Follow me on Twitter RSS FEED

Konflik part 3 :)

Posted in

Seminggu setelah peristiwa kehebohan di stadion,
Tim Yin perlahan-lahan mulai bangkit kembali.
Meskipun gerakan Eja masih agak kaku, karena belum terbiasa oleh taktik Erbit yang serba cepat, tetapi itu tidak terlalu mengganggu.
Yaah, cukup untuk membuat Yogie kehabisan suara karena terus-terusan meneriaki mereka sih XD

tetapi, pada bagaimana dgn kabar para Humas?
" BURUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUK!!! " Jerit Dhelz sambil membanting tumpukan kertas yg sedari tadi dipegangnya.
Itu `dalah kumpulan suporter yg batal mendukung karena fitnah Tim Yang.
" Sabar neng, jangan histeris begitu " ucap Liz sambil memungguti kertas yg berserakan.
Wajar saja kalu Dhelz seperti itu.
Karena jumlah suporter yg gagal mendukung.
SEMUA!
ya, SEMUA!
Hasil kerja keras mereka selama ini pun, menjadi percuma.
Pantas saja.

" BAGAIMANA BISA SABAR KALAU SEMUA SUPORTER MEMBATALKAN JANJINYA UNTUK MENDUKUNG TIM KITA??? LANTAS BAGAIMANA TIM KITA BISA TAMPIL TANPA SUPORTER? ITU GILA! DASAR TIM YANG SIALAAAAAAAAAAAAAN! " Jerit Dhelz lagi sambil meninju-ninju guling yang sedari tadi digantungnya si dekat jendela.
Mungkin sebagai pengganti alat latihan tinju?
" Kamu boleh aja marah-marah, tapi jangan menghalangi TV dong! " seru Liz sambil menimpuk Dhelz menggunakan bantal.
Dhelz lalu kembali duduk di samping Liz.
" HUWAAAAAAAA KESAL KESAL KESAL KESAL!!! " Kata Dhelz marah sambil menyambar kerupuk kentang yg ada di dekat Liz sampai habis.
" Puuugh pinter " ucap Liz menyindir sambil membawa mangkuk ke dapur.
" Apanya? " sahut Dhelz sambil terus menonton TV.
" Ngomong marah sambil ngabisin kerupuk orang, pinter " Sindir Liz sambil mengambil kerupuk lagi di lemari.
" Hehe " sahut Dhelz sambil meringis.
" Hehe hehe! " sambung Liz sambil mendengus dan membawa 2 mangkok keripik kentang.
" Jatahmu! Awas kalo sampe ngambil punyaku lagi! " ucap Liz sambil menyodorkan semangkok kerupuk pada Dhelz.
Dhelz cuma cengar cengir.

Sesaat setelah itu, tiba-tiba pintu kamar mereka dibuka oleh seseorang.
Karena tampaknya sangat terburu-buru, jadinya menimbulkan suara yg keras.
Jelas saja membuat Dhelz dan Liz memasang ancang-ancang.
Rupanya Ayu.
" Huh ngagetin aja! " ucap Liz sambil melempar bantal ke arahnya.
" Sory, tapi ini gawat banget! " jawabnya panik.
Kelihatannya dya sangat bingung.
" Kenapa? " ujar Dhelz sambil beranjak dan mendekati Ayu.
" Chink melihat kalau Eja dikerubungin sama Tim Yang di Taman! "
" LAGI LAGI!!!!"
Dhelz yg memang lagi bad mood gara-gara Tim Yang, langsung melesat pergi.
" Kamu datang pada saat yg gak tepat. " Ujar Liz sambil memegangi kepalanya.
" Hah? " ucap Ayu
" Hari ini kita akan melihat kejadian yg sangat hebat. " jawabnya sambil menarik Ayu keluar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dgn nafas terengah-engah, mereka berhasil mengejar Dhelz di taman.
Tepat pada saat Dhelz melabrak mereka.
" Tuh kan " ucap Liz sambil garuk-garuk kepala.
" Eja? Bagaimana dgn Eja? " Seru Ayu tiba-tiba.
Tepat di belakang Tim Yang, Eja terkapar disana.
Liz menutup mulutnya.
" EJA!!! " Seru Liz dan Ayu bersamaan sambil berlari ke arahnya.
Kelihatannya dia memegangi lengannya.
Sepertinya dia terpukul di daerah sana.
Ayu buru-buru menarik kaus lengan Eja.
" Ini cukup parah " ujarnya sambil memberikan pertolongan pertama.
Untung saja hanya memar.

Saat Liz berbalik, hendak mendamprat mereka, Tim Yang sudah tumbang karena keganasan Dhelz.
Dan mereka pun langsung kabur.
Takut dihajar lagi.
Terlihat Dhelz hanya memar di bagian tangan.
" WOOOOOOOOOOOOOOOOOI KEMBALI PENGECUT! BRE... Ufth! " Buru-buru Liz membungkam mulut Dhelz sebelum dia semakin mengganas.
" Bagaimana ini dgn Eja?? " ucap Ayu sehabis memberikan pertolongan pertama.

Bersamaan dgn itu, Gerhana, Erbit, dan Chink datang.
" Kami dengar Eja dipukuli, apa itu benar? " seru Erbit pada Dhelz dan Liz.
" Dimana dia?? " seru Gerhana.
Ayu mengangkat tubuh Eja.
" Hooi " ucap Eja lemah.
" EJA!! " Seru Erbit dan Gerhana bersamaan. Sedangkan Chink hanya menutup mulutnya.
" Terjadi lagi " ucapnya pelan.

" Cepat! Bawa dia ke Rumah Sakit! " seru Gerhana sambil membopong Eja.
" Kalian terlalu berlebihan, aku gak apa apa kok " ucap Eja pelan sambil merintih.
" Sudah, diam aja! " Sahut Erbit panik sambil berlari mencari Rumah Sakit disusul Liz dkk.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Doktor itu lalu keluar dari ruangan.
" Bagaimana teman saya dok? " ucap Erbit cemas.
" Dia baik-baik saja. Cuma lengan kirinya memar. Harus diistirahatkan slama 2 minggu. Kalau tidak, maka akibatnya fatal. " jawab si Doktor sambil berlalu.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan Eja.
" Mereka.... " Gerhana meremas kertas brosur Rs itu.
" Ini kelewatan! " sambung Chink sambil tertunduk lesu.
" Lalu, bagaimana ini? apa kita memang harus mundur? " ucap Ayu hati hati.
Erbit hanya mengangkat bahu.
" Entahlah. " jawabnya, menahan amarah.
" Aku saja yg menggantikan! " seru Dhelz.
" Kau yakin? " ucap Gerhana sambil melempar bola-bola brosur pada Dhelz.
Dia mengangguk mantap.
" Maaf aku membuat kalian begini " kata Eja lemah.
" Jangan dipikirkan " sambung Dhelz.
" Lagi lagi pergantian pemain " gumam Chink.
" Tak apa. Yg penting kita harus menghubungi Yogie. " saran Liz.
Erbit pun mengeluarkan HPnya dan menelpon Yogie.
" Sampai kapan kita akan begini? " keluh Chink.
" Blum slsai masalah suporter, sekarang muncul lagi yg lain " gumam Liz sambil bersandar ke tembok.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Kali ini gadis itu "
" Dia yg telah memukulku tadi! "
" Ini kesempatan untuk balas dendam "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

0 komentar:

Posting Komentar