Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 29

Posted in
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" bisa kau ulangi lagi perkataanmu tadi ? " Tanya Satria tak percaya . Phil mendengus

" G.u.e b.i.l.a.n.g k.a.l.a.u. B.i.m.a d.i.c.u.l.i.k " Ulang Phil lagi .

Hening sejenak

" APA ? " Seru Satria dan Juki bersamaan , sementara Reihn dan Netha hanya saling berpandangan . Phil menganggukkan kepalanya , sementara Celesta dan Celeste hanya diam di belakangnya .

" Bagaimana bisa ? Lalu bagaimana ceritanya ? " Tanya Satria lagi .

" Disaat dalam perjalanan menuju kesini , dia dicegat oleh beberapa mata-mata desa petir , lalu yah , terjadilah " Jawab Phil pelan . Satria hanya mengacak rambutnya ketika mendengar ucapan Phil itu . Tampak sekali kalau dia tengah frustasi .

" Darimana kalian mengetahui kabar itu ? " Tanya Juki sambil menenangkan temannya itu .
Phil menunjukkan kertas di tangannya

" Dari surat ini . Tadi surat ini tergeletak begitu saja di depan " Jawabnya

" Apakah sama dengan surat yg dibawa Nelve ? " Tanya Netha . Phil menggeleng

" Surat ini datang lebih dahulu " Jawab Celeste . Celesta mengiyakan

" Yasudah , hal ini kita rahasiakan dulu dari yang lain . Jangan sampai mereka tahu , kalau mereka mengetahuinya , maka bisa makin runyam masalahnya " Jelas Netha . Mereka semua pun mengangguk

" Termasuk kepada Nelve dan Iza yang sedang berada disana , kalian dengar kan ? " Ujar Juki sambil menunjuk ke arah pintu teras . Mereka yang kepergok sedang menguping pun hanya terdiam dan tersenyum malu .

" Bagaimana nih Nelve ? " Bisik Iza . Nelve mengangkat bahu . Dia sama sekali tak menduga kalau semua masalah ini takkan bertambah runyam seperti ini
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Tepat di teras )

Seusai mendengar kabar itu , mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa yaitu : kembali latihan
tapi mungkin karena pikiran mereka terlanjur terganggu oleh surat itu , membuat Nelve dan Iza hanya terduduk diam di sana . Tatapan mereka tampak kosong
Sampai suara handphone Nelve memecah keheningan itu

" Maaf , sebentar " ujar Nelve kepada Iza sambil mengangkat telepon itu .

" KEMANA SAJA KAU ! "

Begitu tombol hijau ditekan , terdengar suara lelaki yang cukup keras langsung keluar dari handphone itu . Membuat Nelve sampai harus menjauhkan telinganya dari handphonenya

" Siapa Nelve ? " Tanya Iza heran , mungkin dia juga ikut mendengar suara lelaki itu . Nelve meringis

" Kakakku " Ujarnya . Lalu kembali mengangkat teleponnya

" Iya ada apa kak ? " Tanya Nelve pelan .

" Dari kemarin" dihubungin tidak bisa , dicari tidak ada , memang sebenarnya kau dimana ? " Tanya kakakknya itu . Nelve menggaruk kepalanya . Tak mungkin kan dia berkata kalau dia lagi ada di dimensi lain ?
Tak lama kemudian , terdengar suara kakaknya itu putus-putus . Rupanya sinyalnya mulai melemah kembali .

" Yasudahlah , yang penting sekarang kau bisa dihubungi . Jaga dirimu baik-baik " Ujar kakaknya sebelum sinyalnya sepenuhnya hilang .
Iza tersenyum melihatnya

" Senang ya punya kakak yang perhatian " Ujarnya . Nelve hanya meringis sambil menggaruk kepalanya , dan kembali duduk dengan mata menerawang .
Dia mendongak ke atas . Selama berada disini , dia seakan terlupa kalau mempunyai kehidupan yang lain ,

" Kapan kita kembali ke dunia nyata ya " Ujar Iza sambil duduk bertopang dagu . Nelve menoleh ke arahnya , aneh sekali . Seakan dia bisa membaca pikiran dia saat ini .
Nelve mengangkat bahunya

" Entahlah , selama berada disini , membuatku terlupa dengan dunia sana . " Ujarnya pelan . Iza menghela nafasnya

" Berarti , akan tiba saatnya kita akan berpisah dengan mereka ? " Tanyanya pelan , seakan tak rela . Nelve tertegun . Benar juga , mengapa tak pernah terpikirkan sebelumnya ?

" Rindu dengan dunia nyata ya ? "

Dari arah belakang , tampak ada Juki dan Neo disana , sambil membawa secangkir kopi . Iza meringis , sementara Nelve hanya mengangkat bahu mendengarnya .

" Bila kita kembali kesana , mungkin kita akan terpisah , tak seperti saat ini " Ujar Juki sambil duduk di tengah-tengah mereka dan meminum kopinya . Nelve termenung . Kita ?

" Maksudnya , kalian bukan berasal asli dari sini ? " Tanya Nelve . Satria mendengus

" Yang benar saja , berasal dari dunia kaya gini ? Toh kami awalnya juga berasal dari dunia nyata , sama dengan kalian , kami juga pernah melintasi hutan itu sendirian " Jawab Satria . Juki tertawa mendengarnya

" Masa-masa saat lo lari ketakutan karena dikejar oleh bos itu ya sat ? " Ujarnya disela-sela tawanya .

" Sialan , masih inget aja dia " Jawab Satria sambil menggaruk kepalanya .

" Sebenarnya ini dunia apa sih ? " Tanya Iza , membuat tawa mereka terhenti .

" Kalian tau yang namanya dunia paralel ? " Tanya Neo , yang tiba-tiba sudah berada di belakang mereka sambil membawa setumpuk dokumen tua . Juki  tampak terkejut melihat dokumen" itu dibawa keluar olehnya .

" Eh kampret , ngapain lo keluarin semua ! Masukin lagi sana ! " Ujarnya kesal .

" Eh sebenarnya yang kampret itu elo apa gue ? Jelas-jelas ini sebenarnya tugas lo buat nerjemahin dokumen ini , malah diserahin ke gue ! " Balas Neo . Juki menggaruk kepalanya .

" Ya habis , gue kan harus berlatih buat melawan desa Petir tiga hari lagi . " Jawab Juki membuat mereka terkejut

" Apa lo bilang ? 3 hari ? " Tanya Iza

" Gue ga salah denger kan ? " Tanya Neo . Juki memandangi Satria yang asik meminum kopinya sambil bersenandung

" Jangan bilang kalo elo belum ngasih tau ke mereka sat " Ujar Juki . Satria yang saat itu duduk membelakangi Juki , hanya meletakkan tangan kanannya di belakang , sambil membentuk tanda gunting.
Juki menepuk kepalanya

" Harus kuat mental deh punya temen kaya lo sat " Gumam Juki . Satria tertawa mendengarnya .

" Memangnya ada apa sih ? " Tanya Neo tak sabar .

" Pertempuran dengan desa petir dipercepat , dari 7 hari menjadi 3 hari . " Jawab Juki , membuat Nelve Iza dan Neo tertegun

" APA ?! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar