Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 46

Posted in
Dengan penerangan yang minim, hanya sedikit yang bisa dijelaskan dari lorong itu.
Yang terlihat hanyalah jalan bebatuan ala kastil barat dengan dinding yang terbuat dari batu yang sama.
Ditambah penerangan yang minim, ketiga hal ini membuat suasana dingin dan mencekam menjadi sempurna.

" Perasaan gue jadi ga enak nih juk " bisik Aitor gelisah. Sesekali dia menoleh ke sekitarnya, kalau-kalau ada sesuatu yang mencurigakan datang.

" Kalo lo merasa nyaman disini, bukan final battle namanya dodol " balas Juki.

Setelah menelusuri sejenak (dengan obor api buatan Satria), mereka menjumpai sebuah lorong mungil yang berisi jalan setapak, serta langit-langit yang tinggi.

" Semuanya harap berpegangan, kita bentuk sebuah barisan panjang, dan jangan sampai terpisah ! " Seru Vigo.

" Usahakan cewe berada di barisan tengah ya ! Bahaya kalo sampe disamber musuh buat sandera " tambah Rian.

" Oke , jadi ini siapa yang memimpin ? " Tanya Satria.

Tidak ada yang menjawab, tetapi secara otomatis, mereka semua membentuk sebuah barisan tepat di belakang punggung Satria.

" Sialan " umpat dia kesal, sambil menoleh ke arah jalan setapak itu.

Perlahan, mereka pun mulai melewati jalan setapak itu.
Tidak ada suara lain yang terdengar dari sana, selain suara tapak kaki mereka sendiri, yang semakin membuat suasana menjadi tidak bersahabat.
Sementara itu, tepat di barisan paling belakang, Iza tampak ketakutan.

" Duh, aku takut nih " gumam Iza gemetaran sambil memeluk lengan Nelve.

" Sabar za, sebentar lagi juga kita sampai kok " Bisik Nelve menenangkan.

Tidak lama setelah itu, tiba-tiba saja Iza menarik lengan Nelve begitu kencang ke arah atas, sebelum akhirnya terlepas, tanpa suara apapun.
Menyusul kemudian si Nelve sendiri.
Tiba-tiba, sebuah tangan mencengkram pundaknya dan membekap mulutnya lalu menariknya ke atas dengan cepat, membuatnya sama sekali tak bisa berteriak untuk meminta tolong.
Tapi sesaat sebelum dia terbawa, dia sempat menarik lengan baju Gen dan Phil, sebelum dia akhirnya sukses dibawa oleh tangan misterius itu.

Merasa lengan bajunya ditarik secara paksa, membuat Gen dan Phil menjadi terganggu.

" Lo apa-apaan sih gen ! Kalo ada sesuatu ngomong langsung aja knapa ! " gertak Phil kesal.

" Eh bego, bukan gue ! Tapi si Nelve ! " Balas Gen sambil menoleh ke belakang.

Tetapi tidak terlihat siapapun disana, selain udara dingin yang bertiup dan mengenai punggung belakang Gen.

" WOI ! Nelve sama Iza hilang ! " Serunya panik.
Spontan, seruannya itu menghentikan perjalanan mereka.

" APA ? BAGAIMANA BISA ?! " Seru Bima heran. 

" Memangnya tadi mereka ada dimana ? " Tanya Juki bingung.

" Ada di belakang gue ! Tapi sekarang .. "

" JADI LO NGEBIARIN CEWE BERADA DI BARISAN PALING BELAKANG ? COWO MACEM APA LU HAH " Seru Reihn kesal.

" Kan gue udah bilang tadi kalo cewe harus berada di barisan tengah setaan " Tambah Rian emosi.

" Udah ga ada gunanya ribut sekarang, kita harus berusaha mencari mereka " Lerai Juki sambil menepuk pundak Reihn.

" Setidaknya , apa kalian menemukan petunjuk sebelum mereka hilang ? Siapa tahu kita bisa langsung menyelidikinya " Tanya Kazuhiro.

" Gue ga tau ini bisa jadi petunjuk ato ga sih, tapi yang pasti, gue ngerasa tadi ada yang narik lengan gue ke atas. " Jawab Phil sambil menunjuk ke atas.
Otomatis semua menoleh ke atas.
Tidak terlihat apapun selain kegelapan.

" Ke atas ? Oke " Gumam Satria sambil melemparkan bola-bola api ke atas,
membuatnya menerangi sebagian langit-langit.

Samar-samar, terlihat sebuah tangga melingkar yang memiliki ketinggian yang lumayan.
Melihat itu, mereka semua pun hanya bisa terdiam.

" Jadi mereka diculik ke puncak dari tangga setan itu ? " Tanya Coco ragu.

" Sepertinya begitu " Jawab Kazuhiko sambil mengelap keringatnya.

" Yasudah , kalo gitu ayo segera kita naiki tangga itu ! " Seru Vigo sambil berlari.

" Diet mendadak deh gue " gumam Reihn sambil berlari.
----------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar