Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Disuatu ruangan yg gelap dan dingin)
" Anak itu sudah tiba ? "
" Yap , dan sepertinya akan membahayakan kita "
" Kalau begitu , awasi dia , "
" Baik "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi menuju cerita awal )
Nelve masih mengikuti langkah-langkah para cowo misterius itu dengan susah payah . Karena medan yang mereka lalui memang cukup sulit . Seperti reruntuhan bangunan , retakan tanah , dan banyak lagi .
Hingga akhirnya mereka mencapai sebuah tempat yang cukup terpencil ,
atau mungkin tanah kosong ?
" Ini basecampnya ? " Tanya Nelve heran sambil memandang sekeliling .
Hanya tampak reruntuhan bangunan dan sepetak tanah kecil .
Awalnya mereka tak menjawab , tetapi tiba-tiba salah satu dari mereka melemparkan semacam bom ke arah dinding tepat berada di belakang cowo pembawa piring . Tentu saja hal itu membuat dia terkejut dan refleks melempar piringnya ke arah cowo itu .
" Bisa ga sih lo gak ngelempar piring sehari aja ? " seru si pelempar bom kesal sambil melempar piring dia kembali .
" Eh anjrit , gue ngerti kalo lo ngefans sama gue , tapi gak usah sampe mau ngebunuh gue ! " solot cowo itu kesal . Sementara si pelempar bom hanya tertawa kecil .
" Ada apa ? " Tanya cowo satunya .
" Ga apa-apa sat , cuma gue ngerasa tadi kaya ada mata-mata " jawabnya sambil menaruh kembali bom yang ada di tangannya .
" Yasudah , oh iya Nelve , kita sudah hampir sampai kok " jawab cowo yang dipanggil satria oleh teman-temannya itu sambil menyentuh dinding di depannya , yang langsung berubah menjadi pintu.
Nelve hanya terdiam melihatnya , sementara semua cowo itu sudah mulai memasuki pintu itu .
" Ayo cepat masuk " seru cowo yang selalu membawa piring itu sambil mendorong Nelve menuju pintu misterius itu .
Tak lama setelah mereka memasuki pintu itu , pintu itu pun menghilang .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Sementara itu , di dinding yang terkena bom)
Terdengar suara dering telepon dari orang berjubah yang tampaknya tengah kepayahan bersembunyi di antara puning dinding itu .
" Bagaimana ? kau berhasil menemukannya ? "
" Tidak , yang ada gue malah hampir mati kena bom oleh salah satu dari mereka "
" Dasar bodoh ! Sudah gue bilang lo harus hati-hati ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi ke cerita awal)
Setelah melewati pintu itu , tampak ada jalan yang rindang , karena di setiap sisi jalannya terdapat pepohonan
Suasananya terasa sangat sejuk dan nyaman .
" Ayo cepat ! " seru cowo pembawa piring itu sambil terus mendorong Nelve dari belakang .
" Kenapa harus buru-buru sih ? " ujar Nelve heran .
" Karena gue sudah mau segera tidur ! " jawab cowo itu , yang langsung dijitak oleh si pelempar bom tadi .
Dia pun menoleh kearahnya dengan marah .
" Eh sial , elu daritadi kayanya nyari masalah mulu nih sama gue ! " serunya kesal .
" Anggep aja impas buat jitakan lo tadi " jawabnya tenang .
Dan bisa ditebak , mereka kembali bertengkar
" Makanya gue males mau kerja dengan kalian " ujar Satria sambil kembali melerai kedua orang itu .
Nelve hanya tertawa kecil melihatnya . Satria tampak seperti seorang kakak yang tengah melerai kedua adiknya .
Setelah selesai melerai kedua orang itu , mereka pun kembali melanjutkan perjalanan .
Baru sebentar mereka berjalan , feeling Nelve mulai merasa tak enak lagi . Dan dia pun memilih untuk berhenti .
" Ada apa ? " Tanya satria heran .
belum sempat Nelve menjawab , tiba-tiba muncul hembusan angin yang kuat yang langsung menerbangkan cowo pembawa piring itu .
" Anjrit , daritadi kenapa gue mulu sih yang kena ! " Serunya kesal .
" FF kali " jawab temannya sambil tertawa kecil .
" Diem lo ! Atau gue lempar lagi nih piring ! " seru dia lagi .
Cowo itu hanya tersenyum menahan tawa .
" Ulah siapa ini ? " seru Satria sambil melihat ke arah datangnya angin .
Tak lama kemudian , muncullah dua orang cowo lagi .
" Sori sori , gue ga tau kalo kalian uda pulang " ujarnya sambil tertawa kecil .
" Alah bilang aja kalo elo iri sama ketampanan gue ! " seru cowo yang terkena angin itu .
" Iri sama orang kaya lo ? Ngimpi aja deh " ujar cowo di satunya lagi sambil memberikan tampang meledek .
Nelve hanya terdiam . Tak tahu harus tertawa atau bagaimana , pasalnya dia sendiri masih belum mengetahui nama para cowo yang ada di hadapannya ini , kecuali Satria tentunya .
Tampaknya hal itu bisa diketahui oleh dia ,
" Oh iya , kami lupa mengenalkan diri ya , si cowo aneh yang suka bawa piring itu Philomahosopher , sementara cowo yang satunya namanya Gene , dan si pelempar angin ini namanya Neo , lalu satunya adalah Nao " Ujar Satria mengenalkan .
" Sat , bela gue sekali aja kenapa sih " ujar Phil sambil menggaruk kepalanya .
" Gak dapet apa-apa gue kalo ngebela elo phil " Jawabnya sambil tertawa yang langsung dilempar piring oleh Phil .
" Yaudahlah , daripada ribut ga jelas disini , mending kita kembali ke basecamp , semuanya sudah menunggu "
saran Neo sambil kembali berjalan ke depan .
Lalu , mereka pun kembali melanjutkan perjalanan , yang Nelve tau pasti , kalau basecamp yang mereka bilang itu sudah ada di balik hutan ini .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Disuatu ruangan yg gelap dan dingin)
" Anak itu sudah tiba ? "
" Yap , dan sepertinya akan membahayakan kita "
" Kalau begitu , awasi dia , "
" Baik "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi menuju cerita awal )
Nelve masih mengikuti langkah-langkah para cowo misterius itu dengan susah payah . Karena medan yang mereka lalui memang cukup sulit . Seperti reruntuhan bangunan , retakan tanah , dan banyak lagi .
Hingga akhirnya mereka mencapai sebuah tempat yang cukup terpencil ,
atau mungkin tanah kosong ?
" Ini basecampnya ? " Tanya Nelve heran sambil memandang sekeliling .
Hanya tampak reruntuhan bangunan dan sepetak tanah kecil .
Awalnya mereka tak menjawab , tetapi tiba-tiba salah satu dari mereka melemparkan semacam bom ke arah dinding tepat berada di belakang cowo pembawa piring . Tentu saja hal itu membuat dia terkejut dan refleks melempar piringnya ke arah cowo itu .
" Bisa ga sih lo gak ngelempar piring sehari aja ? " seru si pelempar bom kesal sambil melempar piring dia kembali .
" Eh anjrit , gue ngerti kalo lo ngefans sama gue , tapi gak usah sampe mau ngebunuh gue ! " solot cowo itu kesal . Sementara si pelempar bom hanya tertawa kecil .
" Ada apa ? " Tanya cowo satunya .
" Ga apa-apa sat , cuma gue ngerasa tadi kaya ada mata-mata " jawabnya sambil menaruh kembali bom yang ada di tangannya .
" Yasudah , oh iya Nelve , kita sudah hampir sampai kok " jawab cowo yang dipanggil satria oleh teman-temannya itu sambil menyentuh dinding di depannya , yang langsung berubah menjadi pintu.
Nelve hanya terdiam melihatnya , sementara semua cowo itu sudah mulai memasuki pintu itu .
" Ayo cepat masuk " seru cowo yang selalu membawa piring itu sambil mendorong Nelve menuju pintu misterius itu .
Tak lama setelah mereka memasuki pintu itu , pintu itu pun menghilang .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Sementara itu , di dinding yang terkena bom)
Terdengar suara dering telepon dari orang berjubah yang tampaknya tengah kepayahan bersembunyi di antara puning dinding itu .
" Bagaimana ? kau berhasil menemukannya ? "
" Tidak , yang ada gue malah hampir mati kena bom oleh salah satu dari mereka "
" Dasar bodoh ! Sudah gue bilang lo harus hati-hati ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi ke cerita awal)
Setelah melewati pintu itu , tampak ada jalan yang rindang , karena di setiap sisi jalannya terdapat pepohonan
Suasananya terasa sangat sejuk dan nyaman .
" Ayo cepat ! " seru cowo pembawa piring itu sambil terus mendorong Nelve dari belakang .
" Kenapa harus buru-buru sih ? " ujar Nelve heran .
" Karena gue sudah mau segera tidur ! " jawab cowo itu , yang langsung dijitak oleh si pelempar bom tadi .
Dia pun menoleh kearahnya dengan marah .
" Eh sial , elu daritadi kayanya nyari masalah mulu nih sama gue ! " serunya kesal .
" Anggep aja impas buat jitakan lo tadi " jawabnya tenang .
Dan bisa ditebak , mereka kembali bertengkar
" Makanya gue males mau kerja dengan kalian " ujar Satria sambil kembali melerai kedua orang itu .
Nelve hanya tertawa kecil melihatnya . Satria tampak seperti seorang kakak yang tengah melerai kedua adiknya .
Setelah selesai melerai kedua orang itu , mereka pun kembali melanjutkan perjalanan .
Baru sebentar mereka berjalan , feeling Nelve mulai merasa tak enak lagi . Dan dia pun memilih untuk berhenti .
" Ada apa ? " Tanya satria heran .
belum sempat Nelve menjawab , tiba-tiba muncul hembusan angin yang kuat yang langsung menerbangkan cowo pembawa piring itu .
" Anjrit , daritadi kenapa gue mulu sih yang kena ! " Serunya kesal .
" FF kali " jawab temannya sambil tertawa kecil .
" Diem lo ! Atau gue lempar lagi nih piring ! " seru dia lagi .
Cowo itu hanya tersenyum menahan tawa .
" Ulah siapa ini ? " seru Satria sambil melihat ke arah datangnya angin .
Tak lama kemudian , muncullah dua orang cowo lagi .
" Sori sori , gue ga tau kalo kalian uda pulang " ujarnya sambil tertawa kecil .
" Alah bilang aja kalo elo iri sama ketampanan gue ! " seru cowo yang terkena angin itu .
" Iri sama orang kaya lo ? Ngimpi aja deh " ujar cowo di satunya lagi sambil memberikan tampang meledek .
Nelve hanya terdiam . Tak tahu harus tertawa atau bagaimana , pasalnya dia sendiri masih belum mengetahui nama para cowo yang ada di hadapannya ini , kecuali Satria tentunya .
Tampaknya hal itu bisa diketahui oleh dia ,
" Oh iya , kami lupa mengenalkan diri ya , si cowo aneh yang suka bawa piring itu Philomahosopher , sementara cowo yang satunya namanya Gene , dan si pelempar angin ini namanya Neo , lalu satunya adalah Nao " Ujar Satria mengenalkan .
" Sat , bela gue sekali aja kenapa sih " ujar Phil sambil menggaruk kepalanya .
" Gak dapet apa-apa gue kalo ngebela elo phil " Jawabnya sambil tertawa yang langsung dilempar piring oleh Phil .
" Yaudahlah , daripada ribut ga jelas disini , mending kita kembali ke basecamp , semuanya sudah menunggu "
saran Neo sambil kembali berjalan ke depan .
Lalu , mereka pun kembali melanjutkan perjalanan , yang Nelve tau pasti , kalau basecamp yang mereka bilang itu sudah ada di balik hutan ini .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------