Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 13

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Apa ? Kau gagal lagi ?! "

" Sebenarnya saya hampir berhasil menangkapnya , tetapi rupanya dia memiliki kekuatan yang tidak kita duga sebelumnya "

" Aku tak mau tau , apapun alasannya dan bagaimanapun caranya , kita harus menghabisi Satria ! "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Kembali ke basecamp)

Menjelang senja , mereka baru mencapai basecamp . Anehnya , ketika mereka telah sampai , terlihat situasi tampak sangat hening , membuat Juki menjadi curiga

" Ada apa ini ? Kemana yang lainnya ? " Ujar Satria heran . Juki hanya mengangkat bahu " Padahal tadi masih ada Nao dan Aitor yang berlatih di teras "

Tak lama kemudian , muncullah Gen sambil berteriak " Bimaaaa ! "

" Dia pasti belum jauh ! Cepat susul dia ! " Seru Phil panik .

" Secepat apapun gue , gue ga bakalan bisa menyusul dia ! " Balas Gen lagi
Sementara Aitor dan Coco yang sudah berubah wujud menjadi seekor kucing tampak berlari menuju ke arah utara .
Melihat kekacauan ini , membuat perasaan Juki semakin gelisah

" Ada apa ini ? " Tanya Satria heran . Gen dan Nao saling berpandangan , lalu berseru " BIMA HILANG ! "
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Setelah beberapa saat )

" Oke , sekarang jelaskan , bagaimana dia bisa sampai menghilang ! " Seru Juki lagi . Nao dan Aitor tampak diam , Gen tampak gelisah , sementara Coco hanya termenung .

" Gue juga ga tau juk , tadi dia bilang mau ke depan sebentar mau bareng sama Ica , gue kira mereka cuma mojok seperti biasa , ga taunya waktu gue ke depan , gue sama sekali ga ngeliat dia dan Ica . Yang ada hanya kertas ini " Jelas Coco , mencoba untuk tenang

Juki mengacak rambutnya " Kacau kalo sudah kaya gini " gumamnya lagi . Satria langsung menenangkan temannya itu . Tampaknya dia sangat frustasi .

" Memang sebenarnya apa yang sudah terjadi ? " Tanya Reihn .

" Tadi , Bima berkata , kalau dia ingin berguru ke desa tanah , seperti yang lo lakuin itu Reihn . Soalnya dia bilang , kalau dia tidak begitu , maka dia merasa seperti tak berguna karena tak bisa membantu kita " Jelas Juki pelan .

" Peduli banget sama kekuatan ? Kita keluarga kan ? Mau lemah mau kuat pun , kalau kita bersatu , maka kekuatan kita gak bakalan ada tandingannya ! Hal itu pun desa lain juga tau ! " Seru Reihn terkejut .

" Ya ampun , gue ga ngerti sama jalan pikirannya Bima . Kalau memang mau berguru gue bisa ngerti , tapi ga usah pake acara kabur seperti ini kenapa. Kalau desa petir sampai tau kalau dia berpencar dari kita , bisa lain lagi urusannya " ujar Satria mengacak rambutnya . Kini , Juki yang gantian menenangkan temannya itu .

" Vigo sama Luwhiie mana ? " Tanya Neo , mencoba mencairkan suasana .

" Mereka kembali ke desa angin . Katanya ada urusan " Jawab Gen .
Setelah berkata demikian , situasi menjadi hening. Reihn yang tak tahan dengan situasi ini pun langsung berkata ,

" Lalu sekarang bagaimana ? " Tanya Reihn , mencoba mencairkan suasana kembali .

Juki mengangkat bahu . Tampaknya dia sudah sangat putus asa , sehingga tak bisa lagi berfikir .
Reihn menggaruk kepalanya " Sepertinya gue pulang di waktu yang tepat " Ujarnya lagi .

" Kalau memang gitu , biar gue menyusul si Bima aja ! Ke desa tanah kan ! " Seru Coco sambil berlari ke arah pintu , lalu berubah menjadi kucing .
Nao langsung menangkapnya " Cocooo apa yang lu lakuin ga bakalan ngaruh ! Lo kaya ga tau si Bima aja " Ujarnya lagi . Coco lalu berubah ke wujud asalnya lagi
" Kalau begitu , beri solusi ! Gue paling ga betah kalau suasna sudah kaya gini ! " Seru Coco membuat Nao bungkam .

" Dinginkan kepala dulu , baru kita bisa berfikir . Kalau semuanya emosi , ga bakalan ada jalan keluar " Ujar Nelve . Juki mengiyakan . " Mungkin apa yang dikatakan Nelve benar . Kepala gue masih belum mampu untuk berfikir seperti biasanya "

" Lalu , apa yang bisa kita lakukan ? " Tanya Gen

" Tidur ~! "
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Ketika tengah malam tiba )

Nelve terbangun dari tidurnya . Karena merasa sangat haus , dia pun berjalan ke arah dapur belakang.
Tampak Iza masih tertidur dengan lelap .
Ketika dia membuka pintu , suasana tampak sangat gelap , dan terdengar suara orang tidur . Ramai sekali .

" Dapurnya dimana ya ? " Ujar Nelve sambil celingukan . Dia tersadar , kalau belum sepenuhnya memahami seluk beluk rumah ini .
Karena bingung , dia pun menyusuri lorong-lorong disana .
Dari kejauhan , tampak ada cahaya lampu . Karena penasaran , Nelve pun berlari ke arah sana .
Tampak sebuah ruangan yang dipenuhi dengan boneka jerami dan kayu-kayu . Di sebelah kanan , tampak ada mesin yang dipenuhi dengan duri-duri . Mungkin itu adalah semacam ruangan latihan .
Dan disana , tampak Juki tengah sibuk memukuli boneka-boneka jerami itu dengan cepat , dan nyaris tak terlihat oleh mata .
Sebenarnya , Nelve ingin memanggilnya , tetapi karena melihat Juki sangat serius berlatih , dia pun memutuskan untuk menunggunya .

Tak lama setelah itu , gerakan Juki terhenti . Dia tampak sangat lelah , lalu meminum air dari botol yang tampaknya memang sudah sengaja dia bawa .
Saat dia mengelap keringatnya dengan handuk , dia baru tersadar kalau ada seseorang yang mengamatinya .

" Nelve ? Sedang apa malam-malam begini ? " Tanya Juki heran .

" Cuma kebangun tengah malam aja . Habis tiba-tiba ngerasa haus , tapi ga tau dapur disini dimana , dan tau-tau malah berjalan ke sini " Jelas Nelve sambil meringis . Juki tampak tertawa , lalu melemparkan botol mineral yang lain kepada Nelve . " Kalau cuma air disini ada " Ujarnya , lalu meminum airnya lagi .

Nelve terdiam . Ruangan ini belum pernah dia lihat sebelumnya . Terlebih lagi , dia juga baru mengetahui sosok Juki saat bertarung , karena biasanya dia hanya berada di basecamp , atau istilah lainnya berada di balik layar .

" Juk , jurus lo tadi itu "

" Oh itu ? Ini namanya skill 8 gerbang . Dimana setiap kali dipakai , bisa meningkatkan kecepatan orang yang menggunakannya . " Jelas Juki .

" Itu kekuatan spesialisasi lo ? " tanya Nelve lagi .

" Spesialisasi gue dibidang kecepatan menyerang . Jadi skill yang gue kuasai ada dua , yaitu skill ini , dengan skill Rotasusukiro No Jutsu " Jelas Juki . Nelve mengernyit mendengar nama jurus itu . " maaf ? Apa tadi ? "

Juki tertawa " Sebut saja Lotus skill , skill ini buat meningkatkan kecepatan bertarung seperti angin , yah simpelnya seperti yang kau lihat tadi " Jelas Juki  ,

" Sama kaya Bima dong ? " Tanya Nelve polos

" Tidak , kalau skill Bima itu hanya kecepatan untuk yang memungkinkannya untuk bertelportasi dan berkelit dari serangan , sementara gue terfokus dngan serangan , dan sama skali tak bisa berteleportasi " Jelas Juki lagi dan  lalu berjalan ke arah boneka jerami lagi . Sepertinya akan melanjutkan latihannya .

Nelve terdiam , lalu ketika melihat ada boneka jerami yang nganggur di sebelahnya , timbul niatnya utnuk berlatih mempraktekkan jurus yang tertulis di kertas pemberian Juki waktu itu . " Juk , aku mau latihan juga ya ! " Ujar Nelve sambil mempersiapkan ancang-ancang . Juki yang tertarik pun menghentikan latihannya , dan mengamati Nelve .

Nelve mengulurkan tangannya ke depan seperti saat dia akan mengeluarkan pelindung , tapi di arahkannya ke arah berlawanan hingga membentuk sebuah panah . Nelve pun memegangnya dan melemparkannya ke boneka jerami itu . Dan terlihat , boneka itu terbelah menjadi dua .

" Aku belum pernah ngeliat skill itu . Kamu pelajari dimana Nelve? " Tanya Juki takjub .

" Dari kertas pemberian lo juk " Ujar Nelve lagi .

" Baiklah , gue juga ga mau kalah " Ujar Juki sambil emnarik sebuah tuas dari atas . Lalu dari dinding itu muincul semacam meriam-meriam mungil , di depannya muncul semacam lintasan dan beberapa batu yang terbenam di sana . Nelve heran melihatnya " Itu apa Juk ? "

" Ini namanya latihan kecepatan , jadi gue harus cepat-cepat memungguti batu itu dan berkelit dari meriam-meriam mungil itu " Jelas Juki bangga . Mungkin karena itu hasil pikirannya sendiri .
Juki pun lalu menekan tombol di bawah , dan terlihat meriam itu mulai menyala tanda bekerja . Dia pun langsung mengaktifkan jurus 8 gerbangnya dan berlari secepat yang dia bisa , lalu mulai memungguti batu-batu itu . Nelve yang tertarik pun ikut dengannya , tetapi hanya memberikan semacam pelindung agar meriam-meriam itu tidak mengenai Juki . Meski awalnya kaget , tapi sepertinya dia tidak keberatan .

" Gak nyangka , ternyata kamu bisa bertarung juga Juk " Ujar Nelve setelah mereka selesai berlatih menggunakan sistem aneh itu . Juki tersenyum
" Ya iyalah , di basecamp ini , semuanya bisa bertarung . Termasuk gue , yang hitung-hitung paling jarang bertarung " Jelas Juki . Tampak ada nada kesedihan di kata terakhirnya .

" Seebenarnya gue males mau jadi seperti ini . Ngurusin dokumen-dokumen sialan itu hanya menghabiskan waktu gue . Tapi mau bagaimana lagi , hanya gue satu-satunya di desa ini yang bisa menerjemahkan dokumen itu " Cerita Juki lagi . Nelve hanya diam dan mendengarkan

" Karena waktu siang gue sibuk ngurusin dokumen , maka setiap malam gue selalu latihan disini " Lanjut Juki lagi sambil meminum airnya .

" Buat apa ? " Tanya Nelve lagi .

" Kita kan ga tahu , kapan mata-mata sial itu bakalan muncul . Jadi , gue selalu berjaga-jaga dengan selalu berlatih setiap malam . Walau tidak pernah dapat bagian untuk menghabisi musuh , tapi buat jaga-jaga ga ada salahnya kan ? " Jelas Juki lagi

Nelve terdiam . Rupanya pemikiran Juki ini cukup dewasa juga .
Cerita Juki pun terpotong ketika ada suara handphone berdering dari sakunya .

" Oh maaf sebentar " Ujar Juki sambil mengangkat handphonenya .

" Jukiiiii kemana aja sih ga ada kabarnya " Terdengar suara cewe dari handphone itu . Raut muka Juki yang tadinya tenang berubah menjadi amburadul . Dari panik , muka merah , muka senang , dan lain-lainnya .
Baiklah , lebih baik disebut muka nano-nano saja .

" Eh , ah , bukannya gitu , tapii emang ga ada waktu " Jawab Juki bingung .

Nelve menahan tawa melihatnya . Dia belum pernah melihat muka Juki yang seperti itu .
Tak lama kemudian , Juki pun menutup teleponnya . Raut mukanya yang tadi amburadul kini menjadi seperti sedia kala .

" Cewenya ya ? " Goda Nelve , membuat muka Juki langsung menjadi merah kembali

" Ah , eh , bukaaan ! Tapi yah , mungkin , bisa disebut kaya gitu juga . he-he-he " Ujar Juki lagi . Kalau dilihat dari reaksinya itu , siapapun pasti sudah tahu jawabannya kan ? Nelve pun tertawa melihatnya .
Juki menggaruk kepalanya " Sial , hancur deh image gue " Dumelnya

" Ya sudah , sudah malam ini . Ayo kita tidur " Ujar Juki lagi .

" Tapi gue lupa kamar gue ada dimana juk " Ujar Nelve sambil nyengir , membuat Juki menggelengkan kepalanya .

" Yaudah gue anterin , tapi cuma sampe di ujung lorong . Tidur yang cukup  karena besok kita akan rapat " Ujar Juki lagi .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar