak berwarna kebiruan .

" Kau kira bisa menipu kami ? " Seru Celeste .

" Tidak , mungkin dia memang benar " Ujar Mariposa sambil memegangi botol itu ,

" Bagaimana kau tahu Mar ? " Tanya Kazuhiro tak percaya

" Aku tau obat ini . Aku pernah mempelajarinya dulu waktu aku dan Netha berada di desa Petir . Lo ingat ga ? " Tanya Mariposa sambil menyerahkan botol itu kepada Netha . Netha menerimanya dan mengamatinya .

" Oh iya , inikan obat langka yang katanya hanya di desa petir . " Serunya sambil menjentikkan jari . Mariposa mengangguk

" Jadi , kita bisa menggunakannya ? " Tanya Juki . Mariposa dan Netha mengangguk .

" Cobalah " Ujar Netha sambil melemparkannya kepada Juki . Juki menangkapnya dan meminumkannya kepada MyChan . Sesekali tangannya terlihat gemetaran , mungkin karena dia masih ragu tentang khasiat obat itu . Tak lama , terlihat MyChan terbatuk kecil .

" Untunglah " seru Chansey sambil memeluk MyChan

Sejenak , suasana mulai kembali normal , karena melihat kondisi MyChan yang mulai membaik .
Tetapi , suasana itu tak bertahan lama , karena tiba-tiba muncullah seseorang yang menggunakan jubah turun di antara mereka .
Melihat itu , mereka pun refleks menjauh sambil tetap memasang posisi .

" Siapa kau ? " Seru Juki . Orang itu tertawa .

" Kayanya gue emang benar-benar dilupain " keluh orang itu sambil mengangkat tudung kepalanya . Melihat itu , suasana pun menjadi hening .

" Bima ? " Seru Reihn , tak percaya 

Chapter 37

Posted in
Pepohonan tempat sumber suara itu pun bergerak . Semakin lama semakin kuat , hingga muncul seseorang memakai baju mata-mata dengan membawa sebuah kipas . Melihat kipas itu , muka Kazuhiko pun memucat .

" Mata-mata ? " Ujar Netha heran .

" Tunggu apalagi ? Ayo cepat serang dia ! " Seru Phil

" Cepat menyingkir dari sini ! " Seru Kazuhiko mencegah teman-temannya .

Namun , tampaknya ucapan Kazuhiko itu percuma , karena mata-mata itu sudah mengangkat kipasnya dan bersiap untuk mengayunkannya . Melihat itu , Kazuhiko pun segera membisikkan sesuatu kepada Aitor . Aitor yang semula keheranan , lalu mencoba untuk mengangguk . Dia pun mengarahkan tangannya ke belakang .

Tak lama kemudian , kipas itu pun terayun , mengakibatkan serangan angin yang cukup kuat , sehingga membuat pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi roboh . Sementara yang lainnya tampak berusaha untuk tetap berdiri dengan tegap karena angin yang ditimbulkan cukup untuk membuat mereka goyah .

" Anginnya terlalu kencang ! Aku tak bisa berjalan ! " Seru Nao sambil memegangi Kazuhiro dan Celeste . Mereka bertiga , begitu juga dengan yang lainnya , kelihatannya berusaha mati-matian untuk tetap berdiri .

Seakan belum puas , mata-mata itu pun kembali mengangkat kipasnya dan mengayunkannya kembali . Terasa tiupan angin itu semakin kencang , mengakibatkan beberapa pohon berterbangan di udara . Reihn yang ngeri melihat pemandangan itu hanya bisa bersembunyi di belakang Satria , sementara Mariposa hanya terdiam sambil memegangi lengan Netha .
Tetapi , semakin lama , hembusan angin itu terasa semakin tidak wajar , karena semakin kencang , mengakibatkan Nao mulai melayang terbawa angin .

" Gawat ! Nao ! " Seru Celesta panik melihat Nao mulai terbang terbawa angin . Celeste yang kebetulan saat itu tengah berada di dekatnya pun langsung memegangi tangannya untuk menariknya kembali . Tetapi dia juga justru ikut terbang terbawa .

" Bah , kok lo malah jadi ikutan melayang ! " Seru Kazuhiro sambil memegangi lengan Celeste .

" Percuma ! " Seru Kazuhiko . Netha menoleh kepadanya dengan tatapan heran .

" Maksudmu ? " Tanyanya lagi .

Belum sempat Kazuhiko menjawabnya , mata-mata itu sepertinya akan mengayunkan kipasnya lagi . Menyadari kalau tak mungkin untuk menghindar ataupun menyerangnya , Satria pun berbalik arah dan berteriak .

" Semuanya , berpegangan ! " Seru Satria sambil memegang lengan Reihn dan Phil .

Tak lama setelah Satria berkata demikian , hembusan angin yang lebih kuat pun datang , mengakibatkan mereka semua terbawa oleh hembusan angin .

" Sekarang ! " Seru Kazuhiko kepada Aitor . Aitor pun langsung mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke belakang . Terbentuklah jaring-jaring raksasa yang melilit beberapa pohon besar yang masih tetap tegak berdiri . Karena ukurannya yang cukup besar , membuat semuanya langsung mendarat di jaring-jaring itu . Sementara Kazuhiko pun mengucapkan semacam mantra , mengakibatkan lubang-lubang jaring buatan Aitor pun menjadi mengecil , sehingga mirip seperti sebuah kain . Melihat semua itu, Juki pun menjentikkan jarinya .

" Aku mengerti ! " Seru Juki sambil memegang telapak tangan kirinya seakan sedang berdoa , lalu terasa sebuah aura yang cukup menusuk keluar di sekelilingnya , dan terlihat ada aura berwarna merah mengelilingi kedua tangannya . Lalu , dia pun mengayunkan kedua tangannya ke belakang , lalu kembali mengayunkannya kembali ke depan dengan cepat , mengakibatkan terjadi hembusan angin yang bertolak belakang dengan arah dari hembusan yang dibuat oleh mata-mata itu .

Karena hembusannya cukup kuat , mengakibatkan mereka semua pun kembali terlempar ke arah depan , mengabaikan mata-mata yang tampaknya kesal melihat mereka bisa melewati dia .
Mereka pun tetap terbang dan dengan sekejap , melewati hutan itu dengan mudah .

" Jadi trampolin ? hebat juga ide lo Kazu " Puji Aitor sambil memegangi lengan Mariposa dan Neo . Kazuhiko hanya tertawa .

" Baiklah , gue akuin ide lo emang hebat , tapi sekarang bisa jelaskan bagaimana caranya kita mendarat di batu-batu itu ? " Ujar Netha sambil menunjuk ke arah depan .
Tampak ada kumpulan tebing batu curam di hadapan mereka . Melihat itu , suasana yang tadinya tenang menjadi kembali gaduh .

" Ya ampun , gue belum mau mati muda ! " Seru Coco panik .

" Gak lucu nih , kalo kita masuk koran dengan tulisan " MATI KONYOL KARENA BERTABRAKAN DENGAN TEBING " Seru Gen tak kalah paniknya .

" Gue rasa itu lebih baik , karena kenyataanya kita akn MENDARAT dan bukan BERTABRAKAN " Seru Luwhiie sambil menoleh ke bawah .

Tak lama setelah Luwhiie berkata demikian , terasa hembusan angin yang tadi membawa mereka pun menghilang , membuat mereka pun terjun bebas .

" Ampun , gue masih mau hidup ! " Seru Neo yang tampaknya sudah mulai kehilangan ketenangannya.

" Mar , bantu gue ! " Seru Nelve sambil menarik lengan Mariposa , lalu membisikkan sesuatu . Tak lama setelah itu , meski ragu , Mariposa pun mengangguk .

" Siap ? " Ujar Nelve . Mariposa kembali mengangguk .

" Kalian mau apa ? " Tanya Vig heran , tetapi tak dihiraukan oleh mereka berdua .

" Sekarang ! " Seru Nelve . Dia pun langsung mengarahkan tangannya ke semua arah , mengakibatkan semuanya berada di dalam suatu tudung pelindung, kecuali Mariposa. Sementara itu, Mariposa langsung memutar tubuhnya searah jarum jam , mengakibatkan ada hembusan angin yg cukup kuat darinya dan membuat pelindung milik Nelve melayang pelan di atasnya .
Lalu , perlahan tapi pasti , mereka pun mendarat dengan selamat di antara tumpukan bebatuan curam itu.
Melihat hal itu , mereka semua pun bersorak gembira .

" Syukurlah , karena gue masih belum punya niat buat mati " Ujar Juki sambil menghela nafas lega .

Namun , suasana itu tampaknya diusik oleh sebuah suara dari arah tebing batu yg lain . Mendengar itu , mereka semua pun langsung memasang posisi.

" Lagi ? Astaga " Keluh Vigo sambil mempersiapkan senjatanya .

" Siapa itu ? ' Seru Juki sambil memberi isyarat kepada Netha untuk berada di sampingnya .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Chapter 36

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak lama setelah Chansey berkata demikian , terasa hawa dingin mulai menusuk di sana .
membuat Coco dan Luwhiie menggigil kedinginan, Reihn memegangi lengannya , Vigo merapatkan jaketnya , sementara Nelve dan Chansey saling duduk berdekatan untuk menghilangkan rasa dingin .

" Nih kenapa lagi kok tiba-tiba hawanya bikin gue masuk angin " Ujar Coco sambil menggosok kedua tangannya .

" Lihat saja , " Sahut Kazuhiro sambil menunjuk ke arah samping kiri pohon itu .
Tak lama kemudian , terdengar suara berisik dan gemuruh seperti suara batang pohon yang berjatuhan , lalu terlihat ada sebongkah es besar disana , setelah menumbangkan beberapa pohon yang menghalanginya . Coco menyipitkan matanya , mencoba memastikan pandangannya .

" Rasanya gue kenal sama es itu " Ujar Coco lagi .

Tak lama setelah Coco berkata demikian , terlihat ada Gen dan Netha yang keluar dari tumpukan ranting pohon yang menutupi es itu .

" Gen ! Netha ! " Seru Vigo . Dari kejauhan , mereka hanya menanggapi panggilan Vigo dengan lambaian tangan , sebelum mereka sibuk membersihkan ranting pohon lalu membantu bangun yang lainnya .

" Wah , parah lo gen , tindakan lo ini bener-bener ga cinta bumi banget " Ujar Coco sambil memandangi ranting-ranting dan batang pepohonan yang bergelimpangan disekitar bongkahan es raksasa ciptaan Gen . Dia hanya tertawa

" Toh ga gue giniin pun , mereka pasti bakalan jatuh duluan untuk ngehambat perjalanan , jadi daripada  kelamaan , mending gue rubuhin aja semuanya skalian " Sahut Gen disela-sela tawanya .
Coco hanya menggelengkan kepalanya . Netha hanya melihat sekitar , dan menghitung berapa orang yang telah berkumpul disana .

" Berarti ,kurang kelompoknya si Satria saja ya yang belum ada " gumam Netha sambil memegangi dagunya .

" Iya , dia dimana ya " sahut Reihn sambil menggaruk kepalanya .

" Gue juga heran , harusnya mereka ga bakalan selama ini " Tambah Kazuhiro .

" Atau mungkin ada apa-apa dengan mereka ? " Ujar Phil ragu , membuat semua teman-temannya menoleh ke arahnya .

" Jangan ngomong gitu deh , bikin tambah surem suasana aja " Sahut Coco kesal .

" Hei apa itu ? " Seru Luwhiie sambil menunjuk ke atas

Mendengar itu , mereka pun serempak mendongakkan kepalanya ke atas . Terlihat ada sesuatu yang turun dari langit . Entahlah , seperti bola ? Tapi kok lebih lonjong ya ? Kalau hujan pun tak mungkin , karena tetesan air tak mungkin sebesar itu .
Melihat itu , mereka pun ribut menerka-nerka benda apakah itu .

" Batu ? " Ujar Coco . Teman-temannya menggelengkan kepalanya tanda tak setuju

" Monster ? " Ujar Phil , membuat teman-temannya terdiam tuk sesaat .

" Bisa jadi , siapkan senjata kalian ! " Ujar Vigo . Namun saat mereka akan bersiap -siap , tampak Kazuhiko dan Celesta tetap diam dan menatap ke atas .

" Kalian mau bengong sampai kapan ? Buruan siapkan senjata ! " Seru Luwhiie heran . Celesta dan Kazuhiko hanya saling berpandangan

" Hah ? buat apaan ? " Tanya Kazuhiko heran .

" Bisa saja itu musuh kan ! " Seru Mariposa kesal .

" Kalian gila ? Bukannya itu Juki ? " Ujar Celesta tak kalah kesal , membuat teman-temannya terdiam , lalu kembali menoleh ke atas .
Samar-samar , terdengar suara jeritan seseorang .

" Astaga ! Itu memang mereka ! " Seru Reihn terkejut .

" Siapkan jaring , atau apa saja ! " Seru Coco panik .

" Tak perlu , kalian tangkap saja mereka satu-satu ! " Seru Kazuhiro . Coco sempat ingin memprotes , tetapi sebelum dia sempat mengatakannya , dia sudah ditimpa oleh Celeste yang telah terjun bebas dari atas sana .
Sementara itu , tampak Vigo berhasil menangkap Neo , walau akhirnya ditimpa juga oleh Nao , Luwhiie dan Celesta berhasil menangkap Juki tanpa terjatuh , Netha berhasil menangkap Aitor , sementara Satria terjatuh dengan bebas tanpa ada seorang pun yang menangkapnya .

" Duh pembunuhan masal ini namanya " Keluh Coco . Celeste pun buru-buru terbangun dan membantu Coco bangun .

" Sial , gue g ada yang bantuin " Keluh Satria , yang langsung dibantu bangun oleh Netha

" Kalian , mengapa bisa seperti ini ? " Tanya Netha heran .

Sebelum Satria akan menjawabnya , tampak terdengar suara gemerisik dari arah hutan , membuat mereka langsung memasang posisi

" Siapa itu ? " Seru Neo sambil mendorong Mariposa agar segera berada di belakangnya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 35

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terlihat Vigo , Kazuhiro dan Nelve tengah mati-matian berlari menembus kegelapan . Suara gemerisik dari belakang ditambah suara pohon yang tiba-tiba terjatuh pun semakin menambah ketegangan mereka .

" Masih jauhkah ? " Tanya Nelve sambil melompati batang pohon yang baru saja jatuh di hadapannya .

" Harusnya sudah tak lama lagi " Seru Vigo sambil menendang batang pohon yang baru saja dilewati Nelve ke arah belakang , lalu menarik lengan Nelve dan Kazuhiro untuk mempercepat langkah mereka .

" Tangan gue uda gatel pengen ngehajar mereka " Gumam Kazuhiro sambil meremas tangannya .

" Gue juga uda lama ga liat lo tanding Hiro , biasanya lo mah stand by di laptop mulu sih " Ujar Vigo .

" Lihat saja nanti " Ujar Kazuhiro sambil tersenyum misterius .

" Hei lihat ! Apa itu pohon yang kau maksud Hiro ? " Seru Nelve sambil menunjuk ke arah depan .

Mendengar hal itu , mereka berdua pun refleks menoleh ke sana . Tampak ada seberkas cahaya terang yang mencoba menembus hutan gelap yang kini tengah mereka tempati sekarang . Melihat itu , mata Kazuhiro pun menjadi berbinar-binar .

" Ya tak salah lagi ! Ayo cepat ! " Serunya sambil menarik lengan Vigo dan Nelve . Tampak dia sangat antusias , mungkin sudah tak sabar untuk memukuli musuh ?
Terdengar Vigo beberapa kali mengaduh kesakitan karena kakinya beberapa kali membentur akar-akar pohon . Dia sempat protes kepada Kazuhiro , tetapi sepertinya hal itu percuma , karena dia tengah fokus ke arah depan .

" Hiro , awas depan ! " Seru Vigo panik ,
Terlihat ada sebuah batang pohon tua yang cukup besar turun . Dilihat dari ukurannya , sepertinya tidak mungkin untuk menendangnya seperti batang pohon yang baru saja dia tendang tadi .
Melihat itu , Nelve pun langsung mengarahkan tangan kirinya ke atas dan memunculkan sebuah pelindung . Batang pohon itu tampak mengenai pelindung Nelve dnegan cukup kuat , sehingga menimbulkan retakan kecil .

" Nelve , gue ga yakin tentang hal ini " Ujar Vigo panik . Nelve tersenyum mendengarnya

" Lihat dulu baru komentar " Sahut Nelve sambil tersenyum . Tampak dia mengayunkan tangannya dan mengakibatkan pelindung itu menghilang , dan melontarkan batang pohon itu jauh ke tempat lain .

" Keren ! Darimana lu mempelajarinya Nelve ? " Puji Vigo . Nelve tertawa

" Baru-baru ini sih , udahlah , ayo cepat ! Musuh-musuh itu sudah semakin mendekat ! " Ujar Nelve . Kazuhiro pun kembali menarik lengan mereka berdua dan kembali berlari gila-gilaan , hingga akhirnya mereka bertiga melompat menuju ke arah cahaya itu .

" Akhirnya kita ngelihat cahaya juga " Ujar Vigo sambil menghela nafas lega

" Jangan senang dulu , lihat itu " Sahut Nelve sambil menunjuk ke arah hutan .
Tampak ada segerombol kelelawar yang muncul dalam jumlah yang sangat banyak .
Melihat jumlah kelelawar yang sangat tak masuk akal itu , nyali siapapun pasti akan langsung menciut .

" Jadi daritadi kita kejar-kejaran sama kelelawar dengan jumlah sebanyak itu ? " Seru Vigo shock .

" Lalu bagaimana ini ? Tenaga ku masih belum pulih sepenuhnya " Sergah Nelve tak kalah panik .

" Tenanglah , mereka tak akan bisa mengikuti kita sampai ke sini " Ujar Kazuhiro tenang .

" Apa maksudmu ? " Tanya Vigo tak mengerti . Kazuhiro hanya menunjuk ke arah gerombolan kelelawar itu berada . Ketika mereka hampir menembus cahaya itu , tampak tubuh mereka langsung hancur menjadi debu . Melihat temannya menjadi debu , kelelawar yang lainnya pun segera berbalik arah dan kembali ke dalam gelapnya hutan itu .

Melihat hal itu , Nelve dan Vigo pun kembali menghela nafas lega , dan langsung terduduk lemas .

" Berarti sekarang kita bisa lega " Ujar Vigo sambil tiduran di bawah pohon itu .

Sejenak , mereka pun bersantai disana . Nelve pun memandang ke sekeliling . Tampak suasana disini sangat berbeda dengan hutan yang tadi mereka lewati .
Hawanya sangat sejuk , dan penuh dengan cahaya . Ada beberapa burung berkicau dan mengelilingi pohon itu .
Agak aneh memang , karena kalau di tepi pohon itu suasananya sangat kelam dan suram , disini justru sebaliknya . Sangat terang dan hangat , membuat siapapun pasti akan betah berada di sana .

" Disini kayanya nyaman banget ya " Ujar Vigo sambil memainkan burung-burung yang kini mulai memutarinya .

" Tentu saja , karena inilah satu-satunya tempat yang tak bisa dimasukin oleh para warga desa petir " Ujar Kazuhiro . Vigo dan Nelve pun menoleh dengan penuh rasa heran , karena tak mengerti oleh ucapannya .

" Maksud lo ? " Tanya Vigo tak mengerti

" Mending gue lanjutin nanti , karena sebentar lagi bakalan ada tamu " Ujar Kazuhiro sambil beranjak dari tempat duduknya .

Tak lama kemudian , terdengar suara ledakan yang cukup hebat , dan suara teriakan . Mendengar itu , mereka pun refleks menoleh ke arah sumber suara .
Terlihat , Coco dan Luwhiie terlempar dari arah hutan , sementara Reihn dan Chansey sempat berpegangan sehingga mereka tak terlempar cukup jauh seperti yang dialami oleh Coco dan Luwhiie .
Coco pun dengan sukses menabrak Vigo , sementara Luwhiie mendarat di pelindung yang dibuat oleh Nelve .

" Ledakan yang hebat Co ! " Seru Kazuhiro sambil memberikan jempolnya . Coco meringis .

" Lu ini sebenarnya muji gue ato apaan ? " Ujarnya . Kazuhiro hanya tertawa .

" Sebelum kita berdebat , lebih baik lo liat siapa yg lagi lo timpa Co " Ujar Kazuhiro sambil menunjuk ke bawah . Coco pun menoleh . Dia pun langsung melompat berdiri dan membatu Vigo untuk berdiri

" Sori banget vig ! Gue ga ngeliat lo tadi " Ujar Coco . Vigo hanya terdiam sambil memegangi kepalanya . Sepertinya dia masih lelah setelah berlari-lari menembus semak-semak tadi .

" Coba gue ga pusing co , udah gue lumat lo daritadi " Dumel Vigo kesal . sementara Coco hanya meringis .

" Mana yang lain ? " Tanya Reihn setelah duduk di samping Nelve bersama Chansey .

" Entahla h , mungkin sedang dalam perjalanan " Jawab Nelve sambil membantu Luwhiie bangun .

" Semoga saja mereka selamat " gumam Chansey penuh harap
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 34

Posted in
" Dimana jalan keluarnya ? "

" Tetap terus saja , susuri jalan ini sampai menemui sebuah pohon cemara besar ! "

" Kau yakin ini jalannya ? "

" Tentu saja , karena gue sudah mengeceknya melalui satelit ! "

Di tengah rimbunnya semak-semak , tampak Nelve , Kazuhiro , dan Vigo berlarian dengan tergesa-gesa . Mereka seakan-akan tengah diburu oleh sesuatu , karena di belakang mereka terdengar suara gemerisik yang cepat mengejar mereka .
Tetapi karena hutan itu terlalu gelap , mereka tak bisa memastikan siapakah yang mengejar mereka saat itu , dan hanya bisa berlari menghindarinya sampai menemukan cahaya untuk memastikan musuh yang tengah mengejar mereka sekarang .

" Bagaimana dengan yang lainnya ? Aku tak melihat Iza dan siapapun disini ! " Tanya Nelve sambil berlari

" Entahlah , tetapi semoga mereka selamat " Jawab Vigo penuh harap .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lho ? Mengapa tiba-tiba ceritanya bisa seperti ini ?
Begini cerita awalnya

Ketika Phil , Neo dan Luwhiie berada di depan , tiba-tiba saja dari arah semak-semak itu terlihat ada sebuah bola besar yang meluncur . Ketika Nelve berada di depan dan menangkisnya , justru membuat bol itu meledak dan menimbulkan kepulan asap hitam pekat , yang membuat mereka semua berpencar seperti saat ini .
Untunglah sebelum mereka terpisah , Kazuhiro sempat mengatakan agar untuk bertemu lagi di sebuah pohon Cemara tua di pinggir hutan .

Tak jauh dari tempat Nelve dkk berada , terdengar suara ledakan .
Rupanya , ledakan itu berasal dari bom buatan Coco .
Sambil menutupi matanya dari kepulan asap , dia menggandeng erat lengan Chansey yang berada di sampingnya .

" Sudahlah co , lebih baik kita pergi menuju pohon Cemara itu ! " Ajak Luwhiie sambil menariknya pergi.

Dibelakang Coco, Chansey, Reihn dan Luwhiie , tampak ada segerombol besar kelelawar tengah mengejar mereka . Sesekali , Luwhiie tampak melemparkan bomnya kebelakang karena merasakan kalau kelelawar itu hampir mengejarnya , mengakibatkan ada jarak antara dia dengan Coco juga Chansey ,sehingga sulit untuk mereka agar bisa tetap bersama .

" Gue bakalan berhenti , kalo lo juga berhenti ngelempar bom elo ke belakang ! " Seru Coco sambil menarik Chansey untuk menghindari lemparan bom Luwhiie yang langsung mengenai telak seekor kelelawar yang hampir menggigitnya .

" Oke oke , gue bakalan berhenti , tapi yang pasti , ayo cepat kita keluar dari hutan ini ! " Seru Luwhiie lagi sambil melemparkan bomnya kedepan untuk menghilangkan sebuah batang pohon tua yang baru saja rubuh dan menghalangi jalan mereka .

" Bisa berhenti bertengkar ? Situasi lagi gawat tau ! " Seru Reihn kesal

" Suasana disini mengerikan , aku tak tahan lama-lama disini " Gumam Chansey ketakutan .

" Lalu bagaimana kau bisa disini bersama MyChan ? " Tanya Coco heran .

" Ceritanya nanti saja " Jawab Chansey pendek .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang beberapa kilometer dari sana , terasa ada aura dingin menusuk disana , walau auranya tak seperti aura hutan ini .
Tak lama kemudian , terlihat ada sebongkah es meluncur dan melenyapkan kelelawar-kelelawar yang tengah berterbangan di sekitar sana , walau tak mengenai semuanya , karena masih ada banyak sekali kelelawar yang menghalangi mereka semua.

" Gen , kau terlalu banyak memakai tenaga , tenanglah sedikit " Ujar Netha . Gen mebgusap keringatnya

" Mau bagaimana lagi ? Kalau tidak begini , maka kita tidak akan bisa melintas " Jawabnya

" Menyingkir ! "

Dari arah belakang , tampak ada bayangan besar yang akan menimpa Gen dan Netha . Mereka pun dengan sigap menghindar , dan terdengar suara batang pohon terjatuh yang juga mengenai segerombol besar kelelawar itu .

" Tak perlu pakai tenaga juga bisa kan ? " Ujar Kazuhiko sambil tersenyum . Di sampingnya terlihat ada Celesta dan juga Philo . Rupanya mereka sengaja menumbangkan pohon itu untuk mengurangi sebagian besar kelelawar-kelelawar itu .

" kalau begitu , ayo kita lanjutkan perjalanan ! " Seru Mariposa sambil menarik Iza untuk berlari .

" Apakah pohon Cemara itu masih jauh ? " tanya Phil sambil berlari .

" Harusnya sih tidak begitu jauh lagi , lebih baik kita ikuti saja jalan ini " Jawab Kazuhiko .

" Memangnya ada apa dengan pohon itu ? " Tanya Netha heran .

" Hiro bilang , disana ada sesuatu yang penting ," Jawab Kazuhiko sambil meluncurkan serangan angin untuk menghancurkan batang pohon tua yang tiba-tiba hendak mengenainya .

" Terserahlah , yang penting aku sudah muak dengan hutan ini ! " Seru Celesta
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya dibatasi dengan sebuah tebing kecil , tak jauh dari sana terdengar suara petir yang menyambar .
Rupanya itu ulah Neo untuk mengurangi jumlah kelelawar dihadapannya .

" Lama-lama gue bisa alergi sama kelelawar kalo kaya gini terus " Gumam Nao sambil meluncurkan serangan angin untuk melenyapkan kelelawar yang hendak menyerangnya .

" Entahlah , aku malah berpikir untuk merebus kelelawar-kelelawar ini di markas ketika kita pulang nanti" Ujar Aitor sambil memandangi setumpuk kelelawar yang terkena jaringnya .

" Baiklah tor , ucapan lo itu berhasil bikin gue merinding " Ujar Celeste sambil membanting kelelawar-kelelawar itu . Aitor tertawa mendengarnya ..

" Lupakan kelelawar itu , kita harus tetap maju ke depan ! " Seru Satria setelah dia melemparkan sebuah bola api ke setumpuk pohon-pohon tua yang menghalangi mereka , dan memang membuat pohon-pohon itu berlubang sehingga membuat jalan , tetapi pohon itu juga terbakar .
Untunglah efek dari hujan buatan Neo masih ada , sehingga api itu dapat dipadamkan dengan cepat . sehingga mereka bisa langsung melewatinya .

" Baru kali ini gue mengalami peristiwa kucing-kucingan seperti ini " Gumam Neo sambil meluncurkan serangan angin kepada sebuah kelelawar yang tiba-tiba datang dari arah depan .

" Mau bagaimana lagi , kita semua diburu waktu ! " Seru Juki sambil menendang jauh sebatang pohon tua yang tiba-tiba tumbang dan nyaris mengenai Satria .

" Memangnya kapan senjata itu akan diaktifkan ? " Tanya Nao penasaran . Juki mengangkat bahunya

" Entahlah , tapi semakin cepat kita menghancurkannya , maka semakin aman kan ? " Jawabnya .

" Juk ! Awas ! " Seru Satria sambil menarik Juki ke belakang . Karena terlalu tiba-tiba , Juki pun terjatuh ke belakang dan mengenai Satria .
Ketika mereka terjatuh , mereka hampir mengenai segerombol kelelawar yang tengah mengejar mereka , tetapi sebelum itu terjadi , Celeste sudah terlebih dahulu menebas nya dengan menggunakan bonekanya .

" Kalian tidak apa-apa ? " Tanya Celeste . Satria mengangguk , sementara Juki hanya memegangi kepalanya .

" Apa-apaan sih Sat ! " Seru Juki kesal karena ditarik kasar secara tiba-tiba

" Mending lo liat sendiri " Ujar Satria sambil menunjuk ke arah depan .
Terlihar ada sebuah jurang yang cukup lebar disana , dan memisahkan daratan tempat mereka berada sekarang dengan daratan di depannya .

Melihat hal itu , Neo hanya bisa melotot , Nao menghela nafas , Aitor menggaruk kepalanya , sementara Celeste hanya bisa terdiam .

" Apa yang harus kita lakukan sekarang ? " Tanya Neo panik .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar Nick beserta spesialisasinya :D

Posted in

Mau cek ulang aja  karena sebentar lagi mau Final Battle , biar waktu pertempuran skillnya g ada yang salah nulis #8#

Nelve : skill pelindung : panah : 
Izayoi : skill penyembuh : inori : rebirth
Reihn : skill penyerap serangan : kawarimi no jutsu

Philoshoper : Skill assasinate 

Generiodan : Crystal Blade

Aitor : 

Luwhiie : Bomb : Doroku Gaeshi

Coco : Detonating Clay

Vigo : Mudwall

Celeste dan Celesta : Puppet

Kazuhiro dan Kazuhiko :

Netha : Dai Kyodo

Mariposa : Windstorm Array

Naotoo : Dead Demon Consuming Seal : Mist Hide

Neoairrr : Thunderfall

Satria.Net : Fire Release : Fireball : Balsam : Sunset 

Juki : Lotus Skill :

Bima : Skill teleportasi : 

Chansey : Shikon No Jutsu

MyChan : Giant Waterfall

Bagi yang belum keisi , silakan koment di grup, makasih :)

Chapter 33

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Pagi hari )

" Buruan abisin makanannya ! "

" Ya ampun , cuma tinggal minum air doang ! "

" G ada waktu , durasi durasi ! "

" Gimana gue bisa bertarung dengan baik kalo perut lagi kosong ! "

" Siapa suruh lo bangunnya telat Vig ! "

Pagi itu , entah karena terlalu tegang atau terlalu bersemangat , mereka tampak terburu-buru menghabiskan makanannya masing-masing .

Yah , kecuali Satria , Juki , Netha ,Celeste, Coco, Reihn , Iza dan juga Nelve . Mereka tampak sangat santai melahap sarapannya masing-masing , sembar melihat teman-temannya yang sibuk sendiri .

" Sat ! Kok lo bisa tenang gitu sih ! " Seru Phil heran .

" Kalo sekarang aja tegang , gimana nanti mau di sananya ? Bisa-bisa makin hilang nyali gue " Jawab Satria tenang .

" Elu juga co ! Perasaan kemarin lu yang paling brutal , kenapa giliran makan malah kalem ? " Tanya Neo membuat Coco terbatuk-batuk .

" Dia mah kalo urusan makan nomor satu " Ledek Gen sambil menyikut Coco .

" Eh sial , kalo urusan makan tuh ga boleh terburu-buru ! Nanti yang ada energinya ga masuk ! " Sergah Coco kesal sambil meminum airnya .

" Inget Chansey co " Bisik Nao , membuat Coco menyemburkan minumannya ke arah Luwhiie .

" ANJRIT ! PAGI-PAGI UDAH APES GUE ! " Seru Luwhiie kesal , diikuti gelak tawa semuanya .

" Gue bingung " Ujar Netha sambil melahap makanannya .

" Bingung kenapa Neth ? " Tanya Reihn .

" Ini mau Final Battle kan ? Kenapa situasinya malah santai begini ? " Jawab Netha . Satria tertawa

" Justru ini yang menarik . Kalau dari awal malah diam-diaman justru ga seru " Ujar Satria sambil menyenggol Juki yang hendak meminum airnya hingga membuatnya sedikit tumpah ke bajunya .

" SATRIA !! " Seru Juki kesal . Satria hanya tertawa melihatnya .

" Habisnya lo daritadi diam mulu . G usah terlalu tegang kenapa , kaya baru pertama kali bertarung aja " Ujar Satria sambil menepuk bahunya .

Juki tetap terdiam , lalu melanjutkan meminum airnya . Melihat itu , Satria menjadi curiga .

" Jangan bilang lo lagi rencana yang aneh-aneh " Tebak Satria , membuat Juki menyemburkan airnya ke arah Luwhiie , tetapi ditepis olehnya dengan menggunakan piringnya .

" Refleks yang bagus ! " Ujar Celeste sambil menepuk bahunya . Luwhiie mendengus

" Sepertinya begitu sat " Ujar Juki sambil terkekeh , membuat temannya menjadi semakin curiga .
Tapi belum sempat dia bertanya lagi , Netha sudah memotong omongannya

" Sudahlah , mengobrolnya nanti saja , cepat dihabiskan makanannya ! " Seru Netha kesal .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( setengah jam kemudian )

" Sudah mengerti perannya masing-masing kan ? " Tanya Satria , diikuti anggukan teman-temannya

" Buat yang belum mengerti , nanti gue ulangi kalo kita uda sampai di sana . By the way , gerbangnya lo pindah kemana Juk ? " Tanya Satria . Juki tersenyum misterius

" Kau akan mengetahuinya nanti " Ujar Juki sambil berjalan memimpin bersama Neo . Netha dan Reihn hanya berpandangan , sementara Nelve dan Iza hanya bisa saling mengangkat kedua bahunya , lalu mengikuti Juki.

Setelah menyusuri jalan yang dipenuhi pepohonan seperti yang dilewati oleh Nelve saat pertama kali sampai disana , mereka menemukan pintu gerbang yang cukup besar disana . Juki pun berhenti disana

" Siapa yang mau membuka ? " Tawarnya , membuat situasi menjadi hening .

" Biar aku saja " Ujar Celeste sambil berjalan ke arah depan .
Dia pun lalu memegang engsel pintu tersebut , dan membukanya perlahan .
Aura yang menusuk pun langsung keluar darisana .

" Ya ampun ,memang ni gerbang lo taruh dimana sih Juk ? " tanya Nao terheran merasakan suasana yang begitu mencekam itu . Juki hanya terdiam .

Tak lama kemudian , pintu itu pun terbuka lebar . Tampak kabut-kabut tebal langsung muncul disana , mengakibatkan mereka tak bisa melihat keluar . Aura dingin yang cukup menusuk , membuat sebagian besar dari mereka menjadi menggigil kedinginan.

" Firasat gak enak nih " Kata Vigo sambil mencoba melihat ke depan . Situasi pun kembali menjadi ribut.

" Siapa yang mau keluar duluan ? " Tawar Neo membuat situasi menjadi kembali tenang .

" Aku saja " Ucap Netha sambil berjalan kedepan . Dia pun langsung melompat keluar untuk menghilangkan kabut-kabut itu .

Tak lama kemudian , kabut-kabut itu pun menghilang . Dan aura menusuk itu semakin terasa .
Perlahan , terlihat suasana sebuah hutan yang berwarna hitam kelam , dan sangat tua , karena semua batang pohon disana berwarna kehitaman .

" Ini hutan yang dimaksud si Hiro kan ? " Tanya Kazuhiko . Juki mengangguk

" Kebetulan kami menaruhnya disana " Jawab Neo .

" Ini desa petir kan ? " Tanya Satria lagi , membuat situasi kembali menjadi tegang .

" Kau gila Juk ? Meletakkan gerbang kita di daerah musuh ? " Ujar Celeste heran .

" Tenanglah , hutan ini termasuk hutan terlarang , karena itu mereka takkan bisa memasukinya " Sahut Neo .

" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Celesta heran

" Tanah kalah oleh air , angin kalah oleh petir , api kalah oleh air , lalu petir ? Dia kalah oleh air " Ujar Juki menjelaskan , membuat teman-temannya terkejut .

" Benar , mengapa slama ini kita tak sadar ? Desa itu kalah oleh air , dan anehnya walaupun kita berasal dari desa air , tak ada satupun yang menguasai skill air kecuali Nelve dan Iza " Ucap Juki .

" Bagaimana kau tahu ? " Tanya Netha heran

" Skill pelindung dan penyembuh , semua itu sifat dari skill air , dan kalau gue lihat , hanya mereka yang bisa menggunakannya , jadi intinya , merekalah yang paling ditakuti oleh desa petir " Jawab Juki lagi .

" Intinya , selama perjalanan kita harus melindungi mereka berdua kan ? " Tanya Satria , Juki hanya mengangguk .

Disaat mereka tengah berdiskusi , tiba-tiba terdengar suara ranting kayu terinjak , membuat semuanya refleks memasang kuda-kuda , kalau-kalau itu adalah mata-mata desa petir .

" Siapa itu ? " Seru Netha yang memang berada di daerah hutan itu .

" Tolong , "

Dari arah semak-semak , keluar sesosok cewe yang berusaha berjalan keluar dari sana . Tampangnya lusuh sekali , seperti telah bertarung sengit dengan seseorang .
Melihat cewe itu , Coco pun refleks berlari mendekatinya

" Chansey ! Mengapa kamu bisa ada disini ! " Seru Coco panik sambil membantunya bangun .

" Tolong MyChan , dia diserang oleh segerombol makhluk aneh disana " Ujar Chansey lagi ,

" Dimana dia ? " Seru Juki panik .

Belum sempat Chansey menjawab , tiba-tiba terdengar suara berisik dari semak-semak yang berada tak jauh dari tempat mereka berada .

" Mundur ! " Seru Juki sambil menyeret Netha kembali ke pintu gerbang .
Mendengar itu , Coco pun langsung mengangkat Chansey menjauh dari sana dan membawanya ke Iza .

" Tolong za , obati dia " Pinta Coco . Iza mengangguk dan langsung menyembuhkan Chansey .

" Siapa itu Juk ? " Tanya Satria .

" Entahlah sat , tapi kalau dari auranya , kelihatannya bukan manusia sat " Jawab Juki .

" Ingat , giliran siapa sekarang ? " Ucap Satria .

" Serahkan pada kami ! " Seru Neo , Phil dan Luwhiie . Mereka pun langsung melompat ke arah depan , walau masih tak terlalu dekat dari semak-semak itu ,.

Terlihat ada sosok bayangan tinggi disana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 32

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang itu , suasana masih sepi , karena sebagian besar orang-orang keluar untuk berlatih bersama . Hanya ada Kazuhiro , Neo , dan Vigo disana yang kebetulan sedang berlatih di teras belakang . Sementara Juki tetap berada di ruangannya .
Tak lama kemudian , datanglah Kazuhiko dan Celesta . Sepertinya mereka pulang lebih cepat karena mendapat kabar pemberitahuan dari Satria .

Jadi , mana informasi yang lo maksud hiro ? " Tanya Kazuhiko yang baru datang dari latihan bersama Celesta .

" Baca saja sendiri " Jawab Kazuhiro sambil menjauhkan diri dari laptopnya . Kazuhiko melihatnya , sesaat kemudian dia mengernyitkan alisnya .

" Lo yakin mau lewat jalan ini ? " Tanya Kazuhiko ragu . Kazuhiro mengangguk mantap

" Apa ga ada jalan lain ? " Tanya Celesta yang tiba-tiba sudah berada di samping Kazuhiko .

" Ada sih ada , tapi kalo ditinjau dari waktu dan keamanan lebih bagus lewat sini . Kalau lewat jalan lain , mungkin jalurnya terlihat aman , tapi sebenarnya banyak jebakan disana " Jawab Kazuhiro .

" Darimana kau tahu ? " Tanya Neo heran karena melihat Kazuhiro sepertinya mengetahui banyak tentang jalan rahasia . Kazuhiro hanya tersenyum misterius .

" Inilah kelebihannya , dalam hal informasi sekecil apapun , dia pasti tahu karena ketelitiannya jauh di atas rata-rata melebihi kita " Jelas Kazuhiko sambil menepuk bahu kembarannya itu .

" Jadi , mana informasinya ? " Tanya Phil sambil menyeka keringatnya .

Di belakang Phil , tampak yang lain sudah datang sambil sibuk menyeka keringatnya . Mungkin karena cuaca yang panas , membuat mereka kelelahan di jalan .

" Lihat saja sendiri " Jawab Kazuhiro sambil menyerahkan laptopnya kepada mereka semua . Mereka pun berebutan melihatnya .

" Jalur hutan ? " Ujar Nao heran .

" Lo ga salah kan ? " Tanya Gen . Kazuhiro menggelengkan kepalanya

" Setau gue , jalur yang akan kita lalui itu melewati tebing lalu menyebrangi sungai " Jelas Satria .

" Gue akuin emang akan lebih cepat lewat sana ,  tapi sejauh ini yang gue lihat , banyak jebakan yang diletakkan disana " Ujar Kazuhiro sambil membetulkan letak kacamatanya

" Memangnya kita diburu waktu ya sat ? " Tanya Vigo heran , karena selama ini sepertinya Satria terus menerus mempercepat waktu . Satria mengangguk

" Gue dengar , mereka akan menggunakan senjata jaman dahulu untuk mengendalikan ke 4 desa ini " Jawab Satria membuat teman-temannya menjadi semakin tidak mengerti . Satria menggaruk kepalanya

" Tuh kan , makanya gue milih buat ga cerita dulu , karena pasti nanti kalian bakalan bingung " Keluh Satria .

" Memang namanya senjata apa sat ? " Tanya Luwhiie .

" Gue juga ga tau pastinya , tapi bila mesin itu cepat-cepat kita rusak sebelum mereka aktifkan , maka pasti rencana mereka akan gagal kan ? " Jawab Satria .

" Soal kapan diaktifkan serahkan pada gue , gue punya teman yang bisa dipercaya disana " Ujar Netha.

" Jadi kita buru-buru kesini cuma buat info kaya gini ? " Ujar Mariposa sebal , karena merasa informasi ini tak penting .

Tak lama kemudian , disusul oleh pertanyaan dari yang lain bersahut-sahutan , membuat Satria menjadi bingung akan menjawab yang mana .

" WTF ! "

Tiba-tiba terdengar suara seruan Juki dari ruang kerjanya . Tak lama kemudian terdengar suara bantingan pintu , membuat situasi menjadi hening kembali .

" Bisa diam gak ? Gue lagi konsentrasi nih ! " Seru Juki kesal .

" Memang lo lagi ngapain Juk ? " Tanya Reihn heran .

" Gue lagi mengingat ingat apa arti kata-kata terakhir dalam dokumen sialan ini ! " Jawab Juki sambil menunjukan kertas tua itu kepada mereka semua  .

" Kata-kata terakhir ? Berarti . ."

" Iya ! Dokumennya hampir selesai gue terjemahin ! Jadi jangan berisik ! " Seru Juki sambil kembali menutup pintu ruang kerjanya keras-keras .

" Baru kali ini gue lihat Juki marah " Ujar Gen heran .

" Kalo uda menyangkut MyChan , pasti kaya gitu deh " Sambung Satria sambil menggaruk kepalanya .

" Lebih baik gue kembali berlatih kalo kaya gini " Ujar Coco kesal sambil berlari keluar . Mungkin kembali ke lapangan .

" Kenapa kalo menyangkut cewe jadi pada gini sih ? Emang apa pentingnya seorang cewe ? " Keluh Satria kesal .

" Oh begitu ya ? " Ujar Reihn membuat Satria terkejut . Sepertinya dia lupa kalau ada Reihn di dekatnya.

" Eh bukan begitu , " Ujar Satria sambil sesekali menggaruk kepalanya . Reihn hanya mendengus kesal .

" Eh pak kepala desa , ojok pacaran tok , ayo kembali ke permasalahane " Tegur Aitor . Sementara yang lain hanya tertawa meledek .

" Jadi , kita besok berangkat jam berapa ? " Tanya Celeste .

" Mungkin sekitar pagi hari , dan kita akan memakai jalur yang dimaksud oleh Kazuhiro ini " Jawab Satria .

" Yakin ? Jarak hutan ini cukup jauh dari letak basecamp kita sekarang " Tanya Kazuhiro

" Itukan dulu , kalian kan tidak tahu letak basecamp kita sekarang ada dimana " Ujar Neo membuat teman-temannya heran .

" Memang lo pindah kemana Neo ? " Tanya Satria heran .

" Kalian akan tahu besok . " Jawabnya sambil tersenyum misterius .

" Udahan ah , gue mau latihan dulu . " Ujar Vigo sambil berlari ke teras .

" Aku juga mau mempersiapkan bahan obat-obatan " Tambah Mariposa sambil berlari mengikuti Vigo .

" Yasudah kalau begitu , segera kembali berlatih . Karena besok pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai " Ujar Satria menutup diskusi mereka hari itu .

" Pertempuran ? Maksudnya Final battle ? " Tanya Nelve kepada Iza . Iza menganggkat kedua bahunya .

" Mungkin begitu " Jawabnya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 31

Posted in
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siang itu , ketika semua orang tengah sibuk berlatih , terlihat ada bunyi-bunyi berisik dari arah ruang kerja Juki . Vigo yang kebetulan sedang melintas di dekat sana pun mendekatinya .
Terlihat Juki tengah sibuk menulis sesuatu di dalam selembar kertas , sementara ada setumpuk kertas di sampingnya , yang walau tak terlalu tinggi .

" Juki ? " Panggil Vigo pelan , membuat Juki tersentak . Tumpukan kertasnya pun berterbangan dan berserakan ke seluruh ruangan itu . Vigo menggelengkan kepalanya .

" Lu sih bikin gue kaget vig " Ujar Juki kesal sambil memunguti kertas-kertas itu . Vigo mengangkat kedua bahunya , lalu membantu Juki memungguti kertas-kertas itu . Dia membaca salah satu kertas yang tengah dipegangnya . Juki tampak panik dan langsung merebut kertas itu dari tangan Vigo .

" Juk ? Lo ga bakalan make cara itu kan ? " Tanya Vigo khawatir .

" Keluar ! " Seru Juki . Vigo terdiam . Tak biasanya Juki seperti ini

" Gue bilang keluar ! " Seru Juki sambil mendorong Vigo keluar dari ruangan itu . Belum sempat Vigo bertanya , Juki sudah keburu membanting pintu ruangan kerjanya .

Mendengar ada suara keributan , Kazuhiro yang berada di ruang tamu pun menutup laptopnya dan berjalan mendekati Vigo " ada apa ? " Tanyanya . Vigo menggaruk kepalanya . Sepertinya dia bingung ingin bercerita atau tidak .

Tetapi karena takut suasana akan menjadi semakin runyam , dia pun memilih untuk tutup mulut dan hanya menjawab pertanyaan hiro dengan mengangkat kedua bahunya seperti biasa .

" Entahah . Oh iya kok lu ga latihan ? " Tanya Vigo curiga . Kazuhiro membetulkan kacamatanya

" Gue menemukan sesuatu yang menarik " Ujarnya . Vigo mengangkat alisnya

"' Mengenai apa ? " Tanya Neo yang tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah mereka , membuat Vigo terkejut dan refleks memukul Neo .

" Mengenai letak markas rahasia " Jawab Kazuhiro . Mendengar itu, Neo tampak tertarik , dia pun melanjutkan

" Kau mengetahui dimana letaknya ? " Tanyanya antusias .

" Presentasenya hanya 90% " Jawab Kazuhiro . Neo menghela nafasnya , kecewa

" Lihat saja ini " Kazuhiro menunjukan sebuah data riset di laptopnya kepada kedua temannya itu .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu, di lapangan )

Tampak ada Iza dan Nelve yang tengah duduk di bawah pohon . Sesekali , Iza meminum air mineral yang dibawanya . Keringat mereka bercucuran , dan muka mereka tampak lelah .

" Aku mau coba lagi " Ujar Nelve sambil beranjak dari tempat duduknya .

" Lagi ? Sudahlah Nelve , kau sudah mencobanya sepuluh kali , tapi skill itu belum berhasil juga " Ujar Iza sambil berbaring di bawah pohon , menikmati semilir angin yang melewati wajahnya .

Nelve mengacuhkannya , lalu mencobanya . Dia mengambil sedikit dari daun-daun kering dari botol pemberian Mariposa , menggenggamnya , lalu berkonsentrasi mencoba mengarahkan tangannya ke arah berlawanan . Tampak ada sinar putih disana . Tapi sebelum rentangan tangan Nelve mencapai batas , sinar itu berpijar, lalu menghilang .
Nelve langsung menendang kerikil yang ada di hadapannya dengan kesal .

" Susah sekali menguasai jurus ini " Keluhnya sambil kembali duduk di dekat Iza . Iza tertawa

" Kalau gampang ga akan ditulis sebagai 'skill istimewa' kan ? Ujarnya . Nelve menggaruk kepalanya . Dalam hati dia membenarkan kata-kata Iza itu .

Dari kejauhan , tampak ada seseorang berlari mendekati mereka .
Rupanya Netha, Reihn dan Mariposa .

" Hei , yang ini bukannya latihan malah enak-enakan tidur " Tegur Reihn sambil tertawa kecil . Iza tertawa , sementara Nelve hanya tersenyum kecil menanggapinya . Mariposa ikut duduk disamping Iza sambil sibuk mengipasi dirinya sendiri .

" Cuaca panas gini disuruh latihan di tanah terbuka . Gila banget dah " Keluhnya .

" Mau bagaimana lagi , karena sebentar lagi penyerangan kedua akan segera dimulai " Ujar Netha sambil membelai rambutnya . Dia hanya menggerutu karena merasa diperlakukan seperti anak kecil .

" Kalian sendiri mengapa kesini ? " Tanya Iza heran .  Netha mendengus .

" Bosan latihan sama cowo . Sesekali kita kan ingin latihan dengan sesama cewe juga " Jawab Netha. Tampak Reihn dan Mariposa mengangguk setuju .

" Apalagi latihan sama Satria , ga nahan bawelnya . Dikit-dikit protes , ampun " Timpal Reihn . Netha tertawa mendengarnya .

" Tau gitu masih aja mau lo sama dia " Ujar Netha disela-sela tawanya . Reihn lalu menimpuknya dengan kerikil kecil .

" Memang rencananya kita akan menyerang kapan ? " Tanya Nelve

" Tepatnya besok , tapi gue sendiri ga tahu jam berapa " Jawab Reihn . Nelve terkejut mendengarnya , lalu kembali beranjak dari tempat duduknya

" Kalau begitu ga ada waktu untuk bersantai-santai ! " Ujarnya sambil kembali mencoba jurus barunya . Reihn dan Netha berpandangan , lalu tersenyum

" Benar juga , ayo kita kembali latihan ! "
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tak jauh dari situ )

Tampak Phil sedang berlari kecil mengelilingi lapangan itu . Mungkin dia sedang latihan menambah staminanya . Di belakangnya , ada Gen dan Nao yang juga berlari .

" Phil , lo liat si Coco ? " Tanya Gen . Phil menghentikan langkahnya .

" Ada sih disana lagi latihan sama Luwhiie , tapi gue ragu lo bakalan mau nyamperin dia " Ujar Phil . Gen mengangkat alisnya

" Emangnya kenapa ? "

Phil hanya menunjuk ke arah selatan . Tampak ada Coco dan Luwhiie disana sedang berlatih melempar bom ke semua arah secara bersamaan . Bila gerakan Luwhiie terkesan pelan , Coco justru sebaliknya . Tampak gerakannya sangat brutal sehingga tanah liat buatannya terpencar kemana-mana lalu saling meledakkan diri . Melihat hal itu , pantas saja bila Luwhiie menjaga jarak darinya .

" Gimana ? Lo masih mau nyamperin ? " Tanya Phil . Gen dan Nao berpandangan , lalu saling menghela nafas

" Kalo gue sih ogah banget , gue masih sayang nyawa " Ujar Nao .

" Gara-gara menyangkut soal Chansey , dia jadi brutal kaya gitu " Sambung Gen sambil menggaruk kepalanya .
Tak lama kemudian , terdengar suara langkah kaki dari arah depan .

Terlihat ada Satria dan Celeste disana . Mereka memberikan tanda untuk segera kembali ke basecamp .
Melihat hal itu , tentu saja membuat mereka semua penasaran .

" Ada apa lagi Sat ? " Tanya Reihn .

" Kazuhiro menemukan informasi bagus . Kalian harus melihatnya " Jawab Satria .

" Informasi mengenai apa ? " Tanya Luwhiie

" Mengenai letak markas desa petir , " Jawab Celeste

" Bukannya lo udah tau tempatnya sat ? " Tanya Netha heran .

" Sudahlah , lebih baik kalian lihat dulu saja , baru berkomentar " Ujar Satria lagi sambil kembali lari menuju basecamp . Melihat hal itu , mau tak mau mereka semua pun mengikutinya .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 30

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah kegelapan , tampak ada sesosok lelaki yang tengah berjalan menembusnya . Sesekali dia mengusap mukanya , dan berjalan menyusuri lorong-lorong gelap itu .
Dia menguap , dan memandang sekeliling . Terasa dingin dan sepi , tanda kalau belum banyak orang yang terbangun .
Ketika dia melintasi kaca , dia berhenti sejenak lalu membenahi dirinya yang masih berantakan

" Kok tumben belum ada yg latihan ? " Gumam Luwhiie , sambil berkaca .

Tak lama kemudian , terlihat ada cahaya dari arah teras belakang . Penasaran , dia pun mendekatinya .
Tampak ada Satria disana , seorang diri , dan tengah berada di bawah teras sambil berdiri dan mengepal tangannya . Sesekali diarahkan tangannya ke berbagai arah , dan muncullah kilau api di sana

" Rupanya dia sudah mulai menguasai tehnikyang kuajarkan "

Dari belakang Luwhiie , terlihat Juki yang tengah sibuk memakan sebungkus roti . Tampaknya dia juga baru saja terbangun . Luwhiie yang tadinya sedikit terkejut lalu merasa heran

" Itu dari skill elu Juk ? " Tanya Luwhiie tak percaya . Dia hanya tersenyum

" Siapa lagi yang menguasai skill bela diri disini ? " Balasnya . Lalu dia pun memutuskan untuk kembali ke dalam .

Tiba-tiba , arah tangan Satria mengarah ke dalam , dan percikan api itu memasuki ruangan dalam . Luwhiie refleks menghindarinya , tetapi , percikan itu malah mengenai ujung baju belakang Juki , mengakibatkan bajunya sedikit terbakar .

" Juk ! Baju lo ! " Seru Luwhiie panik . Sementara Satria hanya kebingungan , tak menyangka kalau apinya akan mengenai temannya itu .
Juki yang menyadari ada sesuatu yang aneh pun menoleh ke belakang . Matanya melotot melihat api itu mulai sedikit demi sedikit membakar bajunya

" SATRIAAA !!! " Seru Juki kesal sambil berlari ke arah Satria .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( 5 jam setelah itu )

Tampak semua orang yang menghuni basecamp itu telah berada di ruangan tengah .
Juki mondar mandir disana dan sudah mengenakan baju baru . Luwhiie sesekali tampak tersenyum menahan tawa bila mengingat kejadian tadi pagi sambil memandangi baju Juki .

" Kalian pasti tahu mengapa aku kumpulkan disini sekarang " Ujarnya sambil memandangi teman-temannya secara bergantian . Terlihat Celesta dan Celeste berpandangan , Aitor mengangkat bahu , sementara Nao dan Neo tampak cuek .

" Tentang kemajuan hari untuk menyerang desa petir kan ? " Ujar Netha sambil memakan biskuit yang ada di meja . Mariposa terkejut

" Yang benar saja ! Skillku belum cukup sempurna ! " Tolaknya

" Kehancuran sudah di depan mata , jadi gunakan saja skill mu yang ada sebisanya " Ujar Vigo .
Tak lama kemudian , terdengar suara gaduh . Satria menenangkan situasi dengan memukul menja yang ada di depannya dengan mangkuk

" Kembali ke pokok masalah , siap tidak siap , lusa kita akan menyerang desa itu . Bagi yang merasa skillnya belum sempurna , bisa menyempurnakannya maksimal dalam kurun waktu 2 hari . " Putusnya .
Kazuhiko menggaruk kepalanya

" Yaudahlah , kita selesain aja dulu skill kita Hiko " Ujar Kazuhiro menenangkan temannya itu . Dia hanya mengangkat bahu . Pasrah .

" Tapi sepertinya kita terkena sedikit masalah " Ujar Phil sambil menggaruk kepalanya , membuat teman-temannya terkejut .

" Apa lagi ? " Tanya Gen . Phil lalu menatap Juki , sementara dia hanya menanggapinya dengan anggukan bahu . Phil menghela nafas

" Bima diculik " Jelas Phil , membuat situasi menjadi gaduh kembali .

" Kalau dia saja diculik , lalu siapa yang akan menunjukan arah menuju pintu gerbang markas desa Petir ? " Tanya Vigo heran . Satria menenangkannya

" Tenanglah , kami sudah mengetahui letaknya , jadi kita tak perlu khawatir soal itu " Ujar Reihn .

Seementara situasi tampak tegang , tampak Coco tengah diam sambil mengutak-atik hand phonenya dengan tegang . Sesekali dia menghela nafas , lalu menggaruk kepalanya . Sepertinya dia tampak kebingungan .

Gen yang menyadari itu , lalu mendekati Coco

" Lo kenapa co ? " Tanyanya .

Coco menghela nafas " Chansey ga bisa dihubungin dari kemarin " Ujarnya pelan , membuat teman-temannya kembali gaduh

" Bukannya dia berada di perbatasan antara desa api dengan desa petir ? " Tanya Vigo. Coco menganggukkan kepalanya .

Reihn lalu mengutak-atik hanphonenya

" MyChan juga ga bisa dihubungin " Desisnya , membuat Juki terkejut lalu merebut handphone Reihn dan mencobanya sendiri

" Benar . . " Ujarnya pelan . Reihn menepuk bahunya , mungkin mencoba menenangkannya

" WaterHawk dan mata-mata lain juga tak membalas pesanku kemarin malam " Tambah Satria .

" Apa terjadi sesuatu dengan mereka ? " Tanya Netha , membuat situasi menjadi hening . Masing-masing sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri .
Situasi pun kembali gaduh .

" Apapun itu , yang pasti ini sudah menjadi sebuah pertanda awal untuk kita mempercepat hari penyerangan kita . Apa masih ada pertanyaan ? " Tanya Satria , membuat situasi kembali tenang .

" Gue anggap kalian semua setuju . Sekarang , kembalilah berlatih lebih keras. Waktu kita tak banyak " Ujar Satria , menutup diskusi mereka pagi itu .
Mendengar hal itu , Iza dan Neve hanya saling berpandangan lalu saling menghela nafas .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 29

Posted in
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" bisa kau ulangi lagi perkataanmu tadi ? " Tanya Satria tak percaya . Phil mendengus

" G.u.e b.i.l.a.n.g k.a.l.a.u. B.i.m.a d.i.c.u.l.i.k " Ulang Phil lagi .

Hening sejenak

" APA ? " Seru Satria dan Juki bersamaan , sementara Reihn dan Netha hanya saling berpandangan . Phil menganggukkan kepalanya , sementara Celesta dan Celeste hanya diam di belakangnya .

" Bagaimana bisa ? Lalu bagaimana ceritanya ? " Tanya Satria lagi .

" Disaat dalam perjalanan menuju kesini , dia dicegat oleh beberapa mata-mata desa petir , lalu yah , terjadilah " Jawab Phil pelan . Satria hanya mengacak rambutnya ketika mendengar ucapan Phil itu . Tampak sekali kalau dia tengah frustasi .

" Darimana kalian mengetahui kabar itu ? " Tanya Juki sambil menenangkan temannya itu .
Phil menunjukkan kertas di tangannya

" Dari surat ini . Tadi surat ini tergeletak begitu saja di depan " Jawabnya

" Apakah sama dengan surat yg dibawa Nelve ? " Tanya Netha . Phil menggeleng

" Surat ini datang lebih dahulu " Jawab Celeste . Celesta mengiyakan

" Yasudah , hal ini kita rahasiakan dulu dari yang lain . Jangan sampai mereka tahu , kalau mereka mengetahuinya , maka bisa makin runyam masalahnya " Jelas Netha . Mereka semua pun mengangguk

" Termasuk kepada Nelve dan Iza yang sedang berada disana , kalian dengar kan ? " Ujar Juki sambil menunjuk ke arah pintu teras . Mereka yang kepergok sedang menguping pun hanya terdiam dan tersenyum malu .

" Bagaimana nih Nelve ? " Bisik Iza . Nelve mengangkat bahu . Dia sama sekali tak menduga kalau semua masalah ini takkan bertambah runyam seperti ini
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tepat di teras )

Seusai mendengar kabar itu , mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa yaitu : kembali latihan
tapi mungkin karena pikiran mereka terlanjur terganggu oleh surat itu , membuat Nelve dan Iza hanya terduduk diam di sana . Tatapan mereka tampak kosong
Sampai suara handphone Nelve memecah keheningan itu

" Maaf , sebentar " ujar Nelve kepada Iza sambil mengangkat telepon itu .

" KEMANA SAJA KAU ! "

Begitu tombol hijau ditekan , terdengar suara lelaki yang cukup keras langsung keluar dari handphone itu . Membuat Nelve sampai harus menjauhkan telinganya dari handphonenya

" Siapa Nelve ? " Tanya Iza heran , mungkin dia juga ikut mendengar suara lelaki itu . Nelve meringis

" Kakakku " Ujarnya . Lalu kembali mengangkat teleponnya

" Iya ada apa kak ? " Tanya Nelve pelan .

" Dari kemarin" dihubungin tidak bisa , dicari tidak ada , memang sebenarnya kau dimana ? " Tanya kakakknya itu . Nelve menggaruk kepalanya . Tak mungkin kan dia berkata kalau dia lagi ada di dimensi lain ?
Tak lama kemudian , terdengar suara kakaknya itu putus-putus . Rupanya sinyalnya mulai melemah kembali .

" Yasudahlah , yang penting sekarang kau bisa dihubungi . Jaga dirimu baik-baik " Ujar kakaknya sebelum sinyalnya sepenuhnya hilang .
Iza tersenyum melihatnya

" Senang ya punya kakak yang perhatian " Ujarnya . Nelve hanya meringis sambil menggaruk kepalanya , dan kembali duduk dengan mata menerawang .
Dia mendongak ke atas . Selama berada disini , dia seakan terlupa kalau mempunyai kehidupan yang lain ,

" Kapan kita kembali ke dunia nyata ya " Ujar Iza sambil duduk bertopang dagu . Nelve menoleh ke arahnya , aneh sekali . Seakan dia bisa membaca pikiran dia saat ini .
Nelve mengangkat bahunya

" Entahlah , selama berada disini , membuatku terlupa dengan dunia sana . " Ujarnya pelan . Iza menghela nafasnya

" Berarti , akan tiba saatnya kita akan berpisah dengan mereka ? " Tanyanya pelan , seakan tak rela . Nelve tertegun . Benar juga , mengapa tak pernah terpikirkan sebelumnya ?

" Rindu dengan dunia nyata ya ? "

Dari arah belakang , tampak ada Juki dan Neo disana , sambil membawa secangkir kopi . Iza meringis , sementara Nelve hanya mengangkat bahu mendengarnya .

" Bila kita kembali kesana , mungkin kita akan terpisah , tak seperti saat ini " Ujar Juki sambil duduk di tengah-tengah mereka dan meminum kopinya . Nelve termenung . Kita ?

" Maksudnya , kalian bukan berasal asli dari sini ? " Tanya Nelve . Satria mendengus

" Yang benar saja , berasal dari dunia kaya gini ? Toh kami awalnya juga berasal dari dunia nyata , sama dengan kalian , kami juga pernah melintasi hutan itu sendirian " Jawab Satria . Juki tertawa mendengarnya

" Masa-masa saat lo lari ketakutan karena dikejar oleh bos itu ya sat ? " Ujarnya disela-sela tawanya .

" Sialan , masih inget aja dia " Jawab Satria sambil menggaruk kepalanya .

" Sebenarnya ini dunia apa sih ? " Tanya Iza , membuat tawa mereka terhenti .

" Kalian tau yang namanya dunia paralel ? " Tanya Neo , yang tiba-tiba sudah berada di belakang mereka sambil membawa setumpuk dokumen tua . Juki  tampak terkejut melihat dokumen" itu dibawa keluar olehnya .

" Eh kampret , ngapain lo keluarin semua ! Masukin lagi sana ! " Ujarnya kesal .

" Eh sebenarnya yang kampret itu elo apa gue ? Jelas-jelas ini sebenarnya tugas lo buat nerjemahin dokumen ini , malah diserahin ke gue ! " Balas Neo . Juki menggaruk kepalanya .

" Ya habis , gue kan harus berlatih buat melawan desa Petir tiga hari lagi . " Jawab Juki membuat mereka terkejut

" Apa lo bilang ? 3 hari ? " Tanya Iza

" Gue ga salah denger kan ? " Tanya Neo . Juki memandangi Satria yang asik meminum kopinya sambil bersenandung

" Jangan bilang kalo elo belum ngasih tau ke mereka sat " Ujar Juki . Satria yang saat itu duduk membelakangi Juki , hanya meletakkan tangan kanannya di belakang , sambil membentuk tanda gunting.
Juki menepuk kepalanya

" Harus kuat mental deh punya temen kaya lo sat " Gumam Juki . Satria tertawa mendengarnya .

" Memangnya ada apa sih ? " Tanya Neo tak sabar .

" Pertempuran dengan desa petir dipercepat , dari 7 hari menjadi 3 hari . " Jawab Juki , membuat Nelve Iza dan Neo tertegun

" APA ?! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------