Posted in
Fan Fiction :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tadi kami lagi saling kontak lewat HP , tapi tiba-tiba ada suara berisik , dan samar-samar terdengar suara Vigo berteriak memanggil Luwhiie, lalu teleponnya terputus ! " Seru Aitor panik
" Apa ? Memangnya apa yang dikatakan oleh Vigo ? " Tanya Juki mencoba menenangkan
" Katanya dia berkata , desa angin lagi tidak stabil karena mulai ada penyerangan , dan dia juga berkata akan kembali ke basecamp ini untuk mengungsi karena situasi disana tidak aman , tetapi seusai berkata begitu , tiba-tiba terdengar suara berisik dan kontakpun terputus " Jelas Nao lagi .
" Apa mungkin mata-mata desa petir sudah mencapai desa angin ? " Tanya Coco tegang , membuat Nao terkejut
" Co , bisa ga sih munculnya ga tiba-tiba ? Bikin jantungan aja " Sergah Nao kesal
" Habis gue tadi lewat di sekitar sini buat mencari minum , tiba-tiba kedengeran suara Aitor yang kayanya heboh bener , yaudah gue kesini " Ujar Coco lagi .
" Udahlah , itu ga penting . Lalu apa yang harus kita lakukan Juk ? " Sergah Aitor tak sabar ,
Juki terdiam , tampak serius berpikir ,
Tak lama kemudian , masuklah Satria dan Reihn
melihat situasi yang tak biasa , membuat Reihn menjadi curiga
" Ada apa lagi ini ? " Tanya Reihn curiga , dan Nao pun segera menceritakannya , sesekali dia menarik nafas karena terlalu panik . Juki langsung terduduk lemas di kursinya
" Bagaimana ini sat ? barusan Gen dan yang lainnya kesana buat mencari Vigo ! " Ujar Juki frustasi sambil memegang kepalanya . Tampak sekali kalau dia kebingungan .
" APA ? GEN KESANA JUGA ? " Seru Aitor dan Nao berbarengan
" Iya , buat menemani Nelve , katanya dia ingin mencari Vigo buat mengajarinya skill " Jelas Satria .
" Pasti mereka belum jauh , ayo kita susul ! " saran Reihn , Satria menggelengkan kepalanya
" Ga akan sempat , Gen dan Phil pernah berguru kepada Bima tentang skill teleportasi , jadi aku yakin, mereka sudah hampir mencapai desa angin " Ujar Satria .
" Secepat itukah mereka ? " Tanya Coco tak percaya
" Sebenarnya tidak , tetapi karena Phil menguasai skill menyerang dari belakang , otomatis kecepatan dia juga lebih tinggi . Dan bila digabungkan dengan kecepatan Gen , rasanya jawaban ku yang tadi masih masuk akal " Jawab Satria lagi .
" Lalu apa yang harus kita lakukan ? " Ujar Reihn bingung .
" Hubungi semua mata-mata , suruh mereka untuk kembali ke desa air ! Sementara untuk mata-mata kita yang berada di desa Petir , suruh mereka untuk menjemput Gen dan yang lainnya di desa Angin ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali kepada Phil dkk)
Tepat seperti yang dikatakan Satria , kini mereka baru saja selesai menuruni lembah angin .
" Tinggal sedikit lagi kita sampai ke gerbang desa angin " Ujar Phil sambil membantu Iza turun .
" Apa gak terlalu cepat ? " tanya Nelve lagi . Sebenarnya dia merasa sedikit pusing karena terus-terusan diseret oleh Gen dan juga Phil .
" Gak kok , cuma tinggal menyusuri jalan itu saja. Jadi gue rasa ga perlu memakai kekuatan , cukup berjalan biasa saja " Jawab Gen sambil mengusap kepala Nelve .
" Memangnya kenapa Nelve ? Kamu pusing ya ? " Tanya Iza lagi . Nelve menggelengkan kepalanya lalu tersenyum
" Kayanya kita juga berlebihan nih , memakai kekuatan sampai dia menjadi kaya gitu " Ujar Gen sambil menggaruk kepalanya .
" Ya mau bagaimana lagi , kita harus bergerak cepat , karena situasi sekarang cukup berbahaya " Sambung Phil lagi .
Lalu disepanjang perjalanan , mereka pun membicarakan banyak hal , dan ketika hampir mencapai gerbang desa angin , terlihat ada suara dentuman keras , lalu terlihat ada kepulan asap di atas . Melihat itu , mereka pun menjadi curiga
" Ada apa ini Gen ? " Tanya Phil curiga , sementara Gen hanya terdiam . Tak lama kemudian , terlihat ada seseorang yang terbanting keluar dari gerbang . Kalau dilihat dari pakaiannya , sepertinya mata-mata desa Petir, tetapi untuk yang ini tidak memakai jubah .
" Prajurit desa petir " desis Gen lagi , membuat ketiga temannya panik .
" Desa petir sudah mencapai sini ? Lalu bagaimana dengan Vigo dan Luwhiie ? " Seru Phil panik .
Tak lama kemudian , terlihat ada seorang prajurit desa petir lagi yang terbanting , diikuti oleh kabut-kabut yang ditimbulkan karena dentuman itu .
" Lo ? Itu Phil sama Gene kan ? "
Perlahan , kabut pun menghilang , dan terlihat ada dua orang perempuan disana , dan memakai pakaian desa Petir .
" Netha dan Mariposa ! " Seru Phil terkejut .
" Ngapain kalian kesini ? " Tanya Mariposa heran .
" Kami mau mencari Vigo , sementara kalian sendiri ? " Tanya Gen balik .
" Kami mendapat informasi dari Juki , untuk menjemput kalian di desa angin karena desa ini sudah diserang oleh desa petir . Syukurlah kalau sudah bertemu " Jelas Netha lagi .
" Mereka orang-orang yang dibicarakan itu ya ? " Tanya Mariposa sambil menunjuk ke arah Nelve dan Iza . Phil mengangguk
" Yap , namanya Nelve dan Iza . Nelve spesialisasi skill perlindungan , sementara Iza skill penyembuhan " Jelas Phil .
" Kalau begitu perkenalkan ! Nama gue Mariposa , dan spesialisasi gue di bidang membalikkan serangan , sementara Netha di bidang dai kyodo , kami mata-mata bagian desa Petir ! " Ujar Mariposa lagi sambil tersenyum riang.
" Kalau begitu , ayo kita kembali ke desa air " Ajak Netha .
" Gak bisa Neth , kita harus mencari Vigo dan Luwhiie dulu . " Tolak Gen lagi .
" Tapi situasi desa angin lagi berbahaya Gen , " Ujar Netha lagi .
" Gue tau , tapi apapun alasannya , kita ga boleh ninggalin teman sendiri " Sambung Phil , yang diiyakan oleh Gen .
Netha mengangkat bahunya , tanda menyerah
" Yasudah terserah , tapi gue sudah mengingatkan lho " Ujarnya lagi .
Mereka pun melihat gerbang desa angin , tampak bangunan terbakar dimana-mana , sementara tak ada satupun manusia disana , membuat Phil merasa ngeri .
" Semoga ga ada kejadian apa-apa " Gumam Phil pelan
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tadi kami lagi saling kontak lewat HP , tapi tiba-tiba ada suara berisik , dan samar-samar terdengar suara Vigo berteriak memanggil Luwhiie, lalu teleponnya terputus ! " Seru Aitor panik
" Apa ? Memangnya apa yang dikatakan oleh Vigo ? " Tanya Juki mencoba menenangkan
" Katanya dia berkata , desa angin lagi tidak stabil karena mulai ada penyerangan , dan dia juga berkata akan kembali ke basecamp ini untuk mengungsi karena situasi disana tidak aman , tetapi seusai berkata begitu , tiba-tiba terdengar suara berisik dan kontakpun terputus " Jelas Nao lagi .
" Apa mungkin mata-mata desa petir sudah mencapai desa angin ? " Tanya Coco tegang , membuat Nao terkejut
" Co , bisa ga sih munculnya ga tiba-tiba ? Bikin jantungan aja " Sergah Nao kesal
" Habis gue tadi lewat di sekitar sini buat mencari minum , tiba-tiba kedengeran suara Aitor yang kayanya heboh bener , yaudah gue kesini " Ujar Coco lagi .
" Udahlah , itu ga penting . Lalu apa yang harus kita lakukan Juk ? " Sergah Aitor tak sabar ,
Juki terdiam , tampak serius berpikir ,
Tak lama kemudian , masuklah Satria dan Reihn
melihat situasi yang tak biasa , membuat Reihn menjadi curiga
" Ada apa lagi ini ? " Tanya Reihn curiga , dan Nao pun segera menceritakannya , sesekali dia menarik nafas karena terlalu panik . Juki langsung terduduk lemas di kursinya
" Bagaimana ini sat ? barusan Gen dan yang lainnya kesana buat mencari Vigo ! " Ujar Juki frustasi sambil memegang kepalanya . Tampak sekali kalau dia kebingungan .
" APA ? GEN KESANA JUGA ? " Seru Aitor dan Nao berbarengan
" Iya , buat menemani Nelve , katanya dia ingin mencari Vigo buat mengajarinya skill " Jelas Satria .
" Pasti mereka belum jauh , ayo kita susul ! " saran Reihn , Satria menggelengkan kepalanya
" Ga akan sempat , Gen dan Phil pernah berguru kepada Bima tentang skill teleportasi , jadi aku yakin, mereka sudah hampir mencapai desa angin " Ujar Satria .
" Secepat itukah mereka ? " Tanya Coco tak percaya
" Sebenarnya tidak , tetapi karena Phil menguasai skill menyerang dari belakang , otomatis kecepatan dia juga lebih tinggi . Dan bila digabungkan dengan kecepatan Gen , rasanya jawaban ku yang tadi masih masuk akal " Jawab Satria lagi .
" Lalu apa yang harus kita lakukan ? " Ujar Reihn bingung .
" Hubungi semua mata-mata , suruh mereka untuk kembali ke desa air ! Sementara untuk mata-mata kita yang berada di desa Petir , suruh mereka untuk menjemput Gen dan yang lainnya di desa Angin ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali kepada Phil dkk)
Tepat seperti yang dikatakan Satria , kini mereka baru saja selesai menuruni lembah angin .
" Tinggal sedikit lagi kita sampai ke gerbang desa angin " Ujar Phil sambil membantu Iza turun .
" Apa gak terlalu cepat ? " tanya Nelve lagi . Sebenarnya dia merasa sedikit pusing karena terus-terusan diseret oleh Gen dan juga Phil .
" Gak kok , cuma tinggal menyusuri jalan itu saja. Jadi gue rasa ga perlu memakai kekuatan , cukup berjalan biasa saja " Jawab Gen sambil mengusap kepala Nelve .
" Memangnya kenapa Nelve ? Kamu pusing ya ? " Tanya Iza lagi . Nelve menggelengkan kepalanya lalu tersenyum
" Kayanya kita juga berlebihan nih , memakai kekuatan sampai dia menjadi kaya gitu " Ujar Gen sambil menggaruk kepalanya .
" Ya mau bagaimana lagi , kita harus bergerak cepat , karena situasi sekarang cukup berbahaya " Sambung Phil lagi .
Lalu disepanjang perjalanan , mereka pun membicarakan banyak hal , dan ketika hampir mencapai gerbang desa angin , terlihat ada suara dentuman keras , lalu terlihat ada kepulan asap di atas . Melihat itu , mereka pun menjadi curiga
" Ada apa ini Gen ? " Tanya Phil curiga , sementara Gen hanya terdiam . Tak lama kemudian , terlihat ada seseorang yang terbanting keluar dari gerbang . Kalau dilihat dari pakaiannya , sepertinya mata-mata desa Petir, tetapi untuk yang ini tidak memakai jubah .
" Prajurit desa petir " desis Gen lagi , membuat ketiga temannya panik .
" Desa petir sudah mencapai sini ? Lalu bagaimana dengan Vigo dan Luwhiie ? " Seru Phil panik .
Tak lama kemudian , terlihat ada seorang prajurit desa petir lagi yang terbanting , diikuti oleh kabut-kabut yang ditimbulkan karena dentuman itu .
" Lo ? Itu Phil sama Gene kan ? "
Perlahan , kabut pun menghilang , dan terlihat ada dua orang perempuan disana , dan memakai pakaian desa Petir .
" Netha dan Mariposa ! " Seru Phil terkejut .
" Ngapain kalian kesini ? " Tanya Mariposa heran .
" Kami mau mencari Vigo , sementara kalian sendiri ? " Tanya Gen balik .
" Kami mendapat informasi dari Juki , untuk menjemput kalian di desa angin karena desa ini sudah diserang oleh desa petir . Syukurlah kalau sudah bertemu " Jelas Netha lagi .
" Mereka orang-orang yang dibicarakan itu ya ? " Tanya Mariposa sambil menunjuk ke arah Nelve dan Iza . Phil mengangguk
" Yap , namanya Nelve dan Iza . Nelve spesialisasi skill perlindungan , sementara Iza skill penyembuhan " Jelas Phil .
" Kalau begitu perkenalkan ! Nama gue Mariposa , dan spesialisasi gue di bidang membalikkan serangan , sementara Netha di bidang dai kyodo , kami mata-mata bagian desa Petir ! " Ujar Mariposa lagi sambil tersenyum riang.
" Kalau begitu , ayo kita kembali ke desa air " Ajak Netha .
" Gak bisa Neth , kita harus mencari Vigo dan Luwhiie dulu . " Tolak Gen lagi .
" Tapi situasi desa angin lagi berbahaya Gen , " Ujar Netha lagi .
" Gue tau , tapi apapun alasannya , kita ga boleh ninggalin teman sendiri " Sambung Phil , yang diiyakan oleh Gen .
Netha mengangkat bahunya , tanda menyerah
" Yasudah terserah , tapi gue sudah mengingatkan lho " Ujarnya lagi .
Mereka pun melihat gerbang desa angin , tampak bangunan terbakar dimana-mana , sementara tak ada satupun manusia disana , membuat Phil merasa ngeri .
" Semoga ga ada kejadian apa-apa " Gumam Phil pelan
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------