Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 21

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Bukan begitu , bergeraklah lebih alami ! " Tegur Vigo saat melihat gerakan Nelve yang agak kaku

" Maksudnya gimana sih ? Kasih contoh dong "  Keluh Nelve lagi .

Vigo menghela nafasnya , lalu memasang kuda-kuda , dan secara cepat , kakinya dihentakkan ke tanah dan tangannya diangkat ke atas , tampak ada semacam dinding pasir yang terbentuk .

" Mengerti ? Dasar dari skill ini adalah gerakan refleks , bila kau terlalu memaksa dan kaku , maka dinding ini tak akan keluar " Ujar Vigo lagi .

" Oalah , pantas daritadi ga keliatan . Rupanya udah latian duluan " Ujar Coco .

Dari arah pintu geser , terlihat Coco dan Aitor yang tengah bersandar disana dan mengamati latihan Vigo dan Nelve .

" Hahaha memang ada pemberitahuan apa Co ? " Tanya Vigo lagi .

" Nothing , cuma desa tanah yang terserang , lalu kita disuruh oleh Satria untuk latihan lebih keras lagi " Jawab Coco pendek

" Apa ? Kalau begitu ayo cepetan Nelve ! " Seru Vigo sambil menarik Nelve yang tengah duduk di bawah pohon .

" Yaelah baru aja duduk, " Keluh Nelve kesal .

" Kalau begitu , kita latihan juga yuk co ? " Ujar Aitor . Coco menanggapinya dengan anggukan bahu .

" Skill gabungan lagi ? " Tebak Vigo ketika melihat mereka berdua saling berdiri berhadapan .

" Yoi , lihat aja deh darisana " Ujar Aitor sambil mengulurkan tangannya dan membentuk semacam jaring-jaring berukuran kecil . Sementara Coco mengibaskan tangannya ke arah jaring itu dengan semacam tanah liat . Lalu , Aitor melemparkannya ke arah Vigo . Coco mengepalkan tangannya , dan meledaklah jaring-jaring itu . Tetapi sebelum sempat meledak , Vigo telah terlebih dahulu membuat dinding penyerap serangan , sehingga bom itu sama sekali tak melukainya .

" Skill kalian lumayan berkembang juga , " Ujar Vigo sambil tertawa . Terlihat ada goresan kecil di lengannya .

" Yaiya dong , kita gitu " Ujar Aitor sambil bertos ria dengan Coco .

" Lho vig ? Kok lengan kamu tergores ? " Tanya Nelve kaget .

" Ini emang kelemahannya skill ini . Bila serangannya kuat , maka akan melukai sang pemilik skill sebesar 5% " Jawab Vigo sambil memasang semacam perekat luka ke lengannya

" Kaya skill bom gue dong , kelemahannya ga terlalu ngerepotin " Ledek Coco sambil tertawa .

" Sial lo co , wkwk " Balas Vigo kesal .

Sementara itu dari kejauhan , terasa ada hembusan angin yang cukup kuat dan atmosfirnya terasa mencekam ,
Rupanya , tak jauh dari sana , terlihat Satria dan Juki tengah berlatih duel bersama .

" Pantes auranya menusuk banget , rupanya dua sesepuh desa sedang bertarung " Ujar Neo sambil membawa sebungkus biskuit .

" Elu kayanya santai banget ya neo , ga latihan apa ? " Ujar Aitor heran .

" Malas , nanti aja . Lagian gue juga lagi lapar " Jawab Neo sambil melahap biskuit .

Lalu mereka pun mengamati pertarungan kedua orang itu . Tampak Satria melontarkan semacam bola api secara beruntun ke arah Juki , tetapi bisa dihindari dengan mudah olehnya , dan ketika pukulan Juki hampir mengenai Satria , dia telah terlebih dahulu memakai skill Jinnikuken dan berpindah ke arah belakang Juki .
Pertarungan itu tampak berlangsung sengit , karena saling mengandalkan kecepatan dan skill mereka sama sekali tak mengenai musuhnya masing-masing .

" Pertarungan sesepuh emang beda " Ujar Luwhiie sambil mengambil biskuit dari bungkus yg dipegang Neo .

" Lah elo ? Ngapain disini ? " Tanya Aitor heran

" Mau berlatih skill bom bareng Coco " Jawab Luwhiie sambil melirik ke arah Coco .

" Hah ? Lagi ? Capek gue Luw ! " Keluh Coco kesal . Tetapi tak dipedulikan oleh Luwhiie karena sudah keburu diseret duluan olehnya .

Neo hanya geleng-geleng kepala melihatnya " Untung gue ga punya partner duo skill seseram dia " Gumamnya lega

" Duo skill ? " Tanya Nelve bingung

" Lho Nelve belum tau ya ? Itu dua skill yang diluncurkan secara bersamaan dan digabungkan menjadi satu " Jelas Nao sambil mengelap keringatnya

" Eh elo nao , udah selesai latihannya ? " Tanya Neo lagi .

" Udah , gue rasa skill kabut gue udah lumayan baik , ayo sekarang kita latihan duo skill " Ajak Nao tak sabar . Lalu mereka pun berjalan ke arah yang cukup jauh dari tempat teman-temannya berlatih , karena memang skill Neo membutuhkan area yang cukup luas .

Melihat teman-temannya semangat berlatih , Vigo menjadi ikut antusias .

" Iza , Reihn, Phil , Gen , Celesta, Mariposa , Netha dan juga Celeste  ga keliatan  . Kemana ya ? " Ujar Nelve bingung .

" Kalau Phil pasti duet sama Gen , Mariposa sama Netha , Celeste dengan Celesta , Reihn tadi gue liat lagi menunggui Satria latihan sementara Iza sepertinya masih beristirahat " Ujar Vigo lagi .

" Yasudah , ayo kita lanjutkan latihan kita ! " Ajak Vigo semangat

" Ayo ! " Sambut Nelve

" Baiklah , berikutnya latihan menghentakkan kaki sebanyak lima puluh kali ! " Seru Vigo membuat Nelve terkejut " APA ? "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Choco Party( NK Fanfic By Request :D )

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di suatu siang , tampak suasana basecamp terlihat sangat hening , karena semua anggota cowo tengah berlatih keluar , sementara hanya ada beberapa orang cewe yang tinggal disana .
Terlihat Nelve dan Iza tengah sibuk bercengkrama sambil sesekali tertawa riang , Netha yang tengah membaca buku , sementara Mariposa yang hanya mendengarkan omongan Iza dan Nelve .
Tetapi , tiba-tiba terdengar suara berisik dari arah dapur , membuat semua orang langsung mendatangi sumber suara itu .
Dan terlihat , Reihn yang tengah tersenyum malu sambil mengambil mangkuk yg tadi dipegangnya

" Oh maaf , terganggu ya ? " Ucap Reihn malu sambil mengangkat mangkuk itu .
Tercium aroma manis coklat memenuhi ruangan dapur itu .

" Wanginya , lo mau bikin cokelat Reihn ? " Tanya Mariposa senang . Sepertinya dia amat menyukai cokelat .

" Ya tentu saja , karena hari ini hari spesial " Jawab Reihn girang sambil memotong-motong cokelat blok , dan membuat Netha bingung

" Emangnya Satria ultah sekarang ya ? Kayanya udah lewat deh " Gumam Netha membuat Reihn menjadi salah tingkah

" Ah Netha nih , bukan ! Tapi kan sekarang hari Valentine ! " Sergah Reihn kesal .

" Rupanya disini ada perayaan Valentine juga ? " Tanya Nelve heran .

" Ya begitulah , tapi gue ga inget karena kesibukan akhir-ahir ini " Jawab Netha lagi .

" Hey , daripada kalian nganggur , kenapa ga bikin aja bareng gue ? " Ajak Reihn antusias

" Mau sih , tapi apa cokelatnya ada ? " Ujar Mariposa ragu

" Hitung-hitung bantu gue ngabisin ini " Ujar Reihn sambil mengangkat karung besar yang penuh dengan cokelat ke atas meja .

" Hah ? Darimana lo dapetin semua ini ? " Ujar Netha kaget . Reihn hanya tertawa licik

" Rahasia perusahaan , sudahlah , ayo cepetan bantu gue ! " Ujar Reihn tak sabar .

" Aku mauu , tapi buat siapa ? " Ujar Iza bingung .

" Phil kosong tuh za " Goda Netha sambil tertawa lalu mengambil sebatang cokelat dari dari karung itu , membuat muka Iza memerah .

" Lo sendiri mau bikin buat siapa Neth ? " Tanya Reihn

" Buat Juki " Jawab Netha singkat , membuat suasana menjadi riuh untuk beberapa saat

" Gue bakalan bikin yang enak , lalu gue minta bayaran yang tinggi " Lanjut Netha lagi sambil tersenyum licik , membuat Reihn kesal .

" Bah , dasar lo Neth . Daridulu ga berubah-ubah , tetep matre ! " Sergah Reihn kesal , sementara Netha hanya tertawa menanggapinya .

" Gue sih , mungkin , buat dia ya ? " gumam Mariposa membuat Netha tersenyum meledek . Melihat itu , Mariposa menjadi kesal

" Apaan sih neth ? " Ujar Mariposa kesal . Netha hanya tertawa melihatnya

" Ah tau deh , mending gue bikin buat semuanya aja " Sergah Mariposa kesal .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Menjelang malam, para cowok pun kembali lagi ke basecamp .
Sementara para cewe sibuk menyembunyikan cokelatnya masing-masing ,

" Kok wangi cokelat ya ? " Gumam Satria heran , membuat para cewe menjadi terdiam .

" Wah , bikin coklat ga bagi-bagi nih , " Seru Neo kesal .

" Padahal gue laper banget " Ujar Nao sambil terduduk ke sofa dan mengipas-ngipas kepalanya dengan buku .

Tak lama kemudian , muncul Gen dari depan sambil membawa dua buah bungkusan .

" Hah ? Lo bawa apaan Gen ? " Tanya Aitor bingung .

" Tunggu sebentar , yang ini punya Coco , dan yang ini punya Luwhiie " Gumam Gen sambil menyerahkan bungkusan itu kepada Coco dan Luwhiie .

" Dari siapa Gen ? " Tanya Luwhiie bingung

" Lihat aja sendiri , kalau gue yang ngasih tau ga bakalan seru " Ujar Gen sambil tersenyum misterius
Karena penasaran , Coco pun membukanya . Tampak satu toples kue cokelat di dalamnya , membuat teman-temannya menjadi riuh

" Wah Coco dapat coklat ! " Seru Phil .

" Rupanya ada juga yang demen sama kucing maho kaya dia " Ujar Gen sambil kabur terlebih dahulu sebelum disemprot oleh Coco

" Dari siapa tuh ? " Tanya Satria penasaran .

Karena Coco hanya terdiam , Neo pun merebut kartu nama yang terjatuh .

" Rupanya dari Chansey ! " Seru Neo dan diikuti teriakan riuh oleh semuanya

" Eh rese banget lo Neo ! Balikin ! " Seru Coco kesal sambil berusaha merebut kartu itu darinya .
Sementara semuanya tengah sibuk meledek Coco , tampak Luwhiie senyum-senyum sendiri sambil memandangi isi bungkusan itu ,
Melihat hal itu , Phil pun mendekat dan membaca tulisan yang tertera di atasnya

" Wuah , Luwhiie juga dapat dari Cipie ! " Seru Phil heboh yang langsung dibungkam mulutnya oleh Luwhiie dengan kesal .

" Asiknya semua dapat cokelat , kok gue ga dapat ya ? " Gumam Satria iri. Mendengar hal itu , Netha pun langsung menyikut Reihn .

" Apaan sih " Gumam Reihn kesal

" Tuh , buruan sana ! " Ujar Netha lagi sambil mendorong Reihn ke arah Satria dan membuat dia menubruknya . Melihat itu , Netha hanya pura-pura bersiul . Dalam hati , kelihatannya Reihn tengah mengutuk perbuatan Netha itu tadi .

" Kamu ngapain sih ?" Tanya Satria bingung melihat Reihn dengan muka campur aduk . Reihn hanya terdiam lalu menyerahkan sebungkus cokelat kepadanya , tepat di depan hadapan semuanya .
Melihat hal itu , suasana pun kembali menjadi riuh

" Wah pak lurah iki malah mesra-mesraan dewe " Goda Juki sambil tertawa licik , membuat Satria menjadi kesal . Tetapi tak bisa membalas karena memang sepertinya dia senang .

Tak lama kemudian , muncul Celesta sambil membawa seorang cewe di belakangnya .

" Jukiiiiiiyem , nih ada yang mau ketemu sama lo ! " Ujar Celesta .

" Hah ? Si . .  "

Tampak ada seorang gadis disana sambil membawa sebungkus hadiah dan tersenyum malu .
Melihat itu , muka Juki langsung memerah

" Mampus , gue belum dandan pula ini " Gumam Juki panik sambil hendak berlari ke arah belakang , tetapi ditahan oleh Satria .

" Eeeh ga bisa begitu dong " Ujar Satria sambil tertawa licik . Kelihatannya dia tengah balas dendam ?

" Bukan hanya dia saja lo " Tambah Celeste yang tiba-tiba muncul dan membawa seorang gadis di belakangnya .

" Jukiiii ! " Seru gadis itu sambil tertawa riang membuat Juki melongo

" Walah , kalo cuma MyChan aja gue masih bisa nanggepin , tapi ini kenapa sampai ada Karin jugaa " Seru Juki panik sambil berusaha melarikan diri , tetapi ditarik oleh Satria dan Aitor .

" Eh ga bisa begitu Jukii " Goda Nao sambil tertawa .

Sementara situasi tengah ramai karena Juki , tampak Iza dan Nelve mendekat ke arah Phil dan Gen

" Wah Iza, Nelve , ada apa ? " Tanya Phil heran . Iza hanya menyerahkan cokelat itu ke arah Phil

" Sebagai ucapan terima kasih karena sudah menemaniku slama ini " Ujar Iza malu-malu membuat raut muka Phil menjadi merah . Gen tertawa melihatnya

" Wah kayanya gue disini jadi pengganggu nih ? " Goda Gen sambil menyikut Phil , tetapi tak ditanggapi . Karena Phil saat itu dalam suasana hati yang sangat bahagia .
Setelah itu , giliran Gen yang menjadi malu pada saat Nelve gantian menyerahkan cokelat kepadanya .

" Asiknya , Semuanya dapat cokelat dari cewe , " Gumam Vigo sambil memandangi teman-temannya .

" Kalo lo mau juga , ini deh " Ujar Netha sambil menyodorkan sebungkus cokelat kepada Vigo

" Serius nih Neth ? " Ujar Vigo kaget .

" Yup , tadinya gue mau ngasih ke Juki , tapi berhubung dia udah dapet dua , jadi mending buat lo aja " Jelas Netha sambil duduk di samping Vigo

" Gratis kan ? " Goda Vigo sambil tertawa geli . Netha pun ikut tertawa mendengarnya .

" Buat gue mana ? " Tanya Celesta , Nao, Neo dan Celeste

" Ini , udah gue bikin buat semuanyaa " Ujar Mariposa sambil mengeluarkan semangkuk besar kue cokelat ke pada mereka .

" Asik banget ! Btw , tuh yang dibungkus buat siapa ? " Tanya Celesta sambil menunjuk ke arah bungkusan yang dibawa Mariposa

" Ini buat seseorang " Jawab Mariposa dengan mata menerawang .

Setelah itu , semuanya pun sibuk berpesta dengan cokelat yang didapatnya masing-masing . Sehingga membuat aroma sekitar basecamp menjadi penuh dengan aroma cokelat . Sesekali , terdengar suara gelak tawa , membuat semua beban masalah yang selama ini mereka derita seakan menghilang pada malam itu .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 20

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“ Mengapa dia bisa terluka ? “ Tanya Netha

“ Dia terluka karena melindungi cewe itu , waktu gue tengah menelpon kalian semua , tiba-tiba gue mendengar ada suara seperti sambaran petir . Setelah itu , gue melihat si Luwhiie udah ambruk “ Jelas Vigo sambil memegangi lengan kanannya . tampak ada darah yang menetes disana .

“ Ya ampun Vig , tanganmu “ Seru Iza panik . Tetapi , Vigo justru menjauhkan tangannya dari  Iza pada saat dia akan mengobatinya . “ Lebih baik lo obatin Luwhiie dulu . Kondisi dia lebih parah dari gue “ Tolak Vigo . Iza pun menurutinya lalu mengobati Luwhiie .

“ Tapi luka lo ini ga bisa dibiarin Vig “ Jelas Netha sambil menarik perban dengan mulutnya lalu membalutnya ke lengan kanan Vigo dengan cepat ,sehingga dia tak sempat menolak .

“ Kalau boleh tau , cewe itu siapa ? “ Tanya Phil heran .

“ Dia Cipie , teman Luwhiie yang kebetulan berkunjung ke desa ini “ Jawab Vigo singkat .

Disaat mereka semua saling sibuk dengan obrolannya masing-masing , tampak muka Iza memucat . Membuat Nelve menjadi curiga . “ Kamu kenapa za ? “ Tanya Nelve curiga .

“ Ga tau , kepalaku pusing banget “ Ujar Iza pelan , lalu ambruk ke pundak kiri Nelve , dan otomatis tentu saja membuat dia menjadi panik
“ Za ? Bangun Za ! “ Seru Nelve panik .

Mendengar situasi yang ribut , membuat mereka semua menghentikan obrolannya masing-masing dan mendekat ke arah Nelve .

“ Astaga ada apa ini ? “ Seru Phil panik

“ Aku juga ga tau Phil , tiba-tiba dia menjadi begini setelah mengobati Luwhiie “ Jelas Nelve bingung .
Mendengar itu , Netha pun terdiam , lalu mendekat ke arah Luwhiie dan diperhatikannya luka Luwhiie yang terletak di lengan sebelah kirinya . “ Ini racun “ Desis Netha , membuat teman-temannya terkejut .

“ Lalu bagaimana ini ? “ Seru Phil panik sambil memeluk tubuh Iza yang lemas . Mariposa termenung sejenak lalu mengeluarkan dua botol obat kecil dari sakunya
“ Gue inget , gue punya penawarnya “ ujarnya sambil meminumkannya kepada Iza dan Luwhiie .

“ Lebi baik kita kembali ke basecamp . Situasi disini tampaknya semakin berbahaya “ Jelas Netha  dengan raut muka serius .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu di basecamp)

Tampak Juki tengah mondar-mandir di teras dengan raut muka bingung . Tampak sekali kalau dia mengkhawatirkan teman-temannya yg pergi ke desa angin .
Melihat temannya kebingungan , Satria pun menenangkannya

“ Tenanglah Juk , gue yakin mereka pasti akan baik-baik saja “ Ujar Satria menenangkan .

“ Gue harap juga begitu Sat , “ Jawab Juki pelan .

Setelah dia berkata demikian , terlihat Phil dkk sudah berada di hadapan mereka dengan menggendong Luwhiie dan Iza . Melihat hal itu , kelegaan yang tadinya terpancar dari raut muka Juki pun menghilang .

“ Ada apa dengan mereka ? “ Tanya Juki curiga

“ Biar gue yang menjelaskan “ Jawab Netha lagi .

“ Lebih baik , sekarang kita antarkan dulu mereka ke kamarnya masing-masing “ Seru Gen .

Sementara semua org tampak sibuk mengantarkan Iza dan Luwhiie , Nelve pun menarik Vigo ke belakang .
“ Ada apa Nelve ? “ Tanya Vigo heran

“ Temani aku sebentar . Aku ingin kau mengajariku tentang skill mu ! “ Jawab Nelve singkat .

Tak lama setelah mereka berlalu , muncullah Reihn di pintu depan teras . Tampak raut mukanya sangat khawatir

“ Ada apa Reihn ? “ Tanya Satria heran

“ Gue mau ngomong sesuatu sama kalian semua . Ini darurat “ Ujar Reihn sambil menghela nafasnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“ Desa petir menguasai ilmu racun ? “

“ Tampaknya demikian , karena jika tidak , maka mereka tak akan bisa membuat Luwhiie dan Iza menjadi seperti itu “ Ujar Netha .

“ Ini menjadi semakin rumit . Ditambah lagi karena satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan justru terkena racun , maka bila kita terluka , kita tak punya seseorang yang bisa memulihkan kita dengan cepat “ Desis Neo .

“ Apalagi , mata-mata kita belum berkumpul sama sekali “ Tambah Reihn pelan sambil mengacak rambutnya . Tampak sekali kalau dia frustasi dengan keadaan ini .

“ Apa perlu gue jemput ? “ Ujar Coco sambil bersiap berubah wujud , tetapi ditahan oleh Satria
“ Jangan , kalau sampai mereka mengetahui kita berpencar lagi , ini bisa semakin menyulitkan kita “ Cegah Satria .

“ Gue khawatir sama Bima “ Ujar Juki pelan membuat teman-temannya terdiam . Sepertinya , karena berbagai peristiwa dan kejadian yang ada , membuat mereka menjadi sedikit melupakan Bima .

“ Gua baru mendapat kabar dari mata-mata kita di desa tanah , mereka mengatakan kalau belum pernah melihat Bima , ataupun Ica disana “ Ujar Reihn .

“ Oh iya , gue juga baru dengar dari Chansey , kalau dia bilang desa petir mengubah arah haluan serangan mereka “ Gumam Coco membuat teman-temannya menjadi terkejut .

“ Bisa lo jelaskan Co ? “ Tanya Reihn lagi .

“ Mereka hendak menyerang desa Tanah , dan menyisakan kita sebagai musuh terakhir dalam daftar penyerangan mereka “ Jawab Coco pelan .

“ Dengan begitu kita tak akan bisa mendapat bantuan dari negara lain kan ? Sungguh pemikiran yang licik ! “ Seru Aitor kesal sambil memukul meja di hadapannya .

Disaat situasi menjadi tegang , terdengar suara yang memecah keheningan . Rupanya berasal dari handphone Reihn .

“ Oh maaf sebentar “ Ujar Reihn sambil berlari ke arah teras depan . “ Ya halo ? “

Tak lama kemudian , terdengar suara teriaka Reihn , yang tentu saja semakin menambah aura ketegangan yang telah ada . Lalu , mereka pun segera berlari menuju teras depan .
“ Ada apa Reihn ? “ Tanya Satria khawatir

“ Sat , itu apa sat , gue takut ngeliatnya “ Ujar Reihn ketakutan sambil membenamkan wajahnya ke punggung Satria .

Mereka pun melihat ke arah yang ditunjuk Reihn . Tampak awan sebelah barat menghitam , disertai dengan kepulan asap tinggi dan bau-bau yang aneh yang membuat suasana menjadi semakin kelam. Terang saja Reihn menjadi ketakutan , karena siapapun yang melihatnya , pasti akan gemetaran . Mariposa pun berteriak histeris sambil memluk Netha .

“ Sial , mereka berhasil menyerang desa tanah “ Desis Juki

“ Bima ! Bagaimana dengan dia ? “ Seru Nao panik .

“ Gue yakin orang sebego dia bakalan baik-baik saja . Masalahnya sekarang adalah mata-mata kita belum kembali , sementara situasi semakin gawat karena bisa saja sewaktu-waktu desa petir akan menyerang kita, apalagi dengan persiapan minimum seperti ini , gue ga bisa ngejamin kalau kita bakalan menang “ Gumam Neo panik .

“ Padahal dahulu kita yang berkunjung ke desa petir , tetapi kini justru mereka yang mengunjungi kita “ Ujar Celesta .

“ Tentu saja , mereka ingin membalas dendam kepada kita ! “ Balas Celeste .

“ Baiklah , gue akan beritahu WaterHawk agar mengketatkan penjagaan di seluruh pintu gerbang desa . Sementara kalian , latihlah kemampuan kalian dengan sungguh-sungguh , karena musuh kita yang sebenarnya akan segera datang “ Seru Satria sambil menenangkan Reihn .

Chapter 19

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mereka mulai memasuki desa angin , yang sudah dirusak oleh prajurit desa petir .
Sekilas , daripada disebut desa , mungkin lebih baik bila disebut kota mati , karena banyak rumah yang terbakar , dan tak ada satupun orang disana . Membuat mereka sedikit gentar .

" Apa semua warga desa angin sudah mati ? " Tanya Phil bergidik , ketika melewati sebuah gerobak yang berisi dengan semangka yang terbakar .

" Sepertinya mereka diculik untuk dijadikan anak buah di desa petir " Jawab Netha sambil tetap menatap ke sekeliling .

" Awasi sekeliling , bisa saja ada musuh di sekeliling kita " Tambah Netha lagi .
Baru saja mereka dia berkata demikian , tiba-tiba terdengar suara Mariposa menginjak ranting kering , menimbulkan suara yang cukup nyaring dan menggema .

" Ya ampun baru aja dibilangin " Desis Gen panik ,
tak lama kemudian , terdengar suara kicau burung mendekat . Dan bila diperhitungkan dari suaranya , tampak sangat ramai .

" Astaga , gerombolan vulture ! " Teriak Mariposa panik , melihat gerombolan burung bangkai yang sangat banyak di atas sana , hingga hampir menyerupai sebuah awan .

" Serang ! " Seru Phil sambil mengibaskan tangannya ke arah depan dan mengeluarkan serangan angin yang menghilangkan sebagian kecil dari burung-burung itu .

" Sepertinya ada yang aneh dari burung-burung ini " Gumam Gen sambil berkali-kali mengibaskan senjatanya ke arah burung-burung yang selalu menukik dengan tiba-tiba ke arahnya , dan sesekali mengeluarkan serangan es .

" Ga ada habisnya ! " Tambah Mariposa sambil berkali-kali melompati vulture dan menyerangnya menggunakan serangan bola petir .

Mereka tampak kerepotan dengan musuh mereka kali ini . Karena sekali ditebas , entah bagaimana caranya , burung-burung itu selalu ada lagi dari belakang . Sebenarnya musuh ini bukanlah merupakan musuh yang kuat , tetapi karena tidak dapat habis , tetap saja merepotkan .

" Bagaimana ini ? Lama-lama stamina gue habis kalau kaya gini terus ! " Gumam Phil sambil terus mengarahkan senjatanya .

" Phil , lihat belakang ! "

Tampak ada sesosok burung yang berhasil lolos dari serangan Phil , dan bersiap untuk menyerangnya . Tetapi sebelum paruh burung itu akan mengenai Phil , Iza dengan cepat memakaikan sihir Inorinya kepada Phil .

" Makasih za , kamu makin pintar menggunakannya ! " Puji Phil sambil menarik nafas lega , lalu kembali menyerang burung-burung itu . Iza hanya tersenyum kecil lalu kembali menyerang dengan menggunakan serangan angin yang baru dia pelajari dari Neo .

" Tapi kita tak bisa begini terus ! Kita harus secepatnya mengetahui darimana datangnya burung-burung ini , kalau tidak , kita bisa kalah ! " Seru Gen sambil menghindari serangan burung-burung yang tampaknya semakin ganas itu . Sesekali , Nelve membantunya dengan mengeluarkan pelindungnya .

" Seandainya ada satu saja barang yang bisa dijadikan petunjuk ! " Keluh Mariposa lagi .
Mendengar keluhan Mariposa , Netha menjadi terdiam sejenak . Lalu mencabut sebuah bulu dari burung itu . Melihat hal itu , tentu saja membuat teman-temannya heran .

" Neth , lo mau apa ? " tanya Gen tak mengerti . Netha hanya tersenyum

" Za , gue minta sihir Inori nya dong " Ujar Netha . Iza pun menyanggupinya .
Setelah itu , Netha meletakkan tangannya yang tengah menggenggam bulu burung itu ke bawah sambil memejamkan matanya . Tak lama kemudian , matanya terbuka , dan diiringi dengan itu , dia langsung melompat dan menghantamkan tangannya ke bawah , dan menimbulkan suara yang cukup keras , disertai dengan retakan-retakan kecil .
Tak lama kemudian , terdengar suara teriakan dari beberapa orang dan terlempar ke tengah-tengah mereka semua . Tampak ada 3 orang prajurit petir terkapar tepat di hadapan Phil dan Mariposa. 

" Keren banget Neth ! " Ujar Gen kagum . Netha tertawa 

" Kalau gak keren bukan gue dong namanya " Ujarnya lagi

" Gue ngerti , jadi ini alasannya kenapa lo mati-matian minta ke Juki supaya diijinin berguru ke desa petir " Tambah Phil sambil melirik ke arah tiga orang itu .
Melihat itu , Phil pun melirik ke arah Gen sambil tertawa licik lalu mengeluarkan skill akar dan membelit kaki ketiga orang prajurit itu .

" Lo tau apa yang gue pikirin saat ini Gen ? " ujarnya sambil tertawa licik .
Gen meresponnya dengan ikut tertawa , lalu menyiapkan ancang-ancang , untuk menyerang ketiga prajurit petir itu . Melihat itu , mereka pun langsung histeris dan memohon agar tidak dilukai . 

" Kalau ingin selamat , beritahu kami dimana kedua teman kami berada " Ancam Phil sambil  mengarahkan senjatanya tepat di depan muka salah satu prajurit itu .

" Mereka sama sekali tidak kami apa-apakan ! Mereka mungkin masih ada di dalam kota ! " Seru salah satu dari prajurit itu .

Baru saja Phil akan mengancam lagi , tampak Vigo  berada di dalam salah satu toko kecil yang tak terbakar dan terletak cukup dekat dari lokasi tempat mereka mengancam musuh itu , bersama seorang cewe .

" Nethaa sebelah sinii " Seru Vigo lagi .

Mendengar itu , mereka pun langsung mendekati Vigo .
Prajurit itu ? Sudah Phil kurung dengan menggunakan skill akar tanamannya .

" Kemana aja lo Vig ? Oh iya Luwhiie mana ? " Tanya Gen lagi .
Mendengar itu , tampak muka Vigo menjadi muram . 
Melihat hal itu , tentu saja membuat teman-temannya khawatir .

" Vig ? "

" Dia terluka parah Gen , dan sekarang ada di dalam toko ini " Ujar Vigo pelan .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 18

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tadi kami lagi saling kontak lewat HP , tapi tiba-tiba ada suara berisik , dan samar-samar terdengar suara Vigo berteriak memanggil Luwhiie, lalu teleponnya terputus ! " Seru Aitor panik

" Apa ? Memangnya apa yang dikatakan oleh Vigo ? " Tanya Juki mencoba menenangkan

" Katanya dia berkata , desa angin lagi tidak stabil karena mulai ada penyerangan , dan dia juga berkata akan kembali ke basecamp ini untuk mengungsi karena situasi disana tidak aman , tetapi seusai berkata begitu , tiba-tiba terdengar suara berisik dan kontakpun terputus " Jelas Nao lagi .

" Apa mungkin mata-mata desa petir sudah mencapai desa angin ? " Tanya Coco tegang , membuat Nao terkejut

" Co , bisa ga sih munculnya ga tiba-tiba ? Bikin jantungan aja " Sergah Nao kesal

" Habis gue tadi lewat di sekitar sini buat mencari minum , tiba-tiba kedengeran suara Aitor yang kayanya heboh bener , yaudah gue kesini " Ujar Coco lagi .

" Udahlah , itu ga penting . Lalu apa yang harus kita lakukan Juk ? " Sergah Aitor tak sabar ,

Juki terdiam , tampak serius berpikir ,
Tak lama kemudian , masuklah Satria dan Reihn
melihat situasi yang tak biasa , membuat Reihn menjadi curiga

" Ada apa lagi ini ? "  Tanya Reihn curiga , dan Nao pun segera menceritakannya , sesekali dia menarik nafas karena terlalu panik . Juki langsung terduduk lemas di kursinya

" Bagaimana ini sat ? barusan Gen dan yang lainnya kesana buat mencari Vigo ! " Ujar Juki frustasi sambil memegang kepalanya . Tampak sekali kalau dia kebingungan .

" APA ? GEN KESANA JUGA ? " Seru Aitor dan Nao berbarengan

" Iya , buat menemani Nelve , katanya dia ingin mencari Vigo buat mengajarinya skill " Jelas Satria .

" Pasti mereka belum jauh , ayo kita susul ! " saran Reihn , Satria menggelengkan kepalanya

" Ga akan sempat , Gen dan Phil pernah berguru kepada Bima tentang skill teleportasi , jadi aku yakin, mereka sudah hampir mencapai desa angin " Ujar Satria .

" Secepat itukah mereka ? " Tanya Coco tak percaya

" Sebenarnya tidak , tetapi karena Phil menguasai skill menyerang dari belakang , otomatis kecepatan dia juga lebih tinggi . Dan bila digabungkan dengan kecepatan Gen , rasanya jawaban ku yang tadi masih masuk akal " Jawab Satria lagi .

" Lalu apa yang harus kita lakukan ? " Ujar Reihn bingung .

" Hubungi semua mata-mata , suruh mereka untuk kembali ke desa air ! Sementara untuk mata-mata kita yang berada di desa Petir , suruh mereka untuk menjemput Gen dan yang lainnya di desa Angin ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali kepada Phil dkk)

Tepat seperti yang dikatakan Satria , kini mereka baru saja selesai menuruni lembah angin .

" Tinggal sedikit lagi kita sampai ke gerbang desa angin " Ujar Phil sambil membantu Iza turun .

" Apa gak terlalu cepat ? " tanya Nelve lagi . Sebenarnya dia merasa sedikit pusing karena terus-terusan diseret oleh Gen dan juga Phil .

" Gak kok , cuma tinggal menyusuri jalan itu saja. Jadi gue rasa ga perlu memakai kekuatan , cukup berjalan biasa saja " Jawab Gen sambil mengusap kepala Nelve .

" Memangnya kenapa Nelve ? Kamu pusing ya ? " Tanya Iza lagi . Nelve menggelengkan kepalanya lalu tersenyum

" Kayanya kita juga berlebihan nih , memakai kekuatan sampai dia menjadi kaya gitu " Ujar Gen sambil menggaruk kepalanya .

" Ya mau bagaimana lagi , kita harus bergerak cepat , karena situasi sekarang cukup berbahaya " Sambung Phil lagi .

Lalu disepanjang perjalanan , mereka pun membicarakan banyak hal , dan ketika hampir mencapai gerbang desa angin , terlihat ada suara dentuman keras , lalu terlihat ada kepulan asap di atas . Melihat itu , mereka pun menjadi curiga

" Ada apa ini Gen ? " Tanya Phil curiga , sementara Gen hanya terdiam . Tak lama kemudian , terlihat ada seseorang yang terbanting keluar dari gerbang . Kalau dilihat dari pakaiannya , sepertinya mata-mata desa Petir, tetapi untuk yang ini tidak memakai jubah .

" Prajurit desa petir " desis Gen lagi , membuat ketiga temannya panik .

" Desa petir sudah mencapai sini ? Lalu bagaimana dengan Vigo dan Luwhiie ? " Seru Phil panik .

Tak lama kemudian , terlihat ada seorang prajurit desa petir lagi yang terbanting , diikuti oleh kabut-kabut yang ditimbulkan karena dentuman itu .

" Lo ? Itu Phil sama Gene kan ? "

Perlahan , kabut pun menghilang , dan terlihat ada dua orang perempuan disana , dan memakai pakaian desa Petir .

" Netha dan Mariposa ! " Seru Phil terkejut .

" Ngapain kalian kesini ? " Tanya Mariposa heran .

" Kami mau mencari Vigo , sementara kalian sendiri ? " Tanya Gen balik .

" Kami mendapat informasi dari Juki , untuk menjemput kalian di desa angin karena desa ini sudah diserang oleh desa petir . Syukurlah kalau sudah bertemu " Jelas Netha lagi .

" Mereka orang-orang yang dibicarakan itu ya ? " Tanya Mariposa sambil menunjuk ke arah Nelve dan Iza . Phil mengangguk

" Yap , namanya Nelve dan Iza . Nelve spesialisasi skill perlindungan , sementara Iza skill penyembuhan " Jelas Phil .

" Kalau begitu perkenalkan ! Nama gue Mariposa , dan spesialisasi gue di bidang membalikkan serangan , sementara Netha di bidang dai kyodo , kami mata-mata bagian desa Petir ! " Ujar Mariposa lagi sambil tersenyum riang.

" Kalau begitu , ayo kita kembali ke desa air " Ajak Netha .

" Gak bisa Neth , kita harus mencari Vigo dan Luwhiie dulu . " Tolak Gen lagi .

" Tapi situasi desa angin lagi berbahaya Gen , " Ujar Netha lagi .

" Gue tau , tapi apapun alasannya , kita ga boleh ninggalin teman sendiri " Sambung Phil , yang diiyakan oleh Gen .

Netha mengangkat bahunya , tanda menyerah
" Yasudah terserah , tapi gue sudah mengingatkan lho " Ujarnya lagi .

Mereka pun melihat gerbang desa angin , tampak bangunan terbakar dimana-mana , sementara tak ada satupun manusia disana , membuat Phil merasa ngeri .

" Semoga ga ada kejadian apa-apa " Gumam Phil pelan
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 17

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tidak Bisa ! "

" Tapi Juk , ini kan buat . . "

" Pokoknya tidak bisa ! Apa kau tidak tahu bagaimana situasi desa sekarang ini ? Bisa-bisa kau diserang oleh desa Petir duluan ! "

Kini , tampak di ruangan kerja milik Juki , Gen mencoba meyakinkan Juki untuk membiarkan dia dan Phil pergi untuk mengantar Nelve ke desa angin . Dan seperti dugaan mereka sebelumya , Juki menolak permintaan mereka dengan tegas , hingga terjadi keributan kecil .
Mendengar suara ribut, Satria pun mendatangi mereka

" Ada apa ini ? " Tanya Satria heran .

" Ini sat , mereka bertiga mau pergi ke desa angin " Jawab Juki . Satria menoleh ke Gen " Gen , lo tau kan bagaimana situasi saat ini ? "

" Mending kalian ikut gue ke Nelve deh ! Biar dia yang jelasin ! " Ujar Gen kesal karena merasa omongannya tidak dipercaya . Mereka pun berjalan menuju ruang tengah . Tampak Nelve dan Phil menunggu disana .

" Nah Nelve , bisa jelaskan ? " Tanya Juki , to the point langsung .

" Di kertas pemberian kamu , aku membaca ada satu skill yang belum ada namanya , namun disitu tertulis , aku harus mempelajari skill pemantul serangan , dan kan kamu sendiri yang bilang Juk , kalo Vigo lah spesialisasi skill itu " Jelas Nelve , membuat Juki terdiam . Dia pun menoleh kepada Satria
" Bagaimana menurut lo sat ? "

Satria terdiam , lalu berkata " Yah mau bagaimana lagi ? Kita juga ga bisa mengecek kertas itu karena hanya dia yang bisa membaca . lagipula , tak mungkin dia berbohong dalam situasi begini " Jawab Satria . Juki pun menyerah

" Ya sudah deh , gue ijinin " Putus Juki akhirnya .

" Nelve , kalo kamu mau pergi aku juga ikut ! "

Tiba-tiba , tampak Iza sudah berada di samping Nelve sambil memeluk lengannya

" Tidak bisa Iza , ini bukan piknik " Jawab Juki tegas

" Tapi , kalau ga ada Nelve , aku ga ada temen ngobrol disini . " Ujar Iza sambil mengeluarkan tatapan memohon , membuat Juki menggaruk kepalanya

" Ah sial , gue uda lemah kalo uda urusannya kaya gini " Gumamnya kesal , lalu mengijinkan Iza untuk ikut bersama Phil dan yang lainnya .

Ketika mereka akan meninggalkan basecamp , tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil mereka

" Nelve , tunggu ! "

Mereka pun menoleh , tampak Neo mengejar mereka dengan susah payah

" Neo ? Bukannya luka kamu belum sembuh ? " Tanya Iza kawatir meliat perban-perban yang masih membalut lengan Neo .

" Gue cuma mau ngasih ini " Ujar Neo pendek sambil menyerahkan sebuah kertas ke Nelve . Tampaknya seperti sebuah peta .

" Peta apa ini Neo ? " tanya Phil tak mengerti

" Itu adalah tempat dimana Vigo biasa ada di desa angin . Gue harap bisa membantu " Jawab Neo .

" Thanks deh Neo , dan lebih baik lo kembali ke basecamp , itupun kalo lo ga mau diomelin Juki " Ujar Gen sambil terkekeh geli .

" Gue udah kebal sama omelannya Juki , wkwk . Oh ya , pesan gue , jangan pernah mendatangi tempat yang ada simbol desa petirnya " Ujar Neo lagi .

" Karena ada mata-mata kan ? Kita sudah tahu kok " Ujar Phil lagi .

" Yasudah , kalau begitu , jaga diri kalian baik-baik deh . Gue balik dulu , semoga sukses " Pamit Neo sambil bersusah payah kembali menuju basecamp .

Phil melihat peta di tangan Nelve

" Semoga ini bisa membantu " Ujar Phil penuh harap .

" Jadi kita memakai rute yang mana ? " Tanya Nelve .

" Kita akan menyebrangi 2 sungai , lalu melewati simpang jalan , dan meyusuri  2 lembah angin . " Jawab Gen lagi

" Tenang saja , medannya ga sulit kok , anak kecil aja pasti bisa melewati " Tambah Phil .

Lalu , mereka pun melanjutkan perjalanannya .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(sementara itu di basecamp)

Juki masih asyik dengan pekerjaan rutinnya , dan tetap ditemani dengan secangkir kopi .
Tiba-tiba , muncullah Nao dan Aitor , muka mereka tampak sangat pucat , membuat Juki curiga .

" Ada apa ? " Tanya Juki penasaran .

" Juk , gawat Juk , si Vigo . ."

" Iya ada apa dengan Vigo ? " Tanya Juki balik . Perasaannya semakin tidak enak ketika melihat sorot mata Nao dan Aitor yang tampak sangat panik .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Chapter 16

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Kami memutuskan untuk mengumpulkan semua orang yang terdaftar memiliki kekuatan khusus seperti yang dikatakan oleh dokumen itu " Ujar Satria .

" Memangnya apa kekuatan terakhir ? Bukannya Juki mengatakan kalau dia belum bisa menerjemahkannya ? " Tanya Nelve .

" Kekuatan terakhir yaitu menyerap kekuatan musuh , " Jawab Gen .

" Dan siapa yang memilikinya ? " Tanya Iza

" Nah makanya itu , kita harus mencari . . "
Belum selesai Satria mengatakan sesuatu, tiba-tiba tampak Reihn langsung menunjuk ke arah dirinya , membuat semua orang sesaat menjadi terkejut

" Kamu ga bercanda kan ? " Tanya Satria bingung .

" Aku belum pernah seserius ini sebelumnya Sat " Balas Reihn lagi .

" Tapi kenapa tadi lo ga bilang waktu kita rapat ? " Tanya Phil bingung .
Reihn hanya meringis " Kupikir ga adil kalo hanya beberapa org yg tau , jadi aku memutuskan untuk mengakuinya di saat seperti ini ? " Ujar Reihn

" APA ? kau hamil Reihn ? " seru Aitor shock

" Eh tor, lo kebanyakan nonton sinetron, pendengarannya trobel ato emang minta brantem sama gue ? " Ujar Reihn kesal , sementara Aitor hanya tertawa .

" Mengenai info , gue jadi teringat sesuatu " Ujar Celesta

" Apa itu ? " Tanya Satria tak sabar .

" Pertahanan desa api mulai kritis . Desa Petir mulai melancarkan serangannya dan mereka mulai menyerang desa yang terdekat dulu " Jelas Celeste .

" Memangnya sistim penyerangan mereka bagaimana ? " Tanya Satria lagi

" Berbentuk huruf U . Jadi urutannya Desa api , angin , air , dan terakhir tanah " Jelas Celesta

" Darimana kau mengetahuinya ? " Tanya Gen ragu .

" Kalau gue ga tau , jangan pernah sebut gue mata-mata " Ujar Celesta sambil bertos ria dengan Celeste.

" Singkatnya  kalian mengungsi ke sini , begitu ? " Ujar Phil sambil tersenyum meledek , mungkin dia lagi balas dendam ?

" Sial lo Phil " ujar Celesta kesal . Phil hanya terkekeh .

" Bagaimana ini ? Vigo dan luwhiie kan sudah kembali ke desa angin " Ujar Nao panik .

" Segera beritaukan kepada seluruh mata-mata , untuk kembali ke desa air " Ujar Satria .

" Memang untuk apa sat ? " Tanya Gen

" Rencana Perang ! "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( menjelang malam )

Tampak Iza dan Nelve tengah sibuk dengan urusannya masing-masing .
Kalau Iza tengah sibuk berfikir , sementara Nelve tengah sibuk membaca kertas pemberian Juki .
Karena merasa situasi yang tak enak , Iza pun memulai pembicaraan

" Tadi lucu ya , melihat Juki dipaksa begitu " Ujar Iza , membuat Nelve tertawa

" Kasihan juga gue ngeliatnya , tapi emang , mukanya Juki tadi tuh melas banget , " Kata Nelve di sela-sela tawnaya . Iza tertawa menndegarnya " Kayanya di desa ini emang sudah pada punya pasangan sendiri-sendiri ya " Ujar Iza di tengah" tawanya .

" Wkwk , eh za , ada ga cowo dari desa ini yg lagi dekat sama kamu ? "  Tanya Nelve membuat Iza menghentikan tawanya , lalu berpikir " Ehm , mungkin Phil ? "

Mendengar nama itu , Nelve berusaha sekuat tenaga menahan tawanya " Oh ya ? Mengapa bisa ? "

" Soalnya dia yang melindungi aku waktu aku pertama kali datang , dia juga yang mengajari dan menemani aku buat mempelajari skill Inori itu " Jawab Iza . Nelve hanya tersenyum mendengarnya

" Kenapa nel ? ada yang salah ? " Tanya Iza tak mengerti

" Gak , berarti apa yang dikatakan Celesta tadi bener " Ujar Nelve membuat Iza bingung , lalu mukanya menjadi merah " Ih Nelve , apaan sih " Seru Iza sambil memukuli Nelve dengan bantal .

" Kamu sendiri , g ada cowo dari desa ini yg lg dekat ? " Tanya Iza cepat , membuat Nelve terdiam .

" Mungkin si Gen kali ya ? " ujar Nelve , membuat Iza balik tersenyum " Karena ? "

" Dari awal  dia juga yang nyelamatin aku dari monster , lalu dia juga terus"an memegang tanganku waktu bertarung saat kamu datang itu iza " Jawab Nelve , sejenak kemudian tampak Ia sudah tertawa dan membuat muka Nelve memerah

" Ah sial , rupanya pertanyaan jebakan " Gerutu Nelve kesal melihat Iza tertawa .

Tak lama , terdengar dari arah pintu itu, tampak dua org yg daritadi mereka bicarakan ,  tengah melintas.
Melihat kedua org itu , Nelve langsung berlari kepada mereka .

" Gen ! Phil ! Aku mau minta tolong ! " Ujar Nelve sambil mengejar mereka .

" Tolong apa ? " Tanya Gen .

" Antarkan aku ke desa angin " Ujar Nelve membuat Phil tertegun " Kau gila ? Kau tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Celesta tadi ? " Seru Phil kesal .

" Memangnya ada apa ? " Tanya Gen lagi , sambil menenangkan Phil

" Aku mau belajar ilmu pembalik serangan sama Vigo ! "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Special Chapter part 3

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu di basecamp)

Juki seperti biasanya , selalu sibuk dengan kertas-kertas dokumen itu . Sambil memegang secangkir kopi di tangan kanannya , dia terus berusaha menerjemahkan arti-arti dari tulisan itu , lalu menulisnya ke sebuah buku .
Saat dia tengah serius menulis , tiba-tiba Bima datang dan membanting pintu ruang kerja Juki , dan membuatnya nyaris tersedak .

" Eh bim , emang ga bisa ya ketuk pintu dulu ? " Ujar Juki kesal .

" Gawat Juk ! Dari pengamatan , tampak ada jejak bahwa mata-mata desa petir sudah mencapai desa ini ! " Seru Bima panik . Juki yang mendengarnya mencoba tenang .

" Lalu ? "

" Dikabarkan kalau mereka tengah bermalam di sebuah rumah tua yang ada di pinggir kota ! " Seru Bima  lagi .

" Nah terus kenapa ? Bukannya itu masih sangat jauh dari sini ? " Sahut Juki sambil meminum kopinya .

" Yang gue maksud adalah , rumah yang sedang dikunjungi oleh Phil dan yang lainnya " Sambung Bima jengkel , karena melihat reaksi Juki yang biasa saja .
Mendengar itu , spontan Juki menyemburkan kopinya " APA ? "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke awal cerita )

Satria masih sibuk melawan musuh yang terus menyerangnya . Dia tak bisa melihatnya dengan baik , karena situasi yang sangat gelap (karena memang sudah malam) ditambah lagi , musuh itu terus-menerus mengarahkan senjatanya , membuat Satria tak bisa berfikir untuk menganalisa dan menebak-nebak siapakah yang tengah menyerangnya saat ini .

Sementara Phil , dia tampak mati-matian berusaha menahan tali itu agar tidak semakin merosot ke bawah. Gen pun menjadi bingung . Dia ingin sekali membantu Satria , dan tentu mudah baginya bila dia memutuskan untuk memanjat ke arah atas , tetapi kalau demikian , maka dia tak bisa membawa Nelve ke atas dan harus meninggalkan dia disini .

" Pergilah " Ujar Nelve membuat Gen terkejut
Melihat raut muka Gen yang seakan tidak setuju , Nelve pun menambahkan
" Aku ga mau jadi pengganggu . Lebih baik kamu bantu Satria dulu , aku akan menunggu disini " Ujarnya sambil tersenyum . Karena situasi, dia pun dengan berat hati meninggalkan Nelve di bawah .
Melihat Gen yang tiba-tiba berada di sampingnya , membuat Phil terkejut

" Lo gila ya ? Kenapa malah milih ninggalin dia di bawah ! Terus usaha gue mati-matian buat nahan elo tadi itu buat apa ! " Seru Phil kesal , karena merasa usahanya sia-sia

" Gue juga ga mau , makanya lebih baik kita cepat-cepat menolong Satria , supaya bisa cepat menolong Nelve di bawah " Ujar Gen sambil menyiapkan senjatanya . Tampak aura dingin keluar dari tubuhnya .

" Sat , minggir ! " Seru Gen kepada Satria , dan Satria yang menyadari kalau Gen akan mengeluarkan skill khususnya pun , refleks melompat mundur sampai berada di samping Phil .
Gen mengeluarkan ancang -ancang , lalu mengibaskan senjatanya ke arah lantai . Tampak gunungan es muncul dalam jumlah yang cukup banyak , dan terus menuju ke arah depan .
Tampak terdengar suara gaduh , dan sesaat kemudian , terdengar suara dinding belakang mereka rusak , lalu mereka pun menghilang . Meskipun sekilas , Satria bisa melihat ada simbol desa Petir disana .

" Rupanya mata-mata desa Petir " Ujar Satria .

Tak lama kemudian , muncul Aitor, Bima dan Coco . Mereka tampak sangat panik " Kalian gak apa-apa ? " Tanya Bima panik . Mereka bertiga mengangguk .
Tak lama kemudian , terdengar suara jeritan Nelve lagi , membuat keadaan menjadi kembali panik .

" Astaga Nelve ! "  Seru Phil sambil berlari ke arah belakang

" Jadi daritadi lo belum menolong dia Gen ? " Tanya Satria heran . Gen hanya terdiam .

" Nelve ! Lo gak apa-apa ? " Seru Aitor dari atas .

" Iyaa , tapi batu-batu disini rapuh , susah mendakinya " Ujar Nelve sambil berusaha memegang batu yang ada disana , tetapi terdengar suara batu yang terjatuh , yang menandakan kalau sebentar lagi batu terakhir yang tengah Nelve pegang itu akan runtuh juga .

" Duh gimana nih ? Tali gue juga udah abis " Gumam Satria bingung .

" Keluarkan jaring saja ! "

Aitor terdiam , lalu mengangkat tangannya ke atas , dan mengibaskannya ke bawah . Tampak ada sebuah jaring tepat di bawah Nelve .
Dan ketika batu terakhir runtuh , Nelve pun terjatuh tepat di jaring-jaring buatan Aitor tersebut .
Bima dan Gen pun dengan cepat turun ke bawah dan mengangkat Nelve ke atas .

Dalam perjalanan pulang , tampak Bima tengah mengomeli Phil .
" Lain kali lo ga boleh yang namanya ke tempat-tempat yang ga jelas ! Ngerti lo Phil ! " Seru Bima marah ,, sementara Phil hanya bungkam .

" Tapi pada akhirnya , yang namanya rumah hantu itu sama sekali ga ada benarnya ya " Ujar Satria sambil memandang ke arah langit .

" Iya , kalo ga Coco yang nyaranin gue buat ngelempar jaring , gue ga bakalan inget . " Ujar Aitor sambil menepuk pundak Coco .

" Apa ? Siapa yang bilang ? " Ujar Coco bingung , membuat semuanya ,menghentikan langkahnya .

" Lo , tadi jelas-jelas gue denger lo teriak buat ngeluarin jaring kan ? " Tanya Aitor lagi . Coco pun menggelengkan kepalanya kuat-kuat

" Sumpah demi apapun , itu bukan gue ! Gue malah ngira kalo itu tadi suara si Gen ! " ujar Ccco . Mendengar namanya disebut , Gen buru-buru membantah " Gue malah daritadi sibuk mikir ! "

Sejenak , mereka terdiam .
Lalu suara siapakah tadi ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
^u^-Special Chapter End- ^.^

Chapter 15

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Pintu geser terbuka , dan tampak ada dua orang cowo yang lalu berebutan untuk masuk , hingga salah satu dari cowo itu terjatuh ke depan . Sementara itu , temannya menertawakannya dari belakang .
Nao pun tertawa melihatnya . Sementara Nelve dan Iza hanya bertatapan , lalu tertawa bersama .

" Salah satu mata-mata kembar desa air sudah pulang ternyata, pantas aja heboh suasananya " Ujar Phil yang tiba-tiba muncul dari belakang kedua cowo itu . Kedua cowo itu hanya bertatapan , lalu tertawa kembali . " Mata-mata kembar desa api sudah kembali ! " Seru kedua cowo itu .

" Mata-mata kembar ? " Ujar Nelve , membuat Nao tersadar
" Oh iya , kalian belum kenal ya , yang tadi terjatuh itu namanya Celeste , sementara yang tadi tertawa itu namanya Celesta " Jelas Nao .

" Oh ini ya anak baru yang dibicarain itu , " Ujar Celeste sambil memandangi Iza , lalu keburu diseret oleh Phil ke luar dari ruangan itu .

" Apaan sih Phil ! Ngeganggu orang aja lo ! " Seru Celeste kesal .

" Lo itu dateng-dateng langsung ngelirik cewe ! Setidaknya kasih info kek ! " Balas Phil jengkel . Celesta yang curiga , lalu memandangi Phil sambil tersenyum , membuat Phil merasa tak enak .
" Apaan lo senyum-senyum ? " Seru Phil kesal .

" Tau deh , rupanya Phil suka sama Izaa "

Mendengar ucapan Celesta itu , membuat muka Phil langsung memerah , " Eh sialan , pulang-pulang langsung gosip lo ! " Seru Phil lagi .

" Oh begitu toh , pantes aja gue sampe diginiin " Tambah Celeste sambil melirik licik ke arah Celesta , dan Celesta pun membalasnya juga .

" Pantas saja suasana dibawah heboh , rupanya kalian sudah pulang "

Dari arah belakang , tampak Juki sudah berada di sana , dan mengamati , membuat Phil terkejut " Sejak kapan lo disitu ? " Seru Phil kesal .

" Dari pertama sejak Celeste lo tarik " Jawab Juki sambil tertawa licik .

" Jadi lo pasti tau semua yang tadi terjadi kan ? " Ujar Celesta sambil melirik penuh arti ke arah Juki

" Semuanya dari bagian terkecil pun gue inget " Balas Juki sambil membalas tatapan Celesta dengan tatapan licik , membuat Phil merasa semakin terpojok " Rese ah ! " Seru Phil kesal sambil berlari ke arah luar , dan membuat semua orang yang berada di ruangan itu tertawa, kecuali Iza yang masih bingung .

" Udah lama gue ga ngeliat si Philo ngambek " Ujar Nao di sela-sela tawanya .

" Apa lo ga terlalu kejam Cel ? " Sahut Celeste di sela-sela tawanya .

" Ga lah , lagian udah lama gue ga ngeledek si Philo " Balas Celesta sambil menghapus air matanya karena terlalu banyak tertawa . Satria dan Reihn yang baru datang bingung melihat semua orang tertawa .

" Ada apaan nih ? Kok kayanya lagi pada hepi " Tanya Reihn bingung .

" Ada deh , makanya jangan mojok terus , biar ga ketinggalan berita ! " Ujar Celeste , sambil menyikut Satria .

" Sial , setengah tahun di desa lain , sifat jahil kalian masih ga berubah-berubah juga " Ujar Satria heran.

" Iya dong , kami kan sang pencerah suasana, makanya kami datang kesini " Ujar Celesta dan Celeste sambil bertos ria .

" Maksudnya ? " Ujar Juki tak mengerti

" Kami mendapat telepon dari Vigo , katanya situasi disini lagi suram . Makanya kami memutuskan untuk kembali ke sini " Jelas Celeste , membuat Satria tertawa " Ada-ada saja "

Tak lama kemudian , muncul Phil dan Gen dari arah depan , dan melihat Phil kembali , membuat Celesta kembali meledek " Wah Phil , udahan ngambeknya ? " Ujarnya sambil tertawa . Phil mendengus .

" Rese ah , eh Juk , ada yang mau ketemu sama lo tuh di depan " Ujar Phil kepada Juki yang asik membaca kertas-kertas dokumen .

" Siapa ? " Tanya Juki tanpa mengalihkan pandangan dari kertasnya . Gen pun membisikkan sesuatu di telinga Juki , dan membuat dia buru-buru menyimpan semua dokumen itu ke dalam suatu map , dan buru-buru berlari ke belakang . Tetapi keburu ditahan oleh Gen " Eeeeh , mau kemana lo Juk ? "

" Ah gue belom siap nih ! Muka gue masih berantakan ! Rambut juga ! Dan tentunya hati gue juga masih gak siap ! " Ujar Juki panik , membuat Satria dan Reihn teringat akan sesuatu
" Oh iya , si MyChan sms gue kemarin malem , bilang ingin ketemu sama Juki hari ini " Ujar Reihn membuat Juki semakin panik

" KENAPA LO GA BILANG DARI KEMARIN ! " Seru Juki kesal , sambil buru-buru merapikan dokumen itu , dan berusaha melepaskan tangan Gen dari lengannya " Lepasin woi ! Gue mau dandan dulu ! " Seru Juki kesal

" Alah , elo dandan ? Palingan nanti masuk kamar sambil pua-pura tidur biar punya alasan supaya ga ketemu ! " Seru Celeste membuat Juki semakin panik " Ah sial , buka alibi dia " Gumam Juki kesal .
Reihn lalu menepuk tangannya , dan membisikkan sesuatu ke Satria ,

" Ide kamu boleh juga " Ujar Satria sambil tertawa , lalu berjalan ke arah Juki , dan menyeretnya ke arah depan .

" Sat sat , rese lo ah ! " Ujar Juki sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman Satria , membuat Satria kerepotan
" Gen ! Bantuin gue dong ! " Serunya , membuat Gen langsung ikut mencengkarm lengan kiri Juki dan menarik nya ke depan .

Setelah mereka pergi , giliran Nelve dan Iza yang masih tak mengerti

" Memang MyChan itu siapa ? " Tanya Nelve pada Nao .

" Oh MyChan ? Dia cewenya si Juki " Jawab Nao disela-sela tawanya . Tampaknya dia cukup menikmati "pertunjukan" tadi .
Tak lama kemudian , Satria dan Gen sudah berlari dan kembali ke teras belakang , sambil bertos ria dan tertawa bersama . Tampaknya mereka puas sekali karena sudah mengerjai Juki .

" Sudah lama gue gak tertawa kaya gini " Ujar Satria di sela-sela tawanya .

" Sat , jangan cuma ketawa doang ! Gimana hasil rapatnya ? " Ujar Coco yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka semua .

" Lah co , elo darimana aja ? " Tanya Nao heran , karena dia merasa tak melihat dia seharian ini .

" Gue ketiduran di kamar " Jawab Coco sambil terkekeh .

" Hasil rapat ? Oh iya hampir saja lupa . " Ujar Satria lagi .

" Jdi apa hasilnya ? " Tanya Coco tak sabar .

" Begini . .  "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 14

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Keesokan paginya )

Tampak basecamp itu sepi , tak seperti biasanya .
Selain Iza yang tengah duduk di teras belakang sendirian , tampak tak ada orang lagi .
Tak lama kemudian , terdengar suara pintu geser dibuka .
Rupanya Nelve , dan mukanya tampak lelah sekali .

" Semalam kemana Nel ? " Tanya Iza heran , melihat Nelve yang tak seperti biasanya . Karena pagi ini mukanya tampak kusut sekali .

" Abis nyasar setelah nyari dapur . Terus ketemu Juki di ruang latihan . " Jawab Nelve sambil menguap . Lalu , dia menoleh ke kanan kiri . Merasa situasi tak biasa , dia pun bertanya pada Iza

" Yang lain pada kemana za ? " Tanya Nelve sambil duduk di samping Iza
Iza mengangkat bahunya . Tanda tak mengerti . Nelve pun menggaruk kepalanya " Lalu hari ini kita mau ngapain nih ? " Tanya Iza bingung .
Nelve berpikir sejenak , lalu mengeluarkan kertas

" Bagaimana kalau kita latihan sendiri aja ? " Usul Nelve . Melihat Nelve mengeluarkan kertas itu  dia pun mengangguk setuju lalu mengeluarkan tasnya.

" Skill apa aja yang kamu pelajari dari Neo za ? " Tanya Nelve . Iza pun berdiri , lalu dikibaskan tangannya ke sampingnya , dan meski tak terlihat , tampak ada angin yang berhembus cukup kencang , sampai menuju pohon yang ada di depan Iza . Nelve kagum melihatnya " Kereen ! " pujinya . Iza tersipu " Kalau kamu Nelve .? Apa yg kamu pelajari dari Satria ? " Tanya Iza balik ,

Nelve terdiam , lalu mengulurkan tangannya ke arah Iza . Tampak ada bola api kecil disana .
" Wah , mirip seperti yang biasanya Satria keluarin ya ! keren ! " Puji Iza .
Lalu , pagi itu , mereka pun menghabiskan waktu sambil menceritakan pengalaman masing-masing saat pertama kali datang ke desa ini . Dan melupakan sejenak dengan kertas itu .

" Oh iya , ada skill baru yg kamu pelajari dari kertas itu ga ? " Tanya Nelve lagi . Iza lalu mengulurkan kertasnya ke Nelve " Ini nih , namanya Inori . Tapi aku hanya bisa mengeluarkannya selama 10 detik " Ujar Iza lagi . Nelve pun membaca tulisan di kertas itu .

" Bukannya memang maksimal 10 detik ? " tanya Nelve heran . Iza terkekeh " Tapi aku kan inginnya lebih cepat " Ujar Iza .

" Emang fungsinya apa ? " Tanya Nelve . Iza tersenyum , lalu berdiri dan turun ke bebatuan di bawah .
Dia terdiam , lalu mengarahkan tangannya ke atas . Tampak sebuah sinar kuning mengelilingi dirinya .

" Coba kamu serang aku Nelve " Ujar Iza . Nelve yang mendengarnya walau agak bingung . Tapi menurutinya . Dia pun mengulurkan tangannya seperti akan mengeluarkan pelindung , lalu mengarahkannya ke arah berlawanan hingga membentuk semacam panah , lalu melemparkannya ke Iza . Dan tampak panah itu telah lenyap sebelum sempat mencapai Iza .
Setelah itu , sihir Iza pun menghilang .

" Kamu tadi make skill apa Nelve ? " Tanya Iza heran , karena sepertinya dia belum pernah melihat skill itu sebelumnya .

Nelve tertawa lalu berkata
" Dari kertas ini dong . Oh ya , btw skill mu keren banget , hampir mirip seperti pelindungku , tapi punyamu dihancurkan , bukan dipantulin " Ujar Nelve lagi .

Iza tersenyum , lalu membaca kertas itu lagi " Ada 1 skill yang masih bikin aku penasaran " Kata Iza sambil kembali duduk di samping Nelve .

" Apa itu ? " Tanya Nelve heran . Iza menyerahkan kertasnya ke Nelve , dan dia pun membacanya
" Rebirth ? Menghidupkan orang mati ? " Baca Nelve . Iza mengangguk .

" Skill Rebirth ? "

Tiba-tiba , di belakang mereka sudah duduk Nao sambil meminum tehnya , membuat Iza dan Nelve tersentak . Merasa kehadirannya mengejutkan mereka berdua , Nao buru-buru meminta maaf " Emang sekaget itukah ? sori sori " Ujarnya lagi .

" Kok lo disini ? " Tanya Nelve heran

" Bangun kesiangan . jadi ga sempat ikut rapat gue " Jawab Nao sambil tertawa . Nelve terdiam . Oh ya , kalau ga salah Juki sudah berkata seperti itu semalam , pikir Nelve dalam hati .

" Memangnya kenapa sama skill rebirth nao ? " Tanya Iza , tak mempedulikan ucapan Nao tadi .

" Gue dulu pernah mencobanya " Jawab Nao pendek , membuat Iza dan Nelve tertarik .

" Oh ya ? Bagaimana ceritanya ? " Ujar Nelve penasaran .
Nao menarik nafasnya .

" Dulu waktu pemimpin desa ini masih bukan Satria , kami pernah menyerang desa Petir sekali " Cerita Nao .

" Lalu apa yang terjadi ? " Tanya Iza tak sabar .

" Di luar dugaan , rupanya penjagaan di sana lebih ketat . Sihirnya juga lebih kuat , membuat kami menjadi kelabakan . Dan titik puncaknya , saat Bima nyaris kehilangan nyawanya gara-gara menolong Satria " Lanjut Nao pelan , membuat Iza dan Nelve terdiam .

" Lalu , lo coba menggunaka skill itu ? " Tanya Nelve lagi .

" Ya , gue mencoba memakainya . Hasilnya memang bisa kita lihat , Bima kembali mendapatkan nyawanya , tapi sebagai gantinya , gue kehilangan bakat gue di dalam skill penyembuhan " Cerita Nao lagi sambil tersenyum tipis , membuat Iza dan Nelve berpandangan . Sebegitu beratnya kah ?

" Saran gue , gunakan aja skill itu bila memang benar-benar butuh . Karena skill itu hanya bisa digunakan sekali saja, dan berbeda dengan skill lainnya , skill ini tak memerlukan latihan khusus , melainkan hanya semacam spesialisasi dalam skill penyembuhan " Lanjut Nao lagi .

Tak lama setelah Nao berkata demikian, terdengar suara derap langkah kaki dari luar .
Suara siapakah itu ?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 13

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Apa ? Kau gagal lagi ?! "

" Sebenarnya saya hampir berhasil menangkapnya , tetapi rupanya dia memiliki kekuatan yang tidak kita duga sebelumnya "

" Aku tak mau tau , apapun alasannya dan bagaimanapun caranya , kita harus menghabisi Satria ! "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke basecamp)

Menjelang senja , mereka baru mencapai basecamp . Anehnya , ketika mereka telah sampai , terlihat situasi tampak sangat hening , membuat Juki menjadi curiga

" Ada apa ini ? Kemana yang lainnya ? " Ujar Satria heran . Juki hanya mengangkat bahu " Padahal tadi masih ada Nao dan Aitor yang berlatih di teras "

Tak lama kemudian , muncullah Gen sambil berteriak " Bimaaaa ! "

" Dia pasti belum jauh ! Cepat susul dia ! " Seru Phil panik .

" Secepat apapun gue , gue ga bakalan bisa menyusul dia ! " Balas Gen lagi
Sementara Aitor dan Coco yang sudah berubah wujud menjadi seekor kucing tampak berlari menuju ke arah utara .
Melihat kekacauan ini , membuat perasaan Juki semakin gelisah

" Ada apa ini ? " Tanya Satria heran . Gen dan Nao saling berpandangan , lalu berseru " BIMA HILANG ! "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Setelah beberapa saat )

" Oke , sekarang jelaskan , bagaimana dia bisa sampai menghilang ! " Seru Juki lagi . Nao dan Aitor tampak diam , Gen tampak gelisah , sementara Coco hanya termenung .

" Gue juga ga tau juk , tadi dia bilang mau ke depan sebentar mau bareng sama Ica , gue kira mereka cuma mojok seperti biasa , ga taunya waktu gue ke depan , gue sama sekali ga ngeliat dia dan Ica . Yang ada hanya kertas ini " Jelas Coco , mencoba untuk tenang

Juki mengacak rambutnya " Kacau kalo sudah kaya gini " gumamnya lagi . Satria langsung menenangkan temannya itu . Tampaknya dia sangat frustasi .

" Memang sebenarnya apa yang sudah terjadi ? " Tanya Reihn .

" Tadi , Bima berkata , kalau dia ingin berguru ke desa tanah , seperti yang lo lakuin itu Reihn . Soalnya dia bilang , kalau dia tidak begitu , maka dia merasa seperti tak berguna karena tak bisa membantu kita " Jelas Juki pelan .

" Peduli banget sama kekuatan ? Kita keluarga kan ? Mau lemah mau kuat pun , kalau kita bersatu , maka kekuatan kita gak bakalan ada tandingannya ! Hal itu pun desa lain juga tau ! " Seru Reihn terkejut .

" Ya ampun , gue ga ngerti sama jalan pikirannya Bima . Kalau memang mau berguru gue bisa ngerti , tapi ga usah pake acara kabur seperti ini kenapa. Kalau desa petir sampai tau kalau dia berpencar dari kita , bisa lain lagi urusannya " ujar Satria mengacak rambutnya . Kini , Juki yang gantian menenangkan temannya itu .

" Vigo sama Luwhiie mana ? " Tanya Neo , mencoba mencairkan suasana .

" Mereka kembali ke desa angin . Katanya ada urusan " Jawab Gen .
Setelah berkata demikian , situasi menjadi hening. Reihn yang tak tahan dengan situasi ini pun langsung berkata ,

" Lalu sekarang bagaimana ? " Tanya Reihn , mencoba mencairkan suasana kembali .

Juki mengangkat bahu . Tampaknya dia sudah sangat putus asa , sehingga tak bisa lagi berfikir .
Reihn menggaruk kepalanya " Sepertinya gue pulang di waktu yang tepat " Ujarnya lagi .

" Kalau memang gitu , biar gue menyusul si Bima aja ! Ke desa tanah kan ! " Seru Coco sambil berlari ke arah pintu , lalu berubah menjadi kucing .
Nao langsung menangkapnya " Cocooo apa yang lu lakuin ga bakalan ngaruh ! Lo kaya ga tau si Bima aja " Ujarnya lagi . Coco lalu berubah ke wujud asalnya lagi
" Kalau begitu , beri solusi ! Gue paling ga betah kalau suasna sudah kaya gini ! " Seru Coco membuat Nao bungkam .

" Dinginkan kepala dulu , baru kita bisa berfikir . Kalau semuanya emosi , ga bakalan ada jalan keluar " Ujar Nelve . Juki mengiyakan . " Mungkin apa yang dikatakan Nelve benar . Kepala gue masih belum mampu untuk berfikir seperti biasanya "

" Lalu , apa yang bisa kita lakukan ? " Tanya Gen

" Tidur ~! "
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Ketika tengah malam tiba )

Nelve terbangun dari tidurnya . Karena merasa sangat haus , dia pun berjalan ke arah dapur belakang.
Tampak Iza masih tertidur dengan lelap .
Ketika dia membuka pintu , suasana tampak sangat gelap , dan terdengar suara orang tidur . Ramai sekali .

" Dapurnya dimana ya ? " Ujar Nelve sambil celingukan . Dia tersadar , kalau belum sepenuhnya memahami seluk beluk rumah ini .
Karena bingung , dia pun menyusuri lorong-lorong disana .
Dari kejauhan , tampak ada cahaya lampu . Karena penasaran , Nelve pun berlari ke arah sana .
Tampak sebuah ruangan yang dipenuhi dengan boneka jerami dan kayu-kayu . Di sebelah kanan , tampak ada mesin yang dipenuhi dengan duri-duri . Mungkin itu adalah semacam ruangan latihan .
Dan disana , tampak Juki tengah sibuk memukuli boneka-boneka jerami itu dengan cepat , dan nyaris tak terlihat oleh mata .
Sebenarnya , Nelve ingin memanggilnya , tetapi karena melihat Juki sangat serius berlatih , dia pun memutuskan untuk menunggunya .

Tak lama setelah itu , gerakan Juki terhenti . Dia tampak sangat lelah , lalu meminum air dari botol yang tampaknya memang sudah sengaja dia bawa .
Saat dia mengelap keringatnya dengan handuk , dia baru tersadar kalau ada seseorang yang mengamatinya .

" Nelve ? Sedang apa malam-malam begini ? " Tanya Juki heran .

" Cuma kebangun tengah malam aja . Habis tiba-tiba ngerasa haus , tapi ga tau dapur disini dimana , dan tau-tau malah berjalan ke sini " Jelas Nelve sambil meringis . Juki tampak tertawa , lalu melemparkan botol mineral yang lain kepada Nelve . " Kalau cuma air disini ada " Ujarnya , lalu meminum airnya lagi .

Nelve terdiam . Ruangan ini belum pernah dia lihat sebelumnya . Terlebih lagi , dia juga baru mengetahui sosok Juki saat bertarung , karena biasanya dia hanya berada di basecamp , atau istilah lainnya berada di balik layar .

" Juk , jurus lo tadi itu "

" Oh itu ? Ini namanya skill 8 gerbang . Dimana setiap kali dipakai , bisa meningkatkan kecepatan orang yang menggunakannya . " Jelas Juki .

" Itu kekuatan spesialisasi lo ? " tanya Nelve lagi .

" Spesialisasi gue dibidang kecepatan menyerang . Jadi skill yang gue kuasai ada dua , yaitu skill ini , dengan skill Rotasusukiro No Jutsu " Jelas Juki . Nelve mengernyit mendengar nama jurus itu . " maaf ? Apa tadi ? "

Juki tertawa " Sebut saja Lotus skill , skill ini buat meningkatkan kecepatan bertarung seperti angin , yah simpelnya seperti yang kau lihat tadi " Jelas Juki  ,

" Sama kaya Bima dong ? " Tanya Nelve polos

" Tidak , kalau skill Bima itu hanya kecepatan untuk yang memungkinkannya untuk bertelportasi dan berkelit dari serangan , sementara gue terfokus dngan serangan , dan sama skali tak bisa berteleportasi " Jelas Juki lagi dan  lalu berjalan ke arah boneka jerami lagi . Sepertinya akan melanjutkan latihannya .

Nelve terdiam , lalu ketika melihat ada boneka jerami yang nganggur di sebelahnya , timbul niatnya utnuk berlatih mempraktekkan jurus yang tertulis di kertas pemberian Juki waktu itu . " Juk , aku mau latihan juga ya ! " Ujar Nelve sambil mempersiapkan ancang-ancang . Juki yang tertarik pun menghentikan latihannya , dan mengamati Nelve .

Nelve mengulurkan tangannya ke depan seperti saat dia akan mengeluarkan pelindung , tapi di arahkannya ke arah berlawanan hingga membentuk sebuah panah . Nelve pun memegangnya dan melemparkannya ke boneka jerami itu . Dan terlihat , boneka itu terbelah menjadi dua .

" Aku belum pernah ngeliat skill itu . Kamu pelajari dimana Nelve? " Tanya Juki takjub .

" Dari kertas pemberian lo juk " Ujar Nelve lagi .

" Baiklah , gue juga ga mau kalah " Ujar Juki sambil emnarik sebuah tuas dari atas . Lalu dari dinding itu muincul semacam meriam-meriam mungil , di depannya muncul semacam lintasan dan beberapa batu yang terbenam di sana . Nelve heran melihatnya " Itu apa Juk ? "

" Ini namanya latihan kecepatan , jadi gue harus cepat-cepat memungguti batu itu dan berkelit dari meriam-meriam mungil itu " Jelas Juki bangga . Mungkin karena itu hasil pikirannya sendiri .
Juki pun lalu menekan tombol di bawah , dan terlihat meriam itu mulai menyala tanda bekerja . Dia pun langsung mengaktifkan jurus 8 gerbangnya dan berlari secepat yang dia bisa , lalu mulai memungguti batu-batu itu . Nelve yang tertarik pun ikut dengannya , tetapi hanya memberikan semacam pelindung agar meriam-meriam itu tidak mengenai Juki . Meski awalnya kaget , tapi sepertinya dia tidak keberatan .

" Gak nyangka , ternyata kamu bisa bertarung juga Juk " Ujar Nelve setelah mereka selesai berlatih menggunakan sistem aneh itu . Juki tersenyum
" Ya iyalah , di basecamp ini , semuanya bisa bertarung . Termasuk gue , yang hitung-hitung paling jarang bertarung " Jelas Juki . Tampak ada nada kesedihan di kata terakhirnya .

" Seebenarnya gue males mau jadi seperti ini . Ngurusin dokumen-dokumen sialan itu hanya menghabiskan waktu gue . Tapi mau bagaimana lagi , hanya gue satu-satunya di desa ini yang bisa menerjemahkan dokumen itu " Cerita Juki lagi . Nelve hanya diam dan mendengarkan

" Karena waktu siang gue sibuk ngurusin dokumen , maka setiap malam gue selalu latihan disini " Lanjut Juki lagi sambil meminum airnya .

" Buat apa ? " Tanya Nelve lagi .

" Kita kan ga tahu , kapan mata-mata sial itu bakalan muncul . Jadi , gue selalu berjaga-jaga dengan selalu berlatih setiap malam . Walau tidak pernah dapat bagian untuk menghabisi musuh , tapi buat jaga-jaga ga ada salahnya kan ? " Jelas Juki lagi

Nelve terdiam . Rupanya pemikiran Juki ini cukup dewasa juga .
Cerita Juki pun terpotong ketika ada suara handphone berdering dari sakunya .

" Oh maaf sebentar " Ujar Juki sambil mengangkat handphonenya .

" Jukiiiii kemana aja sih ga ada kabarnya " Terdengar suara cewe dari handphone itu . Raut muka Juki yang tadinya tenang berubah menjadi amburadul . Dari panik , muka merah , muka senang , dan lain-lainnya .
Baiklah , lebih baik disebut muka nano-nano saja .

" Eh , ah , bukannya gitu , tapii emang ga ada waktu " Jawab Juki bingung .

Nelve menahan tawa melihatnya . Dia belum pernah melihat muka Juki yang seperti itu .
Tak lama kemudian , Juki pun menutup teleponnya . Raut mukanya yang tadi amburadul kini menjadi seperti sedia kala .

" Cewenya ya ? " Goda Nelve , membuat muka Juki langsung menjadi merah kembali

" Ah , eh , bukaaan ! Tapi yah , mungkin , bisa disebut kaya gitu juga . he-he-he " Ujar Juki lagi . Kalau dilihat dari reaksinya itu , siapapun pasti sudah tahu jawabannya kan ? Nelve pun tertawa melihatnya .
Juki menggaruk kepalanya " Sial , hancur deh image gue " Dumelnya

" Ya sudah , sudah malam ini . Ayo kita tidur " Ujar Juki lagi .

" Tapi gue lupa kamar gue ada dimana juk " Ujar Nelve sambil nyengir , membuat Juki menggelengkan kepalanya .

" Yaudah gue anterin , tapi cuma sampe di ujung lorong . Tidur yang cukup  karena besok kita akan rapat " Ujar Juki lagi .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 12

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di sebuah bukit kecil , tak jauh dari tempat Neo bertarung)

" Waw awannya pekat . " Seru seorang cewe sambil berusaha menaiki bukit itu . Setelah berhasil , dia memandang ke arah sumber awan . Meski samar , terlihat seorang lelaki tengah sibuk menghindari serangan di tengah gelap dan derasnya badai itu .

Cewe itu pun menggelengkan kepalanya .
" Rupanya ulah Neo . Pantas saja aku merasa pernah melihatnya disuatu tempat . " Ujar cewe itu , sambil duduk di bukit sana , dan menonton pertarungan itu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali lagi kepada Neo )

Dia tampak bertarung dengan keras , sambil sesekali mengibaskan tangannya untuk menurunkan petir ke arah orang berjubah itu . Namun selalu bisa dihindari dan dia juga melancarkan serangan bola api .
Situasi ini jelas menyulitkan Neo , karena ruang geraknya terbatas , sementara serangan datang bertubi-tubi . Hujan badai ini setidaknya bisa meredam serangan bola-bola api itu walaupun tak semuanya .
Satria yang melihatnya dari kejauhan , tampak cemas , tapi tak bisa berbuat apa-apa karena dia tahu persis sifat Neo .

" Sat , masa ga ada satupun yang bisa kita lakukan sekarang ? " Tanya Iza gelisah . Rupanya dia juga khawatir dengan Neo . Satria menggeleng . " Tak ada . Mau memberitahu ke basecamp pun tak mungkin , karena kita tak mungkin meninggalkan Neo sendirian " Jelasnya

" Kenapa ? Justru salah satu diantara kita kan bisa saja kesana , sementara sisanya tetap disini dan menunggu Neo " Lanjut Nelve. Satria tetap menggelengkan kepalanya
" Ini mungkin juga salah satu taktik musuh , agar kita berpencar . Dengan begitu , maka akan lebih mudah untuk menangkap kita . Lebih baik kita tetap begini " Ujar Satria lagi .
Nelve dan Iza saling berpandangan , lalu meghela nafas . " Terserahlah "

Pertarungan itu tampak semakin tidak seimbang , karena musuh itu semakin leluasa menembakan bola apinya ke segala penjuru arah . Sementara Neo hanya bisa menghadap ke satu arah , membuatnya cukup kesulitan .

" Kalau begini , terpaksa " Ujarnya sambil mengarahkan tangan kanannya ke atas . Lalu , terlihat awan-awan itu semakin gelap , dan petir yang dikeluarkan semakin besar dan cukup berbahaya .
Ketika orang itu hendak keluar dari awan-awan hitam yang berada di sekitar Neo , tampak Petir-petir itu hendak menyambarnya , sehingga membuat dia terkurung

Orang berjubah itu pun terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Neo " Kau gila ? Kalau begini , kita bisa sama-sama mati ! " Serunya. Neo hanya tersenyum licik .

Melihat awan semakin gelap , membuat Satria terkejut .
" Ini berbahaya ! "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali lagi ke bukit)

Melihat awan awan itu semakin berwarna gelap , membuat cewe itu langsung berdiri dari tempatnya .
" Mungkin ini sudah saatnya gue muncul " Ujar cewe itu sambil melompat dari bukit itu menuju tempat Neo berada sambil mengucapkan suatu mantera
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali lagi menuju Neo dkk)

Pertempuran itu tampak semakin berbahaya . Neo pun sudah mulai terluka walaupun hanya lecet , karena petir yang telah dia buat sendiri .
Orang berjubah itu ? Dia tampak terluka lebih parah karena mendapatkan serangan petir Neo secara langsung

" Baru kali ini gue mendapatkan lawan yang gila " Ujar orang itu sambil memandang Neo dengan dingin . Neo menanggapinya dengan senyuman dingin .
Tak lama kemudian , petir yang lebih besar pun datang dan menyambar orang itu , tetapi berhasil dia hindari . Sementara itu , petir itu datang lagi dan tepat akan menyambar Neo . Karena dia tak bisa bergerak , dia pun terpaksa diam .

" Neo begoooo "

Terdengar suara cewe dari kejauhan . Neo yang terkejut menoleh ke arah sekeliling . Karena dia tau , itu bukanlah suara Nelve dan Iza . Apalagi Satria .
Sejak kapan dia punya suara feminim seperti itu ?

Tak lama kemudian , muncullah sebuah kayu yang langsung menyundul Neo dengan cukup keras dan membuatnya terpelanting keluar dari awan-awan yang dia buat sendiri itu .
Melihat Neo yang muncul dengan cara yang tidak menyenangkan , membuat ketiga temannya itu menjadi semakin khawatir .

" Neo ? Lo kenapa ? " Seru Satria sambil berlari mendekatinya

" Mending lo liat sendiri kesana sat " Ujar Neo sambil memegangi kepalanya .

Tanpa dikomando , semua pun menoleh ke arah kumpulan awan itu , yang tampak semakin menipis .
Terlihat seorang wanita yang tengah memegang bom , dengan memanfaatkan kabut-kabut yang ditimpulkan oleh awan buatan Neo , dia pun lalu melemparkannya ke arah orang berjubah itu dan berhasil membuatnya terpental ke arah yang sangat jauh .

" Reihn ? " Ujar Satria kaget .

Cewe itu menoleh , ketika melihat Satria , mukanya langsug tersenyum lebar

" Satsaaaat " serunya sambil langsung memeluk lengan kanan Satria

" Kamu uda pulang dari desa Tanah kok gak bilang bilang " Tanya Satria heran

" Heheh , gue juga ga tau kalo trainingnya bakalan secepat ini " Jawab nya

Melihat pemandangan itu , Iza berbisik pada Neo " Sedekat itukah hubungan mereka ? "

" Ga usah heran , mereka memang pernah menjalin hubungan " Balas Neo

" Maksudnya sekarang sudah tidak begitu ? " Tanya Nelve balik . Neo mengangkat bahunya

" Entahlah , yang jelas gue ga tau dan memang ga mau tau " Jawab Neo cuek .

" Astaga , luka lo parah banget Neo ! "

Tiba-tiba Juki datang dan tepat berada di samping Neo , membuat semua orang terkejut

" Apaan sih ? Kaya ngeliat setan aja " Ujar Juki sambil menggaruk kepalanya

" Habis , lo muncul ga diundang Juk ! " Seru Satria kesal . Juki tertawa

" Wah cc Reihn , pulang-pulang langsung main sapa ke Satria aja nih " Goda Juki . Reihn tersipu lalu berkata

 " Hai Jukiii , Neoo , oh iya , itu dua orang yang digosipkan itu ya ? " Tanyanya kepada Juki . Juki mengangguk .

" Kenalin , nama gue Reihn " Sapanya ramah kepada Nelve dan Iza , mereka hanya mengangguk .

" Yaudah sekarang ayo kita kembali ke basecamp . " Ujar Juki lagi .

" Memangnya ada apa Juk ? Kalo lo sampe ngejemput ini pasti masalah yang serius " Tanya Neo heran
Juki hanya terdiam , lalu menghela nafas

" Ini masalah Bima Neo . . "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 11

Posted in
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di sebuah ruangan yang cukup gelap )

" Apakah kau berhasil menghabisinya ? "

" Tidak , karena temannya telah menolongnya "

" Apa ? Dasar tak berguna ! "

" Tapi sebagai gantinya , saya mendapatkan salah satu dari kekuatan yang legendaris itu "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke tempat Juki dkk)

" Spesialisasi ? "

" Kau belum tau ? " Tanya Juki balik . Nelve menggelengkan kepalanya .

" Di basecamp ini , semua orang memiliki kekuatan spesialisasinya sendiri-sendiri . Seperti Bima dengan kekuatan teleportasinya ,
Nao dengan kekuatan penyegelnya ,
Phil dengan kemampuannya untuk melakukan serangan dari belakang ,
Luwhiie dengan kekuatan bom ,
Neo yang mampu menciptakan petir ,
Vigo dengan kemampuannya untuk memantulkan serangan ,
Satria dengan keahliannya mengendalikan api, dan selanjutnya bisa kau tanyakan sendiri kepada mereka " Jelas Juki

" Wah punya gue ga disebutin " Seru Coco kesal . Juki tertawa " Capek gue kalo mau njelasin satu-satu . Mending kalian sendiri aja yang menjelaskan "
Setelah berkata begitu, suasana menjadi hening kembali . Vigo menggaruk kepalanya

" Kayanya kami datang di waktu yang ga tepat ya " ujarnya lagi . Luwhiie mengangguk mengiyakan .

" Tampaknya begitu " Jawab Nao . Lalu suasana menjadi hening kembali . Yang ada hanya suara jangkrik yang saling bersahut-sahutan .
Tak lama kemudian , muncul suara langkah kaki dari atas .
Rupanya Bima , diikuti dengan Ica dan Satria

" Tumben basecamp sepi begini , biasanya si Phil selalu rebutan makanan sama Coco , suara Gen tertidur , dan Nao juga Aitor yang asik bertukar pikiran tentang skill masing-masing " Ujar Bima . Juki hanya meringis . Mungkin dia tak berani mengatakan alasannya .

" Gak apa-apa Juk , soal gue sebenarnya gue udah tau jauh sebelum lu mengetahuinya dari dokumen-dokumen sial itu " Kata Bima lagi sambil duduk di sofa .

" Kalau begitu , sekarang kita harus gimana ? Pihak musuh kan sudah berhasil mendapatkan salah satu kekuatan yang tercantum di dokumen itu " Tanya Juki . Bima hanya mengangkat bahu . " Entahlah , gue kehilangan ide "
Setelah itu , situasi menjadi hening kembali

" Sudahlah , lebih baik kita tidur saja ! " Seru Satria mencoba mencairkan suasana .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Di kamar tempat Iza dan Nelve berada)

Tampak Iza tengah menyisir rambutnya , sementara Nelve terlihat sibuk membaca kertas yang diberikan Juki waktu itu .
Melihat Nelve yang serius , Iza menjadi penasaran , lalu dia pun mendekatinya

" Baca apa Nelve ? Serius banget " Tanya Iza sambil duduk di sebelah dia .

" Gak , cuma berusaha membaca paragraf kedua di kertas ini . Memang kamu belum mencoba membaca apa yang tertulis di kertasmu Iza ? " tanya Nelve balik .
Iza menepuk jidatnya , lalu mengeluarkan kertas itu dari sakunya
" Iya ya , aku lupa " Ujarnya sambil tertawa , lalu mencoba untuk membacanya

" Memangnya besok kita mau ngapain ? " Tanya Iza lagi .

" Kalau ga salah , mau diajarin sesuatu oleh Satria ," Jawab Nelve lagi .
Tak lama kemudian , terdengar suara ketukan pintu dari luar

" Hei yang didalam ! Cepat matikan lampunya dan tidur ! " Seru Phil .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Esok paginya )

Tampak Satria, Neo , Nelve dan Iza berada di lapangan tempat Nelve berlatih sihir pelindung pertamanya .

" Pagi ini gue mau ngajarin tentang skill api . Sementara Neo akan mengajari kalian tentang skill angin " Ujar Satria .

" Baiklah , kalau gitu siapa yang mau gue ajarin duluan ? " Tanya Neo . Tampak Iza mengangkat tangannya .

" Yasudah , kalau gitu kita mulai di sebelah sana. Agak jauh dari Satria , karena salah-salah kita bisa kena panggang " Ujar Neo sambil menunjuk ke arah selatan yang cukup jauh dari tempat Satria berada . Satria hanya tertawa mendengarnya .
Setelah mereka berpisah , Satria pun mengawali ajarannya .

" Nah Nelve , sekarang apa yang kamu ketahui tentang skill api ini ? " Tanya Satria mengawali pembicaraan .
Nelve hanya terdiam , lalu berkata " Panas ? "
Satria tertawa mendengarnya " Ya memang benar , karena skill ini berasa dari emosi kita " Ujarnya
Nelve mengernyitkan alisnya , tanda tak mengerti " Maksudnya ? "

" Lihat saja ini " ,
Satria lalu berjalan ke belakang Nelve dan mengulurkan tangannya , keluarlah semacam bola api yang cukup besar . Nelve terdiam melihatnya .

" Skill api ini sebenarnya mudah kok , dasarnya hanyalah emosi dan rasa fokus yang cukup tinggi , " Ujar Satria lagi .
" Fokus ? "

" Yap , bila kamu tidak fokus , maka apinya tak akan bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan . Salah-salah bisa membakar dirimu sendiri " Lanjut Satria . Nelve bergidik mendengarnya , membayangkan kalau sihir api yang dia keluarkan gagal , dan justru membakar dirinya sendiri .

Setelah itu , mereka pun melanjutkan kegiatan mereka .
Bagaimana dengan Iza ?

" Skill angin hanya membutuhkan rasa ketenangan , tak semudah skill milik Satria , jadi sebenarnya ini cukup rumit untuk dilakukan " Ujar Neo sambil mengulurkan tangannya ke samping , dan terlihat ada hembusan angin yang cukup kuat , tetapi tak terlihat melintas , dan menyisakan bekas di tanah yang dilaluinya .
Iza terpana melihatnya .

" Ayo , coba lakukan " Ujar Neo . Iza terdiam , lalu mencoba menenangkan dirinya dan mengulurkan tangannya seperti yang dilakukan oleh Neo tadi . Terlihat sebuah serangan angin , walau masih sangat kecil dan tak sebesar milik Neo tadi

" Tak apa , kau kan baru pemula . Jadi itu wajar " Ujar Neo mencoba menghibur .
Tak lama setelah Neo berkata begitu , terlihat serangan bola api mendekat . Neo pun langsung menepisnya dengan serangan anginnya .

" Sat ! Hati-hati dong kalo ngelemparin api ! Salah-salah bisa manggang gue lo ! " Seru Neo kesal

" Tapi itu bukan milik gue Neo ! " Balas Satria dari kejauhan bingung

Neo terdiam , lalu dia melirik ke depan . Tampak seseorang berjubah hitam berada di dekat Iza . Sementara itu , Iza tampak ketakutan .
Dengan cepat , Neo pun mengarahkan serangannya kepada orang itu , tetapi langsung ditepis dengan mudahnya oleh orang itu .

" Neoairr, sesuai kekuatannya , dia menguasai angin , dan kabarnya dia juga menguasai petir " Gumam orang itu sambil tertawa licik . Merasakan firasat tak enak , Neo pun langsung membawa Iza menjauh dari orang itu.
Tetapi orang itu cukup licik , tak lama kemudian dia pun mengibaskan tangannya , dan menyebabkan tanah yang dipijaki oleh Neo menjadi sebah lumpur sehingga menyulitkan dirinya untuk berjalan .
Iza yang ketakutan , hanya bisa diam ketika Neo menggendongnya .

" Pasir tak mempan oleh petir , dan juga angin . Jadi skill kebanggaanmu itu tak akan berguna ! " Ujar orang itu sambil tertawa licik . Neo hanya terdiam mendengarnya

Merasakan sesuatu yang tak beres , Satria pun berlari ke arah Neo dengan niat untuk membantu .

" Sat ! Lo ga usah ikut campur . Untuk dia biar gue aja yang ngurusin " Seru Neo , ketika merasa kalau Satria sudah berada cukup dekat dengannya . Satria pun tampak bingung .

" Tapi Neo , "

" Lo kalo mau bantu gue , cukup bawa Iza dan Nelve menjauh dari sini " Ujar Neo sambil menurunkan Iza di dekat Satria .

" Tapi , kamu gimana neo ? " Tanya Nelve bingung . Neo hanya tersenyum .
Tak lama kemudian , setelah merasa kalau ketiga temannya sudah cukup jauh , Neo pun menoleh ke arah orang berjubah itu .

" Baik sekali , menyuruh temannya menyingkir , sementara lo yg jelas-jelas sudah terdesak ini dengan sok jagonya mengatakan kalau akan membereskan gue " Seru orang itu sambil kembali tertawa licik .

Neo pun tersenyum licik . " Lo bilang kalau pasir itu tak mempan oleh air dan petir kan ? "

" Memangnya kenapa . "

Neo menunduk , tangannya tampak mengepal , lalu dikibaskan ke arah berlawanan . Bersamaan dengan itu , tampak sebuah awan berada di antara orang itu .

" Gue akuin , lo memang hebat bisa mengetahui nama gue , tapi sayang , sepertinya lo salah info tentang kekuatan spesialisasi gue " ujarnya sambil tersenyum dingin .

Nelve dan Iza yang melihatnya dari kejauhan , takjub melihat awan-awan yang muncul di sekeliling Neo dan orang itu

" Sat , bukannya Juki bilang kalo kekuatan Neo itu petir ? " Tanya Nelve heran .
Satria menggeleng " Memang benar , tetapi sebenarnya kekuatan dia bukan lah itu " Jawab Satria

" Kalau begitu , apa ? " Tanya Iza tak sabar .
Satria menghela nafas , laku berkata " Dia mampu mengendalikan cuaca "
Nelve dan Iza terkejut mendengarnya . Tetapi sejenak kemudian , Nelve merasakan ada sesuatu yang ganjil .

" Kalau begitu , kenapa kamu khawatir sat ? " Tanyanya lagi.
Satria hanya tersenyum tipis " Memang , kekuatan Neo itu cukup kuat , tetapi syaratnya cukup berat , yaitu dia harus mengeluarkannya dengan musuh yang berada di jarak yang cukup jauh darinya . Dan andaikan dia mengeluarkan kekuatan itu dengan musuh yang berdekatan dengan dirinya , maka dia sendiri bisa terluka " jawabnya pelan .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Special Chapter part 2

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Di suatu kamar yang gelap dan dingin)

" Sepertinya kamar ini cukup aman "

" Ya , kita gunakan saja rumah ini sebagai base camp kita tuk sementara "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu , dengan Phil dkk)

Karena dikejar oleh waktu , Phil pun memaksa semuanya menggunakan Jinnikuken bersama-sama (kecuali Nelve tentunya) alhasil , mereka jadi seperti tengah saling berlomba balap lari kesetanan , membuat Nelve menjadi pusing (karena dia diseret oleh Gen yang juga tengah memakai Jinnikuken)
Kini , mereka tengah berdiri di pagar depan rumah hantu yang tengah digosipkan itu .

" Akhirnya sampai ! " Seru Phil riang . Sementara Satria , Gen dan Nelve tampak sibuk mengatur nafas masing-masing . Maklum , karena harus cepat menyusul Phil yang tengah antusias , membuat mereka mengeluarkan tenaga dua kali lipat dari biasanya .

" Ayo dong ! Masa kaya gitu doang capek ! Payah lo berdua ! " Cibir Phil

" Andai tenaga gue udah kembali , bakalan gue potong-potong lo Phil " gumam Gen kesal sambil mengatur nafasnya . Phil hanya tertawa meledek
" Dengan kondisi kaya gitu lo mau ngehajar gue ? Gue sangsi deh gen " Ledek Phil lagi .
Sebelum situasi bertambah buruk , Satria buru-buru berada di tengah-tengah mereka sambil menjauhkan kedua kepala mereka .

" Bisa ga sih sehari aja ga ribut ? Capek nih gue ! " Lerai Satria kesal . Phil hanya mengangkat bahu , sementara Gen terdiam sambil sibuk mengatur nafasnya .

" Yaudah tunggu apa lagi ? Ayo kita masuk ! " Ajak Nelve , mencoba mencairkan suasana .

" Ayo aja " Ujar Satria sambil membuka gerbang tua itu .

Rumah itu dikelilingi oleh pagar besi tua berwarna hitam klasik , yang sudah berkarat , sehingga ketika dibuka menimbulkan suara berderik .
Dan kalau dilihat , rumah bertingkat itu tampak sudah tua , dengan cat berwarna hitam juga tampak sudah tak layak lagi dihuni , apalagi dengan pohon-pohon mati di sekelilingnya . Ditambah lagi dengan cahaya bulan purnama dan suara gesekan angin yang melewati ranting-ranting pohon itu , membuat suasana semakin kelam.
Sejenak , mereka semua hanya terpaku di tempat . Sepertinya mereka sedikit merasa takut , ditambah lagi ada suara burung hantu yang makin "menyempurnakan" suasana

" Kok diam ? Ayo kita masuk ! " Seru Satria tiba-tiba. Seepertinya dia tak mau terlalu larut oleh suasana kelam di sekitar rumah itu .
Mereka pun lalu melangkah pelan mengikuti Satria dari belakang . Jalan menuju teras rumah itu terdiri dari batu-batu , dimana sekelilingnya dipenuhi oleh tulang-tulang yang entah tulang makhluk apakah itu . Ditambah lagi bila menginjaknya , menimbulkan suara berdecit yang cukup seram .

" Gue jadi ngerti kenapa rumah ini disebut rumah hantu " Ujar Gen bergidik . Phil hanya terdiam . Mukanya tampak pucat .
Tak butuh waktu lama , mereka pun akhirnya sampai di depan pintu rumah itu .

" Nah sekarang , siapa yang mau duluan membuka pintu ? " Tawar Satria sambil melirik ke arah tiga temannya itu. Tampak Gen tengah bersiul , Nelve hanya menjawabnya dengan tatapan mata , sementara Phil tampak bergidik . Membuat Satria tau kalau tidak ada yang mau berinisiatif untuk membuka pintu itu . Dia pun menarik nafas , lalu memutar knop pintu tua itu . Suara berderik yang ditimbulkannya cukup untuk membuatmu terbangun di tengah malam . Ketika pintu itu sudah terbuka , tampak segerombol kelelawar keluar , membuat Phil menjadi terjatuh .

" Lo kalo lagi takut kacau juga ya " Ujar Gen menahan tawa sambi mengulurkan tangannya ke Phil . Phil hanya menyambutnya sambil mendengus . Lalu , mereka pun melangkahkan kakinya masing-masing dan memasuki rumah itu . Tampak sangat gelap dengan dipenuhi dengan bau-bau yang tak jelas darimana asalnya. Baru tiga langkah mereka berjalan , pintu itu pun tertutup dengan sendirinya .

" Alah standar ini mah kaya rumah hantu biasa " Komentar Satria sambil terus berjalan . Sementara Nelve terus-menerus berpegangan pada Gen dan Phil . Tampaknya dia mulai merasa ketakutan .
" Hahaha , makanya cewe jangan ikutan kaya gini . Lihat noh tangannya sampe bergetar gitu " Goda Phil sambil tertawa . Padahal mungkin dia juga tengah ketakutan . Nelve hanya terdiam menanggapinya .

Mereka pun menelusuri rumah itu , dan tak menemukan sesuatu yang berarti atau mengagetkan seperti hantu , keran berputar mengeluarkan darah , atau semacamnya .  Yang ada hanya segerombol kelelawar , barang-barang usang , berbagai kotak yang berbau tak sedap , dan lain-lainnya yang tentunya tak bisa terdefinisikan lagi , karena memang situasi saat itu sangatlah minim dengan cahaya , selain dari cahaya bulan .
Berulang kali juga , Phil terjatuh ke belakang ketika mendengar suara aneh , sementara Satria yang langsung jadi korban ketika ada suara itu , karena otomatis semua temannya berlindung ke arahnya .

" Berasa jadi kakak deh gue " Gumam Satria sambil menggaruk kepalanya .
Mereka pun melanjutkan perjalanan , hingga menemukan sebuah tangga yang dipenuhi oleh sekat laba-laba .

" Nah lantai satu sudah selesai , gimana kalau kita ke lantai dua ? " Tanya Satria .
Gen mengangguk , Nelve terdiam , sementara Phil hanya mengangkat bahunya . Lalu , mereka pun mulai menaiki tangga itu .
Saat mereka selesai menaiki tangga , Satria mulai merasakan sesuatu yang tak enak , hingga dia menghentikan langkahnya .

" Kenapa sat ? Kok berhenti ? " Tanya Gen heran .

" Entahlah , tiba-tiba feeling gue ga enak " Jawab Satria pelan .

" Alah , bilang aja kalo lo takut , susah amat " Ledek Phil . Satria hanya mendengus " Gue serius "
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi ke tempat yang gelap)

" Siapa itu ? "

" Kelihatannya anak dari desa air "

" Ini baru namanya keberuntungan. Cepat tangkap mereka semua ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi kepada Phil dkk)

Sesudah Satria berkata demikian , tiba-tiba terdengar suara jeritan Nelve dari kejauhan , membuat ketiga orang itu terkejut .

" Astaga ada apa lagi ini ! " Seru Satria panik .

" Gue lupa kalau daritadi gak ngerasain tangan dia di ujung kaos lagi ! " Sahut Phil .

Gen hanya terdiam , lalu dia pun berlari menuju ke arah sumber suara , disusul oleh Phil dan Satria .
Tampak Nelve tengah kebingungan sambil berusaha menggapai-gapai lantai . Rupanya lantainya sudah lapuk , sehingga ketika diinjak jadi runtuh dan membuatnya tergelincir . Dan lagi , tampaknya terdapat sebuah jurang (atau mungkin sumur tua yang sudah kering) yang cukup dalam disana. Lokasi tempat Nelve tergelincir itu pun cukup jauh dari lantai yang tengah dipijak oleh Satria dan yang lainnya .

" Duh gimana nih sat ? Gue ga bawa tali " Desis Gen bingung .

Satria terdiam , lalu dia menariksebuah tali tambang tipis yang cukup panjang dari lengan bajunya dan berkata " Gini aja , lo yang turun ke bawah , sementara gue sama Phil tetap disini . Ikat tali ini di punggung lo " Ujarnya . Gen terdiam ,. Phil yang tak sabar pun berteriak " Yasudah tunggu apalagi ! Ayo cepat ! "

Sesuai rencana tadi , Gen pun menuruni jurang sumur , atau apapun itu dengan hati-hati , dan mencari pijakan yang aman . Setelah dirasa aman , dia pun mengulurkan tangannya ke arah Nelve .
Tapi tepat pada saat Nelve berhasil meraihnya , tiba-tiba tali itu menjadi renggang , membuat Gen sedikit tergelincir ke bawah . " Hoi kenapa ini ? " Seru Gen kesal ,

" Gen ! Ada musuh ! Satria diserang ! " seru Phil kebingungan . Sementara itu , terdengar suara seperti senjata di atas sana . Raut mukanya pun menegang
" Lo tunggu apalagi ! Cepat bantu sana ! " Seru Gen lagi .

" Eh kalau gue bantu Satria , terus lo sama Nelve gimana bego ! " Balas Phil lagi sambil mati-matian menahan tali yang menjadi sedikit menurun . Gen tersadar , rupanya itu mengapa talinya tiba-tiba merenggang tadi .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------