Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 6

Posted in
" Kekuatan sihir ? "

Nao mengangguk " kalo ga ada kekuatan sihir , mana bisa ngeluarin pelindung ? " Lanjut Nao lagi sambil bersandar di pohon .

Siang itu , setelah Phil dan yang lainnya pergi , Nelve pun pergi latihan bersama dengan Nao Dan Aitor . Sementara Coco dan Neo kembali sibuk dengan urusan mereka masing-masing (yang sebenarnya gak jelas urusannya apa) .
Juki ? sudah bisa ditebak kan , kalau dia kembali sibuk mengurusi dokumen tua itu dibantu oleh Bima (tentu saja setelah ditarik paksa) .
Sepertinya susah juga

" Tapi seumur hidup gue belum pernah ngeluarin ato ngerasain yang namanya kekuatan sihir " sahut Nelve sambil menggaruk kepalanya putus asa . Sesuai dugaannya , latihan ini akan menjadi sulit untuk pemula sepertinya .

Aitor hanya menggelengkan kepalanya dengan heran " Kalau begitu bagaimana caramu tadi mengeluarkan sihir seperti yang dikatakan Satria ? " tanya dia .

Nelve mengangkat bahunya " Entahlah , kayanya pelindung itu keluar dengan begitu saja waktu gue ngerasa ketakutan " Jawabnya singkat

Mendengar kata itu , Aitor pun langsung menyikut Nao sambil meliriknya dengan tatapan licik
" Gila , gue udah tau lo mau ngelakuin apaan . Tapi yang jelas gue ga mau ! " Tolak Naooto tegas .

Aitor kecewa mendengarnya  " Nao ga asik ah . tapi kan kalau belum dicoba siapa tahu " seru Aitor sambil memasang kuda-kuda . Lalu dengan secepat kilat , dia pun berlari ke arah Nelve . Tetapi keburu ditahan oleh Nao

" Minggir lo nao ! Bukannya sesuai perkataan dia tadi , kalo skillnya itu kluar waktu dia merasa ketakutan ? " protes Aitor kesal .
" Tapi kalo lo macem-macem sama dia yang ada gue kena omel si Juki ntar bego ! " Balas Nao sambil menjitaknya .

Sementara kedua orang itu bertengkar, terpikir oleh Nelve untuk membaca kertas yang telah diberi Bima kepadanya . Dia pun lalu mencoba membacanya .

" Tenangkan pikiran , rileks kan kedua tangan , lalu ulurkan ke arah yang diinginkan sambil berpikir tentang apa yang ingin kau lindungi "
begitulah isi tulisan satu-satunya yang tertulis di kertas itu .
Meskipun dia masih tak mengerti , dia pun lalu mencoba melakukannya .

" Sebentar , rileks kan kedua tangan , ulurkan ke depan , berfikir tentang apa yang ingin dilindungi . . .
Tapi emang apa yang ingin gue lindungin ? " gumam Nelve tak mengerti .
Dia pun lalu mencoba mengingat-ingat kejadian waktu itu , dan membayangkan kalau pada saat itu yang mengalami adalah orang lain . Bila dia melihatnya , pasti dia ingin melindungi orang itu kan ?
Sesaat , muncul perasaan aneh di dalam dirinya .

" Nelve  ! " seru Nao terkejut . Nelve yang merasa terganggu karena merasa diusik, hanya menoleh kepada dia " apa ? "
" Lihat tangan lo ! " seru Aitor .

Karena sedari tadi hanya berpikir , dia sampai terlupa tentang tangannya . Dia pun menunduk . Terlihat semacam perisai kecil keluar dari kedua tangannya .
Nelve terkejut melihatnya . Dari mana munculnya perisai itu ?

" Kerja bagus Nelve ! Terus kembangkan maka kau akan bisa mengendalikan kekuatan lu itu dengan lebih baik ! " seru Nao senang . Sementara Aitor hanya mengangkat bahunya tanpa berkomentar apapun . Mungkin dia masih kecewa karena tak bisa menyerang dia .

" NAO !! "

Tiba-tiba terdengar suara panggilan seseorang . Otomatis , semua pun menoleh menuju ke arah sumber suara itu .
Terlihat Juki tengah berlari dengan terburu-buru

" Kenapa juk ? Tumben lo menjemput kami disini " Tanya Nao heran .

" Gue baru mendapat kiriman dari mata-mata , katanya disaat ada anak baru yang sedang menembus hutan itu , ada mata-mata dari desa Petir yang menunggu dia di kota tempat Satria menjemput Nelve tadi ! " seru Juki panik .

" Itu berarti ini jebakan ? " Tanya Aitor . Tampangnya mulai menegang

" Jangan bilang kalau , "

" Mereka mengincar Satria ! " seru Juki lagi ,
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Lokasi tempat Phil dkk berada )

Tepat di pinggir hutan , terlihat Philo , Gen dan Satria tengah terduduk santai . Sepertinya mereka sedang menunggu orang lain yang datang untuk memenuhi surat itu .

" Gue paling males kalo udah diminta nunggu gini "  keluh Phil sambil berguling-guling di padang rumput.

" Gue juga males , tapi ya mau gimana lagi . Namanya juga tugas, ya gak sat ? " Sahut Gen sambil bersandar di pohon .
Satria hanya terdiam , sama sekali tak menanggapi obrolan kedua temannya itu .

" Sat ? " panggil Gen lagi .

" Eh , apa gen ? " ujar Satria . Gen hanya memandanginya dengan heran .

" Gak biasanya lo diam kaya gini . Kenapa ? " Tanya Gen heran .

" Entahlah , gue cuma agak ngerasa gak enak aja " Jawab Satria sambil mengangkat bahu , seperti mencoba menutupi sesuatu , tetapi Gen tak mau menanyainya lagi .
Tak lama kemudian , muncullah suara gemrisik dari arah hutan , membuat mereka bertiga langsung berjaga .

" Dia sudah datang ? " Seru Phil antusias .

" Entahlah Phil,  gue ngerasanya aneh " sahut Gen lagi .

Tak lama kemudian , muncul sesosok monster raksasa yang jumlahnya cukup banyak , yang sudah pasti membuat mereka semua terkejut .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar