Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 48

Posted in
" LO NYURUH KITA BUNUH DIRI ?! "

Mendengar teriakan histeris itu, cowo itu tersenyum licik.

" Lo jangan main-main ! " Seru Nelve kesal.

" Apakah aku seperti sedang bercanda sekarang ? " jawab cowo itu sambil memeluk Ica lebih kuat. Raut wajah Ica tampak semakin pucat ketika pisau itu semakin dalam menembus kulit lehernya.
Melihat itu, Nelve refleks ingin berlari ke arah cowo itu dan merebut pisaunya,
tetapi ditahan oleh Iza.

" Sudahlah nel, kita ikuti saja kemauan dia "

" Apa ?! Apa lo udah gila Za ? Lo mau nurutin kemauan dia ? " Bantah Nelve histeris.

" Ini memang gila, tapi kita sudah tidak punya pilihan lain . . "

----------------------------------------------------------------
(Sementara itu)

" Oi Nao, lo bisa lebih cepet dikit ga sih ? "

" Ini udah paling cepat kali phil ! "

Di tangga yang meliuk-liuk dan sangat tinggi itu, terlihat Satria dkk tengah berusaha menaikinya sampai ke puncak.
Mungkin karena terlalu memforsir tenaga, kini terlihat ada banyak yang sudah kelelahan.
Hanya Gen, Phil dan Bima yang masih terlihat memiliki tenaga.
Sementara Juki, Rian, Satria, Reihn tampak membantu teman-temannya untuk kembali berlari.

" Udah ah, gue nyerah . Bisa ga kita istirahat dulu ? " Keluh Vigo sambil menghapus keringat di dahinya.

" Yeah, lo bisa istirahat sekarang. Sementara lo duduk, bisa aja mereka berdua sudah tinggal nama di atas sana" Balas Phil jengkel.

" Iya iya gue akuin kalo sekarang keadaannya udah gawat, tapi bisa ga kalian ngerti, kalo kami ini ga memiliki stamina dan kecepatan seperti kalian ? " Ujar Reihn .

" Wah, kalo kaya gini terus bisa lama nih " gumam Rian .

" Terpaksa pakai rencana B "

" Hah ? "
-------------------------------------------------------------
(Kembali lagi kepada Nelve dan Iza)

Kini terlihat Nelve dan Iza sudah berdiri di tepi tabung itu.
Terasa aura panas langsung menerpa wajah mereka berdua.
Ketika mereka melihat ke dalam tabung, terlihat sebuah cairan berwarna kuning transparan beserta letupan-letupan listrik kecil di permukaannya, membuat nyali Nelve semakin ciut.

" Za , lo yakin ini akan berhasil ? " bisik Nelve gelisah. Mendengar itu, Iza hanya tersenyum.

" Pasti, kalo tidak, apa gunanya semua latihan kita saat ini ? " balas Iza.

" Kalian tunggu apalagi ? Ayo cepat terjun ! " Seru cowo itu.

" Siap ? " tanya Iza kepada Nelve.

Nelve hanya menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu menutup matanya.
Perlahan, dia melangkahkan kakinya menuju ujung dari papan yang tengah dia pijak sekarang.
Tepat pada saat dia terjatuh, Satria dan yang lainnya pun datang.
Melihat kejadian itu, mereka pun terkejut sambil berusaha mencegahnya.
------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar