Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 30

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah kegelapan , tampak ada sesosok lelaki yang tengah berjalan menembusnya . Sesekali dia mengusap mukanya , dan berjalan menyusuri lorong-lorong gelap itu .
Dia menguap , dan memandang sekeliling . Terasa dingin dan sepi , tanda kalau belum banyak orang yang terbangun .
Ketika dia melintasi kaca , dia berhenti sejenak lalu membenahi dirinya yang masih berantakan

" Kok tumben belum ada yg latihan ? " Gumam Luwhiie , sambil berkaca .

Tak lama kemudian , terlihat ada cahaya dari arah teras belakang . Penasaran , dia pun mendekatinya .
Tampak ada Satria disana , seorang diri , dan tengah berada di bawah teras sambil berdiri dan mengepal tangannya . Sesekali diarahkan tangannya ke berbagai arah , dan muncullah kilau api di sana

" Rupanya dia sudah mulai menguasai tehnikyang kuajarkan "

Dari belakang Luwhiie , terlihat Juki yang tengah sibuk memakan sebungkus roti . Tampaknya dia juga baru saja terbangun . Luwhiie yang tadinya sedikit terkejut lalu merasa heran

" Itu dari skill elu Juk ? " Tanya Luwhiie tak percaya . Dia hanya tersenyum

" Siapa lagi yang menguasai skill bela diri disini ? " Balasnya . Lalu dia pun memutuskan untuk kembali ke dalam .

Tiba-tiba , arah tangan Satria mengarah ke dalam , dan percikan api itu memasuki ruangan dalam . Luwhiie refleks menghindarinya , tetapi , percikan itu malah mengenai ujung baju belakang Juki , mengakibatkan bajunya sedikit terbakar .

" Juk ! Baju lo ! " Seru Luwhiie panik . Sementara Satria hanya kebingungan , tak menyangka kalau apinya akan mengenai temannya itu .
Juki yang menyadari ada sesuatu yang aneh pun menoleh ke belakang . Matanya melotot melihat api itu mulai sedikit demi sedikit membakar bajunya

" SATRIAAA !!! " Seru Juki kesal sambil berlari ke arah Satria .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( 5 jam setelah itu )

Tampak semua orang yang menghuni basecamp itu telah berada di ruangan tengah .
Juki mondar mandir disana dan sudah mengenakan baju baru . Luwhiie sesekali tampak tersenyum menahan tawa bila mengingat kejadian tadi pagi sambil memandangi baju Juki .

" Kalian pasti tahu mengapa aku kumpulkan disini sekarang " Ujarnya sambil memandangi teman-temannya secara bergantian . Terlihat Celesta dan Celeste berpandangan , Aitor mengangkat bahu , sementara Nao dan Neo tampak cuek .

" Tentang kemajuan hari untuk menyerang desa petir kan ? " Ujar Netha sambil memakan biskuit yang ada di meja . Mariposa terkejut

" Yang benar saja ! Skillku belum cukup sempurna ! " Tolaknya

" Kehancuran sudah di depan mata , jadi gunakan saja skill mu yang ada sebisanya " Ujar Vigo .
Tak lama kemudian , terdengar suara gaduh . Satria menenangkan situasi dengan memukul menja yang ada di depannya dengan mangkuk

" Kembali ke pokok masalah , siap tidak siap , lusa kita akan menyerang desa itu . Bagi yang merasa skillnya belum sempurna , bisa menyempurnakannya maksimal dalam kurun waktu 2 hari . " Putusnya .
Kazuhiko menggaruk kepalanya

" Yaudahlah , kita selesain aja dulu skill kita Hiko " Ujar Kazuhiro menenangkan temannya itu . Dia hanya mengangkat bahu . Pasrah .

" Tapi sepertinya kita terkena sedikit masalah " Ujar Phil sambil menggaruk kepalanya , membuat teman-temannya terkejut .

" Apa lagi ? " Tanya Gen . Phil lalu menatap Juki , sementara dia hanya menanggapinya dengan anggukan bahu . Phil menghela nafas

" Bima diculik " Jelas Phil , membuat situasi menjadi gaduh kembali .

" Kalau dia saja diculik , lalu siapa yang akan menunjukan arah menuju pintu gerbang markas desa Petir ? " Tanya Vigo heran . Satria menenangkannya

" Tenanglah , kami sudah mengetahui letaknya , jadi kita tak perlu khawatir soal itu " Ujar Reihn .

Seementara situasi tampak tegang , tampak Coco tengah diam sambil mengutak-atik hand phonenya dengan tegang . Sesekali dia menghela nafas , lalu menggaruk kepalanya . Sepertinya dia tampak kebingungan .

Gen yang menyadari itu , lalu mendekati Coco

" Lo kenapa co ? " Tanyanya .

Coco menghela nafas " Chansey ga bisa dihubungin dari kemarin " Ujarnya pelan , membuat teman-temannya kembali gaduh

" Bukannya dia berada di perbatasan antara desa api dengan desa petir ? " Tanya Vigo. Coco menganggukkan kepalanya .

Reihn lalu mengutak-atik hanphonenya

" MyChan juga ga bisa dihubungin " Desisnya , membuat Juki terkejut lalu merebut handphone Reihn dan mencobanya sendiri

" Benar . . " Ujarnya pelan . Reihn menepuk bahunya , mungkin mencoba menenangkannya

" WaterHawk dan mata-mata lain juga tak membalas pesanku kemarin malam " Tambah Satria .

" Apa terjadi sesuatu dengan mereka ? " Tanya Netha , membuat situasi menjadi hening . Masing-masing sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri .
Situasi pun kembali gaduh .

" Apapun itu , yang pasti ini sudah menjadi sebuah pertanda awal untuk kita mempercepat hari penyerangan kita . Apa masih ada pertanyaan ? " Tanya Satria , membuat situasi kembali tenang .

" Gue anggap kalian semua setuju . Sekarang , kembalilah berlatih lebih keras. Waktu kita tak banyak " Ujar Satria , menutup diskusi mereka pagi itu .
Mendengar hal itu , Iza dan Neve hanya saling berpandangan lalu saling menghela nafas .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar