Follow me on Twitter RSS FEED

Konflik part 2 :)

Posted in

Sementara itu di stadion.
" Huwaaaaaaaaaaaaah mana sih si Benam ini! " gerutu Erbit, sambil mendribble-dribble bola asal-asalan.
" Santai aja kali, mamang kapan dya pernah on time? " sahut Gerhana sambil merebut bola Erbit dan meng-shootnya ke dalam ring. " Tetapi sepanjang sejarah, dia itu kalau telat hanya berkisar 10 atau 15 menitan! Ini sih, sudah 20 menit!!!! " sambungnya lagi sambil mencak-mencak mirip sapi gila.

Gerhana hanya geleng-geleng.
" Hapal amat. " Celetuk Anisa, yg asik mencorat-coret bukunya di tempat duduk.
" Soalnya buah hatinnya Erbit sih! " sambung Nibras, sambil cekikikan diikuti Anisa dan Gerhana.
" Hah? Buah hati? Enak aja! Memang aku ta yg ngelahirin! " solot Erbit sambil tetap mencak-mencak.
" Gak, tapi yg nyusuin " jawab Gerhana sambil cekikikan yg langsung dihajar oleh Erbit.

Dari arah pintu, datanglah Yogie, pelatih plus penanggung jawab Tim Yin.
" Semua sudah hadir? " ucapnya sambil membetulakan letak kacamatanya untuk melihat daftar absen.
" Benam belum datang Gie!" sahut Nibras, sambil menengahi Gerhana dan Erbit.
" Baiklah, karena sudah mepet, kita mulai latihan dgn sistim 2 on 2! " perintahnya sambil meniup peluit.

Baru 10 menit mereka berlatih, tiba-tiba muncul Liz dan Dhelz, dgn membopong Benam yg babak belur.
" Lho Benam??? " seru Nibras terkejut.
" Kenapa dgn dia?? " Seru Erbit sambil berlari ke arah mereka.
" Dia habis dihajar oleh tim Yang " jelas Dhelz, sambil membopong Benam ke arah trimbun.
" Apa? mereka lagi? " seru Anisa sambil membanting bola ke arah lantai dgn keras.
" Sudahlah, nanti saja penjelasannya, pokoknya panggil tim medis! " Seru Liz sambil berlari ke arah ruang kesehatan, memanggil Ashura, Cici, dan Chink.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ashura keluar dari ruang kesehatan.
" Bagainmana keadaannya? " tanya Erbit cemas.
" Dia baik-baik saja, hanya tanggannya yg memar karena melindungi diri " jawab Ashura sambil mengelap keringat.
" Lagi-lagi mereka " kata Yogie sambil bersandar ke tembok.
" Selalu dan selalu saja begini! " ucap Nibras, sambil menendang bola basket.

Pada saat bersamaan, muncul Eja dari arah pintu.
" Kudengar, kalian memukuli anggota Tim Yang, agar mereka tidak jadi bertanding! Apa itu benar? "
katanya sambil mengatur napas.
" Apa? Yang benar saja! Kebalikannya baru benar! " Seru Chink sambil mengelap tangannya.
" Mereka memang selalu menebar fitnah " ucap Anisa kesal sambil membanting botolnya.

Tiba-tiba, Erbit berlari menuju ke arah pintu.
" Hei hoi, kau mau kmana? " Seru Cici heran.
Dengan sigap, Gerhana menyusulnya, dan memegang lengan Erbit.
" Kau gila? Dgn memukul mereka itu sama saja dgn merusak nama kita! " Ucap Gerhana yg seakan tau maksud Erbit.
" Aku tidak peduli, tapi yang jelas, ini keterlaluan! " Jawabnya sambil menepis tangan Gerhana, dan kembali berlari.
" Hoooi tunggu! Jangan Gegabah bodooh! " Seru Gerhana sambil mengejar Erbit yg sudah melesat keluar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Ya tuhaaan, mengapa jadi begini.. " ucap Chink sambil memegang kepalanya.
" Sehabis menghajar, rupanaya dia belum puas juga " kata Cici geram.
" Menghajar? Memang siapa yang dihajar?? " seru Eja sambil menguncang-guncang tubuh Chink.
" Benam " Jelas Yogie, singkat sambil memegangi kepalanya.

" Pantas saja Erbit begitu geram " ucap Eja sambil beranjak menuju pintu.
" Kau mau kmana Eja! " seru Chink, heran.
Tiba-tiba, Dhelz yang sedari tadi diam di Trimbun, berlarri ke arah Eja, dan memegang lengannya.
" Kau gila bila berpikiran sama dengan Erbit tau! " ucapnya kesal.
" Tetapi, ini kelewatan! Selama ini, kita selalu bersabar! Tetapi mereka malah semakin keenakan! " Jelas Eja, sambil berusaha melepaskan cengkraman Dhelz.

" Tidak pernah ada sesuatu yg baik bila kekerasan dibalas kekerasan " kata Ashura.
" Dia betul! " dukung Cici.
" Lagipula, bukankah bila menghajar mereka, itu sama saja membakar nama kita yg sudah tercemar, karena fitnah mereka? " sambung Yogie kalem.
" Tenanglah dan jangan gegabah! " sambung Chink cemas. Takut terjadi pertengkaran lagi.
" Aku setuju! " kata Liz, sambil mengacungkan tangannya.
" Benar!, Lagipula, tim kita slama ini, selalu bermain adil! " seru Nibras.

" Kau dengar itu, Eja? " kata Dhelz sambil melepaskan cengkramannya sambil berbalik ke arah Trimbun.
" Terserah " jawab Eja pasrah sambil menghela napas.
" Kalau begitu, aku akan pergi menahan Erbit sebelum.... "
belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, Gerhana datang dgn muka kepayahan dan penuh keringat, sambil mencengkeram lengan Erbit.
" Kau berhasil menahannya? " kata Eja.
" Lihat saja sendiri " jawabnya sambil menarik Erbit, ke arah Eja.
" Rantai aja tuh, biar tidak kabur lagi! " Sambung Gerhana sambil mengelap keringatnya menggunakan lengan baju.
" Nih, buat ngelap " tawar Liz sambil melempar Handuk dari arah trimbun, dan dengan sigap ditangkap olehnya.
" Thanks. " jawab Gerhana, sambil menngunakannya.
" Dan sedikit air, mungkin? " ucap Anisa sambil mengambil botolnya, dan melempar ke arah Gerhana.
" Yap " jawabnya sambil menangkapnya.

" Lalu sekarang kita harus gimana? Pasti Benam tidak bisa mengikuti pertandingan! " kata Erbit sambil berjalan ke arah Yogie.
" Kita tetap bertanding dengan 4 orang saja " jawabnya.
" Mustahil! peraturannya mengatakan harus 5 orang! " seru Chink dan Nibras bersamaan.
" Biar aku saja yang menggantikan Benam. " Sahut Eja.
" Kamu?? " kata Nibras kaget.
" Kau sepertinya tidak percaya denganku, heh? " Ucap Eja jengkel.
" Hei hei! jangan bertengkar! " ucap Liz menengahi.
" Kamu yakin, Eja? " kata Yogie serius.
Eja mengangguk.
" Baiklah, akan kuhubungi Cha untuk mengkonfirmasi ke panitia " Ucap Yogie, sambil mengeluarkan handphone, dan berjalan ke arah belakang untuk menelpon.

0 komentar:

Posting Komentar