Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 14

Posted in
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Keesokan paginya )

Tampak basecamp itu sepi , tak seperti biasanya .
Selain Iza yang tengah duduk di teras belakang sendirian , tampak tak ada orang lagi .
Tak lama kemudian , terdengar suara pintu geser dibuka .
Rupanya Nelve , dan mukanya tampak lelah sekali .

" Semalam kemana Nel ? " Tanya Iza heran , melihat Nelve yang tak seperti biasanya . Karena pagi ini mukanya tampak kusut sekali .

" Abis nyasar setelah nyari dapur . Terus ketemu Juki di ruang latihan . " Jawab Nelve sambil menguap . Lalu , dia menoleh ke kanan kiri . Merasa situasi tak biasa , dia pun bertanya pada Iza

" Yang lain pada kemana za ? " Tanya Nelve sambil duduk di samping Iza
Iza mengangkat bahunya . Tanda tak mengerti . Nelve pun menggaruk kepalanya " Lalu hari ini kita mau ngapain nih ? " Tanya Iza bingung .
Nelve berpikir sejenak , lalu mengeluarkan kertas

" Bagaimana kalau kita latihan sendiri aja ? " Usul Nelve . Melihat Nelve mengeluarkan kertas itu  dia pun mengangguk setuju lalu mengeluarkan tasnya.

" Skill apa aja yang kamu pelajari dari Neo za ? " Tanya Nelve . Iza pun berdiri , lalu dikibaskan tangannya ke sampingnya , dan meski tak terlihat , tampak ada angin yang berhembus cukup kencang , sampai menuju pohon yang ada di depan Iza . Nelve kagum melihatnya " Kereen ! " pujinya . Iza tersipu " Kalau kamu Nelve .? Apa yg kamu pelajari dari Satria ? " Tanya Iza balik ,

Nelve terdiam , lalu mengulurkan tangannya ke arah Iza . Tampak ada bola api kecil disana .
" Wah , mirip seperti yang biasanya Satria keluarin ya ! keren ! " Puji Iza .
Lalu , pagi itu , mereka pun menghabiskan waktu sambil menceritakan pengalaman masing-masing saat pertama kali datang ke desa ini . Dan melupakan sejenak dengan kertas itu .

" Oh iya , ada skill baru yg kamu pelajari dari kertas itu ga ? " Tanya Nelve lagi . Iza lalu mengulurkan kertasnya ke Nelve " Ini nih , namanya Inori . Tapi aku hanya bisa mengeluarkannya selama 10 detik " Ujar Iza lagi . Nelve pun membaca tulisan di kertas itu .

" Bukannya memang maksimal 10 detik ? " tanya Nelve heran . Iza terkekeh " Tapi aku kan inginnya lebih cepat " Ujar Iza .

" Emang fungsinya apa ? " Tanya Nelve . Iza tersenyum , lalu berdiri dan turun ke bebatuan di bawah .
Dia terdiam , lalu mengarahkan tangannya ke atas . Tampak sebuah sinar kuning mengelilingi dirinya .

" Coba kamu serang aku Nelve " Ujar Iza . Nelve yang mendengarnya walau agak bingung . Tapi menurutinya . Dia pun mengulurkan tangannya seperti akan mengeluarkan pelindung , lalu mengarahkannya ke arah berlawanan hingga membentuk semacam panah , lalu melemparkannya ke Iza . Dan tampak panah itu telah lenyap sebelum sempat mencapai Iza .
Setelah itu , sihir Iza pun menghilang .

" Kamu tadi make skill apa Nelve ? " Tanya Iza heran , karena sepertinya dia belum pernah melihat skill itu sebelumnya .

Nelve tertawa lalu berkata
" Dari kertas ini dong . Oh ya , btw skill mu keren banget , hampir mirip seperti pelindungku , tapi punyamu dihancurkan , bukan dipantulin " Ujar Nelve lagi .

Iza tersenyum , lalu membaca kertas itu lagi " Ada 1 skill yang masih bikin aku penasaran " Kata Iza sambil kembali duduk di samping Nelve .

" Apa itu ? " Tanya Nelve heran . Iza menyerahkan kertasnya ke Nelve , dan dia pun membacanya
" Rebirth ? Menghidupkan orang mati ? " Baca Nelve . Iza mengangguk .

" Skill Rebirth ? "

Tiba-tiba , di belakang mereka sudah duduk Nao sambil meminum tehnya , membuat Iza dan Nelve tersentak . Merasa kehadirannya mengejutkan mereka berdua , Nao buru-buru meminta maaf " Emang sekaget itukah ? sori sori " Ujarnya lagi .

" Kok lo disini ? " Tanya Nelve heran

" Bangun kesiangan . jadi ga sempat ikut rapat gue " Jawab Nao sambil tertawa . Nelve terdiam . Oh ya , kalau ga salah Juki sudah berkata seperti itu semalam , pikir Nelve dalam hati .

" Memangnya kenapa sama skill rebirth nao ? " Tanya Iza , tak mempedulikan ucapan Nao tadi .

" Gue dulu pernah mencobanya " Jawab Nao pendek , membuat Iza dan Nelve tertarik .

" Oh ya ? Bagaimana ceritanya ? " Ujar Nelve penasaran .
Nao menarik nafasnya .

" Dulu waktu pemimpin desa ini masih bukan Satria , kami pernah menyerang desa Petir sekali " Cerita Nao .

" Lalu apa yang terjadi ? " Tanya Iza tak sabar .

" Di luar dugaan , rupanya penjagaan di sana lebih ketat . Sihirnya juga lebih kuat , membuat kami menjadi kelabakan . Dan titik puncaknya , saat Bima nyaris kehilangan nyawanya gara-gara menolong Satria " Lanjut Nao pelan , membuat Iza dan Nelve terdiam .

" Lalu , lo coba menggunaka skill itu ? " Tanya Nelve lagi .

" Ya , gue mencoba memakainya . Hasilnya memang bisa kita lihat , Bima kembali mendapatkan nyawanya , tapi sebagai gantinya , gue kehilangan bakat gue di dalam skill penyembuhan " Cerita Nao lagi sambil tersenyum tipis , membuat Iza dan Nelve berpandangan . Sebegitu beratnya kah ?

" Saran gue , gunakan aja skill itu bila memang benar-benar butuh . Karena skill itu hanya bisa digunakan sekali saja, dan berbeda dengan skill lainnya , skill ini tak memerlukan latihan khusus , melainkan hanya semacam spesialisasi dalam skill penyembuhan " Lanjut Nao lagi .

Tak lama setelah Nao berkata demikian, terdengar suara derap langkah kaki dari luar .
Suara siapakah itu ?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar