Follow me on Twitter RSS FEED

Chapter 19

Posted in
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mereka mulai memasuki desa angin , yang sudah dirusak oleh prajurit desa petir .
Sekilas , daripada disebut desa , mungkin lebih baik bila disebut kota mati , karena banyak rumah yang terbakar , dan tak ada satupun orang disana . Membuat mereka sedikit gentar .

" Apa semua warga desa angin sudah mati ? " Tanya Phil bergidik , ketika melewati sebuah gerobak yang berisi dengan semangka yang terbakar .

" Sepertinya mereka diculik untuk dijadikan anak buah di desa petir " Jawab Netha sambil tetap menatap ke sekeliling .

" Awasi sekeliling , bisa saja ada musuh di sekeliling kita " Tambah Netha lagi .
Baru saja mereka dia berkata demikian , tiba-tiba terdengar suara Mariposa menginjak ranting kering , menimbulkan suara yang cukup nyaring dan menggema .

" Ya ampun baru aja dibilangin " Desis Gen panik ,
tak lama kemudian , terdengar suara kicau burung mendekat . Dan bila diperhitungkan dari suaranya , tampak sangat ramai .

" Astaga , gerombolan vulture ! " Teriak Mariposa panik , melihat gerombolan burung bangkai yang sangat banyak di atas sana , hingga hampir menyerupai sebuah awan .

" Serang ! " Seru Phil sambil mengibaskan tangannya ke arah depan dan mengeluarkan serangan angin yang menghilangkan sebagian kecil dari burung-burung itu .

" Sepertinya ada yang aneh dari burung-burung ini " Gumam Gen sambil berkali-kali mengibaskan senjatanya ke arah burung-burung yang selalu menukik dengan tiba-tiba ke arahnya , dan sesekali mengeluarkan serangan es .

" Ga ada habisnya ! " Tambah Mariposa sambil berkali-kali melompati vulture dan menyerangnya menggunakan serangan bola petir .

Mereka tampak kerepotan dengan musuh mereka kali ini . Karena sekali ditebas , entah bagaimana caranya , burung-burung itu selalu ada lagi dari belakang . Sebenarnya musuh ini bukanlah merupakan musuh yang kuat , tetapi karena tidak dapat habis , tetap saja merepotkan .

" Bagaimana ini ? Lama-lama stamina gue habis kalau kaya gini terus ! " Gumam Phil sambil terus mengarahkan senjatanya .

" Phil , lihat belakang ! "

Tampak ada sesosok burung yang berhasil lolos dari serangan Phil , dan bersiap untuk menyerangnya . Tetapi sebelum paruh burung itu akan mengenai Phil , Iza dengan cepat memakaikan sihir Inorinya kepada Phil .

" Makasih za , kamu makin pintar menggunakannya ! " Puji Phil sambil menarik nafas lega , lalu kembali menyerang burung-burung itu . Iza hanya tersenyum kecil lalu kembali menyerang dengan menggunakan serangan angin yang baru dia pelajari dari Neo .

" Tapi kita tak bisa begini terus ! Kita harus secepatnya mengetahui darimana datangnya burung-burung ini , kalau tidak , kita bisa kalah ! " Seru Gen sambil menghindari serangan burung-burung yang tampaknya semakin ganas itu . Sesekali , Nelve membantunya dengan mengeluarkan pelindungnya .

" Seandainya ada satu saja barang yang bisa dijadikan petunjuk ! " Keluh Mariposa lagi .
Mendengar keluhan Mariposa , Netha menjadi terdiam sejenak . Lalu mencabut sebuah bulu dari burung itu . Melihat hal itu , tentu saja membuat teman-temannya heran .

" Neth , lo mau apa ? " tanya Gen tak mengerti . Netha hanya tersenyum

" Za , gue minta sihir Inori nya dong " Ujar Netha . Iza pun menyanggupinya .
Setelah itu , Netha meletakkan tangannya yang tengah menggenggam bulu burung itu ke bawah sambil memejamkan matanya . Tak lama kemudian , matanya terbuka , dan diiringi dengan itu , dia langsung melompat dan menghantamkan tangannya ke bawah , dan menimbulkan suara yang cukup keras , disertai dengan retakan-retakan kecil .
Tak lama kemudian , terdengar suara teriakan dari beberapa orang dan terlempar ke tengah-tengah mereka semua . Tampak ada 3 orang prajurit petir terkapar tepat di hadapan Phil dan Mariposa. 

" Keren banget Neth ! " Ujar Gen kagum . Netha tertawa 

" Kalau gak keren bukan gue dong namanya " Ujarnya lagi

" Gue ngerti , jadi ini alasannya kenapa lo mati-matian minta ke Juki supaya diijinin berguru ke desa petir " Tambah Phil sambil melirik ke arah tiga orang itu .
Melihat itu , Phil pun melirik ke arah Gen sambil tertawa licik lalu mengeluarkan skill akar dan membelit kaki ketiga orang prajurit itu .

" Lo tau apa yang gue pikirin saat ini Gen ? " ujarnya sambil tertawa licik .
Gen meresponnya dengan ikut tertawa , lalu menyiapkan ancang-ancang , untuk menyerang ketiga prajurit petir itu . Melihat itu , mereka pun langsung histeris dan memohon agar tidak dilukai . 

" Kalau ingin selamat , beritahu kami dimana kedua teman kami berada " Ancam Phil sambil  mengarahkan senjatanya tepat di depan muka salah satu prajurit itu .

" Mereka sama sekali tidak kami apa-apakan ! Mereka mungkin masih ada di dalam kota ! " Seru salah satu dari prajurit itu .

Baru saja Phil akan mengancam lagi , tampak Vigo  berada di dalam salah satu toko kecil yang tak terbakar dan terletak cukup dekat dari lokasi tempat mereka mengancam musuh itu , bersama seorang cewe .

" Nethaa sebelah sinii " Seru Vigo lagi .

Mendengar itu , mereka pun langsung mendekati Vigo .
Prajurit itu ? Sudah Phil kurung dengan menggunakan skill akar tanamannya .

" Kemana aja lo Vig ? Oh iya Luwhiie mana ? " Tanya Gen lagi .
Mendengar itu , tampak muka Vigo menjadi muram . 
Melihat hal itu , tentu saja membuat teman-temannya khawatir .

" Vig ? "

" Dia terluka parah Gen , dan sekarang ada di dalam toko ini " Ujar Vigo pelan .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar