Follow me on Twitter RSS FEED

Konflik part 4 :)

Posted in

" Apa? Pergantian pemain lagi? " Seru Cha sambil melepaskan pandangannya dari komputer.
Reaksi yg sudah diperkirakan oleh Erbit dan Yogie.
" Memangnya ada apa dgn Eja? " tanya Cha sambil tetap mengetik.
" Dia habis di ha... Awwww!!! " Rintih Erbit sambil memegangi kakinya yg diinjak Yogie.
" Dia ada kena kecelakaan " sahut Yogie sambil membungkam mulut Erbit yg mulai mencak-mencak.
" Akan kucoba, semoga saja si Pagi mau " ujar Cha sambil menghela napas.
Tiba-tiba Cha berbalik dan berkata,
" Ingat, jangan sampai ada pergantian lagi. " ucapnya mengingatkan.
" Oke bos! " balas Yogie sambil mengacungkan jempol dan menyeret Erbit pergi.
Cha menggaruk kepalanya.
" Sepertinya ada sesuatu yg gak beres nih. " ujar Pagi yang tiba-tiba databg dari arah belakang dan hampir membuat Cha terlonjak.
" Kau ini!! " seru Cha kesal.
" Bagaimana kalau kita selidiki? " ucap Pagi sambil melirik penuh arti pada Cha.
Cha hanya mengangkat tangan.
" Setuju "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" SIALAN KAU YOGIE! NGAPAIN PAKEK MBUNGKEM MULUTKU SEGALA! PAKEK DISERET LAGI! " Seru Erbit mencak-mencak saat melintasi taman bersama Yogie.
" Kau gila bila mengadu pada Cha. Karena, posisi tim kita saat ini tidak menguntungkan. " jawab Yogie kalem.
" TAPI.... "
" Bila kau mengatakannya, mau ditaruh mana muka Tim kita? Sudah begitu, tidak ada saksi yg melihat selain tim kita " potong Yogie sambil tetap memandangi pepohonan yang dilewatinya.
Erbit mengaruk-garuk kepalanya. " Betul juga sih. " jawabnya sambil meringis.

" Hei Erbit! Yogie! " tiba-tiba ada suara yg memanggil mereka.
Mereka berbalik.
Tampak Liz, Dhelz, Anisa, dan Chink mengejar mereka.
" Ada apa? " tanya Erbit ketika mereka berhasil menyamai langkah mereka.
" Kami mau menjenguk Benam dan Eja, kau mau ikut? " ajak Dhelz.
" Dimana Gerhana dan Cici? " tanya Yogie lagi.
" Mereka masih tidur. " timpal Chink.
Erbit geleng-geleng kepala.
" Dasar kebo " ujarnya sambil menggeleng.
" Jadi? ikut gak? " sahut Liz sambil melangkah ke arah RS tempat Benam dan Eja bersama Chink, Anisa, dan Dhelz.
" Tentu! " jawab mereka kompak, sambil mengikuti mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Permisiii " ujar mereka kompak saat akan memasuki pintu ruangan.
Tampak Benam dan Eja di sana.
Raut muka mereka tampak lebih baik.
" Hei teman-teman! " sahut Benam, sambil melambaikan tangan.
Eja hanya tersenyum.

" Kami bawa buah nih " ucap Anisa sambil meletakkan keranjang buah di meja Benam dan Eja.
" Bagaimana keadaan kalian? " tanya Erbit, cemas.
" Tidak perlu secemas itu, kami baik-baik saja kok " timpal Eja, sambil mencoba duduk dari tempat tidur.
" Eja, kau belum boleh banyak bergerak. Tanganmu masih belum sembuh betul. " timpal seseorang.
Mereka menoleh ke sumber suara.
Rupanya Ashura.
" Hai semua " sapa Ashura sambil tersenyum.
" Hai! lama gak ketemu! " sahut Anisa dan Chink.
Yg lain hanya tersenyum.
" Aku mau ngomong sebentar sama kamu, Yogie. " ucap Ashura sambil menarik Yogie keluar.
" Ada apa ya? " bisik Benam pada Liz dan Dhelz.
Mereka hanya menggeleng.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Keadaan Benam sudah mulai membaik. Luka-luka di dalam tubuhnya sudah mulai pulih. Tinggal menunggu staminax saja. " ujar Ashura sambil berjalan di lorong Rumah Sakit.
" Begitu? " ucap Yogie sambil menghela napas lega.
" Tetapi lengan Eja masih cukup parah. Luka di dalam lengannya belum pulih. " sambung Ashura sambil menghela napas.
Yogie hanya memegangi kepalanya.
" Ini bisa agak panjang. " sahutnya.
" Jadi, dia harus mendiamkan lengannya, kalau tidak mau luka di dalamnya terbuka lagi. " timpal Ashura.
" Mengapa tidak di gips saja? " tanya Yogie kemudian.
" Dia tidak mau. Ktanya dia tidak mau terlihat lemah di hadapan teman-teman. Dia juga takut bila di gips, maka Erbit akan melabrak tim Yang. " jawabnya.
" Benar-benar " sahut Yogie sambil geleng-geleng kepala.

" Hei Yogie! Ashura! "
Mereka menoleh.
Tampak Gerhana, Cici, dan Ayu di hadapan mereka.
" Dimana kamar Benam dan Eja? " tanya mereka.
" Di pojok sana. Nomor 4b " jawab Ashura sambil menunjuk.
Buru--buru, mereka berlari ke arah sana. " Terima kasih! " ucap Cici sambil berlari.
Setelah mereka berlalu, Yogie hanya tersenyum.
" Benar-benar deh mereka itu " ucapnya lagi sambil beranjak pergi.
Sementara Ashura pergi ke arah ruang pasien lain.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Hari yg damai ya " ucap Chink sambil menghela napas.
" Iya, untuk sementara, tim Yang tidak mengusik kita. " sahut Ayu senang.
" Tetapi kita belum boleh santai. " timpal Dhelz tiba-tiba.
" Karena mereka masih berjaga-jaga di sekitar kita, iya kan? " ujar Liz sambil melirik.
" BUKAN BODOH! MAKSUDKU SOAL SUPORTER! " Seru Dhelz sambil menyeret Liz pulang.
" Kami pulang duluan! Mau ngumpulin Suporter lagi! " seru Dhelz pamit sambil menyeret Liz.

Gerhana hanya geleng-geleng kepala. " Dasar "
" Dengar-dengar, suporter yg selama ini mereka kumpulin, mulai membatalkan janjinya lho " sahut Anisa.
" Yang benar? " sambut Erbit kaget.
" Aku dengar hal ini kemarin. Saat sebelum kejadian Eja " jawabnya.
" Pantas saja Dhelz tampak begitu bingung. " ujar Gerhana.
" Bagaimana kalau kita membantu mereka? " usul Chink.
" Aku setuju! " sambut Gerhana, semangat.
" Eits, tapi para pemain tidak boleh ikut! " ucap Ayu.
" Yaaaaaaaaaah kok gitu " ujar Gerhana sambil cemberut.
" Kalian hanya perlu berlatih agar kerja keras mereka tidak sia-sia " timpal Anisa.
" Kalian ingin membuat kami senang kan? " sambung Chink.
Gerhana dan Erbit hanya berpandangan, lalu berteriak " Pastinya! "
" AYO KITA BERJUANG UNTUK TIM YIN! " Seru Erbit sambil mengepalkan tangannya ke atas.
" AYOOOO! " Sambut semuanya semangat, lalu tertawa senang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Untuk sementara, kubuat mereka tenang dulu. "
" Tapi ini belum berakhir "
" Ingat saja, TIM YIN! Kami pasti membuat malu kalian! "

0 komentar:

Posting Komentar