Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu di basecamp)
Juki seperti biasanya , selalu sibuk dengan kertas-kertas dokumen itu . Sambil memegang secangkir kopi di tangan kanannya , dia terus berusaha menerjemahkan arti-arti dari tulisan itu , lalu menulisnya ke sebuah buku .
Saat dia tengah serius menulis , tiba-tiba Bima datang dan membanting pintu ruang kerja Juki , dan membuatnya nyaris tersedak .
" Eh bim , emang ga bisa ya ketuk pintu dulu ? " Ujar Juki kesal .
" Gawat Juk ! Dari pengamatan , tampak ada jejak bahwa mata-mata desa petir sudah mencapai desa ini ! " Seru Bima panik . Juki yang mendengarnya mencoba tenang .
" Lalu ? "
" Dikabarkan kalau mereka tengah bermalam di sebuah rumah tua yang ada di pinggir kota ! " Seru Bima lagi .
" Nah terus kenapa ? Bukannya itu masih sangat jauh dari sini ? " Sahut Juki sambil meminum kopinya .
" Yang gue maksud adalah , rumah yang sedang dikunjungi oleh Phil dan yang lainnya " Sambung Bima jengkel , karena melihat reaksi Juki yang biasa saja .
Mendengar itu , spontan Juki menyemburkan kopinya " APA ? "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke awal cerita )
Satria masih sibuk melawan musuh yang terus menyerangnya . Dia tak bisa melihatnya dengan baik , karena situasi yang sangat gelap (karena memang sudah malam) ditambah lagi , musuh itu terus-menerus mengarahkan senjatanya , membuat Satria tak bisa berfikir untuk menganalisa dan menebak-nebak siapakah yang tengah menyerangnya saat ini .
Sementara Phil , dia tampak mati-matian berusaha menahan tali itu agar tidak semakin merosot ke bawah. Gen pun menjadi bingung . Dia ingin sekali membantu Satria , dan tentu mudah baginya bila dia memutuskan untuk memanjat ke arah atas , tetapi kalau demikian , maka dia tak bisa membawa Nelve ke atas dan harus meninggalkan dia disini .
" Pergilah " Ujar Nelve membuat Gen terkejut
Melihat raut muka Gen yang seakan tidak setuju , Nelve pun menambahkan
" Aku ga mau jadi pengganggu . Lebih baik kamu bantu Satria dulu , aku akan menunggu disini " Ujarnya sambil tersenyum . Karena situasi, dia pun dengan berat hati meninggalkan Nelve di bawah .
Melihat Gen yang tiba-tiba berada di sampingnya , membuat Phil terkejut
" Lo gila ya ? Kenapa malah milih ninggalin dia di bawah ! Terus usaha gue mati-matian buat nahan elo tadi itu buat apa ! " Seru Phil kesal , karena merasa usahanya sia-sia
" Gue juga ga mau , makanya lebih baik kita cepat-cepat menolong Satria , supaya bisa cepat menolong Nelve di bawah " Ujar Gen sambil menyiapkan senjatanya . Tampak aura dingin keluar dari tubuhnya .
" Sat , minggir ! " Seru Gen kepada Satria , dan Satria yang menyadari kalau Gen akan mengeluarkan skill khususnya pun , refleks melompat mundur sampai berada di samping Phil .
Gen mengeluarkan ancang -ancang , lalu mengibaskan senjatanya ke arah lantai . Tampak gunungan es muncul dalam jumlah yang cukup banyak , dan terus menuju ke arah depan .
Tampak terdengar suara gaduh , dan sesaat kemudian , terdengar suara dinding belakang mereka rusak , lalu mereka pun menghilang . Meskipun sekilas , Satria bisa melihat ada simbol desa Petir disana .
" Rupanya mata-mata desa Petir " Ujar Satria .
Tak lama kemudian , muncul Aitor, Bima dan Coco . Mereka tampak sangat panik " Kalian gak apa-apa ? " Tanya Bima panik . Mereka bertiga mengangguk .
Tak lama kemudian , terdengar suara jeritan Nelve lagi , membuat keadaan menjadi kembali panik .
" Astaga Nelve ! " Seru Phil sambil berlari ke arah belakang
" Jadi daritadi lo belum menolong dia Gen ? " Tanya Satria heran . Gen hanya terdiam .
" Nelve ! Lo gak apa-apa ? " Seru Aitor dari atas .
" Iyaa , tapi batu-batu disini rapuh , susah mendakinya " Ujar Nelve sambil berusaha memegang batu yang ada disana , tetapi terdengar suara batu yang terjatuh , yang menandakan kalau sebentar lagi batu terakhir yang tengah Nelve pegang itu akan runtuh juga .
" Duh gimana nih ? Tali gue juga udah abis " Gumam Satria bingung .
" Keluarkan jaring saja ! "
Aitor terdiam , lalu mengangkat tangannya ke atas , dan mengibaskannya ke bawah . Tampak ada sebuah jaring tepat di bawah Nelve .
Dan ketika batu terakhir runtuh , Nelve pun terjatuh tepat di jaring-jaring buatan Aitor tersebut .
Bima dan Gen pun dengan cepat turun ke bawah dan mengangkat Nelve ke atas .
Dalam perjalanan pulang , tampak Bima tengah mengomeli Phil .
" Lain kali lo ga boleh yang namanya ke tempat-tempat yang ga jelas ! Ngerti lo Phil ! " Seru Bima marah ,, sementara Phil hanya bungkam .
" Tapi pada akhirnya , yang namanya rumah hantu itu sama sekali ga ada benarnya ya " Ujar Satria sambil memandang ke arah langit .
" Iya , kalo ga Coco yang nyaranin gue buat ngelempar jaring , gue ga bakalan inget . " Ujar Aitor sambil menepuk pundak Coco .
" Apa ? Siapa yang bilang ? " Ujar Coco bingung , membuat semuanya ,menghentikan langkahnya .
" Lo , tadi jelas-jelas gue denger lo teriak buat ngeluarin jaring kan ? " Tanya Aitor lagi . Coco pun menggelengkan kepalanya kuat-kuat
" Sumpah demi apapun , itu bukan gue ! Gue malah ngira kalo itu tadi suara si Gen ! " ujar Ccco . Mendengar namanya disebut , Gen buru-buru membantah " Gue malah daritadi sibuk mikir ! "
Sejenak , mereka terdiam .
Lalu suara siapakah tadi ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
^u^-Special Chapter End- ^.^
( Sementara itu di basecamp)
Juki seperti biasanya , selalu sibuk dengan kertas-kertas dokumen itu . Sambil memegang secangkir kopi di tangan kanannya , dia terus berusaha menerjemahkan arti-arti dari tulisan itu , lalu menulisnya ke sebuah buku .
Saat dia tengah serius menulis , tiba-tiba Bima datang dan membanting pintu ruang kerja Juki , dan membuatnya nyaris tersedak .
" Eh bim , emang ga bisa ya ketuk pintu dulu ? " Ujar Juki kesal .
" Gawat Juk ! Dari pengamatan , tampak ada jejak bahwa mata-mata desa petir sudah mencapai desa ini ! " Seru Bima panik . Juki yang mendengarnya mencoba tenang .
" Lalu ? "
" Dikabarkan kalau mereka tengah bermalam di sebuah rumah tua yang ada di pinggir kota ! " Seru Bima lagi .
" Nah terus kenapa ? Bukannya itu masih sangat jauh dari sini ? " Sahut Juki sambil meminum kopinya .
" Yang gue maksud adalah , rumah yang sedang dikunjungi oleh Phil dan yang lainnya " Sambung Bima jengkel , karena melihat reaksi Juki yang biasa saja .
Mendengar itu , spontan Juki menyemburkan kopinya " APA ? "
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke awal cerita )
Satria masih sibuk melawan musuh yang terus menyerangnya . Dia tak bisa melihatnya dengan baik , karena situasi yang sangat gelap (karena memang sudah malam) ditambah lagi , musuh itu terus-menerus mengarahkan senjatanya , membuat Satria tak bisa berfikir untuk menganalisa dan menebak-nebak siapakah yang tengah menyerangnya saat ini .
Sementara Phil , dia tampak mati-matian berusaha menahan tali itu agar tidak semakin merosot ke bawah. Gen pun menjadi bingung . Dia ingin sekali membantu Satria , dan tentu mudah baginya bila dia memutuskan untuk memanjat ke arah atas , tetapi kalau demikian , maka dia tak bisa membawa Nelve ke atas dan harus meninggalkan dia disini .
" Pergilah " Ujar Nelve membuat Gen terkejut
Melihat raut muka Gen yang seakan tidak setuju , Nelve pun menambahkan
" Aku ga mau jadi pengganggu . Lebih baik kamu bantu Satria dulu , aku akan menunggu disini " Ujarnya sambil tersenyum . Karena situasi, dia pun dengan berat hati meninggalkan Nelve di bawah .
Melihat Gen yang tiba-tiba berada di sampingnya , membuat Phil terkejut
" Lo gila ya ? Kenapa malah milih ninggalin dia di bawah ! Terus usaha gue mati-matian buat nahan elo tadi itu buat apa ! " Seru Phil kesal , karena merasa usahanya sia-sia
" Gue juga ga mau , makanya lebih baik kita cepat-cepat menolong Satria , supaya bisa cepat menolong Nelve di bawah " Ujar Gen sambil menyiapkan senjatanya . Tampak aura dingin keluar dari tubuhnya .
" Sat , minggir ! " Seru Gen kepada Satria , dan Satria yang menyadari kalau Gen akan mengeluarkan skill khususnya pun , refleks melompat mundur sampai berada di samping Phil .
Gen mengeluarkan ancang -ancang , lalu mengibaskan senjatanya ke arah lantai . Tampak gunungan es muncul dalam jumlah yang cukup banyak , dan terus menuju ke arah depan .
Tampak terdengar suara gaduh , dan sesaat kemudian , terdengar suara dinding belakang mereka rusak , lalu mereka pun menghilang . Meskipun sekilas , Satria bisa melihat ada simbol desa Petir disana .
" Rupanya mata-mata desa Petir " Ujar Satria .
Tak lama kemudian , muncul Aitor, Bima dan Coco . Mereka tampak sangat panik " Kalian gak apa-apa ? " Tanya Bima panik . Mereka bertiga mengangguk .
Tak lama kemudian , terdengar suara jeritan Nelve lagi , membuat keadaan menjadi kembali panik .
" Astaga Nelve ! " Seru Phil sambil berlari ke arah belakang
" Jadi daritadi lo belum menolong dia Gen ? " Tanya Satria heran . Gen hanya terdiam .
" Nelve ! Lo gak apa-apa ? " Seru Aitor dari atas .
" Iyaa , tapi batu-batu disini rapuh , susah mendakinya " Ujar Nelve sambil berusaha memegang batu yang ada disana , tetapi terdengar suara batu yang terjatuh , yang menandakan kalau sebentar lagi batu terakhir yang tengah Nelve pegang itu akan runtuh juga .
" Duh gimana nih ? Tali gue juga udah abis " Gumam Satria bingung .
" Keluarkan jaring saja ! "
Aitor terdiam , lalu mengangkat tangannya ke atas , dan mengibaskannya ke bawah . Tampak ada sebuah jaring tepat di bawah Nelve .
Dan ketika batu terakhir runtuh , Nelve pun terjatuh tepat di jaring-jaring buatan Aitor tersebut .
Bima dan Gen pun dengan cepat turun ke bawah dan mengangkat Nelve ke atas .
Dalam perjalanan pulang , tampak Bima tengah mengomeli Phil .
" Lain kali lo ga boleh yang namanya ke tempat-tempat yang ga jelas ! Ngerti lo Phil ! " Seru Bima marah ,, sementara Phil hanya bungkam .
" Tapi pada akhirnya , yang namanya rumah hantu itu sama sekali ga ada benarnya ya " Ujar Satria sambil memandang ke arah langit .
" Iya , kalo ga Coco yang nyaranin gue buat ngelempar jaring , gue ga bakalan inget . " Ujar Aitor sambil menepuk pundak Coco .
" Apa ? Siapa yang bilang ? " Ujar Coco bingung , membuat semuanya ,menghentikan langkahnya .
" Lo , tadi jelas-jelas gue denger lo teriak buat ngeluarin jaring kan ? " Tanya Aitor lagi . Coco pun menggelengkan kepalanya kuat-kuat
" Sumpah demi apapun , itu bukan gue ! Gue malah ngira kalo itu tadi suara si Gen ! " ujar Ccco . Mendengar namanya disebut , Gen buru-buru membantah " Gue malah daritadi sibuk mikir ! "
Sejenak , mereka terdiam .
Lalu suara siapakah tadi ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
^u^-Special Chapter End- ^.^