Follow me on Twitter RSS FEED

Special Chapter part 2

Posted in
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Di suatu kamar yang gelap dan dingin)

" Sepertinya kamar ini cukup aman "

" Ya , kita gunakan saja rumah ini sebagai base camp kita tuk sementara "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Sementara itu , dengan Phil dkk)

Karena dikejar oleh waktu , Phil pun memaksa semuanya menggunakan Jinnikuken bersama-sama (kecuali Nelve tentunya) alhasil , mereka jadi seperti tengah saling berlomba balap lari kesetanan , membuat Nelve menjadi pusing (karena dia diseret oleh Gen yang juga tengah memakai Jinnikuken)
Kini , mereka tengah berdiri di pagar depan rumah hantu yang tengah digosipkan itu .

" Akhirnya sampai ! " Seru Phil riang . Sementara Satria , Gen dan Nelve tampak sibuk mengatur nafas masing-masing . Maklum , karena harus cepat menyusul Phil yang tengah antusias , membuat mereka mengeluarkan tenaga dua kali lipat dari biasanya .

" Ayo dong ! Masa kaya gitu doang capek ! Payah lo berdua ! " Cibir Phil

" Andai tenaga gue udah kembali , bakalan gue potong-potong lo Phil " gumam Gen kesal sambil mengatur nafasnya . Phil hanya tertawa meledek
" Dengan kondisi kaya gitu lo mau ngehajar gue ? Gue sangsi deh gen " Ledek Phil lagi .
Sebelum situasi bertambah buruk , Satria buru-buru berada di tengah-tengah mereka sambil menjauhkan kedua kepala mereka .

" Bisa ga sih sehari aja ga ribut ? Capek nih gue ! " Lerai Satria kesal . Phil hanya mengangkat bahu , sementara Gen terdiam sambil sibuk mengatur nafasnya .

" Yaudah tunggu apa lagi ? Ayo kita masuk ! " Ajak Nelve , mencoba mencairkan suasana .

" Ayo aja " Ujar Satria sambil membuka gerbang tua itu .

Rumah itu dikelilingi oleh pagar besi tua berwarna hitam klasik , yang sudah berkarat , sehingga ketika dibuka menimbulkan suara berderik .
Dan kalau dilihat , rumah bertingkat itu tampak sudah tua , dengan cat berwarna hitam juga tampak sudah tak layak lagi dihuni , apalagi dengan pohon-pohon mati di sekelilingnya . Ditambah lagi dengan cahaya bulan purnama dan suara gesekan angin yang melewati ranting-ranting pohon itu , membuat suasana semakin kelam.
Sejenak , mereka semua hanya terpaku di tempat . Sepertinya mereka sedikit merasa takut , ditambah lagi ada suara burung hantu yang makin "menyempurnakan" suasana

" Kok diam ? Ayo kita masuk ! " Seru Satria tiba-tiba. Seepertinya dia tak mau terlalu larut oleh suasana kelam di sekitar rumah itu .
Mereka pun lalu melangkah pelan mengikuti Satria dari belakang . Jalan menuju teras rumah itu terdiri dari batu-batu , dimana sekelilingnya dipenuhi oleh tulang-tulang yang entah tulang makhluk apakah itu . Ditambah lagi bila menginjaknya , menimbulkan suara berdecit yang cukup seram .

" Gue jadi ngerti kenapa rumah ini disebut rumah hantu " Ujar Gen bergidik . Phil hanya terdiam . Mukanya tampak pucat .
Tak butuh waktu lama , mereka pun akhirnya sampai di depan pintu rumah itu .

" Nah sekarang , siapa yang mau duluan membuka pintu ? " Tawar Satria sambil melirik ke arah tiga temannya itu. Tampak Gen tengah bersiul , Nelve hanya menjawabnya dengan tatapan mata , sementara Phil tampak bergidik . Membuat Satria tau kalau tidak ada yang mau berinisiatif untuk membuka pintu itu . Dia pun menarik nafas , lalu memutar knop pintu tua itu . Suara berderik yang ditimbulkannya cukup untuk membuatmu terbangun di tengah malam . Ketika pintu itu sudah terbuka , tampak segerombol kelelawar keluar , membuat Phil menjadi terjatuh .

" Lo kalo lagi takut kacau juga ya " Ujar Gen menahan tawa sambi mengulurkan tangannya ke Phil . Phil hanya menyambutnya sambil mendengus . Lalu , mereka pun melangkahkan kakinya masing-masing dan memasuki rumah itu . Tampak sangat gelap dengan dipenuhi dengan bau-bau yang tak jelas darimana asalnya. Baru tiga langkah mereka berjalan , pintu itu pun tertutup dengan sendirinya .

" Alah standar ini mah kaya rumah hantu biasa " Komentar Satria sambil terus berjalan . Sementara Nelve terus-menerus berpegangan pada Gen dan Phil . Tampaknya dia mulai merasa ketakutan .
" Hahaha , makanya cewe jangan ikutan kaya gini . Lihat noh tangannya sampe bergetar gitu " Goda Phil sambil tertawa . Padahal mungkin dia juga tengah ketakutan . Nelve hanya terdiam menanggapinya .

Mereka pun menelusuri rumah itu , dan tak menemukan sesuatu yang berarti atau mengagetkan seperti hantu , keran berputar mengeluarkan darah , atau semacamnya .  Yang ada hanya segerombol kelelawar , barang-barang usang , berbagai kotak yang berbau tak sedap , dan lain-lainnya yang tentunya tak bisa terdefinisikan lagi , karena memang situasi saat itu sangatlah minim dengan cahaya , selain dari cahaya bulan .
Berulang kali juga , Phil terjatuh ke belakang ketika mendengar suara aneh , sementara Satria yang langsung jadi korban ketika ada suara itu , karena otomatis semua temannya berlindung ke arahnya .

" Berasa jadi kakak deh gue " Gumam Satria sambil menggaruk kepalanya .
Mereka pun melanjutkan perjalanan , hingga menemukan sebuah tangga yang dipenuhi oleh sekat laba-laba .

" Nah lantai satu sudah selesai , gimana kalau kita ke lantai dua ? " Tanya Satria .
Gen mengangguk , Nelve terdiam , sementara Phil hanya mengangkat bahunya . Lalu , mereka pun mulai menaiki tangga itu .
Saat mereka selesai menaiki tangga , Satria mulai merasakan sesuatu yang tak enak , hingga dia menghentikan langkahnya .

" Kenapa sat ? Kok berhenti ? " Tanya Gen heran .

" Entahlah , tiba-tiba feeling gue ga enak " Jawab Satria pelan .

" Alah , bilang aja kalo lo takut , susah amat " Ledek Phil . Satria hanya mendengus " Gue serius "
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi ke tempat yang gelap)

" Siapa itu ? "

" Kelihatannya anak dari desa air "

" Ini baru namanya keberuntungan. Cepat tangkap mereka semua ! "
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Kembali lagi kepada Phil dkk)

Sesudah Satria berkata demikian , tiba-tiba terdengar suara jeritan Nelve dari kejauhan , membuat ketiga orang itu terkejut .

" Astaga ada apa lagi ini ! " Seru Satria panik .

" Gue lupa kalau daritadi gak ngerasain tangan dia di ujung kaos lagi ! " Sahut Phil .

Gen hanya terdiam , lalu dia pun berlari menuju ke arah sumber suara , disusul oleh Phil dan Satria .
Tampak Nelve tengah kebingungan sambil berusaha menggapai-gapai lantai . Rupanya lantainya sudah lapuk , sehingga ketika diinjak jadi runtuh dan membuatnya tergelincir . Dan lagi , tampaknya terdapat sebuah jurang (atau mungkin sumur tua yang sudah kering) yang cukup dalam disana. Lokasi tempat Nelve tergelincir itu pun cukup jauh dari lantai yang tengah dipijak oleh Satria dan yang lainnya .

" Duh gimana nih sat ? Gue ga bawa tali " Desis Gen bingung .

Satria terdiam , lalu dia menariksebuah tali tambang tipis yang cukup panjang dari lengan bajunya dan berkata " Gini aja , lo yang turun ke bawah , sementara gue sama Phil tetap disini . Ikat tali ini di punggung lo " Ujarnya . Gen terdiam ,. Phil yang tak sabar pun berteriak " Yasudah tunggu apalagi ! Ayo cepat ! "

Sesuai rencana tadi , Gen pun menuruni jurang sumur , atau apapun itu dengan hati-hati , dan mencari pijakan yang aman . Setelah dirasa aman , dia pun mengulurkan tangannya ke arah Nelve .
Tapi tepat pada saat Nelve berhasil meraihnya , tiba-tiba tali itu menjadi renggang , membuat Gen sedikit tergelincir ke bawah . " Hoi kenapa ini ? " Seru Gen kesal ,

" Gen ! Ada musuh ! Satria diserang ! " seru Phil kebingungan . Sementara itu , terdengar suara seperti senjata di atas sana . Raut mukanya pun menegang
" Lo tunggu apalagi ! Cepat bantu sana ! " Seru Gen lagi .

" Eh kalau gue bantu Satria , terus lo sama Nelve gimana bego ! " Balas Phil lagi sambil mati-matian menahan tali yang menjadi sedikit menurun . Gen tersadar , rupanya itu mengapa talinya tiba-tiba merenggang tadi .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar