Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 26

Posted in
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Mana sarung tangan gue ? "

" Mana gue tau , kan lo sendiri yang nyimpen kemarin Juk ! "

" Bukannya lo yg kemarin pinjem sat ? "

" Skill gue mana ada yg butuh sarung tangan "

" LAH TERUS SARUNG TANGAN GUE DIMANA ? "

Pagi itu , tampak Juki tengah mondar mandir sambil berkali-kali membuka laci di ruang kerjanya . Sementara Satria hanya memandanginya dari belakang sambil menggaruk kepalanya .
Mendengar kehebohan itu , membuat semua orang yang kebetulan sedang berada di dekat sana pun mendekat .

" Apaan nih , pagi-pagi udah main ribut " Tanya Luwhiie sambil menguap .

" ada yang liat sarung tangan gue gak ? " Tanya Juki tanpa mengalihkan pandangan dari lacinya .

" Kalo ga salah , gue ngelihat si Netha nyuci sarung tangan lo tadi di belakang" Ujar Neo , yang membuat situasi menjadi hening untuk sementara waktu .

" NETNOOOOOT " Seru Juki sambil berlari meninggalkan ruang kerjanya dan berlari menuju tempat yang Neo maksud .

" Serius lu Neo ? " Tanya Vigo heran

" Iyalah , soalnya tadi gue liat si Netha habis bawa beberapa peralatan untuk dicuci gitu , dan kayanya tadi ada sarung tangan " Jawab Neo lagi .

" Udah deh ini kok malah jadi ngebahas sarung tangan , ayo semuanya kembali latihan ! " Seru Satria sambil mendorong mereka semua keluar dari ruangan itu .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Di ruangan latihan )

Selang 3 jam dari kejadian itu , tampak Nelve tengah kebingungan sambil berjalan di lorong dan membawa beberapa amplop di tangannya. Kebetulan , dia melintasi ruangan latihan tempat Juki berlatih pada waktu tengah malam lalu . Dan di ruangan itu , tampak ada Juki yang tengah duduk sambil meminum air mineralnya .
Melihat Nelve yang melewati dirinya tanpa melihat dia sedikitpun , membuat Juki heran

" Jangan bilang kalo lo nyasar lagi Nelve " ujar Juki sambil meletakkan botol airnya .
Mendengar suara itu , Nelve pun menoleh sambil meringis kecil .

" Kelihatannya sih begitu " Jawab Nelve . Juki hanya menggelengkan kepalanya .

" Apa itu ? " Tanya Juki sambil menunjuk ke arah amplop-amplop yang dibawa Nelve

" Oh , ini waktu aku latihan di halaman bersama Iza, tadi ada amplop-amplop di teras depan . Makanya aku mau nyerahin dulu " Jawab Nelve sambil melihat amplop-amplop itu .

" Nah ini dia , " Ujarnya lagi sambil menyerahkan sebuah surat ke arah Juki .

" Satria mana ? " Tanya Nelve sambil memegang seamplop surat lagi .
Juki hanya menggelengkan kepalanya ke arah ruangan berlatih . Tampak Satria tengah berlatih keras disana , membuat Nelve menjadi tak enak untuk mengganggunya . Sementara di dekatnya , tampak ada Reihn yang sesekali memberi Satria instruksi .

" Dia berlatih keras bukan ? Saking kerasnya , gue aja ga dikasih lapak buat latihan sama dia " Keluh Juki sambil menggangkat bahunya .

" Kenapa ga latihan di luar aja bareng anak lain ? " Tanya Nelve lagi . Juki menggaruk kepalanya

" Males , yang ada gue malah disuruh buat ngelatih mereka . Terus waktu buat gue latihan mana ada " Jawab Juki . Nelve tertawa mendengarnya .

" Reihn selalu bersama Satria ya " Tanya Nelve sambil memandangi mereka yang tengah berlatih .

" Namanya aja pasangan , ya wajarlah " Jawab Juki dengan mata menerawang . Dari nada bicaranya tampak ada sedikit rasa iri . Nelve tersenyum melihatnya

" Kangen sama MyChan ya ? " Tebak Nelve , yang langsung membuat muka Juki memerah .
Dia tak menjawab apapun , tetapi hanya menggaruk kepalanya .

" Kadang aku ngerasa capek juga kalo harus latihan tiap hari dari pagi sampai malam . Tapi kalo ngelihat Satria yang lagi latihan kaya gitu , rasanya malah jadi semangat buat latihan juga " Ujar Nelve lagi . Juki tertawa kecil

" Begitulah , gue sendiri juga ngerasa kalau si Satria ngasih ultimatum rese. Belum lagi nerjemahin dokumen sialan itu , tapi yah , mau gimana lagi , situasinya udah kaya gini " Ujar Juki lagi .

Tiba-tiba , terdengar suara benda patah , dan langsung mengenai kepala belakang Juki . Dia pun langsung duduk sambil meringis dan memegangi kepala belakangnya . Nelve yang terkejut melihat kejadian itu hanya bisa menggaruk kepalanya . Dia mengambil potongan kayu yang tadi mengenai Juki.

" Ulah siapa nih ? " Tanya Nelve heran . Di belakang , tampak Reihn yang tertawa , dan Satria yang bersiul-siul .
Mendengar itu , Juki langsung terbangun kembali dan mengejar Satria yang udah keburu keluar dari ruangan itu dengan cepat .

" ANJRIT ! AWAS LO SAT ! " Seru Juki sambil mengejarnya . Dari kejauhan , tampak Satria berulang kali berkata ampun , tetapi tak digubris oleh Juki . Reihn dan Nelve tertawa melihatnya dari kejauhan .

" Bener-bener deh , kaya anak kecil aja . Oh iya , Nelve ada perlu disini ? " Tanya Reihn heran . Nelve menepuk kepalanya , lalu menyerahkan seamplop surat ke arah Reihn .

" Cuma buat nganterin surat buat Juki dan Satria . Udah ya Reihn , aku titip surat buat si Satria , aku mau nyerahin surat-surat ini kepada yang lain dulu " Ujar Nelve sambil buru-buru berlari keluar dari lorong .

Tampaknya perjalanan dalam memberikan surat ini , akan membuat Nelve menjadi semakin mengenali lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

0 komentar:

Posting Komentar