Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 47

Posted in
Bagaimana dengan kabar Iza dan Nelve ?
Mari kita lihat

Setelah diculik dengan cara yang tidak menyenangkan , kini mereka dijatuhkan dengan seenaknya tepat di puncak menara itu, yang berbentuk seperti ruangan berbatu dengan langit terbuka.

Setelah mengaduh kesakitan karena terkena lantai, mereka pun mencoba melihat ke sekitar mereka, dan mulai menangkap 2 hal.

Seseorang yang memakai jubah
dengan Tabung berisi air berwarna kuning transparan raksasa dibelakangnya.
an sepertinya tabung itu berisi air dengan tekanan listrik yang cukup tinggi.

" Siapa kau ? " Tanya Nelve heran.

" Siapapun aku , itu tidak ada urusannya denganmu " jawab orang itu sambil memamerkan seringai licik,
menandakan kalau suasana saat itu tidak memungkinkan untuk berdebat.
Menyadari hal itu, Nelve dan Iza pun hanya bisa terdiam sambil menahan rasa takut yang mulai timbul di hati mereka.

" Kita tidak memiliki banyak waktu, sebentar lagi tabung ini akan kuledakkan ke arah semua desa , jadi kalian harus membantuku " Pinta orang itu , dengan nada memaksa.

Mendengar itu, Iza menaikkan sebelah alisnya.

" Lucu sekali, untuk apa kami memenuhi permintaan orang yang telah menculik kami ? " Balas Iza sinis.

" Karena kalian tidak memiliki alasan untuk menolak "

" Eh ? "

Tiba-tiba, dari arah belakang, muncul seekor burung gagak raksasa dengan membawa seseorang yang sudah tampak tidak asing lagi bagi mereka di kakinya.

" Lepaskan aku ! "

" Ica ? "

" Mengapa kau ada disini ? "

Mendengar pertanyaan itu, Ica hanya meringis ketakutan , sementara orang berjubah itu tertawa puas,
seperti rencananya sudah berhasil saja.
(Padahal Iza dan Nelve melakukan permintaannya saja belum)

" Sebenarnya, aku dalam perjalanan pulang ke dunia nyata, tetapi , tiba-tiba burung besar itu membawaku kesini " Jawab Ica.

" Jadi selama ini kau berada disini ? " Tanya Iza lagi tak percaya.

" Oke, lebih baik kalian akhiri dulu reuni kalian , itupun kalau kalian masih mau melihat dia hidup " ancam lelaki itu lagi, sambil menarik Ica secara paksa dari tangan burung itu lalu meletakkan tangannya tepat di leher Ica.
Terlihat ada kilauan pisau disana , membuat Iza dan Nelve menjadi panik.

" Cara lo basi banget tau gak , pake sandera-sanderaan segala , ga lucu tau ! " Seru Nelve kesal , sampai melupakan logat "aku-kamu" yang biasa dia pakai sehari-hari.

" Memang menurutmu aku sedang bercanda ? " Tantang lelaki itu lagi.

" Aku lebih dari serius "
Tanpa basa-basi , dia pun menekan pisau itu ke leher Ica secara pelan , mengakibatkan ada darah yang keluar dari leher Ica menjadi menetes ke pisau itu.

" Oke oke oke , kita bakal lakuin apa mau mu , asal kau menjauhkan pisaumu dari leher Ica sekarang juga !" Pinta Iza panik, membuat semua orang disana tercengang.

" LO SERIUS MAU BANTUIN DIA ?! " Bisik Nelve setengah emosi.

" Tidak ada jalan lain Nel, kita pun kalo mau ngelawan sekarang kayanya bukan waktu yang tepat. Sementara kita ikuti aja dulu " balas Iza sambil mengedipkan sebelah matanya, tanda kalau dia memiliki rencana tersembunyi , membuat Nelve lega.

" Untung deh, aku kira kamu mau mengalah sama penjahat "

" Kalau begitu , lakukan apa yang aku perintahkan sekarang ! " Seru lelaki itu lantang dengan nada mengancam, lalu terdiam sejenak sambil memamerkan seringai liciknya.

" Terjunlah ke dalam tabung ini sekarang juga "

" APA ?! "

0 komentar:

Posting Komentar